Professional Documents
Culture Documents
(selanjutnya disingkat
S.mutans
) memiliki 3 macam enzim yang sifatnya destruktif, salah satunya adalah enzim
hyaluronidase
. Enzim ini berperan layaknya parang petani yang membuka hutan untuk dijadikan
ladang persawahannya, ya.. enzim ini merusak jembatan antar sel yang terbuat
dari jaringan ikat (hyalin/hyaluronat), kalau ditilik dari namanya
hyaluronidase
, artinya adalahenzim pemecah hyalin/hyaluronat. Padahal, fungsi jembatan antar sel
penting adanya, sebagaitranspor nutrisi antar sel, sebagai jalur komunikasi antar sel,
juga sebagai unsur penyusun dan penguat jaringan. Jika jembatan ini rusak dalam
jumlah besar, maka dapat diperkirakan,kelangsungan hidup jaringan yang tersusun
atas sel-sel dapat terancam rusak/mati/nekrosis.Proses kematian pulpa, salah satu
yang bertanggung jawab adalah enzim dari
S.mutans
tadi,akibatnya jaringan pulpa mati, dan menjadi media perkembangbiakan bakteri
yang baik,sebelum akhirnya mereka mampu merambah ke jaringan yang lebih dalam,
yaitu
jaringan periapikal.
subperiosteal
. Karena lapisan
periosteum
adalah lapisan yang tipis, maka dalam beberapa jam saja akan
mudah tertembus oleh cairan
pus
yang kental, sebuah kondisi yang sangat berbeda dengan peristiwa
periostitis
dimana konsistensi cairannya lebih
serous
.Jika
periosteum
sudah tertembus oleh
pus
yang berasal dari dalam tulang tadi, maka dengan bebasnya, proses
infeksi ini akan menjalar menuju
fascial space
terdekat, karena telahmencapai area jaringan lunak. Apabila infeksi
telah meluas mengenai
fascial spaces
, makadapat terjadi
fascial abscess
.
Fascial spaces
adalah ruangan potensial yangdibatasi/ditutupi/dilapisi oleh lapisan
jaringan ikat.
Fascial spaces
dibagi menjadi :
Fascial spaces primer
1. Maksilaa. Canine spaces b. Buccal spacesc. Infratemporal
spaces2. Mandibulaa. Submental spaces b. Buccal spacesc.
Sublingual spacesd. Submandibular spaces
- Fascial spaces sekunder
Fascial spaces sekunder merupakan fascial spaces yang dibatasi
oleh jaringan ikat dengan pasokan darah yang kurang. Ruangan ini
berhubungan secara anatomis dengan daerah danstruktur vital.
Yang termasuk fascial spaces sekunder yaitu masticatory space,
cervical space,retropharyngeal space, lateral pharyngeal space,
prevertebral space, dan body of mandiblespace. Infeksi yang terjadi
pada fascial spaces sekunder berpotensi menyebabkan
komplikasiyang parah
Terjadinya infeksi pada salah satu atau lebih fascial space yang paling sering oleh
karena penyebaran kuman dari penyakit odontogenik terutama komplikasi dari
periapikal abses. Pusyang mengandung bakteri pada periapikal abses akan berusaha
keluar dari apeks gigi,menembus tulang, dan akhirnya ke jaringan sekitarnya, salah
satunya adalah fascial spaces.Gigi mana yang terkena periapikal abses ini kemudian
yang akan menentukan jenis darifascial spaces yang terkena infeksi. Canine
spacesBerisi musculus levator anguli oris, dan m. labii superior. Infeksi daerah ini
disebabkan periapikal abses dari gigi caninus maksila. Gejala klinisnya yaitu
pembengkakan pipi bagiandepan dan hilangnya lekukan nasolabial. Penyebaran lanjut
dari infeksi canine spaces dapatmenyerang daerah infraorbital dan sinus kavernosus.
Buccal spacesTerletak sebelah lateral dari m. buccinator dan berisi kelenjar parotis
dan n. facialis. Infeksi berasal dari gigi premolar dan molar yang ujung akarnya
berada di atas perlekatan m. buccinator pada maksila atau berada di bawah perlekatan
m. buccinator pada mandibula.Gejala infeksi yaitu edema pipi dan trismus ringan.
