Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
komponen abiotiknya dalam satu kesatuan tempat hidup.
Pangan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Manusia tidak dapat
mempertahankan hidupnya tanpa adanya pangan.
Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan
secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral, dan air.
Manusia beradaptasi secara terus menerus pada pangan yang secara
ekologis cocok dengan daerah tempat hidup dari segi biofisik, sosial budaya
dan ekonomi sehingga terjadi pergeseran pola makan (1). Itulah yang biasa
disebut dengan ekologi pangan.
Ekologi Gizi adalah Ilmu pengetahuan yang bersifat multidisiplin
membahas tentang seluruh sistem gizi dengan penekanan pengaruh gizi pada
kesehatan, lingkungan, sosial ekonomi (2). Dan didalamnya juga membahas
mengenai produksi pangan, pengolahan, perdagangan, konsumsi pangan lokal
dan global.
Ekologi Pangan dan Gizi merupakan cabang ilmu yang mempelajari
hubungan manusia dengan lingkungan (biologis, fisik, sosial budaya, ekonomi,
politik, informasi, peraturan perundang-undangan) yang mempengaruhi kondisi
ketersediaan pangan, distribusi dan pengemasan pangan, konsumsi pangan dan
gizi, status gizi, status kesehatan dan kualitas sumberdaya masyarakat.
Sistem pangan dan gizi adalah suatu rangkaian masukan, proses, dan
keluaran sejak pangan masih dalam tahap produksi (berupa bahan produk
primer maupun olahan) sampai dengan tahap akhir, yaitu pemanfaatannya
dalam tubuh manusia yang diwujdkan oleh status gizi.Hal ini berarti dalam
sistem tersebut terdapat serangkaian komponen atau subsistem, yaitu produksi,
ketersediaan pangan, distribusi, konsumsi, dan gizi. (9)
Ekosistem pangan dan gizi adalah hubungan yang dihasilkan dari dampak
keberadaaan pangan di sekitar manusia sebagai kebutuhan dasar mereka yang
mempengaruhi kondisi kesehatan dilihat dari pemenuhan gizinya dari
keberadaan pangan tersebut. (12)
Kawasan industri menurut Development Handbook dari ULI (Urban Land
Institute) merupakan kawasan yang didominasi oleh kegiatan industri. Sedangkan
menurut National Industry Zoning Committes USA 1967, kawasan industri
merupakan areal perindustrian yang berada di atas tanah yang cukup luas, yang
secara administrasi dikontrol oleh sebuah lembaga yang sesuai dengan kegiatan
industri, karena lokasinya, topografinya, zoning yang tepat, ketersediaan
infrastrukturnya, dan kemudahan aksesibilitas transportasi (13).
Selain itu, menurut Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Daerah,
kawasan perindustrian memiliki kriteria sebagai berikut: 1) memenuhi persyaratan
lokasi industri, 2) memiliki ketersediaan sumber air baku yang cukup, 3) terdapat
sistem pembuangan limbah, 4) tidak memberikan dampak negatif, dan 5) tidak
terletak di kawasan tanaman pangan lahan basah yang beririgasi dan yang
berpotensi untuk pengembangan irigasi. Kawasan industri memiliki peranan yang
penting sesuai dengan tujuan pembangunan kawasan yang diatur dalam pasal 2
Keppres No. 41/1996, yaitu mempercepat pertumbuhan industri, memberi
kemudahan untuk kegiatan industri, mendorong kegiatan industri untuk berlokasi
di kawasan industri, dan meningkatkan pembangunan industri yang berwawasan
lingkungan (13).
Kota industri ternyata memiliki pengaruh negatif pada tumbuh-tumbuhan
dan hewan. Dengan menurunnya permukaan air tanah, tertutupnya sebagain
besar permukaan tanah oleh rumah-rumah, gedung-gedung, tercemamya
tanah karena masuknya bahan-bahan kimia dan sisa-sisa buangan dari
industri menyebabkan gangguan pertumbuhan tanaman. (7)
Dengan adanya, indutrialisasi berubah pula struktur dan lingkungan
alami dari daerah pedesaaan. Dalam tahapan ini, yang paling menyolok
adalah terjadinya urbanisasi tenaga-tenaga di desa, semakin menyempitnya,
lahan pertanian, semakin meluasnya daerah kota dan daerah industri serta
B. Rumusan Masalah
Bagaimana sistem pangan dan gizi buruh industri di kawasan industri
daerah Kelurahan Kedungpane Kelurahan Mijen Kota Semarang?
