You are on page 1of 16

Makalah - Kependudukan Pemilihan Dan Penentuan Metode dalam Pengajaran

BAB II
PEMBAHASAN
A. Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur
manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan
pengajaran. Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar
bergairah bagi anak didik. Dengan seperangkat teori dan pengalaman yang
dimiliki, guru gunakan untuk bagaimana mempersiapkan program pengajaran
dengan baik dan sistematis.
Salah satu usaha yang tidak pemah guru tinggalkan adalah, bagaimana
memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil
bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Kerangka berpikir yang
demikian bukanlah suatu hal yang aneh, tapi nyata; dan memang betul-betul
dipikirkan oleh seorang guru.
Dari hasil analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan
metode sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi pengajaran, dan
sebagai alat untuk mencapai tujuan. Berikut adalah penjelasannya.
1. Metode Sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik
Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan
yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar
mengajar. Tidak ada satu pun kegiatan belajar mengajar yang tidak
menggunakan metode pengajaran. Ini berarti guru memahami benar kedudukan
metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar.
Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman. A.M. (1988:90) adalah motif-motif yang
aktif dan berfungsinya, karena adanya perangsang dari luar. Karena itu, metode
berfungsi sebagai alat rangsangan dari luar dan dapat membangkitkan belajar
seseorang. penggunaan metode yang tepat dan bervariasi akan dapat dijadikan
sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.
2. Metode Sebagai Strategi Pengajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu
berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap anak didik terhadap
bah an yang diberikanjuga bermacam-macam, ada yang cepat, ada yang
sedang, dan ada yang lambat. Faktor inteligensi mempengaruhi daya serap anak
didik terhadap bah an pelajaran yang diberikan oleh guru. Cepat lambatnya
penerimaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan menghendaki
pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai.

Karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar, menurut Dra. Roestiyah. N.K.
(1989: 1), guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara
efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah
untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau
biasanya disebut metode mengajar. Dengan demikian, metode mengajar adalah
strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
3. Metode Sebagai Alat untuk Mencapai Tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar
mengajar. Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan belajar
mengajar akan dibawa. Guru tidak bisa membawa kegiatan belajar mengajar
menurut sekehendak hatinya dan mengabaikan tujuan yang telah dirumuskan.
Itu sama artinya perbuatan yang sia-sia. Kegiatan belajar mengajar yang tidak
mempunyai tujuan sama halnya ke pasar tanpa tujuan, sehingga sukar untuk
menyeleksi mana kegiatan yang harus dilakukan dan mana yang harus diabaikan
dalam upaya untuk mencapai keinginan yang dicita-citakan.
Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan
memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan
pengajaran. Metode adalah pelicinjalan pengajaran menuju tujuan. Ketika tujuan
dirumuskap agar anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka metode yang
digunakan harus disesuaikan dengan tujuan. Antara metode dan tujuan jangan
bertolak belakang. Jadi, guru sebaiknya menggunakan metode yang dapat
menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat
yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran.
B. Pemilihan dan Penentuan Metode
Jarang sekali terlihat guru merumuskan tujuan hanya dengan satu
rumusan, tetapi pasti guru merumuskan lebih dari satu tujuan. Karenanya, guru
pun selalu menggunakan metode yang lebih dari satu. Pemakaian metode yang
satu digunakan untuk mencapai tujuan yang satu, sementara penggunaan
metode yang lain, juga digunakan untuk mencapai tujuan yang lain. Begitulah
adanya, sesuai dengan kehendak tujuan pengajaran yang telah dirumuskan.
Pembicaraan berikut mencoba membahas masalah pemilihan dan
penentuan metode dalam kegiatan belajar mengajar, dengan uraian bertolak
dari nilai strategis metode, efektivitas penggunaan metode, pentingnya
pemilihan
dan
penentuan
metode,
hingga
faktor-faktor
yang
mempengaruhi pemilihan metode pengajaran.
1. Nilai Strategis Metode
Bahan pelajaran yang disampaikan tanpa memperhatikan pemakaian
metode justru akan mempersulit bagi guru dalam mencapai tujuan pengajaran.
Pengalaman membuktikan bahwa kegagalan pengajaran salah satunya
disebabkan oleh pemilihan metode yang kurang tepat. Kelas yang kurang
bergairah dan kondisi anak didik yang kurang kreatif dikarenakan penentuan
metode yang kurang sesuai dengan sifat bahan dan tidak sesuai dengan tujuan

