You are on page 1of 6

ANALISIS KADAR BESI DALAM BAYAM (Amaranthus tricolor) DENGAN

SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM.


Abstrak
ENDANG FITRIAWATI**
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar besi yang optimal dalam bayam secara
Spektrofotometer Serapan Atom. Pada penelitian ini, digunakan pelarut asam nitrat dengan
konsentrasi 0,2 m: 0,6 M: 1,0 M. Diperoleh hsil bahwa kadar besi optimal diperoleh pada
konsentrasi 0,6 M HN03 yaitu dalam daun, 65,3119 ppm dan dalam batang 43,9566 ppm.
Key word; Kadar Besi, Bayam, SSA.

PENDAHULUAN

Bagi

negara

yang

sedang

kekurangan zat lodium, yang menyebabkan

berkembang, kebutuhan dasar yang amat

penyakit gondok, keempat yakni kekurangan

penting dalam kehidupan manusia adalah

zat besi, yang menyebabkan anemia.

pangan disamping sandang dan papan


karena berhubungan langsung dengan proses

Pemilihan pangan merupakan suatu


proses awal penanganan terhadap bahan

fisiologis tubuh manusia.

makanan sampai menghasilkan bahan-bahan


Berbicara tentang gizi makanan ada

yang dibutuhkan oleh tubuh. Memilih

empat masalah pokok yang sering ditemui

dimaksudkan

dalam

makanan yang mentah untuk diolah menjadi

masyarakat

kekurangan
menyebabkan

vitamin

yaitu;
A

Xerevtalmia

pertama

untuk

menyiapkan

yang

dapat

makanan

yang

siap

konsumsi

(sakit

mata

harapan

akan

menjadi

sesuatu

bahan
dengan
yang

karena kekurangan vitamin A), kedua

memberikan nilai-nilai gizi yang cukup bagi

kekurangan kalori protein, karena daerah

tubuh. Namun kadang dalam hal ini

penyebarannya

seseorang lalai akan kendungan gizi dalam

luas.

Ketiga

yaitu,

bahan yang dipilihnya. Terkadang hanya

mudah idapatkan dan mengandung zat-zat

terlihat

tanpa

gizi serta dapat tumbuh dimana-mana, yaitu

memperlihatkan hal yang paling penting,

bayam. Pada bayam didapatkan kandungan

sehingga harga sering kali dijadikan tolak

mineral yang tinggi yaitu zat besi yang

ukur nilai dalam bahan makanan oleh

sangat penting dalam proses pembentukan

sebagian besar masyarakat yang belum

sel-sel

mengetahui fungsi suatu zat tertentu dalam

penelitian

bahan mana zat tersebut ditemukan.

konsentrasi berapa pelarut yang digunakan

dari

kualitas

saja

darah

merah.

untuk

Perlu

dilakukan

menyelidiki

pada

dapat menghasilkan kadar yang tepat atau


Berdasarkan

hal

diatas,

penulis

tertarik meneliti tanaman yang banyak

optimal

dalam

bayam

dengan

Spektrofotometer Serapan Atom.

dikonsumsi, murah, persediaannya banyak,

METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini dikemukakan

Lebar celah (slit) = 1,0 Ma

defenisi operasional yaitu kadar besi (Fe)


pada

bayam

yang

dianalisis

dengan

Spektrofotometer Serapan Atom adalah

Batas deteksi = 0,005 bpj


Gas pengoksi alat laju alir = 5,5 L/Menit

ukuran kuantitas besi dalam ppm. Bayam


adalah sayur bayam putih yang diperoleh

Tekanan = 4,2 Kg/cm2

dari pasaran.
Gas bakar asetilen alir = 2 L/Menit
Optimasi Alat
Tekanan = 0,2 Kg/cm2
Optimasi Spektrofotometer Serapan Atom
untuk analisis besi, meliputi:
Panjang gelombang = 248,3 nm
Arus lampu = 5 mAo

Asetilen dengan udara suhu = 2200 oC


Oksigen = 3000 oC
Optimalisasi Analisis Fe dalam Bayam

Pada destruktiur kombinasi residu atau abu

Pembuat Larutan Standar

dilarutkan dalam asam encer, asam nitrat


dibuat

bervariasi

sehingga

diperoleh

konsentrasi asam nitrat yang menghasilkan


absorbansi maksimum.

1) Larutan baku
Dilarutkan 0,1000g serbuk Fe dalam 30
ml HNO3 pekat 1:1 sedikit demi sedikit

Menyiapkan Larutan Cuplikan

dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml


dan

Ditimbang dengan teliti masing-masing 10

dicukupkan

volumenya

sampai

tanda dengan asam nitrat

gram contoh untuk daun dan batang, dalam


cawan porselin yang telah dikonstankan, lalu
dipijarkan sampai diperoleh abu yang
berwarna keputih-putihan. Kemudian residu
atau abu yang diperoleh itu ditetesi sedikit
air, kemudian diikuti penambahan HNO3
encer

