You are on page 1of 22

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

REVITALISASI PASAR TRADISIONAL DI PASAR BABAKAN


KABUPATEN CIREBON

I.

UMUM
Sebelum melaksanakan pekerjaan kontraktor diharuskan memahami seluruh jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh mereka, oleh sebab itu kontraktor harus membuat
aturan atau tatacara atau metode pelaksanaan pekerjaan. Metode pekerjaan dibuat dengan
tujuan adalah sebagai petunjuk atau pedoman bagi pelaksana dalam melaksanakan
tahapan dari setiap pekerjaan yang tercantum dalam mata anggaran kontrak untuk
dilaksanakan oleh kontraktor. Metode pelaksanaan pekerjaan ini harus menjadi satu
kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dengan Bestek (Construction Drawing), Rencana
Kerja dan Syarat-Syarat serta Sfesifikasi Teknis, dimana metode peelaksanaan pekerjaan
melengkapi persyaratan tersebut dari aspek pelaksanaan kostruksi di lapangan.

II. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Pada pembangunan Pasar Utama Babakan ini akan terdiri dari beberapa bagian
pekerjaan, yaitu:
1. Pekerjaan Los Pasar menggunakan konstruksi baja
2. Pekerjaan Kios Pasar yang terdiri dari Kios di Blok A, Kios Blok B dan Kios Blok C
3. Pekerjaan Drainase
Ketiga bagian pekerjaan tersebut masing-masing mempunyai item pekerjaan tersendiri
dan salah satu itemnya akan sama pada bagian pekerjaan yang lainnnya. Oleh sebab itu
ruang lingkup pekerjaan yang akan dijelaskan disini merupakan cakupan dari seluruh
rangkaian kegiatan pekerjaan yang ada pada masing-masing item pekerjaan di masingmasing bagian pekerjaan. Karena pada pelaksanaannya seluruh pekerjaan akan
dilaksanakan secara serentak dan komprehensif sehingga tidak mungkin mendahului atau
meninggalkan satu bagian pekerjaan untuk pekejaan yang lainnya, akan tetapi akan
dilaksanakan secara berurutan sesuai item pekerjaan dan dilaksanakan secara serentak
pada seluruh bagian pekerjaan yang ada/ tercantum dalam kontrak pelaksanaan
pekerjaan. Karena hal tersebut akan mempengaruhi terhadap penyelesaian waktu
pekerjaan. Kami akan tunduk terhadap seluruh pekerjaan yang ada pada Dokumen
Kontrak, untuk kami laksanakan dengan kesungguhan hati dan rasa tanggungjawab.
III. PELAKSANAAN PEKERJAAN
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan merupakan kegiatan awal yang dilakukan sebelum melaksanakan
kegiatan yang lain. Atau merupakan kegiatan permulaan dari sebuah pekerjaan. Dalam
pekerjaan pembangunan pasar babakan utama ini terdapat beberapa item pekerjaan
persiapan yang harus dilaksanakan oleh kontraktor. Adapun yang termasuk dari
pekerjaan persiapan ini adalah :

A.1 Bongkaran Pasar Lama


Pembangunan Pasar Babakan merupakan peremajaan dari pasar lama menjadi
pasar baru, sehingga sebelum melaksanakan pembangunan pasar baru, kontraktor
terlebih dahulu harus membongkar pasar lama untuk dijadikan pasar baru.
Pasar lama Pasar Babakan terbuat dari konstruksi beton untuk bangunan los pasar,
dan konstruksi pasangan dinding bata untuk bangunan kios dengan atap dari
konstruksi kayu penutup asbes. Sehingga langkah-langkah untuk pekerjaan
bongkaran ini adalah :
1. Kontraktor menyiapkan tenaga kerja pembongkaran pasar lama. Karena akan
diperkirakan memakan waktu yang cukup lama maka kontraktor harus
menyiapkan beberapa tim kerja bongkaran, yakni untuk bongkaran bangunan
los, bangunan kios dan bangunan pelengkap lainnnya.
2. Team kerja yang harus disiapkan konraktor sekurang-kurangnya terdiri dari 5
team, yakni team untuk membongkar kios sebanyak 3 team beranggotakan 4
orang untuk masing-masing team, team untuk membongkar bangunan los
sebanyak 1 team beranggotakan 12 orang dan team untuk membongkar
bangunan lainnya 1 team beranggotakan 4 0rang.
3. Peralatan yang dipergunakan adalah peralatan tukang seperti biasanya yang
bisa dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan bongkaran
4. Adapun tahapan pekerjaan untuk pekerjaan bongkaran ini adalah sebagai
berikut:
Kontraktor memastikan seluruh tem kerjan serta peralatan yang akan
dipergunakan dalam keadaan siap
Pekerjaan pertama dimulai dengan mengosongkan seluruh ruangan yang
ada dalam pasar dari barang/benda milik pedagang yang masih tersisa
dalam pasar, kemudian dikumpulkan dalam satu tempat yang ditunjuk oleh
pejabata pasar
Membongkar seluruh bagian atap, dari mulai pentutp atap (asbes) dari
paku-paku yang menancap di cabut kemudian asbes dikumpulkan dan
diangkut ke tempat yang telah disiapkan
Membongkar rangka atap dan kuda kuda kayu dikumpulkan dan diangkut
ke tempat yang disediakan
Untuk pekerjaan los setelah bagian atap dibongkar dialnjutkan dengan
membongkar tiang-tiang penyangga dari kolom beton bertulang.
Pembongkaran kolom harus sampe kepada pondasi kolom tersbut terangkat.
Kolom yang sudah terangkat kemudian dihancurkan atau dikumpulkan
ditempat yang telah disiapkan. Bagian rangka besi yang menempel dalam
kolom tersebut. Tidak boleh dipergunakan kembali untuk kontruksi yang
baru, karena sudah rusak
Untuk pekerjaan bangunan kios dan yang lainnya, setelah bongkaran atap
selesai dikerjakan, selanjutnya dilakukan pembongkaran pintu rollingdor
terlebih dahulu sebelum dinding bagian bangunan kios dobangkar dan
dihancurkan.
Sisa-sias atau puing-puing dari hasil bongkaran bangunan pasar lama tidak
boleh diangkut.dibuang keluar lokasi karena akan dipergunakan untuk
bahan urugan peninggi bangunan. Puing-puing bongkaran dihancurkan dan
diratakan kembali dilokasi bongkaran pasar lama.
5. Material hasil bongkaran yang masih bisa dipergunakan, seperti : asbes bekas,
kayu bekas, pintu rollingdoor bekas harus diamankan oleh petugas dari

