You are on page 1of 3

Linda Sundaswari/ 20090310160

Puskesmas Kasihan II
1. Pengalaman
Kunjungan pasien yang berobat ke balai pengobatan Puskesmas yang menggunakan
Jamkesmas hanya sebanyak 5% yang target seharusnya 15% dari semua kunjungan per
tahun.
2. Masalah yang dikaji
Apa penyebab penggunaan Jamkesmas tidak memenuhi target?Apa kendala Jamkesmas?
Apa yang Puskesmas lakukan untuk mengatasi hal tersebut?
3. Analisa kritis
Salah satu dari 6 program pokok Puskesmas adalah Balai Pengobatan. Balai
pengobatan merupakan upaya yang bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada
setiap masyarakat yang membutuhkan. Pelayanan ini diberikan di dalam gedung untuk
masyarakat yang berkunjung ke puskesmas, dan diluar gedung dengan sarana puskesmas keliling
ke posyandu, institusi pendidikan dan kunjungan rumah. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif
Puskesmas Kasihan II, meliputi :
a. Pengobatan
Kunjungan rawat jalan umum
Kunjungan rawat jalan gigi
Penggunaan antibiotik untuk kasus common cold
Utilisasi pelayanan kesehatan masyarakat miskin
b. Pemeriksaan Laboratorium

Utilisasi pelayanan kesehatan masyarakat miskin dilaksanakan salah satunya


melalui program Jamkesmas. Sejak tahun 2005 Indomesia telah melaksanakan
program jaminan kesehatan sosial, dimulai dengan program Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan bagi Masyarakat Miskin (JPKMM) atau lebih dikenal dengan program
Askeskin (2005-2007) yang kemudian berubah nama menjadi program Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Tujuan Jamkesmas adalah meningkatkan akses
dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu
agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien.
Selama tahun 2009-2011, di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II terdapat 9090
jiwa penerima kartu Jamkesmas dan 3692 jiwa penerima kartu Jamkessos DIY.
Dalam pelaksanaannya puskesmas hanya mencapai 5% yang seharusnya target 15%
dari semua kunjungan pasien per tahun.
Penyebab Jamkesmas tidak memenuhi target :
Kepesertaan
Tidak semua pasien miskin mempunyai kartu Jamkesmas. Meskipun data
kepesertaan Jamkesmas yang akan digunakan mulai tahun 2012 bersumber dari
basis data terpadu TNP2K namun pemberlakukannya akan ditetapkan oleh
menteri kesehatan. Dengan demikian, kepesertaan Jamkesmas masih mengikuti
kebijakan tahun lalu. Kepesertaan Jamkesmas ditentukan oleh pusat sehingga
pihak Puskesmas hanya melayani peserta Jamkesmas yang memiliki kartu