C. Tujuan
Tujuan diadakannya observasi ini antaralain :
1. Tujuan umum
Mengetahui Sistem pangan dan gizi buruh industri di kawasan industri
daerah Kelurahan Kedungpane Kecamatan Mijen Kota Semarang.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengruh lingkungan industri terhadap pola konsumsi
buruh industri di kawasan industri daerah Kelurahan Kedungpane
Kecamatan Mijen Kota Semarang.
b. Mengetahui pengaruh pekerjaan buruh industri terhadap pola
konsumsi buruh industri di kawasan industri daerah Kelurahan
Kedungpane Kecamatan Mijen Kota Semarang.
D. Manfaat
1. Bertambahnya pengetahuan mahasiswa mengenai pengaruh lingkungan
industri dan profesi buruh industri dengan pola konsumsi
2. Bertambahnya referensi mengenai hubungan lingkungan industri dan
profesi buruh industri dengan pola konsumsi
3. Bertambahnya alternatif penyelesaian masalah gizi di lingkungan industry
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Subjek
Populasi dalam PjBL (Project Based Learning) di Kelurahan
Kedungpane, Kecamatan Mijen, Kota Semarang ini adalah seluruh warga
kelurahan tersebut. Subyek dalam penelitian ini adalah warga yang berprofesi
sebagai buruh industri.
B. Lokasi dan Waktu Pengambilan Data
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 16 Oktober 10 Desember
2013 dan berlokasi di Kelurahan Kedungpane, Kecamatan Mijen, Kota
Semarang. Adapun timeline atau runutan waktu pelaksanaan kegiatan dari
penelitian sampai penyusunan laporan adalah sebagai berikut :
No
.
1
2
3
Pelaksanaan
Oktober
November
3
4 1 2 3
4
Kegiatan
Pengajuan Judul Proposal
Melakukan obesrvasi langsung ke Lapangan
Mencari Data sekunder populasi buruh industri
didapat dari petugas kelurahan Kedungpane
Diskusi dengan Dosen Pembimbing terkait
5
6
7
8
9
10
diambil
Membuat kuesioner
Melakukan penyebaran kuesioner ke lapangan
Rekap data kuesioner
Konsultasi ke Dosen Pembimbing
Pembuatan laporan PjBL
Pengumpulan Laporan PjBL
Tabel 1 .Jadwal Penelitian
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan ialah deskriptif kualitatif. Penelitian
kualitatif mempelajari berbagai hal dalam latar belakang alamiah, mencoba
memberi arti atau menafsirkan fenomena perihal makna-makna yang dibawa
oleh orang. Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk membiarkan
5
Desember
1
2
pembaca mengetahui apa yang terjadi dalam penelitian yang terkait, seperti apa
menurut sudut pandang peserta (subjek penelitian dan kejadian tertentu yang
ada dalam penelitian yang terkait). Deskripsi ini ditulis dalam bentuk naratif
untuk menyajikan gambaran yang menyeluruh tentang apa yang telah terjadi
dalam sebuah peristiwa. Kuesioner ini ditujukan kepada buruh industri untuk
mengetahui secara mendalam sistem pangan.
D. Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam kegiatan ini terdiri dari data primer dan
data sekunder. Pengambilan data primer menggunakan instrumensi berupa
daftar kuesioner untuk menggali informasi dari responden dan juga obsevasi
langsung terhadap lingkungan sekitar rumah responden. Sedangkan untuk data
sekunder menggunakan data yang berasal dari Kelurahan Kedungpane,
Kecamatan Mijen, Kota Semarang untuk mengetahui kondisi geografis wilayah
tersebut yang mempengaruhi pola pangan mereka sehari-hari. Data primer
maupun data sekunder tersebut dapat dijadikan alat sebagai bahan nuntuk
menganalisis ekologi pangan yang ada di wilayah Kelurahan Kedungpane
tersebut.
E. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan data
Pengolahan data secara sederhana diartikan sebagai proses
mengartikan data data lapangan sesuai dengan tujuan, rancangan dan
sifat penelitian. Pengolahan data kualitatif menggunakan teknik non
statistik. Mengingat data data lapangan diperoleh dalam bentuk narasi
atau kata kata, bukan angka angka, maka pengolahan datanya tidak
bisa dikuantifikasikan. Pengolahan data adalah proses mengartikan data
lapangan, yang berarti supaya data lapangan yang diperoleh melalui alat
pengumpul data dapat dimaknai secara kualitatif sehingga proses
penarikan kesimpulan dapat dilaksanakan.
Langkah langkah pengolahan data:
a. Editing
Sebelum data diolah, data perlu diedit terlebih dahulu. Data
atau keterangan yang telah dikumpulkan dalam buku catatan (record
book), daftar pertanyaan ataupun pada interview guide (pedoman
wawancara) perlu dibaca sekali lagi dan diperbaiki, jika masih ada
yang salah. Kerja memperbaiki kualitas data serta menghilangkan
keragu raguan data dinamakan mengedit data. Hasil dari kuesioner
harus sempurna dalam pengetikan, semua pertanyaan harus terjawab
dan terisi. Jangan ada jawaban yang kosong, jika ada jawaban yang
kurang jelas, harus diperjelas agar peneliti paham.
Dalam mengedit, juga perlu dicek pertanyaan pertanyaan
yang tidak cocok. Jika banyak jawaban pertanyaan yang tidak sesuai,
maka daftar tersebut perlu dikumpulkan dan harus diklasifikasikan
dalam satu kelompok. Jangan sekali kali mengganti jawaban, angka
taua pertanyaan pertanyaan dengan maksud membuat data sesuai,
konsisten dan cocok untuk maksud tertentu.
Data yang dikumpulkan dapat berupa angka, kalimat panjang
atau hanya ya tidak. Untuk memudahkan pengolahan, jawaban
perlu diberi kode. pemberian kode sangat penting artinya, jika
pengolahan data dilakukan dengan komputer. Kode dan jenis
pertanyaan atau pernyataan, pemberian kode dapat dilakukan dengan
melihat jenis pertanyaan, jawaban atau pernyataan. Kode dapat
dibedakan:
1) Jawaban berupa angka
2)
3)
4)
5)
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi PjBL
Kelurahan Kedungpane adalah kelurahan yang terletak di kecamatan
Mijen Kota Semarang. Adapun batas wilayah kelurahan Kedungpane adalah :
Sebelah utara
Sebelah selatan
: kecamatan Ngaliyan
: kelurahan Jatibarang
Sebelah barat
: kecamatan Gunungpati
Sebelah timur
: kelurahan Pesantren
toko
/kios/warung,
bank,
lumbung
desa,
bandara,
kelurahan
kedungpane
kecamatan
Mijen
adalah
24
toko/kios/warung.
B. Hasil dan Pembahasan Sistem Pangan dan Gizi Buruh Industri
1. Faktor yang mempengaruhi sistem pangan dan gizi buruh industri
10
buah
Gambar 1. Mindmap faktor yang mempengaruhi sistem pangan dan gizi buruh
industri
2. Pembuatan Instrumen
Setelah memperoleh data sekunder di Kelurahan Kedungpane,
Kecamatan Mijen, Kota Semarang untuk memastikan kondisi yang
sebenarnya terjadi di masyarakat, maka dilakukan pengambilan data
primer menggunakan teknik wawancara dengan panduan kuesioner
sebagai
instrumen.