penjarah dan akan menjadi milik owner (negara). Ketentuan penyimpanan dan
penggunaannya kembali akan diatur kemudian oleh pejabat/direksi pekerjaan.
A.2 Pembersihan Lahan
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan pembongkaran pasar selesai
dilaksanakan. Dimana dilokasi pekerjaan tidak ditemukan lagi barang/barang atau
material yang dapat menghambat pekerjaan selanjutnya.
A.3 Mobilisasi dan Demobilisasi
Pekerjaan ini dimaksudkan sebagai bentuk kesiapan dari kontraktor untuk
menyiapkan dan mendatangkan baik yang bersifat men power atau
equipment/peralatan kerja ke lokasi pekerjaan.
Mobilisasi pekerjaan dilaksanakan lebih awal sebelum material di didatangkan di
lapangan, pengiriman akan disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan atau berdasar
progres pekerjaan.
Sementara pengiriman alat dan materail kerja akan menyusul dan sisesuaikan
dengan kebutuhan dilapangan. Adapan alat kerja yang akan dimobilisasi
diantaranya :
a. Satu unit Stamper untuk memadatkan urugan didatangkan setelah pekerjaan
urugan selesai
b. Satu unit Kren atau alat lain sejenis pada pekerjaan ereksi konstruksi baja
c. Satu unit Beton molen untuk mengaduk campuran adukan beton atau pasangan
lainnya
d. Serta peralatan lainnya yang dibutuhkan sesuai jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
A.4 Air Kerja dan Listrik Kerja
Air kerja dan listrik kerja akan disiapkan oleh kontraktor pada awal pekerjaan. Air
kerja dan listrik kerja akan memanfatkan sumber yang ada di lokasi pekerjaan.
Kontraktor akan berkoordinasi dan membuat izin secara tertulis tentang
penggunaannya dan memberikan insentif dari kedua jenis kebutuhan tersebut
berdasarkan kesepakatan yang ditempuh dalam perjanjian dengan
pemilik/pengelola pasar mengenai penggunaan dan pemberian insentif
pemanfaatan air kerja dan listrik kerja bagi pelaksanaan proyek pembangunan
Pasar Babakan Utama.
A.5 Direksi Keet
Sesuai bestek direksi keet yang dibangun oleh kontraktor adalah berukuran 6 m x 6
m (36 m2). Pekerjaan ini akan dilaksanakan oleh kontraktor diawal pekerjaan.
Lokasi pembuatan direksi keet akan ditentukan berdasarkan petunjuk dari direksi
atau pengewas pekerjaan. Bahan yang akan dipergunakan disesuaikan dengan
ketentuan, biasanya dari dinding rangka kayu lapis triplek, atap dari bahan asbes
atau seng gelombang. Lantai direksi keet harus diratakan dan dilapis oleh rabat
beton sehingga tidak mengotori terhadap aktifitas yang dilakukan didalamnya.
A.6 Papan Proyek
Berdasarkan ketentuan setiap proyek pemerintah harus diinformasikan secara
transparan kepada masyarakat umum. Untuk itu kontraktor harus menyiapkan
papan proyek, yang didalamnya berisikan informasi mengenai:
judul pekerjaan,
pemilik pekerjaan,

kontraktor pelaksana,
biaya pekerjaan dan
waktu pekerjaan.
Papan proyek dibuat dari bahan tahan cuaca dan bertahan minimal selama
berlangsung pekerjaan proyek. Ukuran disesuaikan dengan petunjuk dari
direksi/pengawas pekerjaan atau minimal berukuran 90 cm x 120 cm.
B. PEKERJAAN LOS PASAR
B.1 Pengukuran Lahan dan Pasangan Bowplank
Setelah pekerjaan persiapan lahan selesai dilaksanakan tahapan selanjutnya adalah
melaksanakan pengkuran lahan dan pemasangan bowplank. Kontraktor harus
menyiapkan alat ukur untuk mengukur dan menseting kebutuhan lahan untuk
penempatan pondasi bangunan. Seluruh posisi bangunan harus menyiku atau
membentuk sudut tegak lurus (900) terhadap bangunan yang lainnya. Untuk itu
setelah lahan diseting dan dikur dengan alat ukur kemudian dilakukan pengukuran
bowplank untuk menentukan kesikuan dari bangunan dan titik duga elevasi nol
bangunan. Titik duga elevasi nol biasanya diambil rata-rata dari ketinggian elevasi
muka jalan atau berdasarkan petunjuk dari direksi pekerjaa/pengawas pekerjaan.
Pasangan bowplangk nantinya akan menjadi acuan untuk penggalian pondasi
bangunan. Bahan yang dipergunakan akan disesuaikan dengan sfesifikasi yang
telah ditentukan dalan sfesifikasi pekerjaan yaitu dari papan ukuran 2/20 yang
diserut bagian permukaan atasnya, kemudian dipaku pada tiang-tiang patok dari
bahan kayu dolken berdiameter 10 cm. Paku-paku dan benang ukur disiapkan
sebagai titik acu letak jalur pondasi yang akan digali. Penempatan titik acu harus
berada pada bagian center/as dari bangunan, sehingga akan memudahkan
pengukuran selanjutnya.
B.2 Pekerjaan Tanah dan Pondasi
Yang termasuk kedalam pekerjaan tanah dan pondasi ini diantaranya:
1. Galian tanah biasa sedalam 1 m. Dan galian tanah sedalam 2 m.
Galian tanah biasa digunakan untuk pasangan pondasi lajur dimensi dari galian
tanah adalah lebar 80 cm dan panjang sepanjang pondasi dibangun. Sedangkan
galian tanah pondasi 2 m adalah untuk meletakan pondasi setempat untuk
dudukan pondasi yang menumpu kolom baja diatas pondasi tersebut. Dimensi
galian untuk pondasi setempat adalah lebar 120 cm x 120 cm dan dalam 2 m.
Tanah bekas galian pondasi sebagian akan diurugkan kembali kedalam pondasi
sebanyak 25% dan sisanya akan menjadi bahan urugan pada lahan bangunan
yang ada. Kontraktor wajib menyiapkan tenaga kerja serta alat yang memadai
untuk melaksanakan pekerjaan pondasi ini.
2. Urugan Pasir Bawah Pondasi
Setelah galian pondasi selesai, urugan pasir ditabur dan diratakan diatas galian
pondasi. Ketebalan hamparan pasir ini adalah setebal 5 cm dalam kondisi
padat. Pasir yang dipergunakan adalah pasir urug halus dengan ukuran dari
butiran pasir tidak lebih dari 0,045 mm.
3. Urugan Tanah Kembali
Urugan tanah kembali dilaksanakan setelah pekerjaan pasangan pondasi batu
kali/pasangan pondasi beton selesai dilaksanakan. Tanah diisikan ke rongga
sisa galian dipadatkan dan sisa dari urugan disebar secara merata ke lahan
bangunan kemudian dipadatkan.
4. Urugan Tanah Peninggian Bangunan

5.

6.

7.

8.

