You are on page 1of 26

MANAJEMEN INTRAOPERATIF

Tanggal operasi : 20 Desember 2005


Diagnosis prabedah
: Soft Tissue Tumor a/r fronto
temporal dekstra
Jenis pembedahan
: Eksisi
Metode anestesi : Umum
Premedikasi
: VIMA dengan sevofluran
Sulfas Atropin 0,1 mg
Induksi
: sempurna
Teknik
: semi open
Pengaturan nafas
: assisted
Ventilator
: Volume controlled

Waktu mulai induksi : 11.30


Letak penderita
: terlentang
Intubasi
: oral, no tube 4,5 dengan
balon
Medikasi
Fentanyl 50 mg
Pavulon 0,5 mg
Dexametason 5 mg
Kaltrofen supp
Cairan :Ringer Lactat

Jam

Inhalasi

Tekanan
Darah
(mmHg)

Nadi
(x / menit)

SpO2
(%)

11.45

02, N20,
Enfluran

90/44

92

99

12.00

02, N20,
Enfluran

89/37

118

100

12.15

02, N20,
Enfluran

92/47

127

100

12.30

02, N20,
Enfluran

97/55

131

99

12.45

02, N20,
Enfluran

92/44

121

99

Durante operasi
: massa kenyal 6 x
4 x 2 cm,
Diagnosa pasca bedah : Soft Tissue Tumor
a/r frontotemporal dekstra
Lama operasi
: 1 jam
Perdarahan slm operasi
: 50 cc
Diuresis slm operasi : ( kateter tidak
terpasang )

Keadaan post operatif


Masuk ruang pemulihan jam 13.00

Keadaan umum : sadar


Nadi
: 110 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu
: afebris
Ruang cempaka ( 21 Desember 2005 )

Keadaan umum : kompos mentis


Nadi
: 92 x/menit
Respirasi
: 24 x/menit
Suhu
: afebris
Laboratorium
:
Hb
: 9,8 gr/dl
Leukosit : 9600 /mm3
Hematokrit
: 30 %
Trombosit
: 447.000 /mm3

SOFT TISSUE TUMOR


Jaringan lunak : jrngn penyokong dari berbagai organ
yang merupakan struktur non-epitelial eksktra skeletal
terutama jaringan limfohematopoetik(jaringan ikat,
jaringan lemak, otot skelet, pembuluh darah / limf dan
system saraf tepi)
Tumor jaringan lunak : neoplasma yang luas &
heterogen
Klasifikasi tumor :
Lokasi
pola pertumbuhan
Rekurensi
Metastase
umur penderita

ETIOLOGI

1. Genetik
2. Radiasi & Karsinogen
3. Infeksi &Trauma

GAMBARAN KLINIS

massa yg tidak nyeri/nyeri (trgntg anatomi)


Anggota gerak tidak terganggu
PROGNOSIS

Ukuran & Kedalaman tumor


Tipe histology : Stadium klinis & Grading
Proliferasi sel & Mutasi oncogen

PERMASALAHAN DAN
PEMBAHASAN
Bagaimana penatalaksanaan anastesi pada
pasien pediatri?
Perbedaan bayi & anak dengan dewasa :
psikologi
Anatomi & fisiologi
farmakologi & patologi

Pernafasan
Frekwensi nafas lebih cepat dari org
dewasa
Pada neonatus dan bayi antara 30 40 x /
menit.
Tipe : abdominal, lewat hidung

Kardio-sirkulasi
Frekwensi jantung : 100 120 x/menit.
Hipoksia menimbulkan bradikardi karena parasimpatis
yang lebih dominant.
Kadar hemoglobin pada neonatus tinggi (16-20 gr %),
tapi kemudian menurun sampai usia 6 bulan (10-12 gr
%) karena pergantian dari HbF menjadi HbA.
Jumlah darah bayi secara absolute sedikit walaupun
untuk pehitungan mengandung 90 ml / kgBB, karena
itu perdarahan dapat menimbulkan gangguan system
kardiosirkulasi.

Suhu tubuh
Bayi bersifat poikilotermik karena luas
permukaan tubuhnya relative lebih luas
dibandingkan orang dewasa.
Hal ini dapat menimbulkan bahaya hipotermi
pada lingkungan yang dingin dan hipertermi
pada lingkungan yang panas.
Disamping itu pusat pengaturan suhu di
hipotlamus belum berkembang sempurna.

Cairan tubuh
Bayi lahir cukup bulan mengandung
relative banyak air yaitu 75 % berat
badan.
Setelah berusia 1 tahun turun menjadi 65
% berat badan,
setelah dewasa menjadi 55-60 % berat
badan.
Cairan ekstrasel pada neonatus & dewasa
40 % BB

Kebutuhan cairan berdasarkan derajat


metabolisme menurut Holiday-Segar
BB sampai 10 kg
= 100 ml / kgBB
/ 24 jam
BB 10-20 kg
= 1000 ml + 50
ml / kgBB / 24 jam untuk tiap 1 kg diatas 10 kg
BB > 20 kg
= 1500 ml + 25
ml / kgBB / 24 jam untuk tiap I kg diatas 20 kg

PENATALAKSAAN ANESTESI
Masa pra-anestesi
Kunjungan pra anestesi 24 jam sebelum
tindakan anestesi
Perkenalan dengan orang tua penderita
memberi penjelasan mengenai
pembedahan dan anestesi
Pada kunjungan : penilaian keadaan
umum, fisik &mental penderita