Instrumen
dibuat
berdasarkan
faktor
yang
mempengaruhi sistem pangan dan gizi antara lain, faktor pekerjaan, faktor
perilaku, faktor lingkungan, dan faktor pelayanan kesehatan, dan faktor
penyakit. Berdasarkan hasil diskusi, maka dijabarkan dari beberapa faktor
di antaranya, faktor pekerjaan, meliputi lama kerja, jam kerja, jarak tempat
kerja, jam istirahat, pemberian makan / uang makan oleh perusahaan, dan
pemberian suplementasi / makanan tambahan dari perusahaan. Faktor
lingkungan, meliputi ketersediaan bahan pangan, cara mendapat makanan,
akses untuk mendapatkan makanan, pengaruh keberadaan industri
terhadap kuantitas / kualitas bahan pangan dan terhadap kesehatan. Faktor
perilaku, meliputi frekuensi makan sehari, menu yang dikonsumsi, cara
mengolah bahan makanan. Faktor pelayanan kesehatan, meliputi adanya
sosialisasi kesehatan dari pelayanan kesehatan maupun instansi kesehatan
11
dan apa pengaruhnya. Dan faktor penyakit, meliputi penyakit yang diderita
akibat pola konsumsi. Dari setiap penjabaran penyebab masalah dibuat
berbagai pertanyaan yang mendukung faktor-faktor yang mempengaruhi
sistem pangan dan gizi buruh industri sebagai panduan dalam wawancara
menggunakan kuesioner terbuka.
3. Mengambil data Primer
Pengambilan data primer dilakukan selama dua hari yaitu pada hari
jumat dan minggu yang tepatnya tanggal 29 November dan 1 Desember
2013. Dalam pembagian tugas, langkah pertama yang dilakukan adalah
mencari data primer ke buruh industri yang ada di RW I dan RW II
Kelurahan Kedungpane, Kecamatan Mijen, Kota Semarang. Dalam
pengambilan data primer dilakukan dengan wawancara langsung kepada 9
informan yang memenuhi kriteria.
Pada saat terjun ke masyarakat, ketua RT, ketua RW, dan
masyarakat sekitar setempat sangat membantu untuk mencari rumahrumah informan. Hal-hal tersebut yang memudahkan untuk menemukan
tiap-tiap rumah informan. Meski begitu, masih saja mengalami kesulitan
untuk menemui informan dikarenakan belum begitu mengetahui wilayah
Kelurahan Kedungpane sehingga menyulitkan untuk menemukan alamat
yang dituju. Selain itu informan sedang tidak ada di rumah atau pergi
bekerja. Ada juga informan yang berada di rumah namun sulit untuk
diwawancarai dikarenakan informan memiliki persepsi yang berbeda
dengan apa yang ditanyakan.
12
Responden 1
a.Vita Khotimah
b.50 tahun
c.53 kg
d.147 cm
e.Buruh konveksi
f. Konveksi Gedung
Responden 2
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Responden 3
Kamirah
41 tahun
57 kg
150 cm
Buruh pabrik
Kawasan Candi
Pani, Wates
g. Penghasilan
h. Kebutuhan
konsumsi/bulan
i. Kebutuhan
2. Pekerjaan
a. Lama waktu kerja
a.7 jam/hari
b. Masa kerja
b.15 tahun
c. Jarak ke tempat
c.6 km
kerja
d. Jam istirahat
d.1 jam
Fajar utami
27 tahun
72 kg
160 cm
Buruh pabrik sambon
PT.Sambon,
Kawasan Industri
Krapyak
g. Rp 1,4 juta
h. Rp 500.000
g. Rp 800.000
h. Rp 600.000
i. Rp 400.000
lain/bulan
j. Jumlah anak
k. Jumlah anak yang j. 3 orang
k.2 orang
sekolah
a.
b.
c.
d.
e.
f.
i. Rp 200.000
i. Rp 200.000
j.
k.
j. 3 orang
k. 2 orang
Responden 4
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Tuti
34 tahun
64 kg
155 cm
Buruh mebel
Galunggung,
Gedung Pani
g. Rp 2 juta
h. Rp 600.000
Responden 5
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Nuryati
37 tahun
76 kg
159 cm
Karyawati
PT. Garmen
Candi
g. Rp 1,5 juta
h. Rp 300.000
i. Rp 300.000
i.
