You are on page 1of 3

Review Buku

Judul

: Running to The Richest (Prinsip Universal Menuju Kekayaan dan


Kebahagiaan)

Penulis

: Didik Wijaya

Nama Penerbit

: [online] www.escaeva.com

Tahun terbit

: tidak dicantumkan

Jumlah Halaman

: 118 lembar

Perkembangan manusia diiringi dengan perkembangan ekonomi dirinya. Setiap manusia


tentu membutuhkan penyokong atau pendukung hidup seperti uang. Ada dua pilihan yang
dihadapkan pada kita, menjadi kaya atau miskin. Semua bergantung dengan usaha dan kerja
keras kita selama ini. Apabila sejak muda berusaha keras, maka di kemudian hari tinggal
memetik hasilnya saja. Pada buku Running to The Richest (Prinsip Universal Menuju Kekayaan
dan Kebahagiaan) ini, penulis berusaha membuat pembacanya mematangkan pikiran agar terus
focus terhadap kemajuan finansial. Uang bukan semata omong kosong belaka. Uang pada
kenyataannya adalah paru-paru kehidupan. Apabila kita tidak memiliki uang, maka hidup tidak
berarti apa-apa.
Pada buku ini diberikan porsi masing-masing untuk mengendalikan keuangna atau
kondisi finansial kita. Pertama, kita harus mengetahui dan memahami satu-satunya prinsip untuk
menjadi kaya. Menjadi kaya - secara materi - ditentukan hanya oleh dua faktor, yaitu penghasilan
dan pengeluaran. Sumber-sumber penghasilan disini misalnya gaji, bonus, THR, warisan, hasil
usaha atau hibah. Sedangkan pengeluaran berupa apa saja yang Anda konsumsi, baik untuk
makan, pakaian, dan lain sebagainya. Setelah penghasilan dikurangi dengan pengeluaran, maka
sisanya adalah Surplus, yaitu kekayaan Anda, yang bisa berwujud uang atau barang. Atau malah
Minus, yang biasanya ditutup dengan utang.
Buku ini membahas kurang lebih 15 bab yang berisikan arah focus dan cara berpikir kita
atau lebih kea rah akan di kemana kan uang kita. Penulis juga menjabarkan beberapa tips-tips
mengelola uang yang baik dan benar sehingga mencapai kemakmuran. Penulis membaginya

berdasarkan kemampuan seseorang pada setiap umur. Apakah sudah bekerja atau belum.
Terdapat beeberapa penanganan permasalahan finansial yang dialami setiap umur. Misal, pada
umur 20-an. Kita dianggap sudah memiliki pekerjaan tetap dan baru selesai kuliah. Ibarat kata
sedang menikmati hidup dengan penghasilan sendiri.
Pada umur ini biasanya kita sudah selesai menyelesaikan kuliah, mulai bekerja, dan mulai
mendapatkan uang dari hasil keringat sendiri. Ada yang memulai keluarga baru dan mendapatkan
momongan.
- Biaya kuliah bila Anda membiayai sendiri
- Pernikahan
- Bulan madu
- Persalinan
- Furniture, elektronik dan isi rumah lainnya.
- Kebutuhan si kecil (susu, pakaian, mainan, imunisasi)
- Biaya hidup Anda (single atau bersama pasangan)
Di era informasi sekarang ini, kesejahteraan makin terlihat dengan adanya media dan
menimbulkan keinginan lebih. Pada saat Anda belum memiliki mobil, Anda ngiler melihat mobil
dan membatasi diri Anda untuk memiliki mobil yang paling murah. Namun di saat Anda sudah
memiliki mobil itu dan duduk di belakang setirnya, Anda memiliki keinginan lebih untuk
memiliki mobil yang lebih baik. Mobil yang sekarang adalah kondisi normal Anda sekarang.
Ketika Anda merasa mendekati garis finish, seringkali Anda akan merasa bahwa garis finish
tersebut malah semakin jauh.Kebahagiaan bukan sesuatu yang serta merta terjadi pada kita,
tetapi sesuatu yang diciptakan. Kunci kebahagiaan tidak terletak pada apa yang belum kita
miliki, tapi apa kita bisa menikmati apa yang kita miliki sekarang. Orang yang selalu ingin
memiliki selalu berusaha mencapai apa yang ia belum punya, sehingga selalu ada kesenjangan.
Kesenjangan inilah yang menimbulkan perasaan tidak pernah puas. Orang seperti ini
tidak pernah mengenal kata cukup, selalu mengejar kekayaan. Di kepalanya tercetak, uang
adalah segalanya. Sebaliknya orang yang menikmati, menfokuskan pikirannya pada apa yang
sudah ia miliki. Ia mensyukuri apa yang ia punya. Banyak ataupun sedikit. Semakin ia
mensyukuri, semakin mudah ia menikmati. Pada akhirnya akan melahirkan perasaan aman,
tentram, dan bahagia. Apabila orang tidak pernah bisa menikmati, seberapapun banyaknya harta
tidak akan membuat ia bahagia.

Sangat menyenangkan bila kita mendapatkan piala yang kita raih dengan susah payah.
Tetapi setelah anda mendapatkan piala, hal ini tidak berhenti sampai di sini. Inilah prinsip yang
terutama setelah anda mendapatkan pada apa yang anda minta. Berterima kasih. Bukan saja pada
konsumen yang membeli produk anda atau pada perusahaan yang memberi anda gaji. Tetapi
lebih dari itu anda harus berterima kasih pada sumber berkat itu, silent partner kita yaitu tuhan.
Seringkali kita melupakan silent partner kita. Setelah kita mendapatkan uang, kita memuaskan
diri kita terlebih dahulu. Kadang kita hanya ingat kalau kita lagi tidak punya uang. Setelah kita
mendapatkan kekayaan, kita menghapuskan hubungan dengan silent partner kita. Tidak salah
bila kita berusaha untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Hal ini hanya akan menjadi problem
jika kita menghabiskan energi mencari kekayaan sehingga melupakan silent partner kita.

You might also like