Puasa
Usia

Stop makanan padat / susu

Minum cairan

Neonatus

4 jam

2 jam

1 6 bulan

4 jam

2 jam

- 3 tahun

6 jam

6 jam

> 3 tahun

8 jam

8 jam

Premedikasi

Atropine
Hampir selalu diberikan terutama pada penggunaan suksinil
kolin, halotan, prostigmin atau ether.
Dosis atropine yang dianjurkan adalah 0,01 0,02 mg / kgBB.
Minimal 0,1 mg, maksimal 0,5 mg. lebih disukai pemberian
secara intravena.
- Penenang
Analgetik narkotika tidak dianjurkan untuk usia < 1 tahun.
Diazepam 0,2 0,4 mg / kgBB dapat diberikan secara oral atau
rectal. Suntikan intra muscular dan intravena kurang disukai
karena menimbulkan nyeri.
Premedikasi secara IM diberikan 30 60 menit sebelum induksi
anestesi, sedangkan secara IV 5 menit sebelum induksi.

Masa anestesi
Induksi inhalasi
Dikerjakan pada bayi dan anak yang sulit dicari
venanya atau pada yang takut disuntik.
Diberikan halotan dengan oksigen atau
campuran N2O dalam oksigen 50%.
Sungkup muka mula-mula jaraknya beberapa
centimeter dari mulut dan hidung, bila sudah
tidur baru dirapatkan ke muka penderita.

Induksi intra vena


Dikerjakan pada anak yang tidak takut
disuntik atau pada yang sudah terpasang
infuse.
Induksi intra vena biasanya dengan
thiopenton (pentotal) 2-4 mg /kgBB pada
neonatus dan 4-7 mg/kgBB pada anak

Intubasi
Intubasi pada bayi & anak tidak membutuhkan bantal
kepala karena occiputnya masih menonjol.
Dengan adanya perbedaan anatomis pada jalan nafas
bagian atas, lebih mudah menggunakan laringoskop
bilah lurus pada bayi.
Intubasi dalam keadaan sadar dikerjakan dalam
keadaan gawat
Beberapa penulis menganjurkan intubasi sadar pada
neonatus usia kurang dari 10 14 hari.
Lebih digemari intubasi sesudah tidur dengan atau
tanpa muscle relaxant, bila tidak bayi ditidurkan
sampai dalam kemudian diberi analgesic topical.

muscle relaxant yang sering digunakan suksinil


kolin 2 mg/kgBB IV setelah bayi atau anak
tidur.
Tube pada bayi dan anak dipakai yang tembus
pandang tanpa kaf.
Untuk anak diatas 5-6 tahun boleh dengan kaf
pada kasus-kasus laparotomi atau jika
ditakutkan akan terjadi aspirasi.

Secara kasar ukuran tube sama dengan besar


dengan jari kelingking atau lubang hidung.
Bayi premature menggunakan pipa
berdiameter 2.0 -3.0 mm, bayi cukuo bulan 2.53.0 mm, sampai 6 bulan 4.0 mm da sampai 1
tahun 4.5 mm.
untuk usia diatas 1 tahun digunakan rumus :
( umur dalam tahun / 4 ) + 4,5 mm. dianjurkan
menggunakan orofaring tube ( mayo ) untuk
fiksasi tube supaya tidak terlipat.

Infus
Bayaknya cairan yang harus diberikan perinfus
disesuaikan dengan benyaknya cairan yang
hilang.
Terapi cairan dimasukkan untuk mengganti
cairan yang hilang pada waktu puasa, saat
pembedahan, adanya perdarahan dan sebab
lain.
Cairan yang seharusnya masuk karena puasa
harus diganti, misalnya puasa 6 jam harus
diganti 25% dari kebutuhan dasar 24 jam
Pada jam I diberikan 50% nya
Pada jam II di berikan 25% nya
Pada jam III diberikan 25% nya.

Transfusi
Banyaknya perdarahan diperkirakan dengan :
mengukur darah dalam botol penyedot,
menimbang kain kassa sebelum dan sesudah
kena darah.Tambahkan 25% pd darah yang
sulit dihitung misalnya yang menempel di
tangan pembedah .
Perdarahan melebihi 10 % pada neonatus
harus diganti dengan darah.

Peralatan anestesi
Tahanan terhadap aliran gas harus serendah
mungkin, ruang rugi sekecil mungkin, anti obstruksi,
ringan dan mudah dipindahkan.
Untuk anaestesia yang lama gas anestesi sebaiknya
dihangatkan dan dilembabkan.
Peralatan anestesi yang digunakan ialah system
Jackson rees modifikasi dari system T dari Ayre,
system bain untuk bayi dan anak anak

Pengakhiran Anestesi
Setelah pembedahan selesai , obat anestesi dihentikan ,
kemudian diberikan diberikan O2 murni 5 15 menit
Muscle relaksan dinetralkan dengan prostigmin 0,04 mg / kgBB
dan Atropin 0,02 mg /KgBB.
Depresi nafas oleh narkotik analgetik dinetralkan dengan
naloksin 0,2 0,4 mg secara titrasi.
Ekstubasi dikerjakan bila bayi sudah sadar benar, adanya
gerakan anggota tubuh, mata terbuka, nafas spontan adekuat.
Ekstubasi dalam keadaan anestesi ringan akan menyebabkan
batuk batuk , spasme larynx atau bronchus.ekstubasi dalam
keadaan anestesi dalam dgemari karena kurang traumatis.

Perawatan di ruang pemulihan


Setelah selesai anestesi dan keadaan
umum baik , pasien dipindahkan ke ruang
pemulihan dan diawasi.

You might also like