j. 1 orang
k. 1 orang
j. 1 orang
k. 1 orang
a. 9 jam/hari
b. 6 tahun
c. 15 km
a. 7 jam/hari
b. 4 tahun
c. 17 km
a. 8 jam/hari
b. 3 bulan
c. 3 km
a. 8 jam/hari
b. 5 tahun
c. 15 km
d. 1 jam
d. 45 menit
d. 45 menit
d. 1 jam
13
e. Makan,
e. Makan,
e. Makan, sholat,
e. Istirahat, sholat,
istirahat
f. Tidak disediakan
sholat,istirahat
f. Ada, variasi
istirahat,sholat
f. Waktu lembur saja
istirahat
f. Ada, menunya
makan
f. Tidak
g.Tidak ada
makanan
g. Rp 5.000/hari
variasi
g. Rp 3.000/lembur
h. Makanan
tambahan
h.Tidak ada
h. Tidak ada
100.000/bulan
h. Tidak ada
h. Susu+kacang hijau
klinik
3. Lingkungan
a. Akses bahan
pangan
a.Tukang sayur
keliling
a. Tukang sayur
a. Tukang sayur
keliling
keliling
a. Warung dekat
rumah
a. Warung dekat
rumah
\
b. Pengaruh
keberadaan
b. Tidak
b.Tidak berpengaruh
b. Tidak berpengaruh
berpengaruh
b. Tidak berpengaruh
industri
meningkatkan
c. Tidak ada
c. Tidak ada
c. Dampak industri
4. Perilaku
a. Frekuensi makan
b. Menu makan
b. Pengaruhnya
c. Tidak ada
a.3x sehari
b.Sayur, tahu, tempe
c. Tidak ada
pendapatan
c. Tidak ada
dampaknya
a. 2x sehari
a. 3x sehari
b. Sayur, tahu, tempe b. Sayur, tahu, tempe
14
a. 3x sehari
b. Nasi, sayur, ikan,
a. 3x sehari
b. Sayur, lauk pauk
c. Konsumsi
makanan instan
d. Cara mengolah
makanan
c.Jarang
c. Jarang
tahu, tempe
c. Jarang
c. Jarang
d.Seringnya di sayur
d. Sayur bening
d. Harus matang
d. Bervariasi, di
bening
e. Makanan
mentah/setengah
matang
5. Pelayanan kesehatan
a. Sosialisasi gizi
e. Suka yang
e.Suka yang matang,
kecuali lalapan
b. Pengaruh
sosialisasi
oseng-oseng
rumah
b.Mungkin
oseng, di sayur
e. Tidak suka yang
mentah
bening, goreng
e. Tidak suka
lalapan
a. Pernah
a. Tidak ada
b. Tidak tahu
b. Ada
b. Tidak ada
a. Pusing, biasanya
a. Pusing, istirahat
tidak ikut
b. Tidah tahu
berpengaruh jika
ada, karena tidak
tahu
6. Penyakit
a. Penyakit karena
a.Belum pernah
a. Tidak pernah
pola konsumsi
air putih
15
rawat jalan
cukup
16
Karakteristi
Jumlah
(orang
Persentase (%)
)
1.
2.
Umur
24
11,11 %
25
11,11 %
27
11,11 %
30
11,11 %
34
11,11 %
37
11,11 %
38
11,11 %
41
11,11 %
50
Jenis
11,11 %
88,89%
11,11%
100%
Kelamin
Perempuan
3.
4.
Laki-laki
Pekerjaan
Buruh
konveksi
Penghasilan
(UMR=1,2
juta)
17
UMR
UMR
66,67%
33,33%
Indicator
Jumlah
Persentase
(orang)
1
4
(100%)
11,11%
44,44%
24,9)
Gemuk
33,33%
11,11%
(25,0-
29,9)
Obesitas
(>30,0)
Semarang
yaitu
sebesar
Rp
1.209.100.
Sebanyak
responden
penghasilannya sudah di atas UMR dan 3 orang lainnya masih di bawah UMR.