Urugan tanah untuk peningian bangunan didatangkan dari luar lokasi atau dari
quary tertentu yang memenuhi persyaratan untuk bahan urugan tanah. Direksi
dan Pengawas pekerjaan akan menetukan jenis tanah yang cocok untuk bahan
urugan tersebut. Ketebalan urugan sesuai ketentuan adalah setebal kurang lebih
25 s/d 30 cm diurugkan secara merata ke seluruh lahan bangunan kecuali badan
jalan. Kemudian dipadatkan dengan menggunakan stamper untuk mendapatkan
kepadatan maksimum.
Lantai Kerja
Lantai kerja ditempatkan pada lobang pondasi dalam sebagai alas untuk
meletakan pondasi beton bertulang. Lantai kerja setebal 10 cm, dibuat dari
beton tumbuk dengan campuran adukan 1:3:6, yaitu 1 bagian semen PC
berbanding 3 bagian pasir berbanding 6 bagian batu split. Campuran diaduk
dalam beton molen hingga mencapai pencampuran maksimum kemudian
dihamparkan setebal 10 cm pada lokasi pondasi.
Pondasi Beton Bertulang
Pondasi beton bertulang dipasanag pada titik dimana akan diletakan kolom baja
di atasnya. Pondasi beton bertulang ditempatkan setiap jarak 6 m dari as kolom
atau sesuai gambar. Ukuran pondasi adalah : telapak pondasi ukuran 100 cm x
100 c, x 30 cm, kolom ukuran 30 cm x 30cm tinggi disesuaikan. Campuarn
yang dipergunakan adalah camupran adukan beton 1:2:3. Besi tulangan yang
dipergunakan adalah besi dia. 12 mm untuk tulangan utama dan besi 8 mm
untuk tulangan sengkang.
Pondasi Lajur Batu Kali
Untuk pondasi dipake batu gunung yang berkualitas baik, keras, tidak polos
dan permukaannya tajam. Batu gunung yang dipakai harus dipecah-pecah
sehingga diameternya antar 30 cm dan minimum 10 cm. Pasangan batu gunung
untuk pondasi ini harus dipasang dengan adukan 1PC : 5 psr yang diaduk
matang. Ukuran kedalaman, dan lebar pondasi batu gunung dibuat sesuai
gambar rencana. Batu gunung harus disusun sedemikian rupa sehingga
dudukannya kokoh serta terikat baik satu sam lainnya dengan adukan. Untuk
keperluan kemudahan pemasangan pipa saluran air bersih, air hujan kabelkabel dan lain-lain yang menembus pondasi dapat dipasang bahan lunak yang
mudah dibuka. Dimensi pondasi batu gunung disesuaikan dengan gambar
rencana. Tidak diperkenangkan melakukan pelubangan pada sloof dan pondasi.
Pasangan sloop ukuran 20/30
Pasangan sloop adalah sebagian darai pekerjaan beton bertulang. Akan
diterangkan secara khusus sebagai berikut :
Penjelasan Umum
Meliputi pekerjaan beton yang bertulang dan tidak bertulang dan pelaksanaan
yang benar untuk menghasilkan beton yang bermutu baik. Maka perlu
penyedian tenaga kerja yang terampil, alat bantu yang memadai sesuai dengan
fungsinya dan material/bahan berdasarkan standart peraturan beton bertulang
PB1 1971 danSK.SKNI.T-15.1991-03
RUANG LINGKUP
Lingkup pekerjaan beton meliputi penyediaan semua pemasangan, Sloof.
Kolom utama/induk, kolom praktis dan semua komponen-konponenya yang
ditunjuk oleh gambar rencana.
Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan
sebagai berikut :

Bahan
Portland camen
Portland cament yang digunakan adalah jenis-jenis yang memenuhi
ketentuan-ketentuan dalam N1-1 atau menurut standart Portland cemen
yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia.
Semen yang digunakan harus berkualitas baik dan pada saat digunakan
harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras)
Untuk menjaga mutu semen,cara penyimpanan harus mengikuti syaratsyarat penyimpangan bahan tersebut.
Air
Yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Air tawar yang
dipakai harus bersih, tidak mengandung minyak, asam alkali bahan-bahan
organis dan bahan-bahan lain yang dapat menurungkan mutu beton.
Kerikil/Batu Pecah
Kerikil/batu pecah yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
Kerikil/batu pecah harus mempunyai gradasi yang baik, tidak porous,
memenuhi syarat kekerasannya.
Kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% ditentukan terhadap
berat kering. Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka kerikil harus
dicuci.
Pasir
Pasir yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam, atau pasir buatan yang
dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu. Pasir harus terdiri dari butir-butir
yang tajam dan mempunyai gradasi yang baik, tidak porous cukup syarat
kekerasannya.
Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebuh dari 5% ditentukan terhadap
berat kering.
Besi Beton
Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan
ditentukan dalam PBI 71.
Besi beton harus bersih dari dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari
cacat-cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai
dengan petujuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi minimal) seperti yang
di syaratkan dalam PBI 71.
Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah
tertulis dari Direksi.
Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1mm
dan tidak bersepuh seng.
Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri.
Kayu
Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala
sifat dan kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan pemakainya
tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.
Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja
yang ada. Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu yang apabila

tidak ditentukan lain, maka harus mengikuti syarat-syarat dan ketentuanketentuan dalam PPKI NI-5.
Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu,
pecah-pecah, mata kayu yang melintang. Syarat-syarat kelembaban dan
toleransi ukuran kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan
ketentuan dalam PPKI.