pengajaran. Karena itu, dapat dipahami bahwa metode adalah suatu cara yang
memiliki nilai strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai strategisnya
adalah metode dapat mempengaruhi jalannya kegiatan belajar mengajar.
2. Efektivitas Penggunaan Metode
Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan
menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Cukup banyak
bahan pelajaran yang terbuang dengan percuma hanya karena penggunaan
metode menurut kehendak guru dan mengabaikan kebutuhan siswa, fasilitas,
serta situasi kelas. Guru yang selalu senang menggunakan metode ceramah
sementara tujuan pengajarannya adalah agar anak didik dapat memperagakan
shalat, adalah kegiatan belajar mengajar yang kurang kondusif. Seharusnya
penggunaan metode dapat menunjang pencapaian tujuan pengajaran, bukannya
tujuan yang harus menyesuaikan diri dengan metode. Karena itu, efektivitas
penggunaan metode dapat terjadi bila ada kesesuaian antara metode dengan
semua komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam satuan pelajaran,
sebagai persiapan tertulis.
3. Pentingnya Pemilihan dan Penentuan Metode
Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan
lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah
satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan
penentuan metode yang bagaimana yang akan dipilih untuk mencapai tujuan
pengajaran. Pemilihan dan penentuan metode ini didasari adanya metodemetode tertentu yang tidak bisa dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.
Misalnya, tujuan pengajaran adalah agar anak didik dapat menuliskan sebagian
dari ayat-ayat dalam surah AI-Fatihah, maka guru tidak tepat menggunakan
metode diskusi, tetapi yang tepat adalah metode latihan.
Kegagalan guru mencapai tujuan pengajaran akan terjadi jika pemilihan
dan penentuan metode tidak dilakukan dengan pengenalan terhadap
karakteristik dari masing-masing metode pengajaran. Karena itu, yang terbaik
guru lakukan adalah mengetahui kelebihan dan kelemahan dari beberapa
metode pengajaran yang akan dibahas dalam uraian-uraian selanjutnya.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode
Sebagai suatu cara, metode tidaklah berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain.
Bila ada para ahli yang mengatakan bahwa makin baik metode itu, makin
efektif pula pencapaian tujuan adalah pendapat yang mengandung nilai
kebenaran. Tapi, jangan didukung bila ada para ahli lain yang mengatakan
bahwa semua metode adalah baik dan tidak ada kelemahannya, karena
pemyataan tersebut adalah pendapat yang keliru.
Dalam pandangan yang sudah diakui kebenarannya mengatakan, bahwa
setiap metode mempunyai sifat masing-masing, baik mengenai kebaikankebaikannya maupun menetapkan mengenai kelemahan kelemahannya. Guru

