Professional Documents
Culture Documents
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur
manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan
pengajaran. Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar
bergairah bagi anak didik. Dengan seperangkat teori dan pengalaman yang
dimiliki, guru gunakan untuk bagaimana mempersiapkan program pengajaran
dengan baik dan sistematis.
Salah satu usaha yang tidak pemah guru tinggalkan adalah, bagaimana
memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil
bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Kerangka berpikir yang
demikian bukanlah suatu hal yang aneh, tapi nyata; dan memang betul-betul
dipikirkan oleh seorang guru.
Dari hasil analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan
metode sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi pengajaran, dan
sebagai alat untuk mencapai tujuan. Berikut adalah penjelasannya.
1. Metode Sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik
Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan
yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar
mengajar. Tidak ada satu pun kegiatan belajar mengajar yang tidak
menggunakan metode pengajaran. Ini berarti guru memahami benar kedudukan
metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar.
Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman. A.M. (1988:90) adalah motif-motif yang
aktif dan berfungsinya, karena adanya perangsang dari luar. Karena itu, metode
berfungsi sebagai alat rangsangan dari luar dan dapat membangkitkan belajar
seseorang. penggunaan metode yang tepat dan bervariasi akan dapat dijadikan
sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.
2. Metode Sebagai Strategi Pengajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu
berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap anak didik terhadap
bah an yang diberikanjuga bermacam-macam, ada yang cepat, ada yang
sedang, dan ada yang lambat. Faktor inteligensi mempengaruhi daya serap anak
didik terhadap bah an pelajaran yang diberikan oleh guru. Cepat lambatnya
penerimaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan menghendaki
pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai.
Karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar, menurut Dra. Roestiyah. N.K.
(1989: 1), guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara
efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah
untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau
biasanya disebut metode mengajar. Dengan demikian, metode mengajar adalah
strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
3. Metode Sebagai Alat untuk Mencapai Tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar
mengajar. Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan belajar
mengajar akan dibawa. Guru tidak bisa membawa kegiatan belajar mengajar
menurut sekehendak hatinya dan mengabaikan tujuan yang telah dirumuskan.
Itu sama artinya perbuatan yang sia-sia. Kegiatan belajar mengajar yang tidak
mempunyai tujuan sama halnya ke pasar tanpa tujuan, sehingga sukar untuk
menyeleksi mana kegiatan yang harus dilakukan dan mana yang harus diabaikan
dalam upaya untuk mencapai keinginan yang dicita-citakan.
Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan
memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan
pengajaran. Metode adalah pelicinjalan pengajaran menuju tujuan. Ketika tujuan
dirumuskap agar anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka metode yang
digunakan harus disesuaikan dengan tujuan. Antara metode dan tujuan jangan
bertolak belakang. Jadi, guru sebaiknya menggunakan metode yang dapat
menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat
yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran.
B. Pemilihan dan Penentuan Metode
Jarang sekali terlihat guru merumuskan tujuan hanya dengan satu
rumusan, tetapi pasti guru merumuskan lebih dari satu tujuan. Karenanya, guru
pun selalu menggunakan metode yang lebih dari satu. Pemakaian metode yang
satu digunakan untuk mencapai tujuan yang satu, sementara penggunaan
metode yang lain, juga digunakan untuk mencapai tujuan yang lain. Begitulah
adanya, sesuai dengan kehendak tujuan pengajaran yang telah dirumuskan.
Pembicaraan berikut mencoba membahas masalah pemilihan dan
penentuan metode dalam kegiatan belajar mengajar, dengan uraian bertolak
dari nilai strategis metode, efektivitas penggunaan metode, pentingnya
pemilihan
dan
penentuan
metode,
hingga
faktor-faktor
yang
mempengaruhi pemilihan metode pengajaran.
1. Nilai Strategis Metode
Bahan pelajaran yang disampaikan tanpa memperhatikan pemakaian
metode justru akan mempersulit bagi guru dalam mencapai tujuan pengajaran.
