Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
AHMAD RIZKY YUDA PRATAMA
115040201111083
MINAT BUDIDAYA PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
MALANG
2014
JUDUL :
PEMANFAATAN AMPAS TEH SEBAGAI PENAMBAH NUTRISI PADA
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum
annum L.)
Oleh :
Nama : Ahmad Rizky Yuda Pratama
NIM : 115040201111083
Program Studi : Agroekoteknologi
Disetujui Oleh:
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
Mengetahui,
Ketua Jurusan Budidaya Pertanian
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikann proposal dengan judul
PEMANFAATAN AMPAS TEH SEBAGAI PENAMBAH NUTRISI PADA
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum
annum L.) .
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan proposal ini,
terutama kepada Dr.Ir.Didik Hariyono, MS. dan Wiwin Suniya Dwi Yanika SP.,
MP selaku dosen pembimbing pertama dan kedua atas segala kesabaran, nasihat,
arahan dan bimbingannya kepada penulis. Penulis juga mengucakan terimakasih
kepada Ketua Jurusan Dr. Ir. Nurul Aini, MS beserta seluruh dosen atas
bimbingan dan arahan yang selama ini diberikan serta kepada karyawan Jurusan
Budidaya Pertanian, Universitas Brawijaya atas fasilitas dan bantuan yang
diberikan. Penghargaan yang tulus penulis berikan kepada kedua orang tua dan
adik atas doa, cinta, kasih sayang, pengertian dan dukungan yang diberikan
kepada penulis. Juga kepada rekan-rekan Jurusan Budidaya Pertanian khususnya
angkatan 2011 atas bantun, dukungan dan kebersamaan selama ini.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena
itu penulis harapkan untuk perbaikan dalam penyusunan. Akhir kata penulis
berharapsemoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak, dan
memberikan sumbangan pemikiran dalam kemajuan ilmu pengetahuan.
Penulis,
Ahmad Rizky Yuda Pratama
2
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL............................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................ iii
1.
2.
PENDAHULUAN................................................................................1
1.1
Latar Belakang............................................................................... 1
1.2
Tujuan Penelitian............................................................................2
1.3
Hipotesis...................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................3
2.1
Ampas Teh.................................................................................... 5
METODE........................................................................................... 8
3.1
3.2
3.3
Metode Penelitian...........................................................................8
3.4
Pelaksanaan Percobaan.....................................................................8
3.4.1
Persiapan Lahan..........................................................................................8
3.4.2
Penanaman.................................................................................................8
3.4.3
3.4.4
Penyiangan.................................................................................................8
3.4.5
Penyiraman.................................................................................................9
3.4.6
3.4.7
Panen..........................................................................................................9
3.5
Pengamatan...................................................................................9
3.5.1
Pengamatan Pertumbuhan..........................................................................9
3.5.2
Pengamatan Panen......................................................................................9
3.5.3
Analisis Data..............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................10
LAMPIRAN............................................................................................ 11
1.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cabai merah (Capsicum annum L.) ialah salah satu jenis tanaman
hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial,
hal ini
2.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Cabai Merah (Capsicum annum L.)
Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.) ialah tanaman perdu
dengan rasa buah pedas yang disebabkan oleh kandungan capsaicin.
Secara umum cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin,
diantaranya kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, vitamin A,
B1, dan vitamin C ( sherly,2010). Tanaman cabai (Capsicum annum
L.) ialah tanaman perdu yang berasal dari daratan Amerika dan
Amerika Tengah, termasuk Meksiko, kira-kira sejak 2500 tahun
sebelum Masehi. Masyarakat yang pertama kali memanfaatkan dan
mengembangkan cabai ialah orang Inca di Amerika Selatan, orang
Maya di Amerika Tengah, dan orang Aztek di Meksiko. Mereka
memanfaatkan buah ini sebagai penyedap masakan (Wiryanta 2006).
Cabai ialah komoditas yang bernilai ekonomi tinggi, nilai jualnya
sangat dipengaruhi oleh kualitas buahnya, khususnya penampilan
produknya. Komoditas buah cabai banyak ditanam baik di kawasan
dataran tinggi, pertengahan, bahkan yang terbanyak di dataran rendah.
Pemasaran buah cabai merah cukup baik karena buah cabai merah
dapat dijual, baik sebagai buah muda (cabai hijau) maupun tua (cabai
merah), baik dalam bentuk segar, bahan industri (giling, kering,
tepung), olahan (sambal, variasi bumbu, dan lainlain), maupun hasil
industri pewarna, bumbu, rempah, dan lain-lain (Rukmana 2005).
