Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu fungsi otot adalah untuk melakukan pergerakan anggota tubuh.
Walaupun di zaman ini kebanyakan bisa dikerjakan secara otomatis, manusia tetap
harus bergerak untuk melakukan aktivitasnya. Penggunaan energi yang
berlangsung secara terus menerus tanpa istirahat dapat mengakibatkan terjadinya
kelelahan.
Kelelahan sendiri dapat dibedakan menjadi kelelahan otot dan kelelahan
saraf. Kelelahan otot adalah sebuah kondisi ketika otot kehilangan kemampuan
untuk berkontraksi setelah kontraksi yang kuat dan lama (Guyton & Hall, 2008).
Kelelahan otot ini bisa terjadi pada siapa saja, tidak hanya manusia berusia lanjut,
tetapi juga pada manusia dewasa atau remaja, bahkan anak-anak pun bisa
mengalami kelelahan otot.
Kelelahan seringkali menjadi alasan seseorang datang pada tenaga
kesehatan karena seseorang yang sering mengalami kelelahan ternyata memiliki
kualitas hidup yang buruk. Penelitian menunjukkan prevalensi kelelahan antara
400 sampai 2.500 manusia dewasa per 100.000 populasi dan lebih sering terjadi
pada wanita (Kamaldeep, et al., 2011).
Saat ini banyak ditemukan berbagai jenis suplemen, salah satunya adalah
suplemen untuk memperpanjang onset timbulnya kelelahan yang dikenal sebagai
vitamin neurotropik yang terdiri dari vitamin B1, B6, dan B12 (William, 2004).
Vitamin B1, B6, dan B12 dapat bermanfaat dalam mencegah timbulnya
gejala kelelahan. Vitamin B1 dan B6 memiliki peran dalam metabolisme
karbohidrat dan protein yang nantinya akan menghasilkan metabolit berenergi
tinggi sehingga bisa digunakan dalam proses kontraksi. Vitamin B12 membantu
proses sintesis DNA yang diperlukan dalam proses pembentukan sel darah merah.
Sel darah merah ini akan berikatan dengan oksigen dan diedarkan ke seluruh
tubuh salah satunya ke dalam otot. Jika suplai oksigen otot tercukupi maka akan
mencegah terjadinya respirasi sel anaerob yang menghasilkan sedikit energi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Otot
Otot merupakan suatu organ/alat yang dapat bergerak ini adalah sutau
penting bagi organisme. Gerak sel terjadi karena sitoplasma merubah bentuk.
Pada sel-sel sitoplasma ini merupakan benang-benang halus yang panjang disebut
miofibril. Kalau sel otot yang mendapatkan rangasangan maka miofibril akan
memendek, dengan kata lain sel oto akan memendekkan dirinya kearah tertentu.
Otot merupakan jaringan pada tubuh hewan yang bercirikan mampu
berkontraksi, aktivitas biasanya dipengaruhi oleh stimulus dari sistem saraf. Unit
dasar dari seluruh jenis otot adalah miofibril yaitu struktur filamen yang
berukuran sangat kecil yang tersusun dari protein kompleks , yaitu filamen aktin
dan miosin. Pada saat berkontraksi, filamen-filamen tersebut saling bertautan
yang mendapatkan energi dari mitokondria disekitar miofibil.
Terdapat pula macam macam otot yang berbeda pada vertebrata. Yang
pertama ialah otot jantung, yaitu otot yang menyusun dinding jantung. Otot polos
terdapat pada dinding semua organ tubuh yang berlubang (kecuali jantung).
Kontraksi otot polos yang umumnya tidak terkendali, memperkecil ukuran
struktur-struktur yang berlubang ini. Pembuluh darah, usus, kandung kemih dan
rahim merupakan beberapa contoh dari struktur yang dindingnya sebagian besar
terdiri atas otot polos. Sehingga kontraksi otot polos melaksanakan bermacammacam tugas seperti meneruskan makanan kita dari mulut ke saluran pencernaan,
mengeluarkan urin, dan mengirimkan bayi ke dunia. Otot kerangka, seperti
namanya, adalah otot yang melekat pada kerangka. Otot ini dikendalikan dengan
sengaja. Kontraksinya memungkinkan adanya aksi yang disengaja seperti berlari,
berenang, mengerjakan alat-alat, dan bermain bola. Akan tetapi, apabila otot
jantung, otot polos, ataupun otot kerangka atau lurik memeberikan suatu ciri,
maka otot tersebut merupakan alat yang menggunakan energi kimia dan makanan
untuk melakukan kerja mekanisme.
4. Triangular
Fasikulus yang tersebar pada daerah yang luas berkumpul pada sebuah
tendon yang tebal.