Pengalaman membuktikan bahwa kegagalan pengajaran salah satunya
disebabkan oleh pemilihan metode yang kurang tepat. Kelas yang kurang
bergairah dan kondisi anak didik yang kurang kreatif dikarenakan penentuan
metode yang kurang sesuai dengan sifat bahan dan tidak sesuai dengan tujuan
pengajaran. Karena itu, dapat dipahami bahwa metode adalah suatu cara yang
memiliki nilai strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai strategisnya
adalah metode dapat mempengaruhi jalannya kegiatan belajar mengajar.
2. Efektivitas Penggunaan Metode
Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan
menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Cukup banyak
bahan pelajaran yang terbuang dengan percuma hanya karena penggunaan
metode menurut kehendak guru dan mengabaikan kebutuhan siswa, fasilitas,
serta situasi kelas. Guru yang selalu senang menggunakan metode ceramah
sementara tujuan pengajarannya adalah agar anak didik dapat memperagakan
shalat, adalah kegiatan belajar mengajar yang kurang kondusif. Seharusnya
penggunaan metode dapat menunjang pencapaian tujuan pengajaran, bukannya
tujuan yang harus menyesuaikan diri dengan metode. Karena itu, efektivitas
penggunaan metode dapat terjadi bila ada kesesuaian antara metode dengan
semua komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam satuan pelajaran,
sebagai persiapan tertulis.
3. Pentingnya Pemilihan dan Penentuan Metode
Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan
lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah
satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan
penentuan metode yang bagaimana yang akan dipilih untuk mencapai tujuan
pengajaran. Pemilihan dan penentuan metode ini didasari adanya metodemetode tertentu yang tidak bisa dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.
Misalnya, tujuan pengajaran adalah agar anak didik dapat menuliskan sebagian
dari ayat-ayat dalam surah AI-Fatihah, maka guru tidak tepat menggunakan
metode diskusi, tetapi yang tepat adalah metode latihan.
Kegagalan guru mencapai tujuan pengajaran akan terjadi jika pemilihan
dan penentuan metode tidak dilakukan dengan pengenalan terhadap
karakteristik dari masing-masing metode pengajaran. Karena itu, yang terbaik
guru lakukan adalah mengetahui kelebihan dan kelemahan dari beberapa
metode pengajaran yang akan dibahas dalam uraian-uraian selanjutnya.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode
Sebagai suatu cara, metode tidaklah berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain.
Bila ada para ahli yang mengatakan bahwa makin baik metode itu, makin
efektif pula pencapaian tujuan adalah pendapat yang mengandung nilai
kebenaran. Tapi, jangan didukung bila ada para ahli lain yang mengatakan
bahwa semua metode adalah baik dan tidak ada kelemahannya, karena
pemyataan tersebut adalah pendapat yang keliru.
Dalam pandangan yang sudah diakui kebenarannya mengatakan, bahwa
setiap metode mempunyai sifat masing-masing, baik mengenai kebaikankebaikannya maupun menetapkan mengenai kelemahan kelemahannya. Guru
akan lebih mudah menetapkan metode yang paling serasi untuk situasi dan
kondisi yang khusus dihadapinya,jika memahami sifat-sifat masing-masing
metode terse but. Winamo Surakhmad (1990: 97) mengatakan, bahwa
pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai
berikut:
a. Anak Didik
Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Di
sekolah, gurulah yang berkewajiban untuk mendidiknya. Di ruang kelas guru
akan berhadapan dengan sejumlah anak didik dengan latar belakang kehidupan
yang berlainan. Status sosial meteka juga bennacam-macam. Demikian juga
halnya mengenai jenis kelamin mereka, ada berjenis kelamin laki-Iaki dan ada
yang berjenis kelamin perempuan. Postur tubuh mereka ada yang tinggi, sedang,
dan ada pula yang rendah. Pendek kata, dari aspek fisik ini selalu ada perbedaan
dan persamaan pada setiap anak didik.
Dari aspek psikologis sudah diakui ada juga perbedaan. Di sekolah,
perilaku anak didik selalu menunjukkan perbedaan, ada yang pendiam, ada yang
kreatif, ada yang suka bicara, ada yang tertutup (introver), ada yang terbuka
(ekstrover), ada yang pemurung, ada yang periang, dan sebagainya.
Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis, intelektual dan
psikologis sebagaimana disebutkan di atas, mempengaruhi pemilihan dan
penentuan metode yang mana sebaiknya guru ambil untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kreatif dalam sekon yang relatif lama demi tercapainya
tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara operasional. Dengan demikian
jelas, kematangan anak didik yang bervariasi mempengaruhi pemilihan dan
penentuan metode pengajaran.
b. Tujuan
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar.
Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran berbagai-bagai jenis dan fungsinya.
Secara hierarki tujuan itu bergerak dari yang rendah hingga yang tinggi, yaitu
tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran, tujuan kurikuler atau tujuan
kurikulum, tujuan institusional, dan tujuan pendidikan nasional. Tujuan
pembelajaran merupakan tujuan intermedier (antara), yang paling langsung
dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Tujuan pembelajaran dikenal ada dua,
yaitu TIU (Tujuan Instruksional Umum) dan TIK (Tujuan Instruksional Khusus).
c. Situasi
Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya
sama dari hari ke hari. Pada suatu waktu bolehjadi guru ingin menciptakan
situasi belajar mengajar di alam terbuka, yaitu di luar ruang sekolah. Maka guru
dalam hal ini tentu memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang
diciptakan itu. Di lain waktu, sesuai dengan sifat bahan dan kemampuan yang
ingin dicapai oleh tujuan, maka guru menciptakan lingkungan belajar anak didik
secara berkelompok. Anak didik dibagi ke dalam beberapa kelompok belajar di
bawah pengawasan dan bimbingan guru. Di sana semua anak didik dalam
kelompok masingmasing diserahi tugas oleh guru untuk memecahkan suatu
masalah. Dalam hal ini tentu saja guru telah memilih metode mengajar untuk
membelajarkan anak didiknya, yaitu metode promblem solving. Demikianlah,
situasi yang diciptakan guru mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode
mengajar.
d. Fasilitas
Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan
metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak
didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi
pemilihan metode mengajar, Ketiadaan laboratorium untuk praktik IPA, misalnya,
kurang mendukung penggunaan metode eksperimen atau metode demontrasi.
Demikianjuga halnya ketiadaan mempunyai fasilitas olahraga, tentu sukar bagi
guru menerapkan metode latihan. Justru itu, keampuhan suatu metode mengajar
akan terlihatjika faktor lain mendukung.
e. Guru
Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi.
Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam
memilih dan menentukan metode. Itulah yang biasanya dirasakan oleh mereka
yang bukan berlatar-belakangkan pendidikan guru. Apalagi belum memiliki
pengalaman mengajar yang memadai. Sungguh pun begitu, baik dia berlatar
belakang pendidikan guru maupun dia yang berlatar belakang bukan pendidikan
guru, dan sama-sama minim pengalaman mengajar di kelas, cenderung sukar
memilih metode yang tepat. Tetapi adajuga yang tepat memilihnya, namun
dalam pelaksanaannya menemui kendala, disebabkan labilnya kepribadian dan
dangkalnya penguasaan atas metode yang digunakan. Dengan demikian,
dapatlah dipahami bahwa kepribadian, latar belakang pendidikan, dan
pengalaman mengajar adalah permasalahan intern guru yang dapat
mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.
Sebagai penyegaran kembali dari inti kesan atas uraian tersebut dapatlah
dibutiri faktor-faktoryang mempengaruhi pemilihan metode mengajar, yaitu anak
didik, tujuan, situasi, fasilitas, dan guru.
masalah perlu melibatkan bukan hanya satu mata pelajaran atau bidang studi
saja, melainkan hendaknya melibatkan berbagai mata pelajaran yang ada
kaitannya dan sumbangannya bagi pemecahan masalah tersebut, sehingga
setiap masalah dapat dipecahkan secara keseluruhan yang berarti.
a. Kelebihannya
Beberapa kelebihan metode ini antara lain:
1. Dapat memperluas pemikiran siswa yang berguna dalam menghadapi
masalah kehidupan.
2. Dapat membina siswa dengan kebiasaan menerapkan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan dalam kehidupan sehari hari secara terpadu.