akan lebih mudah menetapkan metode yang paling serasi untuk situasi dan
kondisi yang khusus dihadapinya,jika memahami sifat-sifat masing-masing
metode terse but. Winamo Surakhmad (1990: 97) mengatakan, bahwa
pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai
berikut:
a. Anak Didik
Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Di
sekolah, gurulah yang berkewajiban untuk mendidiknya. Di ruang kelas guru
akan berhadapan dengan sejumlah anak didik dengan latar belakang kehidupan
yang berlainan. Status sosial meteka juga bennacam-macam. Demikian juga
halnya mengenai jenis kelamin mereka, ada berjenis kelamin laki-Iaki dan ada
yang berjenis kelamin perempuan. Postur tubuh mereka ada yang tinggi, sedang,
dan ada pula yang rendah. Pendek kata, dari aspek fisik ini selalu ada perbedaan
dan persamaan pada setiap anak didik.
Dari aspek psikologis sudah diakui ada juga perbedaan. Di sekolah,
perilaku anak didik selalu menunjukkan perbedaan, ada yang pendiam, ada yang
kreatif, ada yang suka bicara, ada yang tertutup (introver), ada yang terbuka
(ekstrover), ada yang pemurung, ada yang periang, dan sebagainya.
Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis, intelektual dan
psikologis sebagaimana disebutkan di atas, mempengaruhi pemilihan dan
penentuan metode yang mana sebaiknya guru ambil untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kreatif dalam sekon yang relatif lama demi tercapainya
tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara operasional. Dengan demikian
jelas, kematangan anak didik yang bervariasi mempengaruhi pemilihan dan
penentuan metode pengajaran.
b. Tujuan
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar.
Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran berbagai-bagai jenis dan fungsinya.
Secara hierarki tujuan itu bergerak dari yang rendah hingga yang tinggi, yaitu
tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran, tujuan kurikuler atau tujuan
kurikulum, tujuan institusional, dan tujuan pendidikan nasional. Tujuan
pembelajaran merupakan tujuan intermedier (antara), yang paling langsung
dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Tujuan pembelajaran dikenal ada dua,
yaitu TIU (Tujuan Instruksional Umum) dan TIK (Tujuan Instruksional Khusus).
c. Situasi
Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya
sama dari hari ke hari. Pada suatu waktu bolehjadi guru ingin menciptakan
situasi belajar mengajar di alam terbuka, yaitu di luar ruang sekolah. Maka guru
dalam hal ini tentu memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang
diciptakan itu. Di lain waktu, sesuai dengan sifat bahan dan kemampuan yang
ingin dicapai oleh tujuan, maka guru menciptakan lingkungan belajar anak didik
secara berkelompok. Anak didik dibagi ke dalam beberapa kelompok belajar di

bawah pengawasan dan bimbingan guru. Di sana semua anak didik dalam
kelompok masingmasing diserahi tugas oleh guru untuk memecahkan suatu
masalah. Dalam hal ini tentu saja guru telah memilih metode mengajar untuk
membelajarkan anak didiknya, yaitu metode promblem solving. Demikianlah,
situasi yang diciptakan guru mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode
mengajar.
d. Fasilitas
Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan
metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak
didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi
pemilihan metode mengajar, Ketiadaan laboratorium untuk praktik IPA, misalnya,
kurang mendukung penggunaan metode eksperimen atau metode demontrasi.
Demikianjuga halnya ketiadaan mempunyai fasilitas olahraga, tentu sukar bagi
guru menerapkan metode latihan. Justru itu, keampuhan suatu metode mengajar
akan terlihatjika faktor lain mendukung.

e. Guru
Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi.
Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam
memilih dan menentukan metode. Itulah yang biasanya dirasakan oleh mereka
yang bukan berlatar-belakangkan pendidikan guru. Apalagi belum memiliki
pengalaman mengajar yang memadai. Sungguh pun begitu, baik dia berlatar
belakang pendidikan guru maupun dia yang berlatar belakang bukan pendidikan
guru, dan sama-sama minim pengalaman mengajar di kelas, cenderung sukar
memilih metode yang tepat. Tetapi adajuga yang tepat memilihnya, namun
dalam pelaksanaannya menemui kendala, disebabkan labilnya kepribadian dan
dangkalnya penguasaan atas metode yang digunakan. Dengan demikian,
dapatlah dipahami bahwa kepribadian, latar belakang pendidikan, dan
pengalaman mengajar adalah permasalahan intern guru yang dapat
mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.
Sebagai penyegaran kembali dari inti kesan atas uraian tersebut dapatlah
dibutiri faktor-faktoryang mempengaruhi pemilihan metode mengajar, yaitu anak
didik, tujuan, situasi, fasilitas, dan guru.

