You are on page 1of 9

TRANSPLANTASI SUMSUM TULANG

Kelompok GANJIL:
1. Ahmad Priyanto
2. Aminatus Solikhah
3. Angga Miftakhul Nizar
4. Asep Wahyu Riawan
5. Benny Hermawan
6. Chahtur Khornia Adi P.
7. Debi Yunita Sari
8. Denis Yoga Iswara
9. Eka Devy Septya R.
10. Elisa Kartika Sari
11. Enggar Kusuma Astuty
12. Erning Puspita Ari F.
13. Esti Nur Arini
14. Eva Rahmadani
15. Leny Octavia
16. Mohammad Jamal Jinudin
17. Nisa Nur Cahyawati
18. Nur Akfiani Putri
19. Nurin Alfina
20. Purnama Wadani H.
21. Reza Satria Putra
22. Rikko Fitra Nur W.
23. Rizki Bahtyar A.
24. Ruchy Rike Ayu L
25. Siti Rska Lailatul R.
26. Tareq Abdi Rahayu
27. Umi Mudrikatus S.
28. Vera Ovtaningtyas
29. Wisnu Tri Suharno

(A2R13002)
(A2R13004)
(A2R13006)
(A2R13008)
(A2R13010)
(A2R13012)
(A2R13016)
(A2R13018)
(A2R13020)
(A2R13022)
(A2R13024)
(A2R13026)
(A2R13028)
(A2R13030)
(A2R13037)
(A2R13040)
(A2R13042)
(A2R13044)
(A2R13046)
(A2R13048)
(A2R13050)
(A2R13053)
(A2R13056)
(A2R13058)
(A2R13060)
(A2R13063)
(A2R13065)
(A2R13067)
(A2R13069)

A. Definisi
Transplantasi sumsum tulang adalah suatu cara pengobatan canggih yang bertujuan
mengganti sel induk multipotensial seseorang dengan sel induk sumsum tulang donor dengan
jalan transfuse ke dalam pembuluh darah. Sel-sel sumsum tulang donor yang ddimasukan ke
dalam aliran darah resepien kemudian akan mecari jalan sendiri menuju sumsum tulang di
mana sel-sel donor tersebut akan membela diri membentuk populasi sumsum tulang yang
baru yang dapat memnggantikan sumsum tulang yang lama (Aru Sudoyo,575).

Transplantasi adalah pemindahan sel, jaringan maupun organ hidup dari sesorang
(donor) kepada orang lain atau (resipien) atau dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya
misalnya pencangkokan kulit, dengan tujuan mengembalikan fungsi yang telah hilang
(http//wikipedia.com.org).
Trnsplantasi sumsum tulang atau sel asal (induk darah) merupakan suatu prosedur
pencangkokan sel asal atau sel induk darah dari satu individu ke individu lain, atau sel induk
darah indiviud itu sendiri yang diselamatkan atau disimpan terlebih dahulu sebelum
pemberian kemotrapi dosis tinggi, utuk kemudian dicangkokkan kepada dirinya sendiri
(Abdulmotholib,666).
B. Etiologi
Penyebab utama tindakan operatif transplantasi sumsum tulang pada manuisia adalah
Imunodefisiensi yang disebabkan oleh melemahnya sel-sel fagosit, sel B, sel T atau
Komplemen, sehingga respon imun berkurang dan ketidak mampuan untuk melawan infeksi
secara adekuat. Hal inidisebabkan antaralain :

Faktor didapat :
-

Virus

Bahan kimia

Antibiotic

Infeksi

Radiasi

Faktor genetik atau herediter :


Ganguan Imunodefisiensi yang merupakan kelompok gangguan dengan cacat sistem
imun humoral, seluler, dan atau fagosit yang menyebabkan infeksi yang sangat
berbahaya dengan kematian premature dalam usia beberapa tahun pertama.
Kelainan bawaan seperti anemia fanconi, talasemia, sel sabit dan penykit ganguan
sistem imun lainnya.

C. Klasifikasi Transplantasi
Beradasarkan sumber organ cangkok, dikenal empat macam transplantasi antaralain :

Autotransplantasi
Adalah proses yang dilakukan pada individu yang sama atau sering disebut juga
transplantasi Autolog. Organ yang dapat mengalami Autotransplantasi umumnya adalah
kulit, ginjal, pancreas, tulang, limpa dan darah (Autotransfusi).

Isotransplantasi atau transplantasi isolog atau syngene.


Adalah transplantsi antara dua individu yang genetiknya sama. Contoh pada manusia
yaitu pada orang yang kembar satu telur.

Alotransplantasi
Adalah cara yang dilakukan antara dua individu yang sepesiesnya sama atau disebut
homotransplantasi atau juga transplantasi alogen. Secara klinis homotransplantasi dapat
dilakukan antara dua individu yang ada atau tidak ada hubungan keluarga, baik dari
donor hidup maupun donor mayat. Syarat tindakan ini adalah adanya persamaan sistem
HLA (Human Limphocyte Antigen) pada kedua individu.