3. Metode ini sesuai dengan prinsip-prinsip didaktik modem yang dalam
pengajaran perlu diperhatikan:
a) Kemampuan individual siswa dan kerja sama dalam kelompok.
b) Bahan pelajaran tidak terlepas dari kehidupan riil seharihari yang
penuh dengan masalah.
c) Pengembangan aktivitas, kreativitas dan pengalaman siswa banyak
dilakukan.
d) Agar teori dan praktik, sekolah dan kehidupan masyarakat menjadi
satu kesatuan yang tak terpisahkan.
b. Kekurangannya
Metode ini mengandung kekurangan, antara lain:
1. Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini, baik secara vertikal maupun
horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini.
2. Pemilihan topik unit yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa, cukup
fasilitas dan sumber-sumber belajar yang diperlukan, bukanlah merupakan
pekerjaan yang mudah.
3. Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok
unit yang dibahas.
2. Metode Eksperimen
Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, dimasa
siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri
sesuatu yang dipelajar. Dalam proses belajar mengajar dengan metode
percobaan ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan
sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan
atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri,
mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik
kesimpulan atas proses yang dialaminya itu.
a. Kelebihan Metode eksperimen
Metode eksperimen mengandung beberapa kelebihan antara lain:
1. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaannya.
Pelaksanaan Tugas
Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru.
Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja.
Diusahakanldikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang
lain.
4. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa siswa
dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau
pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
a. Kebaikan Metode Diskusi
1) Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasanprakarsa, dan terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah.
2) Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain.
3) Memperluas wawasan.
2)
3)
4)
5)
6)
8. Metode Karyawisata
Teknik Karywawisata adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan
mengajar iswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk
mempelajari/menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel
mobil, toko serba ada, suatu petemakan atau perkebunan, museum, dan
sebagainya. Banyak istilah yang digunakan, tetapi maksudnya sama dengan
karyawisata, seperti widyawisata, study-tour,dan ada pula dalam waktu
beberapa hari atau waktu panjang.
a. Kelebihan Metode Karyawisata
1) Karyawisata memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan
lingkungan nyata dalam pengajaran.
2) Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan
dan kebutuhan di masyarakat.
3) Pengajaran serupa ini dapat lebih merangsang kreativitas siswa.
4) Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual.
b. Kekurangan Metode Karyawisata
1) Fasilitas yang diperlukan dan biayayang dipergunakan sulit untuk
disediakan oleh siswa atau sekolah.
2) Sangat memerlukan persiapan atau perencanaan yang matang.
3) Memerlukan koordinasi dengan guru serta bidang studi lain agar
terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karyawisata.
4) Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi lebih prioritas
daripada tujuan utama, sedang unsur studinya menjadi terabaikan.
5) Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan
mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi
permasalahan.
9. Metode Tanya Jawab
Metode tanyajawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk
pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat
pula dari siswa kepada guru.
a. Kelebihan Metode TanyaJawab
1) Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa,
sekalipun ketika itu siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali
tegar dan hilang kantuknya.
2) Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir,
termasuk daya ingatan.
3) Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam
menjawab dan mengemukakan pendapat.
b. Kekurangan Metode Tanya Jawab
antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar. Meski metode ini
lebih banyak menuntut keaktifan guru daripada anak didik, tetapi metode ini
tetap tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam kegiatan pengajaran. Apalagi
dalam pendidikan dan pengajaran tradisional, seperti di pedesaan, yang
kekurangan fasilitas.
a. Kelebihan Metode Ceramah
1) Guru mudah menguasai kelas.
2) Mudah mengorganisasikan tempat duduklkelas.
3) Dapat diikuti olehjumlah siswa yang besar.
4) Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.
5) Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik.
b. Kelemahan Metode Ceramah
1) Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
2) Yang visual menjadi rugi, yang auditif(mendengar) yang besar
menerimanya.
3) Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan.
4) Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada
ceramahnya, ini sukar sekali.
5) Menyebabkan siswa menjadi pasif.
DAFTAR PUSTAKA
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. PT
Rineka Cipta, Jakarta, Cet.IV. 2010