C. Macam-macam Metode Mengajar


Beragamnya metode belajar yang dapat kita pelajari dan dapat
digunakan, pada makalah ini akan dibahas berbagai metode mengajar yang
umum digunakan. Metode mengajar tersebut adalah :
1. Metode Proyek
Metode proyek atau unit adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari
suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan
sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna. Pemecahan setiap

masalah perlu melibatkan bukan hanya satu mata pelajaran atau bidang studi
saja, melainkan hendaknya melibatkan berbagai mata pelajaran yang ada
kaitannya dan sumbangannya bagi pemecahan masalah tersebut, sehingga
setiap masalah dapat dipecahkan secara keseluruhan yang berarti.
a. Kelebihannya
Beberapa kelebihan metode ini antara lain:
1. Dapat memperluas pemikiran siswa yang berguna dalam menghadapi
masalah kehidupan.
2. Dapat membina siswa dengan kebiasaan menerapkan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan dalam kehidupan sehari hari secara terpadu.
3. Metode ini sesuai dengan prinsip-prinsip didaktik modem yang dalam
pengajaran perlu diperhatikan:
a) Kemampuan individual siswa dan kerja sama dalam kelompok.
b) Bahan pelajaran tidak terlepas dari kehidupan riil seharihari yang
penuh dengan masalah.
c) Pengembangan aktivitas, kreativitas dan pengalaman siswa banyak
dilakukan.
d) Agar teori dan praktik, sekolah dan kehidupan masyarakat menjadi
satu kesatuan yang tak terpisahkan.
b. Kekurangannya
Metode ini mengandung kekurangan, antara lain:
1. Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini, baik secara vertikal maupun
horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini.
2. Pemilihan topik unit yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa, cukup
fasilitas dan sumber-sumber belajar yang diperlukan, bukanlah merupakan
pekerjaan yang mudah.
3. Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok
unit yang dibahas.
2. Metode Eksperimen
Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, dimasa
siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri
sesuatu yang dipelajar. Dalam proses belajar mengajar dengan metode
percobaan ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan
sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan
atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri,
mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik
kesimpulan atas proses yang dialaminya itu.
a. Kelebihan Metode eksperimen
Metode eksperimen mengandung beberapa kelebihan antara lain:
1. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaannya.

2. Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan


penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan
manusia.
3. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk
kemakmuran umat manusia.
b. Kekurangan Metode Eksperimen
Metode eksperimen mengandung beberapa kekurangan, antara lain:
1. Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi.
2. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang
tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.
3. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
4. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan
karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar
jangkauan kemampuan atau pengendalian.
3. MetodeTugas dan Resitasi
Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan di mana
guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
Masalahnya tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas,
di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di bengkel, di rumah
siswa, atau di mana saja asal tugas itu dapat dikerjakan.
Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak,
sementara waktu sedikit. Artinya, banyaknya bahan yang tersedia dengan waktu
kurang seimbang. Agar bah an pelajaran selesai sesuai batas waktu yang
ditentukan, maka metode inilah yang biasanya guru gunakan untuk
mengatasinya.
Ada langkah-Iangkah yang harus diikuti dalam penggunaan metode tugas
atau resitasi, yaitu:

a. Fase Pemberian Tugas


Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan:
o Tujuan yang akan dicapai. Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga
anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut.
o Sesuai dengan kemampuan siswa.
o Ada petunjuk sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa.
o Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
b. Langkah
o
o
o

Pelaksanaan Tugas
Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru.
Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja.
Diusahakanldikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang
lain.

Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan


baik dan sistematik.

c. Fase Mempertanggung jawabkan Tugas


Hal yang haruss dikerjakan pada fase ini:
o Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakannya.
o Ada tanyajawab/diskusi kelas.
o Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun nontes
atau cara lainnya.
Fase mempertanggungjawabkan tugas inilah yang disebut "resitasi".
Metode tugas dan resirasi mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan,
antara lain:
1. Kelebihannya
a) Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual
ataupun kelompok.
b) Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru.
c) Dapat membina tanggungjawab dan disiplin siswa.
d) Dapat mengembangkan kreativitas siswa.
2. Kekurangannya
a) Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan tugas
ataukah orang lain.
b) Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan
dan menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja,
sedangkananggota lainnyatidak berpartisipasidengan baik.
c) Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan
individusiswa.
d) Sering memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi) dapat
menimbulkan kebosanan siswa.

4. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa siswa
dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau
pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
a. Kebaikan Metode Diskusi
1) Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasanprakarsa, dan terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah.
2) Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain.
3) Memperluas wawasan.

4) Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam


memecahkan suatu masalah.
b. Kekurangan Metode Diskusi
1) Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu
yang panjang.
2) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
3) Peserta mendapat informasi yang terbatas.
4) Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin
menonjolkan diri.
5. Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama dan roleplaying dapat dikatakan sama artinya, dan
dalam pemakaiannya sering disilihgantikan. Sosiodrama pada dasarnya
mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial.
Tujuan yang diharapkan dengan penggunaan metode sosiodrama antara
lain adalah:
a. Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain.
b. Dapat belajar bagaimana membagi tanggungjawab.
c. Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi
kelompok secara spontan.
d. Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah
Petunjuk guna menggunakan metode sosiodrama adalah:
a. Tetapkan dahulu masalah-masalah sosial yang menarik perhatian
siswa untuk dibahas.
b. Ceritakan kepada kelas (siswa) mengenai isi dari masalah-masalah
dalam konteks cerita tersebut.
c. Tetapkan siswa yang dapat atau yang bersedia untuk memainkan
peranannya di depan kelas.
d. Jelaskan kepada pendengar mengenai peranan mereka pada waktu
sosiodrama sedang berlangsung.
e. Beri kesempatankepada para pelaku untuk berundingbeberapa
menit sebelum mereka memainkan peranannya.
f. Akhiri sosiodrama pada waktu situasi pembicaraan mencapai
ketegangan.
g. Akhiri sosiodrama dengan diskusi kelas untuk bersama-sama
memecahkan masalah persoalan yang ada pada sosiodrama
tersebut.
h. Jangan lupa menilai hasil sosiodrama tersebut sebagai bahan
pertimbangan lebih lanjut.
a. Kelebihan Metode Sosiodrama
1) Siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami, dan mengingat isi
bahan yang akan didramakan. Sebagai pemain harus memahami,

2)

3)

4)
5)
6)

menghayati isi cerita secara keseluruhan, terutama untuk materi


yang harus diperankannya.Dengan demikian, daya ingatan siswa
hams tajam dan tahan lama.
Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu
main drama para pemain dituntut untuk mengemukakan
pendapatnya sesuai dengan waktu yang tersedia.
Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga
dimungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari
sekolah. Jika seni drama mereka dibina dengan baik kemungkinan
besar mereka akan menjadi pemain yang baik kelak.
Kerja sama antarpemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan
sebaik -baiknya.
Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi
tanggungjawab dengan sesamanya.
Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar
mudah dipahami orang lain.

b. Kelemahan Metode Sosiodrama


1) Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka
menjadi kurang kreatif.
2) Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka
pemahaman isi bah an pelajaran maupun pad a pelaksanaan
pertunjukan.
3) Memerlukantempat yang cukup luas,jika tempatbermain sempit
menjadi kurang bebas.
4) Sering kelas lainterganggu oleh suara pemain dan para penonton
yang kadang-kadang bertepuk tangan, dan sebagainya.
6. Metode Demontrasi
Metode demontrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan
atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situas, atau benda tertentu
yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai
dengan penjelasan lisa. Dengam metode demontrasi, proses penerimaan siswa
terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk
pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan
memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung.
a. Kelebihan Metode Demonstrasi
1) Dapat mcmbuat pengajanmmenjadi lebihjelas dan lebihkonkret,
sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata
atau kalimat).
2) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.
3) Proses pengajaran lebih menarik.
4) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara
teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.
b. Kekurangan Metode Demonstarasi

1) Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus,karena


tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan
tidak efektif.
2) Fasilitas sepertiperalatan,tempat, dan biaya yang memadai tidak
selalu tersedia dengan baik.
3) Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang
di sampingmemerlukanwaktu yang cukup panjang,yang mungkin
terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.
7. Metode Problem Solving
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya
sekadar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab
dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang
dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
a. Kelebihan Metode Problem Solving
1) Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih
relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja.
2) Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat
membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah
secara terampil, apabila menghadapi permasalahan di dalam
kehidupan dalam keluarga, bermasyarakat, dan bekerja kelak,
suatu kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan
manusia.
3) Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir
siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses
belajamya, siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti
permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencari
pemecahan.
b. Kekurangan Metode Problem Solving
1) Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan
tingak berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan
pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan
dan keterampilan guru. Sering orang beranggapan keliru bahwa metode
pemecahan masalah hanya cocok untuk SLTP, SLTA, dan PT saja. Padahal,
untuk siswa SO sederajat juga bisa dilakukan dengan tingkat kesulitan
permasalahan yang sesuai dengan tarafkemampuan berpikir anak.
2) Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering
memerlukan waktu yang cukup ban yak dan sering terpaksa mengambil
waktu pelajaran lain.
3) Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima
informasi dari guru menjadi belajardengan banyak berpikirmemecahkan
permasalahan sendiriatau kelompok, yang kadangkadangmemerlukanberbagaisumber belajar,merupakan kesulitan
tersendiri bagi siswa.

8. Metode Karyawisata
Teknik Karywawisata adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan
mengajar iswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk
mempelajari/menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel
mobil, toko serba ada, suatu petemakan atau perkebunan, museum, dan
sebagainya. Banyak istilah yang digunakan, tetapi maksudnya sama dengan
karyawisata, seperti widyawisata, study-tour,dan ada pula dalam waktu
beberapa hari atau waktu panjang.
a. Kelebihan Metode Karyawisata
1) Karyawisata memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan
lingkungan nyata dalam pengajaran.
2) Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan
dan kebutuhan di masyarakat.
3) Pengajaran serupa ini dapat lebih merangsang kreativitas siswa.
4) Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual.
b. Kekurangan Metode Karyawisata
1) Fasilitas yang diperlukan dan biayayang dipergunakan sulit untuk
disediakan oleh siswa atau sekolah.
2) Sangat memerlukan persiapan atau perencanaan yang matang.
3) Memerlukan koordinasi dengan guru serta bidang studi lain agar
terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karyawisata.
4) Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi lebih prioritas
daripada tujuan utama, sedang unsur studinya menjadi terabaikan.
5) Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan
mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi
permasalahan.
9. Metode Tanya Jawab
Metode tanyajawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk
pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat
pula dari siswa kepada guru.
a. Kelebihan Metode TanyaJawab
1) Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa,
sekalipun ketika itu siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali
tegar dan hilang kantuknya.
2) Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir,
termasuk daya ingatan.
3) Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam
menjawab dan mengemukakan pendapat.
b. Kekurangan Metode Tanya Jawab