Pengeluaran responden setiap bulan untuk kebtuhan konsumsi sehari-hari, 5
responden mengeluarkan uang diatas Rp 500.000,00 untuk kebutuhan konsumsi
keluarganya, 3 responden mengeluarkan uang di bawah Rp 500.000,00,
sedangkan 1 responden tidak mengetahui berapa kebutuhan konsumsi
keluarganya karena responden belum berkeluarga dan masih tnggal bersama
orang tua.
Di samping untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari, responden juga
mengeluarkan kebutuhan lain untuk biaya sekolah anaknya, karena sebagian
besar responden yaitu sejumlah 6 responden sudah mempunyai anak, sedangkan 3
responden lainnya belum memiliki anak.
Hasil perhitungan IMT menunjukkan, dari 9 responden, 4 responden diantaranya
normal, 3 responden gemuk, 1 responden kurus, dan 1 responden obesitas.
Hasil kuesioner menunjukkan bahwa sebagian besar warga yang bekerja
sebagai buruh pabrik, tingkat ekonominya masih menengah ke bawah.
b. Pekerjaan
18
Lama waktu kerja rata-rata sudah sesuai dengan standar jam kerja, yakni
delapan jam.hanya ada dua orang yang melebihi standar jam kerja. Untuk jarak
tempuh ke tempat kerja sebanyak tujuh orang responden memiliki jarak tempuh
diatas 5km, sisanya memiliki jarak tempuh dibawah 5km.
Semua responden menyatakan bahwa tempat kerja memberika waktu
istirahat yang digunakan untuk kegiatan ishoma.
Sebanyak empat orang responden tidak mendapatkan jatah makan siang
dari tempat kerja, sedangkan satu orang responden mendapatkan jatah makan
hanya saat lembur kerja.
Rata rata responden mendapatkan tambahan uang makan dari tempat
kerja meskipun kurang dari sepuluh ribu rupiah perharinya. Terkait makanan
tambahan rata-rata responden tidak mendapatkan makanan tambahan dari tempat
kerja, hanya tiga orang yang mendapatkan makanan tambahan yang bernilai gizi.
c. Lingkungan
Semua responden (9 orang) mendapatkan bahan pangan dengan cara
membeli. Sebanyak 6 responden (66,67%) membeli bahan pangan di tukang
sayur keliling dan 3 responden (33,33) membeli bahan pangan di warung dekat
rumah.
Ketersediaan bahan pangan di sekitar tempat tinggal responden tergantung
pada tukang sayur keliling dan warung di dekat rumah mereka. Ketika tukang
sayur keliling berjualan, maka ketersediaan pangan untuk mereka cukup banyak.
Akan tetapi jika tukang sayur keliling tidak berjualan, maka mereka akan mulai
kesulitan dalam mendapatkan bahan pangan. Untuk itu ada alternatif lain yaitu
mereka dapat membeli bahan pangan di warung dekat rumah. Tetapi jika warung
dekat rumah juga tidak berjualan, maka ketersediaan bahan pangan untuk mereka
tidak ada (kurang).
Akses responden untuk mendapatkan bahan pangan tidak susah,
dikarenakan mereka mendapatkan bahan pangan dengan cara membeli di tukang
sayur keliling dan warung dekat rumah. Mereka cukup menunggu saja di rumah,
kemudian tukang sayur keliling akan menghampiri mereka dirumah. Atau mereka
dapat pergi ke tempat biasanya tukang sayur keliling berjualan. Selain dari tukang
sayur keliling, beberapa responden juga membeli bahan pangan di warung dekat
rumah dikarenakan aksesnya yang mudah.