Pengecoran Beton
Beton tidak bertulang/beton tumbuk/ rabat beton dibuat dengan adukan.
1PC : 3 Psr : 5krl dipergunakan untuk lantai kerja, lantai alas keramik
untuk lantai kerja, lantai alas keramik, neut-kusen dan rabat beton, ukuran
disesuaikan dengan gambar.
Semua pekerjaan konstruksi beti pada bangunan dikerjakan dengan mutu
beton K -225. Semua pekerjaan konstruksi beton harus memenuhi syaratsyarat PBI 1971
Adukan beton harus benar-benar rata dan matang dengan menggunakan
Ready Mix pada K-225.
Untuk beton konstruksi bermutu K-175 dapat dilakukan dengan cara
manual.
Pengecoran beton dapat dilakukan setelah cara pemasangan pembesian
disetujui oleh Direksi Pelaksanaan secara tertulis dan tersedian cukup
bahan, perlatan serta tenaga kerja.
Pekerjaan Besi beton
Besi beton yang dipakai bermutu U-24. (SI.1). ukuran-ukurannya diameter
besi beton yang terpasang harus sesuai dengan gambar rencana, sedangkan
perubahan diameter tulangan harus dengan persetujuan Direksi/Pengawas.
Penggatian diameter tulangan tidak diperkenankan.
Besi beton bekas dan yang sudah berkarat tidak diperkenankan dipakai
dalam konstruksi. Besi beton harus bebas dari sisik, karat dan lain-lain
lapisan yang dapat mengurangi daya lekatnya pada beton.
Ikatan besi beton harus rapih dan kuat, bahan untuk pengikat adalah kawat
beton dengan diameter minimum 1mm.
Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka
disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga diminta harus ada sertifikat
dari laboratorium.
Bekesting dan Acuan
Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat bekesting
atau pun acuan yang kokoh dan rapat, sehingga air semen tidak bocor.
Bekesting harus dibuat sesuai dengan ukuran beton yang akan dilaksanakan.
Bahan bekesting dapat dibuat dari kayu terenteng tebal 2 cm atau multiplex.
Pembukaan bekesting ataupun acuan harus teratur dan beton sudah berumur
minimal 14 (empat belas) hari.
B.3 Pekerjaan Struktur Baja
FABRIKASI
:
Setelah gambar kerja telah di check dan recheck serta disetujui oleh Pimpinan
Teknik untuk di laksanakan maka pihak bengkel dapat segera melaksanakan
fabrikasi di bengkel atau di site dengan selalu diadakan pengawasan dan
pengecekan
oleh
pelaksana.
Untuk pekerjaan baja yang terkait dengan gambar sipil seperti misalnya
pengangkuran dan stek-stek, agar dibuat terlebih dahulu untuk dapat segera
dipasang.
PENGANGKURAN
Fungsi : Pemegang Struktur atas ( Kolom / Kuda-kuda) pada posisi yangyang
sebenarnya / tepat.
Penempatan dan pemasangan angkur :

As-as kolom, cara menentukan adalah ;


Buat Bouwplank setempat.
Mal pengangkuran dari multiplex t = 9 mm dan diberi as
Angkur dipasang di mal dan diberi 2 baut dan dipasang pada atas dan
bawah mal.
Ditarik benang / as ditarik 2 arah sesuai mal membentuk 2 arah siku
Angkur di las dengan besi beton kolom dengan elevasi atas waterpass.
Begesting kolom dipasang.
Kolom dicor
Mal angkur dilepas
Untuk plat landas yang lebih tebal dari 16 mm sebaiknya tebal mal sesuai dengan
tebal
plat
atau
angkur
dicheck
vertikalnya
satu
persatu.
Berdasarkan tumpuannya :
a. Tumpuan
pada
kolom
pedestal
Fungsi : Jepit - sendi ----> harus sesuai dengan perhitungan struktur
b. Tumpuan pada kolom atas.
Fungsi : Jepit - Jepit
Sendi Sendi
Sendi Rol
Pengangkuran baja dilaksanakan oleh Sipil di bawah Supervisi dari divisi baja,
hal
ini
dimaksudkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan bila terjadi
masalah pada saat erection oleh divisi baja.
PENGELASAN
Peralatan yang disiapkan untuk pekerjaan pengelasan :
1. Generator / Genset
2. Onvomer/ Trafo las
3. Kabel las + dan 4. Stang las (handle)
5. Topeng las
6. Kawat las
Kawat las yang biasa dipakai ada 3 jenis :
Diameter 2,6 mm untuk Pelat baja tipis, diameter 3,2 mm, dan 4,0 mm untuk
plat baja yang lebih tebal Selain itu type Kawat RD 460 dan RD 260, yang
biasa dipakai adalah type RD 460.
Energi / daya yang digunakan untuk pengelasan yang sempurna :
- Untuk kawat diameter 2,6 mm -----> 3.000 Watt - 8.000 Watt
- Untuk kawat diamater 3,2 dan 4,0 mm ------> 5.000 Watt - 12000 Watt
Dihindarkan adanya pengelasan pokok setelah kap baja terpasang terhadap
bahaya keruntuhan. Yang sangat penting untuk hasil yang ingin kita capai
dalam melas konstruksi baja, ialah cara mengelas, dimana yang perlu
diperhatikan adalah keserbasamaan (keseragaman) dan rupa las, serta
kematangan pengelasan. Setelah pengelasan biasanya akan timbul kerak-kerak
las ini harus dibersihkan dengan cara diketok-ketok dengan palu (hammer).
ERECTION
Persiapan dan peralatan untuk pemasangan konstruksi baja di lapangan:
1. Box
2. Tali tambang

3. Tali baja
4. Liyer
5. Takel
6. Peralatan Las
7. Blander
8. Kunci / Kunci momen
9. Alat Bantu (bbalok-balok kayu, dll)
Penyiapan Tenaga Kerja untuk Pekerjaan Erection :
Untuk Erection baja harus dipersiapkan tenaga kerja yang memadai. Tenaga
kerja ini dapat dibagi menurut pekerjaannnya :
Langsiran baja yang telah difabrikasi ditempatkan di lokasi menurut kodekode yang ada.
Tenaga penarik Liyer dan tali baja.
Tenaga yang menempat baja pada posisi untuk dipasang baut-baut.
Tenaga pemasangan tali baja / tali tambang
Tenaga pengelasan, pasang gording dan pasang mur baut, serta supervisi.
Contoh Erection Kuda-kuda Portal dan Kolom IWF :
1. Schedule fabrikasi dan erection.
2. Perencanaan arah erection, penempatan bahan hasil fabrikasi, misalnya :
Untuk kuda-kuda / kap baja vakwerk sesuai dengan kode-kode yang
terdapat pada Shop drawing.
3. Erection kolom IWF dengan box pipa
4. Pemasangan Regel / koker antar kolom
5. Box besar dipasang pada kuda Kuda-kuda yang pertama
- Ketinggian box min 3 m dari puncak kuda-kuda
- Jumlah box tergantung dari bentang kuda-kuda < 23 m menggunakan
1 Box , ( L < 23 m = 1 Box, 23 < L < 46 = 2 Box )
Penarikan tambang/sling pada baja untuk kuda-kuda > 23.00 m pada 4
arah. Untuk beban berat harus pakai sling baja.
6. Kuda-kuda dirangkai di bawah. Pemeriksaan awal terhadap panjang dan
hasil pengelasan.
7. Kuda-kuda pada bagian atas diikat dengan tali baja yang ditarik dengan
Liyer.
(dicheck kekakuan horisontal awal apakah perlu pengaku
tambahan ).
8. Samping kanan / kiri kuda-kuda diberi tali tambang untuk menjaga posisi
agar tidak terpuntir atau dipegang dengan box pipa.
9. Bentang kuda-kuda yang sudah dirangkai dichek bentangnya = bentang
kolom
10. Kuda - kuda dibaut pada kolom.
11. Box Utama digeser pada posisi kuda-kuda kedua.
12. Selanjutnya kuda-kuda yang telah dirangkai dibawah dan telah dicheck
panjang dan pengelasan segera diangkat dan dipasang. (sesuai langkah 5
s/d 10).
13. Setelah 2 kuda-kuda terpasang, untuk membantu kekakuan segera dipasang
gording dan ikatan angin.
14. Untuk kuda-kuda ketiga dan seterusnya dengan langkah yang sama.
Untuk penumpukan bahan kap baja, beban bahan diperhitungkan terhadap
kekuatan plat atau balok beton.