5. Pennate
Ukuran fasikulus lebih pendek daripada tendon sehingga tampak relatif
pendek bila dibandingkan dengan panjang keseluruhan otot.
a. Unipennate
Fasikulus tersusun hanya pada 1 sisi dari tendon
b. Bipennate
Fasikulus tersusun pada kedua sisi tendon yang berada di tengah
c. Multipennate
Fasikulus terhubung secara menyilang dari segala arah ke beberapa
tendon
Otot dilindungi oleh jaringan subkutis pada bagian luar dan fascia pada
bagian dalam yang secara umum langsung membungkus otot. Jaringan subkutis
yang terdiri atas sel-sel adiposit berfungi sebagai penghambat panas dan
pelindung otot dari trauma fisik. Fascia adalah jaringan ikat padat ireguler yang
melapisi dan juga mengelompokkan otot-otot dengan fungsi yang sama. Fascia
juga dilewati oleh serabut saraf, pembuluh darah dan limfe.
Ujung-ujung dari fascia ini akan memanjang membentuk tendon yang
berfungsi untuk melekatkan otot ke tulang dan apabila ujung tersebut membentuk
lapisan yang lebar dan mendatar disebut sebagai aponeurosis.Ada kalanya suatu
tendon diselubungi oleh jaringan ikat fibrosa yang disebut selubung tendon yang
berisis cairan synovial untuk mengurangi gesekan antara 2 lapis selubung tersebut
(Tortora, 2009).
Otot rangka (skeletel muscle) vertebrata, yang melekat ke tulang dan
bertanggung jawab terhadap pergerakannya, dicirikan oleh hierarki unit-unit yang
semakin kecil. sebagian besar otot rangka terdiri dari seberkas serat-serat panjang
yang paralel terhadap panjang otot. setiap serat adalah sel tunggal dengan nukleus
ganda, yang mencerminkan pembentukannya melalui fusi berbagai sel embrionik.
satu serat otot mengandung seberkas miofibril (myofibril) yang lebih kecil dan
tersusun secara longitudinal. Miofibril sendiri terdiri dari filamen tipis dan
8
filamen tebal. Filamen tipis (thin filament) terdiri dari dua untai aktin dan dua
untai protein regulasi (tidak ditunjukkan disini) yang melihat satu sama lain.
Filamen tebal (thick filament) adalah susunan molekul-molekul miosin yang
terputus-putus.
Otot rangka juga disebut otot lurik (striated muscle)
karena susunan
filamen filamen yang teratur menciptakan suatu pola pita terang dan gelap. Setiap
unit yang berulang disebut sarkomer (sarcomere), unit kontraktil dasar otot.
Perbatasan sarkomer berjejer pada miofibril terdekat dan berkontribusi terhadap
penampakan lurik yang terlihat dibawah mikroskop cahaya. Filamen-filamen tipis
melekat digaris Z dan menjulur ke tengah sarkomer, sementara filamen filamen
tebal melekat pada garis M ditengah sarkomer. Dalam serat otot pada kondisi
istirahat, filamen tebal dan tipis hanya tumpang-tindih sebagian. Di dekat tepi
sarkomer hanya terdapat filamen tipis, sementara zona dibagian tengah hanya
mengandung filamen tebal. Susunan ini merupakan kunci bagaimana sarkomer,
dan dengan demikian kesuluruhan otot, berkontraksi.
1. Terjadinya Kontraksi Otot
Proses
energi
mekanikal
dari
impuls
syaraf
merupakan
proses
Bagian yang terdiri dari 1 motor neuron dan semua muscle fiber disebut motor
unit.
Ada beberapa time delay yang terjadi. Pertama, delay terjadi saat konduksi
impuls syaraf dari spinal cord. Motor nerve mamalia mempunyai diameter sekitar
12 hingga 20 mikrometer. Sedangkan kecepatan impuls konduksi sekitar 70
hingga 120 m/s. Yang perlu diingat adalah semakin besar myelinated motor nerve,
kecepatan konduksi semakin rendah.
Delay akibat konduksi motor nerve merupakan salah satu dari sejumlah
delay yang ada. Delay juga terjadi pada persimpangan antara syaraf dan otot, yang
biasa disebut neuromuscular junction. Neurotransmitter adalah impuls syaraf
elektrokimia yang mengeluarkan substansi kimia yang selanjutnya berdifusi
melintasi sarcolemma dari skeletal muscle. Pada sisi otot atau bagian postsynaptic
dari neuromuscular junction, neurotransmitter bereaksi seperti penerima ketika
impuls syaraf dibangkitkan. Action potential kemudian berjalan menuju skeletal
muscle. Aktivasi skeletal muscle melibatkan sejumlah time delay yang berbedabeda sebelum otot berkontraksi.