Sebanyak 6 responden (66,67%) mengakui bahwa keberadaan industry di
sekitar tempat tinggal responden, tidak mempengaruhi kualitas dan kuantitas
19
2) Menu makan
Dilihat dari segi menu makanan yang biasa dikonsumsi, mayoritas
responden memenuhi kebutuhan karbohidratnya dengan nasi. Protein yang
paling banyak dikonsumsi berasal dari nabati, seperti sayuran, tahu, dan
tempe. Responden jarang mengkonsumsi protein hewani. Namun, ada pula
21
22
segi publikasi, waktu, maupun akses dari semua warga yang ada di kelurahan
kedungpane kecamatan mijen, khususnya pra buruh pabrik.
f. Penyakit
Pada wawancara yang dilakukan mahasiswa terhadap setiap responden
buruh industri di desa mijen secara kualitatif terdapat 5dari 9 responden yang
pernah menderita sakit ringan akibat makanan yang dikonsumsi tidak benar yaitu
2 orang menderita pusing, 1 orang tekena diare, 1 sakit maag, dan 1 terkena
demam thipoid.
Dari data primer yang diperoleh dapat diketahui penyebab penyakit
tersebut ialah kelengkapan gizi yang dikandung makanan dan kemudian
dikonsumsi parah buruh. Dimana terdapat ketidakseimbangan asupan gizi yang
diterima dengan energi aktivitas yang harus dikeluarkan, apalagi dengan adanya
shift kerja dengan rata-rata lama bekerja kurang lebih 8 jam/hari. Disini kita
ketahui ketika para buruh bekerja selama kurang lebih 8jam/hari, namun dari
sebagian besar buruh cukup sering mengkonsumsi makanan apa adanya misal,
tempe, tahu, sayur oseng, ikan. Hal tersebut diduga karena sebagian besar contoh
masih hanya memperhatikan kuantitas pangan yang dikonsumsi.
C. Sistem pangan dan gizi buruh industri di Kelurahan Kedungpane, Kecamatan Mijen, Kota
Semarang
Input
(membeli dan
mendapatkan
bahan
pangan)
Proses
(Mengolah
bahan pangan
23
sehingga
layak
dikonsumsi)
Konsumsi
Status
Gizi
Gambar 2.
Pendapatan
Pekerjaan
Perilaku
Lingkungan
Penyakit penyerta
Perindustrian
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil pelaksanaan PjBL di Kelurahan Kedungpane, Kecamatan Mijen, Kota
Semarang dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Sistem pangan dan gizi buruh industri dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
adalah faktor internal individu (umur, jenis kelamin, pendapatan) , pekerjaan,
lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan penyakit penyerta.
2. Dari hasil wawancara dengan 9 responden, usia mereka berkisar antar 20-50 tahun,
dan hampir 90% adalah buruh wanita di industri garmen, dan dilihat dari penghasilan
24
B. Saran
Dari hasil PjBL ada beberapa saran yang ingin diberikan :
1. Bagi buruh industri di Kelurahan Kedungpane
a. Sebaiknya tetap makan secara teratur, memperhatikan makanan yang dikonsumsi
dengan gizi seimbang dan lebih bervariasi dan diusahakan untuk mengkonsumsi
buah buahan.
b. Buruh industri lebih memperhatikan waktu istirahat, karena sangat berpengaruh
terhadap kesehatan tubuh.
2. Bagi pelayanan kesehatan dan perusahaan
a. Mengadakan sosialisasi kesehatan khususnya tentang gizi secara periodik
b. Membuat program pemberian makanan tambahan kepada para pekerja meskipun
tidak tiap hari.
3. Bagi mahasiswa FKM
25
a. Mahasiswa lebih berperan aktif ketika berada di lapangan dan proses penyusunan
laporan PjBL.
b. Mahasiswa lebih berfikir secara luas guna mendapatkan wawasan terkait sistem
pangan dan gizi khususnya pada buruh industri di kelurahan Kedungpane,
Kecamatan Mijen, Kota Semarang
DAFTAR PUSTAKA
1. Soemarwoto,Otto,1997. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Gajah Mada
University Press.Yogyakarta
2. Leitzmann C. 2003. Nutrition ecology: the contribution of vegetarian diets. Am J Clin
Nutr 78 (suppl):657S-59S. 2 Pimentel D, Pimentel M.
3. Almatsier S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
4. Kartasapoetra G, Marsetyo H. 2005. Ilmu Gizi: Korelasi Gizi, Kesehatan dan
Produktivitas Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.