Infratemporal spacesTerletak di posterior dari maksila, lateral dari proc. Pterigoideus,
inferior dari dasar tengkorak, dan profundus dari temporal space. Berisi nervus dan
pembuluh darah. Infeksi berasaal dari gigi molar III maksila. Gejala infeksi berupa
tidak adanya pembengkakan wajahdan kadang terdapat trismus bila infeksi telah
menyebar. Submental spaceInfeksi berasal dari gigi incisivus mandibula. Gejala
infeksi berupa bengkak pada garismidline yang jelas di bawah dagu. Sublingual
spaceTerletak di dasar mulut, superior dari m. mylohyoid, dan sebelah medial dari
mandibula.Infeksi berasal dari gigi anterior mandibula dengan ujung akar di atas m.
mylohyoid. Gejalainfeksi berupa pembengkakan dasar mulut, terangkatnya lidah,
nyeri, dan dysphagia. Submandibular spaceTerletak posterior dan inferior dari m.
mylohyoid dan m. platysma. Infeksi berasal dari gigimolar mandibula dengan ujung
akar di bawah m. mylohyoid dan dari pericoronitis. Gejalainfeksi berupa
pembengkakan pada daerah segitiga submandibula leher disekitar sudutmandibula,
perabaan terasa lunak dan adanya trismus ringan. Masticator spaceBerisi m.
masseter, m. pterygoid medial dan lateral, insersi dari m. temporalis. Infeksi
berasaldari gigi molar III mandibula. Gejala infeksi berupa trismus dan jika abses
besar maka infeksi dapat menyebar ke lateral pharyngeal space. Pasien membutuhkan
intubasi nasoendotrachealuntuk alat bantu bernapas. Lateral pharyngeal space
(parapharyngeal space)Berhubungan dengan banyak space di sekelilingnya sehingga
infeksi pada daerah ini dapatdengan cepat menyebar. Gejala infeksi berupa panas,
menggigil, nyeri dysphagia, trismus. Retropharyngeal space (posterior visceral
space)Infeksi berasal dari gigi molar mandibula, dari infeksi saluran pernapasan atas,
dari tonsil, parotis, telinga tengah, dan sinus. Gejala infeksi berupa kaku leher, sakit
tenggorokan,dysphagia, hot potato voice, stridor. Merupakan infeksi fascial spaces
yang serius karenainfeksi dapat menyebar ke mediastinum dan daerah leher yang
lebih dalam (menyebabkankerusakan n. vagus dan n cranial bawah, Horner syndrome)
PRINSIP TERAPI
Pada dasarnya, prinsip terapi abses adalah insisi untuk drainase (mengeluarkan cairan
pus),dengan catatan, prinsip ini dipergunakan untuk abses yang berada di jaringan
lunak. Lalu bagaimana dengan abses periapikal? Yang terjadi didalam tulang?
Biasanya abses periapikalmemiliki kondisi khas berupa gigi mengalami karies besar
dan terasa menonjol, sakit biladigunakan mengunyah, kadang terasa ada cairan asin
keluar dari gigi yang berlubangtersebut. Terapi kegawat-daruratannya dalam kondisi
ini tentunya belum dapat dilakukaninsisi, oleh karena pus berada dalam tulang, namun
yang dapat dilakukan adalah melakukan prosedur open bur, melakukan eksterpasi
guna mengeluarkan jaringan nekrotik, oklusalgrinding, dan pemberian terapi
farmakologi.
http://gilangrasuna.wordpress.com/2010/06/01/patogenesa-pola-penyebaran-danprinsip-terapi-abses-rongga-mulut/
Abses Submandibula penyebab bengkak rahang dannyeri tenggorokan
03
Friday
Platysma.d. Abses Perimandibular Kondisi ini unik dan khas , karena pada klinisnya
akan ditemukan tidak terabanya tepian
body of Mandible
, karena pada region tersebut telah terisi oleh pus, sehingga terasa pembesaran di
region tepi mandibula.e. Abses Subkutan (Subcutaneous Abscess)Sesuai namanya,
abses ini terletak tepat dibawah lapisan kulit (subkutan). Ditandai denganterlihat
jelasnya pembesaran secara ekstra oral, kulit terlihat mengkilap di regio
yangmengalami pembesaran, dan merupakan tahap terluar dari seluruh perjalanan
abses. Biasanya jika dibiarkan, akan terdrainase spontan, namun disarankan untuk
melakukan insisi untuk drainase sebagai perawatan definitifnya.
http://gilangrasuna-fkg.web.unair.ac.id/artikel_detail-40675-Catatan%20Kecil
%20Tentang%20Gigi-Pola%20Perjalanan%20%28Penyebaran%29%20Abses
%20Pada%20Gigi.html