2. Tipe-tipe Otot Rangka
Pembahasan kita sejauh ini telah berfokus pada sifat-sifat umum otot-otot
rangka vertebrata. Akan tetapi, ada sejumlah tipe serat-serat otot rangka yang
berbeda, masing-masing teradaptasi untuk seperangkat fungsi tertentu. Para saintis
biasanya mengklasifikasikan tipe-tipe serat yang bervariasi ini berdasarkan
sumber ATP yang digunakan untuk memberi tenaga pada aktivitas otot atau
berdasarkan kecepatan kontraksi otot. kita akan mengkaji masing-masing dari
kedua skema klasifikasi tersebut.
a. Serat Oksidatif dan Glikolitik
Serat-serat yang terutama mengandalkan pada respirasi aerobik disebut
serat oksidatif. Serat-serat semacam itu terspesialisasi sedemikian rupa
sehinggamemungkinkan mereka menggunakan suplai energi yang tetap. Serat
oksidatif memiliki banyak mitokondria, suplai darah yang kaya, dan protein
penyimpan oksigen dalam jumlah besar yang disebut mioglobin (myoglobin).
10
11
daripada serat glikolitik cepat, hasilnya adalah otot yang lebih resisten terhadap
keletihan.
Beberapa vertebrata memiliki serat otot rangka yang menyentak pada
kecepatan yang jauh lebih cepat daripada otot manusia manapun. Misalnya,
derikan ular derik maupun suara merpati dihasilkan oleh otot-otot supercepat yang
dapat berkontraksi dn berelaksasi setiap 10 detik
2.2.3 Otot Jantung (Cardiac Muscle)
Walaupun semua otot memiliki mekanisme fundamental yang sama untuk
kontraksi-filamen aktin dan miosin saling meluncur melewati satu sama lain ada
berbagai tipe otot yang berbeda. Vertebrata, misalnya memiliki otot jantung dan
otot polos selain otot rangka.
Otot jantung (cardiac muscle) vertebrata ditemukan hanya di satu tempat
jantung. seperti otot rangka, otot jantung bersifat lurik. Akan tetapi, perbedaan
struktural antara serat otot rangka dan otot jantung menghasilkan perbedaan pada
sifat sifat listrik dan membran. Sementara, serat otot rangka tidak menghasilkan
potensial aksi kecuali jika dirangsang oleh neuron motorik, sel otot jantung
memiliki saluran ion dimembran plasma yang menyebabkan depolarisasi ritmis,
memicu potensial aksi tanpa masukan dari sistem saraf. Potensial aksi sel otot
jantung bertahan 20 kali lebih lama daripada serat otot rangka. Membran plasma
sel otot-otot jantung disebelahnya saling mengunci pada wilayah terspesialisasi
yang disebut cakram interkalar (intercalad disk), tempat sambungan celah
memberikan
potensial aksi yang dibangkitkan oleh sel-sel terspesialisasi disatu bagian jantung
menyebar kesemua sel otot jantung yang lain, sehingga seluruh jantung
berkontraksi. Periode refraksi yang lama mencegah sumasi dan tetanus.
Otot jantung merupakan otot istimewa. Otot ini bentuknya seperti otot
lurik perbedaanya ialah bahwa serabutnya bercabang dan bersambung satu sama
lain. Berciri merah khas dan tidak dapat dikendalikan kemauan. Kontraksi tidak di
pengaruhi saraf, fungsi saraf hanya untuk percepat atau memperlambat kontraksi
karena itu disebut otot tak sadar. Otot jantung di temukan hanya pada jantung
(kor), mempunyai kemampuan khusus untuk mengadakan kontraksi otomatis dan
12
gerakan tanpa tergantung pada ada tidaknya rangsangan saraf. Cara kerja otot
jantung ini disebut miogenik yang membedakannya dengan neurogonik
(Ville,1984).
pada lurik / disk M. Filamen- filamen tebal dengan diameter 150 Angstrom itu
tertata secara paralel heksagonal dalam daerah yang disebut daerah H. Sementara
itu filamen-filamen tipis dengan diameter 70 Angstrom memiliki ujung yang
terkait langsung dengan disk Z. Daerah yang terlihat gelap pada ujung-ujung
daerah A merupakan tempat relasi-relasi antara filamen tebal dan filamen tipis.
Relasi-relasi ini berupa cross-bridges (jembatan-silang) yang berselang secara
teratur.
A. Filamen-filamen tebal tersusun dari Miosin
Filamen-filamen tebal pada vertebrata (makhluk hidup bertulang belakang)
hampir sebagian besar tersusun dari sejenis protein yang disebut Miosin. Molekul
miosin terdiri dari enam rantai polipeptida yang disebut rantai berat dan dua
pasang rantai ringan yang berbeda (disebut rantai ringan esensial dan regulatori,
ELC dan RLC).