1) Siswa merasa takut, apalagi bila guru kurang dapat mendorong


siswa untuk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak
tegang, melainkan akrab.
2) Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat
berpikir dan mudah dipahami siswa.
3) Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat
menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang.
4) Dalamjumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk
memberikan pertanyaan kepada setiap siswa.
10. Metode Latihan
Metode latihan yang disebut juga metode training, merupakan suatu cara
mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga
sebagi sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu,
metode ini dapatjuga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan,
ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.
a. Kelebihan Metode Latihan
1) Untuk memperoleh kecakapan motorik, seperti menulis, melafalkan
huruf, kata-kata atau kalimat, membuat alat-alat, menggunakan alatalat (mesin permainan dan atletik), dan terampil menggunakan
peralatan olahraga.
2) Untuk memperoleh kecakapan mental seperti dalam perkalian,
menjumlahkan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda (simbol), dan
sebagainya.
3) Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat,
seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan simbol,
membaca peta, dan sebagainya.
4) Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan
serta kecepatan pelaksanaan.
5) Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan
konsentrasi dalam pelaksanaannya.
6) Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakari-gerakan yang
kompleks, rumit, menjadi lebih otomatis.
b. Kelemahan Metode Latihan
1) Menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena siswa lebih banyak
dibawa kepada penyesuaian dan diarahkanjauh dari pengertian.
2) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
3) Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang
merupakan hal yang monoton, mudah membosankan.
4) Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis.
5) Dapat menimbulkan verbalisme.
11. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional,
karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan

antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar. Meski metode ini
lebih banyak menuntut keaktifan guru daripada anak didik, tetapi metode ini
tetap tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam kegiatan pengajaran. Apalagi
dalam pendidikan dan pengajaran tradisional, seperti di pedesaan, yang
kekurangan fasilitas.
a. Kelebihan Metode Ceramah
1) Guru mudah menguasai kelas.
2) Mudah mengorganisasikan tempat duduklkelas.
3) Dapat diikuti olehjumlah siswa yang besar.
4) Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.
5) Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik.
b. Kelemahan Metode Ceramah
1) Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
2) Yang visual menjadi rugi, yang auditif(mendengar) yang besar
menerimanya.
3) Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan.
4) Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada
ceramahnya, ini sukar sekali.
5) Menyebabkan siswa menjadi pasif.

D. Praktik Penggunaan Metode Mengajar


Dalam praktiknya, metode mengajar tidak digunakan sendiri-sendiri,
tetapi merupakan kombinasi dari beberapa metode mengajar. Berikut akan
dikemukakan kemungkinan kombinasi metode mengajar.
1. Ceramah, Tanya Jawab, dan Tugas
Mengingat ceramah banyak segi yang kurang menguntungkan, maka
penggunaannya harus didukung dengan alat dan media atau dengan metode
lain. Karena itu, setelah guru memberikan ceramah, maka dipandang perlu untuk
memberikan
kesempatan
kepada
siswanya
mengadakan
tanyajawab.
Tanyajawab ini diperlukan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap apa
yang telah disampaikan guru melalui metode ceramah. Untuk lebih
memantapkan penguasaan siswa terhadap bahan yang telah disampaikan, maka
pada tahap selanjutnya siswa diberi tugas, misalnya membuat kesimpulan hasil
ceramah, mengerjakan pekerjaan rumah, diskusi, dan sebagainya.
2. Ceramah, Diskusi, dan Tugas
Penggunaan ketigajenis mengajar ini dapat dilakukan diawali dengan
pemberian kepada siswa tentang bahan yang akan didiskusikan oleh siswa, lalu
memberikan masalah untuk didiskusikan. Kemudian diikuti dengan tugas-tugas
yang harus dilakukan siswa.