Masa panen cabai berkisar antara 2 - 3 bulan setelah pemanenan
perdana. Lamanya panen cabai berbeda-beda tergantung varietas cabai
yang ditanam dan kondisi tanamannya. Pemanenan cabai sebaiknya
dilakukan secara serentak dalam satu hamparan dan dilakukan pada
kondisi buah cabai sudah tidak basah karena embun (Sherly, 2010)
beberapa varietas cabai hibrida dan non hibrida dengan ciri dan potensi
yang dihasilkan.
a. Cabai Merah Keriting Varietas TM 999
Cabai ini ialah cabai jenis hibrida. Potensi hasil mencapai 14 t/ha
dan dapat dipanen pertama umur 80 85 hari setelah tanam (hst).
Tinggi tanaman 65 cm, diameter buah 1,3 cm dan panjang buah
12 cm. Bentuk buah bulat panjang ramping, kulit buah tidak rata,
kadang-kadang melengkung. Ditanam di dataran rendah maupun
tinggi, rata-rata per batang menghasilkan 0,8 - 1,2 kg. Secara normal
panen dapat dilakukan 12 - 20 kali.
b. Cabai Merah Teropong Inko hot
Cabai ini ialah varietas hibrida yang mempunyai potensi hasil
tinggi (15 - 18 t/ha), penampilan buah menarik, besar dan lurus dengan
kulit buah agak tebal. Varietas ini dapat dipanen pertama pada umur 85
hst. Diameter buah 2,1 cm dan panjang buah 11 cm. Varietas ini
mempunyai tinggi tanaman 55 cm, agak toleran terhadap penyakit
Antraknose dan dapat ditanam di dataran rendah maupun dataran
tinggi. Hasil panen enam kali petik, 75 batang mendapatkan 31, 85 kg,
sehingga per batang menghasilkan 0,91 kg. Secara normal panen
dilakukan 12 20 kali.
c. Cabai Merah Biola
Cabai ini ialah varietas hibrida dengan tinggi tanaman 95 - 100 cm,
umur mulai berbunga 44 hari hst, umur mulai panen 66 hst, ukuran
buah panjang 14,4 cm, diameter 1,5 cm, berat perbuah 12 g, hasil
cabai segar per ha 20 22 t/ha.
d. Cabai Merah Varietas Hot Beauty
Cabai ini ialah varietas hibrida dengan tinggi tanaman 87 - 95 cm,
umur mulai berbunga 44 - 50 hst, umur mulai panen 87 - 90 hst.
Ukuran buah : panjang 11,5 - 14,1 cm, diameter 0,78 - 0,85 cm,
permukaan kulit buah halus, berat per buah 17 - 18 g. Hasil panen
mencapai 16 - 18 t/ha. Beradaptasi dengan baik di dataran rendahsedang dengan ketinggian 1 - 600 m dpl.
e. Cabai Merah Varietas Hot Chili
Cabai ini ialah cabai merah hibrida. Umur mulai berbunga 45
hst,mulai panen pada umur 10 hst, tinggi tanaman 120 cm, berat
per buah 18 g, rasa buah kurang pedas, hasil buah 30 t/ha. Varietas
ini dapat beradaptasi dengan baik di dataran rendah sampai tinggi.
f. Cabai Merah Varietas Premium
Cabai ini ialah varietas hibrida. Tinggi tanaman 110 cm, umur
mulai berbunga 32 hst. Umur mulai panen 95 hst, ukuran buah
panjang 13 cm, berat per buah 13 g, rasa pedas, hasil segar 13
t/ha. Beradaptasi dengan baik di dataran rendah sampai sedang dengan
ketingggian 200 500 m dpl.
g. Cabai Merah Keriting Varietas Lembang - 1
Cabai ini ialah jenis non hibrida yang dilepas oleh Departemen
Pertanian. Potensi hasil 9 t/ha, agak tahan penyakit Antraknose dan
cocok ditanam di dataran rendah maupun tinggi.
h. Cabai Merah Keriting Varietas Tanjung - 2
Cabai ini ialah jenis non hibrida yang dilepas oleh Departemen
Pertanian. Potensi hasil 12 t/ha, toleran antraknose, dan cocok dataran
rendah dan tinggi. Tinggi tanaman 55 cm, umur berbunga 40 hst, umur
panen 93 hst, berat buah 10 g/buah.
2.2 Ampas Teh
Tanaman teh dapat tumbuh mulai dari pantai sampai pegunungan.
Perkebunan teh umumnya dikembangan di daerah pegunungan yang
beriklim sejuk, meskipun dapat sumbuh subur di dataran rendah,
tanaman teh memberikan hasil dengan mutu baik. Semakin tinggi
daerah penanaman teh semakin tinggi mutunya. Mutu teh dinilai
berdasarkan rasa (taste), aroma dan warna seduhan (liquor). Penilaian
mutu ditentukan oleh seorang ahli pencicip berdasarkan analisis
organoleptik yaitu kemampuan mengukur mutu dengan indera
penglihatan, penciuman dan rasa. Parameter lain seperti kadar air dan
berat jenis hanya sebagai pendukung.