Xenotransplantasi
Adalah cara yang dilakukan antara dua individu yang berbeda spesiesnya atau
heterotransplantasi, misalnya transplantasi dari hewan kemanusia. Pencangkokan ini
dapat dilakukan pada setiap organ, tetapi ini didalam tahap experimental karena masalah
penolakannya belum diatasi.

D. Patofisiologi
Virus, antibiotik menginfeksi sel-sel imun imuno defisiensi respon imun berkurang
transplantasi sum-sum tulang Timbul reaksi penolakan oleh sumsum tulang donor(GVHD)
yang diakibatkan oleh sel limposit T donor yang disensitisasi oleh antigen resipien
menyerang sel-sel resipien timbul : Infeksi terhadap Mikroorganisme(Rx. Inaflamasi,
penurunan suhu tubuh, pemberian sitostatik dosis tinggi), GVHD( kerusakan system imun,
perubahan sirkulasi pada kulit(ruam makulopapuler) dan sal. Cerna(nyaeri perut, mual dan
muntah) akibat medikasi). Defesiensi berbagai komponen darah (menurunnya leokosit, sel
polimoenuklear, trombosit dan Hb) ketida mampuan mengabsorbsi nutrisi penurunan
produksi sel-sel darah (ditandai : Anemia, Pucat, Lemah, Akral biasa teraba dingin ).
E. Manifestasi Klinis
- Demam dan infeksi akibat sel darah putih yang baik yang berguna sebagai pertahan
tubuh berkurang.

- Nyeri pada tulang


- Pembesaran kelenjar getah bening d ketiak dan leher.
- Trombositopenia yang menimbulkan perdarahan mukosa dan kulit.
- Anoreksia, kurangnya nafsu makan.
- Mual dan mutah
- Konstipasi atau diare
- Tampak bintik-bintik merah, mimisan, sianosis pada beberapa bagian tubuh serta gusi
berdarah.
- Sesak napas yang diakibatkan oleh suplai O2 menurun.
- Lemah, pucat, mudah lelah serta denyut jantung meningkat
F. Penata Laksanaan
1. Pengelolahan Umum

Resepien harus di iosolasi, agar kulit dan mukosa yang mengalami kerusakan
tidak terinvasi oleh mikroorganisme.

Pencegahan infeksi
Istirahat unutk mencegah perdarahan
Pemilihaaan donor dengan HLA histokompatibilitas yang cocok.
2. Pengelolahan khusus
Pemberian imunosupresi yaitu Obat jenis ALG (anti-limphocyte globulin) antara
lain :
-

Azatiopirin

Siklosporin

Kortikesteroid

Transfusi darah
Makanan yang efektif
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Dignostik :

Biopsi sumsum tulang

Gambaran darah tepi yang menunjukan pansitopenia dan limpositosis relative.

Biopsy kulit

H. Pengkajian
Data dasar pengkajian pada pasien dengan tindakan transplantasi sumsum tulang adalah :
1. Aktivitas/istirahat
Gejala :

Keletihan, kelelahan, malaise.


Ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari hari.
Ketidakmampuan untuk tidur.

Tanda :

Kelemahan otot dan penurunan kekuatan


Letargi, menarik diri, lesu.
Ataksia, tubuh tidak tegak.

2. Integritas Ego
Gejala :

Keyakinan Agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan misalnya


penolakan transfusi darah

Tanda :

Depresi

3. Eliminasi
Gejala :

Hematesis, feses dengan darah segar


Diare atau konstipasi

Tanda :

Distensi abdomen

4. Makanan/Cairan
Gejala :

Mual/Muntah, dispepsia, anoreksia.


Adanya penurunan berat badan.

Tanda :

Membran mukosa kering, pucat.


Tugor kulit : Buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas
Somatis dan glotis (status defisiensi)
Imflamasi dengan sudut mulut pecah

5. Higiene
Tanda :

Kurang bertenaga, penampilan tak rapi

6. Neurosensori
Gejala :

Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, ketidakmampuan berkonsentrasi.


Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata
Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah.
Sensasi menjadi dingin

Tanda :

Peka rangsang, gelisah, depresi, apatis.


Mental : tak mamp berespon lambat dan dangkal.
Oftalmik : hemoragis retina.
Gangguan koordinasi, ataksia: penurunan rasa getar dan posisi

7. Nyeri/kenyamanan
Gejala :

Nyeri abdomen samar, sakit kepala.

8. Pernapasan
Gejala :

Napas pendek saat istirahat dan aktivitas

Tanda :

Takipnea, ortopnea, dan dispnea.