Pada erection awal, koordinator harus berada di lapangan untuk supervisi


langsung. Selama erection berlangsung, pelaksana lapangan harus mengikuti
jalannya
erection
serta
berfungsi
sebagai
supervisi.
PASCA ERECTION
Pekerjaan yang kemudian akan dilakukan setelah ereksi baja adalah:
1. Pemeriksaan tegaklurus (lot) dari kolom.
2. Pemeriksaan pemasangan baut / las (Check Total)
3. Semua sambungan dicheck
4. Pengecatan ulang meni besi
5. Periksa lendutan apakah sesuai dengan batas yang diberi oleh koordinator.
6. Pengerjaan grouting bawah base plate dengan semen grouting (bila ada)
B.4 Pekerjaan Lantai
Pekerjaan lantai dilaksanakan setelah pekerjaan struktur utama pada bangunan los
telah selesai dikerjakan, yaitu pekerjaan struktur kuda-kuda baja dan penutup atap
galvalum, serta telah dilaksanakan finishing untuk pekerjaan struktur baja tersebut.
Pekerjaan lantai yang akan dilaksanakan di bangunan los berupa :
1.

2.

Pengurugan Pasir setebal 10 cm


Pengurugan pasir dilakukan setelah tanah dasar pada bangunan los dipadatkan
terlebih dahulu menggunakan stamper sampai mendapat kpadatan yang
maksimum. Pasir halus/pasir pasang kemudian dihamparkan setebal 10 cm
sebagai alas untuk lantai kerja dan pasangan keramik diatasnya. Pasir yang
telah dihampar diratakan kemudian ditimbris sampai padat sambil disiram
dengan air.
Lantai Kerja Tebal 7 cm
Setelah pasir dihampar di seluruh ruangan bangunan los, selanjutnya adalah
dipasang rabat beton diatas hamparan pasir tersebut. Rabat beton adalah lantai
dasar sementara sebelum lantai keramik dipasang pada bangunan los tersebut.
Lantai kerja setebal 7 cm, dibuat dari beton tumbuk dengan campuran adukan
1:3:6, yaitu 1 bagian semen PC berbanding 3 bagian pasir berbanding 6 bagian
batu split. Campuran diaduk dalam beton molen hingga mencapai
pencampuran maksimum kemudian dihamparkan setebal 7 cm diatas pasir
yang telah dihampar di seluruh ruangan pada bangunan los tersebut.

B.5 Pekerjaan Ventilasi


Pekerjaan
ventilasi
dilaksanakan
setelah
pekerjaan
penutup
atap
dilaksanakan/dikerjakan. Ventilasi yang dimaksud adalah ventilasi atap terbuat dari
bahan alumunium yang berfungsi untuk menghisap udara dari bawah bangunan
dan dibuang ke atas/ udara bebas. Atau berfungsi sebagai sirkulasi udara.lantai
dilaksanakan setelah pekerjaan struktur utama pada bangunan los telah selesai
dikerjakan
B.6 Pekerjaan Instalasi Listrik
Pekerjaan Instalasi Listrik dilaksanakan setelah pekerjaan bangunan utama los
selesai dilaksanakan. Lingkup pekerjaan instalasi listrik pada bangunan los ini
terdiri dari : Pas. Instalasi titik lampu; pas. Stop kontak dan saklar ; dan
pemasangan lampu penerangan. Pekerjaan instalasi listrik pada bangunan los
bersifat outbow atau pemasangan diluar struktur, hal ini disebabkan karena

bangunan los bersifat terbuka menggunakan struktur baja (expouse) sehingga


pekerjaan instalasi tidak bisa ditanam. Oleh sebab itu material yang dipergunakan
untuk melundungi instalasi (kabel, dll) harus yang kuat dari benturan sehingga
tidak cepat pecah dan patah.
Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang akan dilaksanakan harus dikerjakan oleh
instalatur yang sudah berpengalaman serta terdaftar sebagai instalatur resmi PLN
dengan memegang SPT dan Surat Izin Kerja- SIKA C yang masih berlaku. Seluruh
Pekerjaan listrik harus dikerjakan sesuai peraturan pekerjaan listrik yang berlaku di
Indonesia terutama SPLN dan PUIL.
Lingkup Pekerjaan listrik meliputi pengadaan dan pemasangan semua
komponen listrik termasuk lampu, saklar, stop kontak, instalasi pengkabelan
lengkap conduit, panel listrik dan pengetesannya.
Hasil pekerjaan listrik sampai menyala.
Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan
sebagai berikut :
1. Material
Kontraktor Pelaksana harus memasang lampu jenis merk Philips atau
setara. Tipe armature aotbow lengkap dengan aksesorisnya, serta lampu
lainnya seperti yang ditujukkan dalam gambar.
Semua stop kontak, saklar dari kualitas terbaik atau dari sekualitas merk
MK atau.
Isolasi untuk sambungan kabel digunakan pipa isolasi sekualias 3 M,
legrand atau yang sekualitas.
Pipa kabel (conduit) dari jenis high-impact dari merk EGA, clipsall atau
yang sekualitas. Sambungan (copling), T-Dos harus dengan merk yang
sama dengan jenis konduitnya.
Seluruh material yang dipergunakan harus baru dan dipasang dengan cara
penempatan yang benar atau dari material bangunan lama yang masih
layak/baik dapat dipasang dengan persetujuan pihak Direksi/Pengawas.
Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan contoh dari seluruh material
Pekerjaan listrik untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi sebelum
dipasang. Seluruh biaya ditanggung atas biaya Kontraktor pelaksana. Material
yang harus diajukan contohnya antara lain :
Kabel,
Stop kontak,
Saklar,
Lampu (setiap jenisnya),
Konduit, Ballast, dll

C. PEKERJAAN BANGUNAN KIOS


Pekerjaan bangunan kios ini meliputi :
1. Bangunan kios blok a ukuran 3 x 3 sebanyak 8 unit
2. Bangunan kios blok a ukuran 3 x 3 sebanyak 12 unit
3. Bangunan kios blok b ukuran 3 x 3 sebanyak 15 unit
4. Bangunan kios blok c ukuran 3 x 3 sebanyak 3 unit
5. Bangunan kios blok c ukuran 3 x 2,5 sebanyak 24 unit
Total bangunan kios yang akan dibangun adalah sebanyak 62 unit. Bangunan kios yang
akan dibangun pada tahun anggaran 2014 ini tidak seluruhnya sempurna selesai
semuanya terdapat beberapa bangunan kios pada beberapa blok belum 100% selesai
pengerjaannya, sebagai berikut:
No
1
2
3
4
5