(0,2

M)

setetes

demi

setetes

sebanyak 5 ML, lalu dipanaskan sampai


kering diatas lempeng pemanas, dinginkan
lagi. Kemudian dilarutkan dengan 2,5 ML
HNO3 pekat 1 : 1 sedikit demi sedikit
sampai semua abu larut. Larutan ini
dimasukkan dalam labu takar 100 ML dan
dicukupkan volumenya sampai tanda batas

2) Larutan intermediet, 100 mg Fe/liter


0,100 mg Fe/ml Dipipet 10,00 ml larutan
sediaan dan dimasukkan ke dalam labu
takar 100 ml ditambahkan HNO3 pekat
1:1 sampai tanda batas.
Dengan menggunakan buret mikro ukuran
10 ml di turunkan 2,00 ml; 4,00 ml; 6,00 ml;
8,00 ml larutan intermediet, dimasukkan ke
dalam labu takar 100 ml dicukupkan
volumenya dengan aquadest sampai tanda
batas. Selanjutnya dilakukan pengukuran
obserban dengan AAS tiap-tiap larutan
standar.

(berarti konsentrasi asam nitrat sebagai


pelarut pertama ini adalah 0,2 M)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian

konsentrasi

akhir

asam

nitrat

yang

ditambahkan yaitu 0,2 M; 0,6 M; dan 1,0 M


Hasil penelitian merupakan data yang
diperoleh dari hasil pengukuran absorban
cuplikan yang terdiri dari tiga variasi

dengan

menggunakan

Spektrofotometer

Serapan Atom (AAS) diperoleh kadar besi

dalam cuplikan, seperti dalam tabel di


bawah ini:
Tabel 2. Hasil perhitungan kadar besi dalam bayam

No

Bagian dengan [HNO3] Serapan (A)

Kadar Fe dalam Bayam (mg/kg)

Daun

Batang

Daun

Batang

Daun

Batang

0,2 M

0,2 M

0,407

0,263

62,6807

40,3974

0,6 M

0,6 M

0,424

0,286

65,3119

43,9366

0,1 M

0,1 M

0,384

2,254

59,1342

39,0094

Pembahasan
Hasil

paling sedikit karena konsentrasi asam

penelitian

menunjukkan

dan

bahwa

analisis

data

untuk mengetahui

larutan sudah berbeda dengan kosnentrasi


adam

dalam

larutan

baku

sehingga

kadar besi dalam bayam ygdianalisis secara

mengakibatkan timbulnya gangguan matriks

Spektrofotometer Serapan Atom, dalam

dan selanjutnya dapat mengurangi absorban

pencarian

membuat

dari larutan cuplikan. Hal ini sesuai dengan

variasi konsentrasi HNO3 ygditambahkan

pernytaan (Sugiharto, E., 1990: 94), bahwa

pada larutan cuplikan yaitu 0,2 M; 0,6 M;

jika konsentrai asam dalam cuplkan berbeda

dan 1,0 M diperoleh kadar besi yang optimal

akanmengurangi

dalam

Konsentrasi asam yang digunakan pada

optimaasi

larutan

dengan

cuplikan

adalah

pada

larutan

paling rendah dalam konsentrasi asam nitrat

Spektrofotometer Serapan Atom sebaiknya

1,0 M. Penambahan asam nitrat pada

diatur pada 0,1 M 1,0 M (Vogel, 1994).

KESIMPULAN

akan

dianalisis

cuplikan.

konsentrasi asam nitrat 0,6 M, dan yang

konsentrasi 1,0 M didapatkan kadar yang

byg

absorban

dengan

Kesimpulan

Atom dengan menggunakan HNO3 0,6 M

Dari hasil penelitian dan pembahasan daapt

adalah 65,3119 ppm dalamdaun dan 439366

disimpulkan

ppm dalam batang.

bahwa

kadar

besi

yang

dianalisis secara Spektrofotometer Serapan

DAFTAR PUSTAKA

Khopkar, S.M.1990. Konsep Dasar kimia


Analitik. Jakarta Universitas Indonesia.

Ahmad, A. dan Halim, S.L. 1980. Kimia


Anorganik. Bandung: Yayasan Karyawan
ITB.

Koswara, S. dan Andarwulan, N. 1993.


Metabolise Zat Gizi, Sumber, Fungsi, dan
Kebutuhan Bagi Tubuh Manusia. Jakarta:

Cantle, J.B. 1982. Atomic Absorption


Spctrometri,

Techniques

Pustaka Sinar Harapan.

and

Instrumentation Analytical Chemistry. Vol.

Linder, M.C. 1985. Biokimia Nutrisi dan

5, Amsterdam_Oxford, New York: Elsvie

Metabolisme dengan Pemakaian Secara

Scientific

Klinis. Jakarta: Universitas Indonesia.

Publishing

Co.

Cassarett, L.J. dan Dull, J.M.D. 1975.


Texicology.

London:

Macc

Milan

V.W. 1984. Biokimia (Harpers Review of

Publishing.
Hendayana,

Martin, D.W. Mayes, P.A. dan Rodwell,

S.

1994.

Kimia

analitik

Instrumen. Semarang: IKIP Semarang Press.

Biochemistry) (Alih Bahasa: A. Dharma dan


A.S. Kurniawan). Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.

You might also like