5. Notoatmodjo.
2002.
Metodologi
Penelitian
Kesehatan.
PT
Rineka
Antropologi
26
Universitas
Indonesia.
Jakarta.
Pengembangan
Industri.Dalam
Jurnal
Penelitian
Gizi
dan
Makanan.http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/pgm/article/view/2280, diakses
pada tanggal 3 Januari 2014
10. Riyadi H. 1996. Gizi dan Kesehatan dalam Pembangunan Pertanian Bogor. Bogor : IPB
Press.
11. Hardinsyah dan Briawan D. 1994. Penilaian dan Perencanaan Konsumsi Pangan. Diktat
Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor
12. www.kamuskesehatan.com (diakses pada tanggal 3 Januari 2014)
13. Dirdjojuwono, Roestanto Wahidi. 2004. Kawasan Industri Indonesia: Sebuah Konsep
Perencanaan dan Aplikasinya. Jakarta: Pustaka Wirausaha Muda.
LAMPIRAN
A. Kuisioner (Pedoman Pertanyaan)
Kuisioner Sistem Pangan dan Gizi Buruh Industri Di Kelurahan Kedungpane
Kecamatan Mijen Kota Semarang Masyarakat di Kawasan Industri
Nama
Umur
Pekerjaan
Penghasilan
Jumlah Anak :
/ bulan
Tempat Kerja
Pekerjaan
1
2
3
II
III
IV
Jawab :
4 Berapa lama jam istirahat yang diberikan oleh tempat kerja Bapak/Ibu/sdr ?
Jawab :
5 Pada saat jam istirahat apa yang Bapak/Ibu/Sdr lakukan ?
Jawab :
6 Apakah tempat kerja Bapak/Ibu/Sdr memberikan makanan untuk
pekerjaannya pada saat jam istirahat ?
Jawab :
7 Apakah tempat kerja Bapak/Ibu/Sdr memberikan uang makanan untuk
pekerjaannya ?
Jawab :
8 Apakah ditempat kerja Bapak/Ibu/Sdr ada suplementasi (pemberian vitamin,
tambahan makanan yang bergizi) untuk pekerjanya ?
Jawab :
Lingkungan
1
Bagaimana cara Bapak/Ibu/Sdr mendapatkan bahan pangan ?
Jawab :
2 Bagaimana ketersediaan bahan pangan ditempat tinggal Bapak/Ibu/Sdr ?
Jawab :
3
Bagaimana akses untuk mendapatkan bahan pangan tersebut ?
Jawab :
4 Apakah keberadaan industri disekitar tempat tinggal Bapak/Ibu/Sdr
mempengaruhi kualitas & kuantitas bahan pangan ?
Jawab :
5 Apakah keberadaan industri disekitar tempat tinggal Bapak/Ibu/Sdr
memberikan dampak negatif terhadap kesehatan seperti penyakit tertentu ?
Jawab :
Perilaku
1
Berapa kali Bapak/Ibu/Sdr makan dalam sehari ?
Jawab :
2
Apakah menu yang sering Bapak/Ibu/Sdr makan ?
Jawab :
3
Apakah Bapak/Ibu/Sdr suka makan, makanan yang instan ?
Jawab :
4
Bagaimana cara Bapak/Ibu/sdr mengolah bahan pangan ?
Jawab :
5 Apakah Bapak/Ibu/Sdr suka makan makanan yang mentah/ setengah matang ?
Jawab :
Pelayanan Kesehatan
1 Pernahkah ada sosialisasi dari puskesmas/ petugas kesehatan mengenai gizi ?
Jawab :
Jika Pernah, kapan sosialisasi tersebut dilakukan ? dimana tempat
sosialisasinya ? siapa yang mengadakan ? Berapa banyak masyarakat yang
ikut ?
2 Apakah ada pengaruh sosialisasi mengenai gizi tersebut terhadap perilaku gizi/
pola makan Bapak/Ibu/Sdr ?
Jawab :
Penyakit
28
29
30
31
32