Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Nenas
Nanas (gambar 1) berasal dari daerah Brazil. di Indonesia, nanas di tanam di kebunkebun, pekarangan, dan tempat-tempat lain yang cukup mendapat sinar matahari pada ketinggian
1-1300 m dpl. Nanas merupakan tanaman buah yang selalu tersedia sepanjang tahun. Nanas
merupakan herba tahunan atau dua tahunan, tinggi 50-150 cm, terdapat tunas menyarap pada
bagian pangkalnya berkumpul dalam roset akar dan pada bagian pangkalnya melebar menjadi
pelepah. Daun nanas merupakan daun majemuk. Helaian daun berbentuk pedang, tebal, panjang
80-120 cm, lebar 2-6 cm, ujung lancip menyerupai duri, tepi berduri tempel yang bengkok ke
atas, sisi bawah bersisik putih, berwarna hijau atau hijau kemerahan (Sugeng, 2010).
Adapun klasifikasi tanaman nanas menurut Anonim, 2010 sebagai berikut
Kingdom
Subkingdom
Superdivisio
Divisio
Kelas
Sub-kelas
Ordo
Familia
Genus
Spesies
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Plantae
Spermatophyta
Magnoliophyta
Magnoliophyta
Angiospermae
Asteridae
Farinosae
Bromiliaceae
Ananas
Ananas comosus (L) Merr.
flavonoid yang merupakan senyawa fenol dapat menyebabkan penghambatan terhadap sintesis
dinding sel. Oleh karena itu flavonoid merupakan komponen antibakteri yang potensial (Mojab
et al., 2008). Senyawa fenol dapat bersifat koagulator protein (Katzung, 1989, Dwijoseputro,
1994). Protein yang menggumpal tidak akan dapat berfungsi lagi sehingga akan mengganggu
pembentukan dinding sel bakteri. Fenol merupakan unsur-unsur antibakteri yang kuat. Pada
konsentrasi yang biasa digunakan (larutan dalam air 1-2%), fenol dan derivatnya menimbulkan
denaturasi protein (Jawetz et al., 2001).
Flavonoid merupakan senyawa fenol yang bersifat desinfektan yang bekerja
dengan cara mendenaturasi protein yang dapat menyebabkan aktifitas metabolisme sel bakteri
berhenti karena semua aktifitas metabolisme sel bakteri dikatalisis oleh suatu enzim yang
merupakan protein. Berhentinya aktifitas metabolisme ini akan mengakibatkan kematian sel
bakteri (Trease dan Evans, 1978). Flavonoid juga bersifat bakteriostatik yang bekerja melelui
penghambatan sintesis dinding sel bakteri (Masya, 1985; Soedibyo, 1998).
CCC
Ada beberapa bentuk dasar bakteri, yaitu bulat (tunggal: coccus, jamak: cocci), batang
atau silinder (tunggal: bacillus, jamak: bacilli), dan spiral yaitu berbentuk batang melengkung
atau melingkar-lingkar (Pratiwi, 2008). Berdasarkan sifat bakteri terhadap pewarnaan Gram,
bakteri dapat digolongkan menjadi Gram positif dan Gram negatif, dari penelitian ini contoh dari
Gram positif ialah Staphylococcus aureus
Adapun ciri-ciri bakteri adalah sebagai berikut :
1. Umumnya tidak berklorofil
2. Hidupnya bebas atau sebagai parasit/patogen
3. Bentuknya beraneka ragam
4. Ukuran yang kecil rata-rata 1/5 mikron
5. Tidak mempunyai membran inti sel/prokariotik
6. Kebanyakan uniseluler (memiliki satu sel)
7. Bakteri di lingkungan ekstrim dinding sel tidak mengandung peptidoglikan, sedangkan yang
kosmopolit mengandung peptidoglikan.
Staphylococcus aureus (Gambar 2) adalah salah satu contoh dari bakteri Gram positif
berbentuk bulat. Staphylococcus aureus berdiameter 0,8-1,0 mikron, tidak bergerak, dan tidak
berspora. Berbagai spesies Staphylococcus aureus tumbuh dengan baik dalam kaldu biasa pada
suhu 370C. kisaran suhu pertumbuhan adalah 150-400C dan suhu optimum adalah 350C.