Kios Blok
Blok A
(3x3) = 8 unit
Blok A
(3x3) = 12 unit
Blok B
(3x3) = 15 unit
Blok C
(3x3) = 3 unit
Blok C
(3x2,5) = 24 unit

Progres Pembangunan
100% selesai
100% selesai
75%
100% selesai
75%

Pekerjaan Tersisa
Tidak ada
Tidak ada
Pintu Rolling door dan
pasangan lantai keramik
Tidak ada
Pintu Rolling door dan
pasangan lantai keramik

C.1 Pengukuran Lahan dan Pasangan Bowplank


Setelah pekerjaan persiapan lahan selesai dilaksanakan tahapan selanjutnya adalah
melaksanakan pengkuran lahan dan pemasangan bowplank. Kontraktor harus
menyiapkan alat ukur untuk mengukur dan menseting kebutuhan lahan untuk
penempatan pondasi bangunan. Seluruh posisi bangunan harus menyiku atau
membentuk sudut tegak lurus (900) terhadap bangunan yang lainnya. Untuk itu
setelah lahan diseting dan dikur dengan alat ukur kemudian dilakukan pengukuran
bowplank untuk menentukan kesikuan dari bangunan dan titik duga elevasi nol
bangunan. Titik duga elevasi nol biasanya diambil rata-rata dari ketinggian elevasi
muka jalan atau berdasarkan petunjuk dari direksi pekerjaa/pengawas pekerjaan.
Pasangan bowplangk nantinya akan menjadi acuan untuk penggalian pondasi
bangunan. Bahan yang dipergunakan akan disesuaikan dengan sfesifikasi yang
telah ditentukan dalan sfesifikasi pekerjaan yaitu dari papan ukuran 2/20 yang
diserut bagian permukaan atasnya, kemudian dipaku pada tiang-tiang patok dari
bahan kayu dolken berdiameter 10 cm. Paku-paku dan benang ukur disiapkan
sebagai titik acu letak jalur pondasi yang akan digali. Penempatan titik acu harus
berada pada bagian center/as dari bangunan, sehingga akan memudahkan
pengukuran selanjutnya.
C.2 Pekerjaan Tanah dan Pondasi
Yang termasuk kedalam pekerjaan tanah dan pondasi ini diantaranya:
1. Galian tanah biasa sedalam 1 m.

2.

3.

4.

5.

6.

Galian tanah biasa digunakan untuk pasangan pondasi lajur dimensi dari galian
tanah adalah lebar 80 cm dan panjang sepanjang pondasi dibangun. Tanah
bekas galian pondasi sebagian akan diurugkan kembali kedalam pondasi
sebanyak 25% dan sisanya akan menjadi bahan urugan pada lahan bangunan
yang ada. Kontraktor wajib menyiapkan tenaga kerja serta alat yang memadai
untuk melaksanakan pekerjaan pondasi ini.
Urugan Pasir Bawah Pondasi
Setelah galian pondasi selesai, urugan pasir ditabur dan diratakan diatas galian
pondasi. Ketebalan hamparan pasir ini adalah setebal 5 cm dalam kondisi
padat. Pasir yang dipergunakan adalah pasir urug halus dengan ukuran dari
butiran pasir tidak lebih dari 0,045 mm.
Urugan Tanah Kembali
Urugan tanah kembali dilaksanakan setelah pekerjaan pasangan pondasi batu
kali/pasangan pondasi beton selesai dilaksanakan. Tanah diisikan ke rongga
sisa galian dipadatkan dan sisa dari urugan disebar secara merata ke lahan
bangunan kemudian dipadatkan.
Urugan Tanah Peninggian Bangunan
Urugan tanah untuk peningian bangunan didatangkan dari luar lokasi atau dari
quary tertentu yang memenuhi persyaratan untuk bahan urugan tanah. Direksi
dan Pengawas pekerjaan akan menetukan jenis tanah yang cocok untuk bahan
urugan tersebut. Ketebalan urugan sesuai ketentuan adalah setebal kurang lebih
25 s/d 30 cm diurugkan secara merata ke seluruh lahan bangunan kecuali badan
jalan. Kemudian dipadatkan dengan menggunakan stamper untuk mendapatkan
kepadatan maksimum.
Pondasi Lajur Batu Kali
Untuk pondasi dipakai batu gunung yang berkualitas baik, keras, tidak polos
dan permukaannya tajam. Batu gunung yang dipakai harus dipecah-pecah
sehingga diameternya antar 30 cm dan minimum 10 cm. Pasangan batu gunung
untuk pondasi ini harus dipasang dengan adukan 1PC : 5 psr yang diaduk
matang. Ukuran kedalaman, dan lebar pondasi batu gunung dibuat sesuai
gambar rencana. Batu gunung harus disusun sedemikian rupa sehingga
dudukannya kokoh serta terikat baik satu sam lainnya dengan adukan. Untuk
keperluan kemudahan pemasangan pipa saluran air bersih, air hujan kabelkabel dan lain-lain yang menembus pondasi dapat dipasang bahan lunak yang
mudah dibuka. Dimensi pondasi batu gunung disesuaikan dengan gambar
rencana. Tidak diperkenangkan melakukan pelubangan pada sloof dan pondasi.
Pasangan sloop ukuran 15/20, Kolom praktis 15/15, balok gantung 15/25 dan
ring balok 15/20adalah bagian dari pekerjaan beton bertulang. Akan
diterangkan secara khusus sebagai berikut :
Penjelasan Umum
Meliputi pekerjaan beton yang bertulang dan tidak bertulang dan pelaksanaan
yang benar untuk menghasilkan beton yang bermutu baik. Maka perlu
penyedian tenaga kerja yang terampil, alat bantu yang memadai sesuai dengan
fungsinya dan material/bahan berdasarkan standart peraturan beton bertulang
PB1 1971 danSK.SKNI.T-15.1991-03
RUANG LINGKUP
Lingkup pekerjaan beton meliputi penyediaan semua pemasangan, Sloof.
Kolom utama/induk, kolom praktis dan semua komponen-konponenya yang
ditunjuk oleh gambar rencana.

Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan


sebagai berikut :
Bahan
Portland camen
Portland cament yang digunakan adalah jenis-jenis yang memenuhi
ketentuan-ketentuan dalam N1-1 atau menurut standart Portland cemen
yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia.
Semen yang digunakan harus berkualitas baik dan pada saat digunakan
harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras)
Untuk menjaga mutu semen,cara penyimpanan harus mengikuti syaratsyarat penyimpangan bahan tersebut.
Air
Yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Air tawar yang
dipakai harus bersih, tidak mengandung minyak, asam alkali bahan-bahan
organis dan bahan-bahan lain yang dapat menurungkan mutu beton.
Kerikil/Batu Pecah
Kerikil/batu pecah yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
Kerikil/batu pecah harus mempunyai gradasi yang baik, tidak porous,
memenuhi syarat kekerasannya.
Kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% ditentukan terhadap
berat kering. Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka kerikil harus
dicuci.
Pasir
Pasir yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam, atau pasir buatan yang
dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu. Pasir harus terdiri dari butir-butir
yang tajam dan mempunyai gradasi yang baik, tidak porous cukup syarat
kekerasannya.
Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebuh dari 5% ditentukan terhadap
berat kering.
Besi Beton
Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan
ditentukan dalam PBI 71.
Besi beton harus bersih dari dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari
cacat-cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai
dengan petujuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi minimal) seperti yang
di syaratkan dalam PBI 71.
Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah
tertulis dari Direksi.
Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1mm
dan tidak bersepuh seng.
Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri.
Kayu
Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala
sifat dan kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan pemakainya
tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.

Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja
yang ada. Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu yang apabila
tidak ditentukan lain, maka harus mengikuti syarat-syarat dan ketentuanketentuan dalam PPKI NI-5.
Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu,
pecah-pecah, mata kayu yang melintang. Syarat-syarat kelembaban dan
toleransi ukuran kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan
ketentuan dalam PPKI.
Pengecoran Beton

Beton tidak bertulang/beton tumbuk/ rabat beton dibuat dengan adukan.


1PC : 3 Psr : 5krl dipergunakan untuk lantai kerja, lantai alas keramik
untuk lantai kerja, lantai alas keramik, neut-kusen dan rabat beton, ukuran
disesuaikan dengan gambar.
Semua pekerjaan konstruksi beti pada bangunan dikerjakan dengan mutu
beton K -225. Semua pekerjaan konstruksi beton harus memenuhi syaratsyarat PBI 1971
Adukan beton harus benar-benar rata dan matang dengan menggunakan
Ready Mix pada K-225.
Untuk beton konstruksi bermutu K-175 dapat dilakukan dengan cara
manual.
Pengecoran beton dapat dilakukan setelah cara pemasangan pembesian
disetujui oleh Direksi Pelaksanaan secara tertulis dan tersedian cukup
bahan, perlatan serta tenaga kerja.
Pekerjaan Besi beton
Besi beton yang dipakai bermutu U-24. (SI.1). ukuran-ukurannya diameter
besi beton yang terpasang harus sesuai dengan gambar rencana, sedangkan
perubahan diameter tulangan harus dengan persetujuan Direksi/Pengawas.
Penggatian diameter tulangan tidak diperkenankan.
Besi beton bekas dan yang sudah berkarat tidak diperkenankan dipakai
dalam konstruksi. Besi beton harus bebas dari sisik, karat dan lain-lain
lapisan yang dapat mengurangi daya lekatnya pada beton.
Ikatan besi beton harus rapih dan kuat, bahan untuk pengikat adalah kawat
beton dengan diameter minimum 1mm.
Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka
disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga diminta harus ada sertifikat
dari laboratorium.
Bekesting dan Acuan
Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat bekesting
atau pun acuan yang kokoh dan rapat, sehingga air semen tidak bocor.
Bekesting harus dibuat sesuai dengan ukuran beton yang akan dilaksanakan.
Bahan bekesting dapat dibuat dari kayu terenteng tebal 2 cm atau multiplex.
Pembukaan bekesting ataupun acuan harus teratur dan beton sudah berumur
minimal 14 (empat belas) hari.

C.3 Pekerjaan Pasangan


Yang termasuk kedalam pekerjaan tanah dan pondasi ini diantaranya:
1. Pasangan Bata merah adukan 1:5
Pekerjaan dinding menggunakan campuran 1 Pc : 5 Ps
a. Pasangan batu bata dinding keliling bangunan dipasang batu, dinding
dimulai dari permukaan sloof hingga peil 20 cm diatas permukaan lantai
dipasang bata ttrasram bata dengan campuran 1 semen banding 2 pasir.
Untuk dinding kamar mandi/toilet dipasang batu bata transram 1 Pc : 2 Ps
setinggi 1,5 meter dari permukaan lantai. Sedangkan dinding lainnya
dipasang pasangan bata bata 1Pc : 5Ps dengan campuran 1 semen banding 4
pasir sesuai dengan gambar bestek.
b. Semua pasangan batu bata sebelum dikerjakan terlebih dahulu direndam
dalam air hingga jenuh.
c. Seluruh bata yang digunakan bermutu baik, bentuk seragam, siku dengan
tekstur yang sama, warna merah tua, tanpa retak, tahan terhadap air dan
tidak rapuh.
d. Adukan pasangan harus dibuat secara hati hati, diaduk didalam bak kayu
yang memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam
keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang
plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak habis digunakan
sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang baru.
e. Pengukuran (Uit zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan
sesuai gambar, dengan syarat :
Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus
dilakukan dengan benang.
Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak
boleh melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai.
f. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda
setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah
pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut.
g. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga
menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari.
Pada tempat tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom kolom praktis yang
ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.
h. Lubang untuk alat alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding, harus
dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester ).
Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan

plasteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama


dengan plasteran seluruh bidang tembok.
i. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan
lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok
dengan sesuatu penutup yang sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang
harus diberi perawatan dengan cara membasahinya secara terus menerus
paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya.
2.

Plesteran adukan 1:5 dan Acian


Pekerjaan plesteran menggunakan campuran, yaitu : capuran 1 Pc : 5 Ps
a.

Plesteran 1 Pc : 2 Ps dengan campuran 1 semen Banding 2 Pasir dilakukan


pada pasangan bata 1 Pc : 2 Ps, sedangkan Plesteran 1 Pc : 4 Ps dengan
campuran 1 semen Banding 4 Pasir dilakukan pada pasangan bata 1 Pc : 4
Ps

b.

Pekerjaan plesteran yang lainnya dilakukan pada permukaan beton,


kolom, sloof, dan ring balk atau sesuai dengan gambar atau petunjuk
Direksi/Konsultan Pengawas.

c.

Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, pada bidang-bidang dinding yang


akan diplester harus disiram, dibasahi dengan air bersih, bebas dari
kotoran dan lain-lain atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Konsultan
Pengawas, permukaan plesteran harus rapid an rata.

d.

Pekerjaan plesteran dilakukan pasir yang halus dengan permukaan yang


rapi dan tidak bergelombang.

3.

Pekerjaan Beton
Pekerjaan beton telah diuraikan sebelumnya

4.