9. Keamanan
Gejala :

Riwayat kanker, terpai kanker


Transfusi darah sebelumnya.
Gangguan penglihatan.
Penyembuhan luka buruk, sering infeksi

10. Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala :

Kecendrungan keluarga untuk anemia


Riwayat penyakit hati, ginjal, masalah hematologi

I. Komplikasi
Pada transplantasi sumsum tulang (TST) terdapat enam maslah utama yaitu :
1. Infeksi
2. Gagal jantung

3. Perdarahan
4. Prestesia
5. Kejang
6. Pansitopenia
J. Diagnosa Keperawatan

Resiko tinggi infeksi b.d menurunnya daya tahan tubuh

Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik

Resiko syok hipovolemik b.d perdarahan yang tidak terkendali

K. Intervensi Keperawatan
1. Dx I: Resiko infeksi b.d menurunnya daya tahan tubuh
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien, klien akan terbebas
dari gejala infeksi.
Kriteria Hasil:
Faktor resiko akan hilang ditunjukkan dengan status imun pasien
Pasien menunjukkan pengendalian resiko, dibuktikan dengan indikator

berikut ini (antara 1-3: tidak pernah, jarang, kadang-kadang,).


Mengindikasi status gastrointestinal, pernapasan, genitourinaria, dan

imum dalam batas normal.


Menunjukkan higiene pribadi yang adekuat.
Leukosit 4000 - 11.000/L, Neutrofil : 150-300/L
Intervensi Keperawatan :
1.

Pantau tanda / gejala infeksi (misalnya suhu tubuh, denyut jantung,


pembuangan, penampilan luka, sekresi, penampilan urin, suhu kulit, lesi kulit,
keletihan dan malaise, nilai leukosit).
Rasional : memberikan dasar untuk mengkaji perubahan jika terjadi
kemungkinan infeksi

2.

Kaji faktor yang meningkatkan serangan infeksi (misalnya: usia lanjut, tanggap
imun rendah, malnutrisi).
Rasional : untuk menentukan intervensi selanjutnya

3.

Instruksikan untuk menjaga higiene pribadi untuk melindungi tubuh terhadap


infeksi baik pada pasien maupun keluarga.
Rasional : higiene pribadi dapat melindungi tubuh untuk meminimalkan
pajanan pada organisme infektif.

4.

Berikan terapi antibiotik bila diperlukan sesuai dengan instruksi dokter.


Rasional : diberikan sebagai profilaktik atau mengobati infeksi khusus

5.

Pertahankan teknik isolasi, bila diperlukan.


Rasional : ruangan yang terisolasi dapat meminimalkan terpaparnya pasien dari
sumber infeksi.

6.

Lindungi pasien dari kontaminasi silang dengan tidak menugaskan perawat


yang sama untuk setiap pasien infeksi dan memisahkan pasien infeksi dalam
kamar yang berbeda.
Rasional : kontaminasi silang dapat memperbesar resiko infeksi pada klien.

DX.2: Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik


Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien, terjadi

peningkatan

toleransi aktifitas.
Kriteria Hasil:

Mentolenrasi aktivitas yang biasa dilakukan dan ditunjukan dengan


daya tahan, penghematan energi, dan perawatan diri : Aktivitas
Kehidupan Sehari-hari (AKSI).

Intervensi Keperawatan :
1.

Kaji Tanda-tanda Vital serta pantau respons kardiorespirasi terhadap aktivitas


(misalnya, takikardia, disaritmia lain, dispnea, diaforesis, pucat, tekanan,
hemodinamik, dan frekuensi respirasi) pasien dan kadar Hb dalam darah.
Rasional : memberikan dasar untuk menentukan intervensi serta tingkat
kemampuan klien

2.

Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam


aktifitas sehari-hari.
Rasional : menentukan derajat dan efek ketidakmampuan.

3.

Berikan lingkungan tenang dan perlu istirahat tanpa gangguan.


Rasional : menghemat energi untuk aktifitas dan regenerasi seluler atau
penyambungan jaringan.

4.

Pantau asupan nutrisi untuk memastikan keadekuatan sumber-sumber energi


serta berikan masukan protein dan kalori yang adekuat.
Rasional : nutrisi kalori dan proten yang cukup dapat membantu
mengembalikan energi yang hilang dan meningkatkan toleransi
aktivitas.

5.

Ajarkan pengaturan aktivitas dan teknik menajemen waktu untuk mencegah


kelelahan.
Rasional : pengaturan aktivitas dan menejemen waktu dapat mengatur
penggunaan energi sehingga dapat mencegah kelelahan.

DX.3: Resiko syok hipovolemik b.d perdarahan tidak terkendali


Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi perdarahan
Kriteria Hasil: Tidak mengalami syok hipovolemik
Intervensi Keperawatan:
1. Pantau hitung trombosit 50000 mm3 resiko perdarahan
Rasional: memantau pasien untuk mengetahui adanya resiko perdarahan
2. Hindari aktivitas bermain yang mungkin menyebabkan cidera fisik
Rasional: mengurangi resiko cidera bagi pasien
3. Inspeksi kulit, mulut, hidung. Urine, feses, muntahan, dan tempat tusukkan
terhadap perdarahan
Rasional: memantau kondisi pasien secara menyeluruh
4. Beri bantalan tidur untuk mencegah trauma
Rasional: menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman bagi diri pasien

You might also like