Jamkesmas. Untuk pasien yang tidak mampu tapi belum terdaftar Jamkesmas
dapat menggunakan SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu).
Kendala- kendala yang dialami tahun-tahun sebelumnya juga masih
dihadapi seperti banyaknya kelahiran baru, kematian, pindah tempat tinggal,
perubahan tingkat sosial ekonomi, dan masih terdapatnya penyalahgunaan
rekomendasi dari institusi yang berwenang, penyalahgunaan kartu oleh yang tidak
berhak, masih ada peserta kesulitan mendapatkan Surat Keabsahan Peserta (SKP)
bagi bayi baru lahir dari peserta Jamkesmas, masyarakat miskin penghuni panti
sosial dan lembaga pemasyarakatan/rumah tahanan, masyarakat miskin korban
bencana pasca tanggap darurat. Permasalahan tersebut di atas disebabkan masih
belum adanya kesamaan persepsi antara Verifikator Independen, Petugas Askes di
lapangan dan fasilitas kesehatan.
Untuk mengatasi belum terdaftarnya warga yang miskin tersebut
berdasarkan perjanjian kerja sama antara Kementerian Kesehatan dengan Tim
Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), akan dilakukan
perubahan database kepesertaan Jamkesmas yang bersumber dari basis data
terpadu Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)
sejumlah 76.409.731 jiwa (by name by address) yang akan diberikan identitas
berupa kartu peserta.
Pelayanan Kesehatan
Kendala dalam pelayanan kesehatan antara lain:
a. sistem rujukan belum berjalan dengan optimal,
bagi pasien yang dirujuk, perlu prosedur yang harus dilakukan untuk
mengajukan persyaratan ke rumah sakit. Pasien biasanya merasa ribet dengan
prosedur yang ada, sebaiknya ada sosialisasi dari tenaga medis untuk proses
rujukan.
b. penyediaan dan distribusi obat belum mengakomodasi kebutuhan pelayanan
obat
c. penetapan status kepesertaan Jamkesmas atau bukan peserta Jamkesmas sejak
awal masuk, belum dipatuhi sepenuhnya oleh peserta.
Pendanaan Program
Kendala dalam Pendanaan Program antara lain:
a. permasalahan teknis dalam penerapan pola pembayaran INA-CBGs :
Untuk mengatasi masalah tersebut maka dilakukan penyempurnaan sistem
INA- CBGs masih terus dilakukan dan diharapkan akan selesai pada akhir
tahun 2012. Dengan demikian, sistem INA-CBGs dapat mengakomodasi halhal antara lain: penyesuaian tarif dengan kondisi yang mutakhir, kasus-kasus
sub acute/chronic, special drugs, special procedure, special investigation,
special prosthesis dan ambulatory package secara optimal.
b. ketepatan waktu pengiriman klaim, yaitu ketidaktepatan waktu dalam
mengirimkan pertanggungjawaban klaim. Dengan demikian, perlu kerja keras
puskesmas, rumah sakit dan Tim Pengelola Pusat dan Daerah agar
pertanggungjawaban keuangan dapat diselenggarakan sesuai dengan
pengaturannya.
Kurang mengertinya pasien tentang program Jamkesmas

Pada bagian pendaftaran sudah ada himbauan dan pemisahan form


pendaftaran bagi warga yang memiliki kartu Jamkesmas dan yang tidak. Hal ini
bagus karena akan mempercepat pelayanan kesehatan. Sedangkan untuk
mengatasi kekurangtahuan program Jamkesmas pemerintah dan petugas medis
sebaiknya lebih meningkatkan kegiatan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat
yang dapat dilakukan melalui berbagai media informasi.
Pasien menganggap prosedur yang lama, mutu dan pelayanan kesehatan dengan
Jamkesmas kurang baik dibandingkan pengobatan dengan swasta. Pasien
menganggap bahwa obat generik tidak manjur sehingga memilih berobat swasta
Dalam upaya mewujudkan standardisasi dan efisiensi pelayanan obat
dalam program Jamkesmas, maka seluruh fasilitas kesehatan terutama rumah sakit
diwajibkan mengacu pada formularium obat Jamkesmas, di mana obat-obatan
dalam formularium ini sebagian besar merupakan obat generik. Hal ini berkaitan
dengan keputusan Menteri Kesehatan agar dibudayakan penggunaan obat generik
karena obat generik berkhasiat baik dengan harga ekonomis. Tenaga medis harus
dapat meyakinkan pasien bahwa obat yang sudah diberikan merupakan standar
dari pusat yang berkhasiat dan ekonomis.
Penerima kartu Jamkesmas ditentukan oleh pusat sehingga Puskesmas
tinggal melaksanakan program sesuai standar pelayanan Jamkesmas yang sudah
ditentukan oleh pemerintah. Untuk meningkatkan pelayanan dan fasilitas
kesehatan anggota Jamkesmas perlu advokasi dan peningkatan standar oleh
pemerintah. Dari data penerima Jamkesmas yang sudah ada sebaiknya Puskesmas
lebih melakukan promosi penggunaan Jamkesmas bagi warga kurang mampu,
melakukan pelayanan sesuai standar program Jamkesmas, untuk itu diperlukan
pengorganisasian Peran dan Fungsi Pemerintah Daerah Peran, tugas dan fungsi
Tim Pengelola dan Tim Koordinasi Provinsi/Kabupaten/Kota yang baik agar
dapat mewujudkan kesehatan pasien.
4. Dokumentasi
Data Profil Puskesmas Kasihan II.
Data dari Posyandu Teratai Putih, Ngestiharjo, Kasihan.
5. Referensi
Hidayati, Titiek. 2013. Kedokteran Komunitas. Yogyakarta : FKIK UMY.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2012 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat

You might also like