Pasangan Pintu Rollingdoor


Pintu rollingdoor dipasang setelah pekerjaan bangunan kios selesai dikerjakan.
Lantai telah terpasang sehingga tidak mengganggu dan merusak pintu
rollingdoor.
Pintu Rollingdoor terbuat dari bahan plat baja tebal 0,3 mm dengan ukuran
disesuaikan dengan ukuran muka kios dan tinggi sampai mencapai diatas
balok gantung setinggi 2,5 m.
Bok rollingdoor ditempatkan diatas balok gantung bagian dalam sehingga
tidak mengganggu pandangan

C.4 Pekerjaan Atap


Langkah Tata Cara Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan :
1. Bentuk atap Baja ringan
Sebagai Faktor Penentu Estetika atau keindahan atap bangunan (bentuk atap)
2. Menghitung Volume Baja Ringan
Kebutuhan volume baja ringan biasanya semakin banyak jurai semakin luas atap
semakin mahal. tentunya berbeda dengan atap sederhana (cek hitungan
perkiraan)
3

Mempersiapkan Gambar Kerja.

Persiapkan gambar kerja berupa denah bangunan secara menyeluruh karena


gambar kerja ini menentukan jarak kuda dan kebutuhan kuda-kuda. gambar
kerja yang di keluarkan terlebih dahulu mempertimbangkan jarak kuda-kuda
yang akan di pakai, biasanya jarak kuda-kuda yang aman tidak lebih dari
1,20 meter. Gambar kerja ini jangan sampai di tentukan oleh tukang/aplikator
bangunan haruslah rekomendasi dari penyedia baja ringan karena selama ini
tukang berdasarkan atas empiris bukan hasil dari analisa sofware.

4.

Bahan Baja Ringan Label SNI


Mutu Kualitas baja ringan haruslah menggunakan Standar Nasional
Indonesia (SNI) maka tanyakan kepada penyedia baja ringan apakah sudah

memakai
SNI
di
setiap
batang
baja
ringan.
Teliti dulu sebelum membeli konsumen mempunyai hak untuk bertanya
mengenai perlindungan konsumen(konsumen cerdas paham perlindungan)
5.

Penutup Atap tentukan terlebih dahulu


penentuan ketebalan Profil C Baja ringan biasa tergantung atap yang di pakai
,biasa semakin berat genting yang akan di pakai semakin berat pula
pembebanan terhadap struktur baja ringan tentunya baja ringan harus ada
perbedaan dimana ketebalan profil ini bervariasi mulai dari profil : C 75/65 ,
C 75/75, C75/100.

6.

Pemasangan Baja Ringan


yang perlu di perhatikan dan diawasi dalam hal pemasangan :
a. Jarak antar kuda-kuda (jarak max 1,20 meters)
b. Sambungan Kuda-Kuda,
c. Web/ Ander (jarak max 1,20 - 1.50 meters)
d. Kaki (sepatu kuda), minimal dua buah jikalau satu sebaiknya di komplain
e. Baut Yang di pakai, memakai

C.5 Pekerjaan Plapond


1. Pasang Plapond Rangka Hollow + GRC
Metode Pemasangan Plafond adalah sebagai berikut:
a. Tentukan Marking Elevasi Plafon dan buat garis sipatan serta titik-titik
paku kait.
b. Pasang Paku Kait
c. Pasang Penggantung Rangka Plafon ( Hanger dan Clip Adjuster) dengan
posisi tegak lurus.
d. Pasang Rangka Tepi Plafon ( list profil) sebagai list tepi pada garis sipatan
e. Tentukan jarak penempatan Kait Penggantung.
f. Pasang tarikan benang sebagai pedoman penentu kelurusan dan ketinggian
rangka plafon.
g. Pasang Rangka Utama (Top Cross Rail)
h. Pasang Rangka Pembagi
i. Pasang plafond dengan spesifikasi material yang telah ditentukan pada
gambar kerja, RKS dan RAB
j. Setelah rangka plapond selesai dirakit/dipasang pekerjaan selanjutnya
adalah memasang penutup Plapond menggunakan bahan GRC board tebal 3
mm.
C.6 Pekerjaan Lantai
1. Pada saat membeli keramik dari toko material sebelumnya dipisahkan dahulu
keramik yang sewarna, meskipun dengan type keramik yang sama, jika waktu
pembakarannya berbeda akan meyebabkan perbedaan warna hal ini akan
menggurangi keindahan pasangan keramik.
2.

Keramik yang digunakan adalah keramik putih polos ukuran 30 x 30 cm yang


mempuyai ukuran kualitas yang biasa disimbolkan dengan KW 1 .

3.

Untuk jenis keramik tertentu biasanya direndam sampai basah jenuh, sehingga
dalam proses pemasangan nantinya tidak meyerap air semen.

4.

Meyelesaikan pekerjaan pipa yang akan ditanam didalam keramik, agar


nantinya tidak terjdi bongkar pasang.

5.

Menggukur ruagan yang akan dipasang keramik.

6.

Membuat gambar kerja pasangan keramik bedasarkan hasil pengukuran


sehingga dapat ditentukan pemotongan lebar rencana las-lasan pada pinggir
ruangan.

7.

Membuat garis bantu kedataran dan ketegakan dengan benang ukur.

8.

Membuat kepalaan keramik bedasarkan ukuran gambar kerja yang sudah


dibuat.

9.

Memasang keramik.

10. Memasang nuk keramik.

C.7 Pekerjaan Pengecatan


Pekerjaan pengecatan digunakan untuk pengecatan dinding tembok dan plafond
GRC serta pengecatan bidang kayu. Pengecatan meliputi seluruh permukaan
dinding sebelah dalam dan sebelah luar tembok. Cat yang digunakan adalah cat
tembok jadi, berkualitas baik sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
Sebelum pengecatan dimulai, permukaan dinding yang akan dicat harus
dibersihkan, sisa-sisa tonjolan spesi bekas pemasangan bata harus diratakan,
lubang-lubang yang ada harus ditutup dan diplamir pada bagian tertentu di amplas
sehingga permukaan dinding yang akan dicat benar-benar rata. Warna cat yang
diinginkan adalah sesuai dengan petunjuk RKS atau petunjuk Direksi/Konsultan
Pengawas. Semua permukaan pengecatan harus rata dan semua ketebalan yang
sama dengan 3 kali pengulangan pengecatan. Semua permukaan baik beton dan
kayu sebelum dicat didempul atau digosok dengan kertas amplas. Pencampuran
kekentalan cat, baik cat tembok maupun cat kilat kayu disesuaikan dengan arahan
pabrik atau petunjuk direksi/konsultan pengawas. Sebelum dilakukan pelaksanaan
pekerjaan, kontraktor akan menunjukan contoh warna dan merk yang akan
digunakan dan dimintai persetujuan direksi/konsultan pengawas.
C.8 Pekerjaan Instalasi Listrik
Pekerjaan ini dilakukan terutama memasang pipa-pipa kabel listrik yang ditanam
didalam beton, kabel yang dipakai adal NYa 3 x 2.5 mm, dilakukan pemasangan
pitting, baik sakelar, stop kontak, dan titik api, serta instalasi jaringan baik didalam
pipa maupun di atas plafon. Pemasangan jaringan listrik mengikuti petunjuk

Cirebon, 6 Agustus 2014

You might also like