Staphylococcus aureus bersifat anaerob fakultatif dan dapat tumbuh karena melakukan respirasi
aerob atau fermentasi dengan hasil utama asam laktat.
: Firmicutes
: Bacilli
: Bacillales
: Staphylococcaceae
: Staphylococcus
: Staphylococcus aureus
metabolit ke dalam dan ke luar sel. Adanya gangguan atau kerusakan struktur pada membran
plasma dapat menghambat atau merusak kemampuan membran plasma sebagai penghalang
(barrier) osmosis dan mengganggu sejumlah proses biosintesis yang diperlukan dalam membran.
Antibiotik yang bersifat merusak membran plasma umumnya terdapat pada antibiotik golongan
polipeptida yang bekerja dengan mengubah permeabilitas membran plasma sel bakteri,
contohnya Polimiksin.
3.
glikosida. Antibiotik ini memiliki spektrum luas dan bersifat bakterisidal dengan mekanisme
penghambatan pada sintesis protein. Antibiotik ini berikatan pada subunit 30S ribosom bakteri
(beberapa terikat juga pada subunit 50S ribosom) dan menghambat translokasi peptidil-tRNA
dari situ A ke situs P, dan menyebabkan kesalahan pembacaan mRNA dan mengakibatkan bakteri
tidak mampu menyintesis protein vital untuk pertumbuhannya, contohnya streptomisin .
4.
replikasi mikroorganisme. Yang termasuk antibiotik penghambat sintesis asam nukleat ini adalah
antibiotik golongan kuinolon dan rifampin.
5.
Menurut Saraswati (2002), ukuran zona hambat pada metode difusi lempeng agar tergantung
oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1. Kepadatan Inokulum : jika inokulum terlalu sedikit, maka zona hambat aka menjadi besar
(peka). Sebaliknya, jika inokulumnya terlalu padat, maka ukuran zona hambatnya akan turun
(resisten).
2. Waktu dari penggunaan paper disc : jika cawan petri yang disemai dengan bakteri uji,
dibiarkan pada suhu kamar dalam waktu yang lama menyebabkan turunnya diameter zona
hambat (resisten).
3. Suhu Inkubasi : uji kepekaan biasanya diinkubasi pada suhu 35-37 0C untuk pertumbuhan
yang optimal.
4. Waktu Inkubasi : bisa memakai waktu inkubasi antara 16-18 jam.
5. Ukuran Petri, kedalam medium agar dan pemberian jarak : uji kepekaan biasannya
dilakukan dengan menggunakan tidak lebih dari 5-6 paper disc pada setiap cawan petri. Zona
hambat yang sangat besar terbentuk pada media yang sangat tipis, sebaliknya zona hambat
yang sangat kecil terbentuk pada media yang sangat tebal. Memberikan jarak yang benar
pada paper disc adalah sangat penting untuk mencegah zona hambat yang tumpang tindih.
Tabel 1. Klasifikasi Respon Hambat Pertumbuhan Bakteri (Ahn dkk, 1994 dalam
Greenwood, 1995)
Diameter Zona Terang
... > 20 mm
Kuat
16-20 mm
Sedang
10-15 mm
Lemah
... < 10 mm
Tidak ada
sebelah bawah diisi air, maksudnya digunakan sebagai pemanas panci atas, sehingga panas yang
diterima panci atas tidak langsung berhubungan dengan api. Teorinya, ketika panci bawah airnya
mendidih (pada suhu 100o C), maka panas yang diterima oleh panci atas hanya bersuhu sekitar
90o C saja. Kondisi demikian ini diperlukan agar zat aktif dalam bahan tidak rusak oleh
pemanasan berlebihan. (biasanya zat aktif akan rusak bila dipanaskan sampai 100 o C atau lebih).
Dalam bahasa farmasi, sistem pemanas demikian ini disebut : Penangas air, Water bad, Water
bath
Daun Nanas
(ananas comucus L.Mer)
Mengandung senyawa
saponin yang
berpotensi sebagai
antibakteri
Perlunya penemuan
senyawa antibakteri
baru
2.8 Hipotesis
Hipotesis hasil dari penelitian yang telah di ketahui bahwa terdapat pengaruh aktivitas
antibakteri infus daun nanas terhadap bakteri Staphylococcus aureus