Ceramah dimaksudkan untuk memberikan penjelasanlinfonnasi mengenai


bahan yang akan dibahas dalam diskusi, sehingga diskusi dapat berjalan dengan
baik sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Pada akhir kegiatan diskusi
siswa diberikan beberapa tugas yang harus dikerjakan saat itujuga. Maksudnya
untuk mengetahui hasil yang dicapai siswa melalui diskusi tersebut. Dengan
demikian, tugasini sekaligus merupakan umpan balik bagi guru terhadap hasil
diskusi yang dilakukan siswa.
3. Ceramah, Demonstrasi, dan Eksperimen
Penggunaan metode demonstrasi selalu diikuti dengan eksperimen. Apa
pun yang didemosntrasikan,baik oleh guru maupun oleh siswa (yang dianggap
mampu untuk melakukan demonstrasi), tanpa diikuti dengan eksperimen tidak
akan mencapai hasil yang efektif. Dalam melaksanakan demonstrasi, seorang
demonstrator menjelaskan apa yang akan didemonstrasikannya (biasanya suatu
proses),sehingga semua siswa dapat mengikuti jalannya demonstrasi tersebut
dengan baik.
Metode
eksperimen
adalah
metode
yang
siswanya
mencoba
mempraktikkan suatu proses tersebut, setelah melihat/ mengamati apa yang
telah didemonstrasikan oleh seorang demonstrator. Eksperimen dapat juga
dilakukan untuk membuktikan kebenaran sesuatu, misalnya menguji sebuah
hipotesis. Dalam pelaksanaannya, metode demonstrasi dan eksperimen dapat
digabungkan, artinya, setelah dilakukan demonstrasi kemudian diikuti
eksperimen dengan disertai penjelasan secara lisan (ceramah).
4. Ceramah, Sosiodrama, dan Diskusi
Sebelum metode sosiodrama digunakan, terlebih dahulu harus diawali
dengan penjelasan dari guru tentang situasi sosial yang akan didramatisasikan
oleh para pemain/ pelaku. Tanpa diberikan penjelasan, anak didik tidak akan
dapat
melakukan
peranannya
dengan
baik.
Karena
itu,ceramah
mengenaimasalah
sosialyang
akan
didemonstrasikan
penting
sekali
dilaksanakan sebelum melakukan sosiodrama.
Sosiodrama adalah sandiwara tanpa naskah (skript) dan tanpa
latihanterlebih dahulu, sehingga dilakukan secara spontan. Masalah yang
didramatisasikan adalah mengenai situasi sosial. Sosiodrama akan menarik bila
pada situasi yang sedang memuncak, kemudian dihentikan. Selanjutnya
diadakan diskusi, bagaimana jalan cerita seterusnya, atau pemecahan masalah
selanjutnya.
5. Ceramah, Problem Solving, dan Tugas
Pada saat guru memberikan pelajaran kepada siswa, adakalanya timbul
suatu persoalan/ masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan hanya
penjelasan secara lisan melalui ceramah. Untuk itu guru perlu menggunakan
metode pemecahan masalah atau problem solving, sebagai jalan keluamya.
Kemudian diakhiri dengan tugas-tugas, baik individu maupun tugas kelompok,

sehingga siswa melakukan tukar pikiran dalam memecahkan masalah yang


dihadapinya. Metode ini banyak menimbulkan kegiatan belajar siswa yang lebih
optimal.
6. Ceramah, Demonstrasi, dan Latihan
Metode latihan umumnya digunakan untuk memperoleh suatu
ketangkasan atau keterampilan dari bahan yang dipelajarinya. Karena itu,
metode ceramah dapat digunakan sebelum maupun sesudah latihan dilakukan.
Tujuan dari ceramah untuk memberikan penjelasan kepada siswa mengenai
bentuk keterampilan tertentu yang akan dilakukannya.
Sedangkan demonstrasi yang dimaksudkan untuk memperagakan atau
mempertunjukkan suatu kesimpulan yang akan dipelajari siswa. Misalnya, belajar
tari Jaipongan. Siswa sebelum berlatih tari Jaipongan diberikan penjelasan dulu
seluruh gerakan tangan, gerakan badan, dan sebagainya melaluiceramah.Lalu
guru mendemonstrasikantari Jaipongan dan siswa memperhatikan demonstrasi
terse but. Setelah itu baru siswa mulai latihan tari Jaipongan seperti yang
dilakukan guru.

DAFTAR PUSTAKA
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. PT
Rineka Cipta, Jakarta, Cet.IV. 2010

You might also like