Teh mengandung senyawa-senyawa bermanfaat seperti poliefenol,
tehofilin, flavonoid, tanin, vitamin C dan vitamin E serta sejumlah
mineral Zn, Se, Mo, Ge dan Mg. Kandungan teh yang berupa mineral
tersebut ialah unsur-unsur essensial yang sangat dibutuhkan oleh
tanaman. Kandungan teh yang berupa mineral tersebut ialah unsurunsur essensial yang sangat dibutuhkan oleh tanaman apabila
kekurangan salah satu dari unsur-unsur tersebut maka pertumbuhan
akan terganggu atau mengalami defisiensi (Ningrum, 2010).
Sisa teh atau ampas teh ternyata dapat bermanfaat bagi tanaman,
yaitu dapat memperbaiki kesuburan tanah, merangsang pertumbuhan
akar, batang dan daun, limbah rumah tangga ini dapat digunakan
5
dalam
satu
buah-buahan
dan
sayuran.Ampas
teh
Percobaan
3.
METODE
3.1 Tempat dan Waktu
dilakukan di kebun percobaan Jatikerto FP-UB
3.4.5 Penyiraman
Bila tidak terjadi hujan, penyiraman dilakukan setiap hari pada saat
pagi dan sore hari.
3.4.6 Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hanya dilakukan bila tanaman terserang hama dan
penyakit
3.4.7 Panen
Pemanenan dilakukan dengan memetik buah yang telah 75 %
berwarna merah beserta tangkainya. Hal ini dilakukan agar buah dapat
disimpan lebih lama. Pemanenan dilakukan setiap interval 5 hari sekali
hingga 10 kali waktu panen
3.5 Pengamatan
3.5.1 Pengamatan Pertumbuhan
Pengamatan pertumbuhan dilakukan secara destruktif dan non
destruktif.. Variabel pengamatan non-destruktif ialah: 1. Tinggi
tanaman, dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman dari tanah
hingga titik tumbuh tertinggi 2. Jumlah daun, dilakukan dengan
menghitung menghitung jumlah daun yang terbentuk. Variabel
pengamatan destruktif ialah:
10
Penyiapan
Lahan
Penanaman
Penyulaman
dan
penjarangan
Penyiangan
Penyiraman
Pengendalian
Hama dan
Penyakit
Panen
11
DAFTAR PUSTAKA
Lunardi, S.. 2011. 15 Manfaat Teh, Harian Kompas. com, Kamis, 13 Oktober
2011, diakses 19 Januari 2012
Ningrum, F.G.K.. 2010. Efektivitas Air Kelapa dan Ampas Teh Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) Pada
Media Tanam yang Berbeda, Skripsi program studi pendidikan
biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah. Surakarta
Nurmayanti, T.R.. 2008. Efektivitas Air Kelapa dan Ampas Teh Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Sri Rejeki (Aglonema donna carmen) Pada
Media Tanam yang Berbeda. Skripsi Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Muhammadiyah. Surakarta
Rukmana, H. R. 2005. Bertanam Sayuran di Pekarangan. Kanisius. Yogyakarta.
Setiamidjaya, D.. 2000. Pupuk dan Pemupukan, Simplex, Jakarta
Sherly,sisca, 2010. Budidaya dan Pascapanen Cabai Merah (Capsicum annuum
L.). Ungaran, BPTP Jawa Tengah Rukmana, H. R. 2005. Bertanam
Sayuran di Pekarangan. Kanisius. Yogyakarta.
Wiryanta. 2006. Bertanam Cabe pada Musim Hujan. Agromedia Pustaka. Jakarta
12
LAMPIRAN
Lampiran 1. Denah Percobaan
V1
V3
V4
V7
V5
V2
V6
V2
V6
V5
V1
V7
V4
V3
V3
V4
V7
V2
V1
V6
V5
L= 210cm
V4
V2
V1
V5
V6
V3
V7
V5
V7
V3
V6
V4
V1
V2
V6
V5
V2
V4
V3
V7
V1
V1
V6
V3
V2
V5
cm
V4
30 cm
V7
15 cm
25 cm
Keterangan:
V1
V2
V3
V4
V5
V6
V7
Luas Lahan
12,5
P=
200cm
: Varietas TM 999
: Varietas Inko Hot
: Varietas Premium
: Varietas Hot Beauty
: Varietas Hot Chili
: Varietas Lembang-1
: Varietas Tanjung
: 200 cm x 210 cm = 42000 cm2 = 420m2
13
V1
V3
V4
V7
V5
V2
V6
V2
V6
V5
V1
V7
V4
V3
V1
V6
V5
Panen
V3
V4
V7
V2
D1
D2
V4
V2
V1
V5
V6
V3
V7
V5
V7
V3
V6
V4
V1
V2
V7
V1
V5
V4
D3
V6
V5
V2
V4
V3
V7
V1
V6
V3
V2
D
4
Keterangan
: Daerah pengambilan sampel panen
Panen
14