Miosin termasuk protein yang khusus karena memiliki sifat berserat
(fibrous) dan globular. Secara umum, molekul miosin dapat dilihat sebagai
segmen berbentuk batang sepanjang 1600 Angstrom dengan dua kepala globular.
Miosin hanya berada dalam wujud molekul-molekul tunggal dengan kekuatan
ioniknya yang lemah. Bagaimanapun juga, protein-protein ini berkaitan satu sama
lain menjadi struktur. Struktur tersebut ialah struktur dari filamen tebal yang telah
dibicarakan sebelumnya. Pada struktur itu, filamen tebal merupakan suatu bentuk
yang bipolar dengan kepala-kepala miosin yang menghadap tiap-tiap ujung
filamen dan menyisakan bagian tengah yang tidak memiliki kepala satupun (=bare
zone / jalur kosong). Kepala-kepala miosin itulah yang merupakan wujud dari
cross-bridges dalam perhubungannya dengan miofibrilmiofibril. Sebenarnya,
rantai berat miosin berupa sebuah ATPase yang menghidrolisis ATP menjadi ADP
dan Pi dalam suatu reaksi yang membuat terjadinya kontraksi otot. Jadi, otot
merupakan alat untuk mengubah energi bebas kimia berupa ATP menjadi energi
mekanik. Sementara itu, fungsi rantai ringan miosin diyakini sebagai modulator
aktivitas ATPase dari rantai berat yang bersambungan dengannya.
Di tahun 1953, Andrew Szent-Gyorgi menunjukkan bahwa miosin yang
diberi tripsin secukupnya akan memecah miosin menjadi dua fragmen (Gambar 5)
14
yaitu Meromiosin ringan (LMM) dan Meromiosin berat (HMM). HMM dapat
dipecah dengan papain menjadi dua bagian lagi yaitu dua molekul identik dari
subfragmen-1 (S1) dan sebuah subframen-2 (S2) yang berbentuk mirip batang.
B. Filamen-filamen tipis tersusun dari Aktin, Tropomiosin dan Troponin
Komponen penyusun utama filamen tipis ialah Aktin. Aktin merupakan
protein eukariotik yang umum, banyak jumlahnya, dan mudah didapati. Aktin
didapati dalam wujud monomer-monomer bilobal globular yang disebut G-aktin
yang secara normal mengikat satu molekul ATP untuk tiap-tiap monomer. G-aktin
itu nantinya akan berpolimerisasi untuk membentuk fiber-fiber yang disebut Faktin. Polimerisasi ini merupakan suatu proses yang menghidrolisis ATP menjadi
ADP dengan ADP yang nantinya terikat pada unit monomer F-aktin. Sebagai
hasilnya, F-aktin akan membentuk sumbu rantai utama dari filamen tipis. Tiaptiap unit monomer F-aktin mampu mengikat sebuah kepala miosin (S1) yang ada
pada filamen tebal. Mikrograf elektron juga menunjukkan bahwa F-aktin
merupakan deretan monomer terkait dengan urutan kepala ekor-kepala. Maka dari
itu, F-aktin memiliki wujud yang polar. Semua unit monomer F-aktin memiliki
orientasi yang sama dilihat dari sumbu fiber. Filamen-filamen tipis itu juga
memiliki arah yang menjauhi disk Z. Sehingga kumpulan-kumpulan filamen tipis
yang menjulur pada kedua sisi disk Z itu memiliki orientasi yang berlawanan.
Komposisi miosin dan aktin masing-masing sebesar 60-70% dan 20- 25%
dari protein total pada otot. Sisa protein lainnya berkaitan dengan filamen tipis
yakni Tropomiosin dan Troponin. Troponin terdiri dari tiga subunit yaitu TnC
(protein pengikat ion Ca), TnI (protein yang mengikat aktin), dan TnT (protein
yang mengikat tropomiosin). Dari sini, dapat disimpulkan bahwa kompleks
tropomiosin Troponin mengatur kontraksi otot dengan cara mengontrol akses
cross-bridges S1 pada posisiposisi pengikat aktin (Anonim, 2010)
C. Protein minor pada Otot yang mengatur jaringan-jaringan Miofibril
Disk Z merupakan wujud amorf dan mengandung beberapa protein
berserat aktinin (untuk mengikatkan <(fibrous). Protein-protein lain itu ialah
filamen-filamen tipis pada disk Z), desmin (banyak terdapat pada daerah perifer /
15
16
18
kontraksi
otot.
Kemudian,
sebelum
1960,
Setsuro
Ebashi
aktomiosin
yang
19
20
konsentrasi
Ca2+
ini
cukup
untuk
memicu
perubahan
21
bagian tubuh maju dan mundur biasanya memerlukan dua otot yang melekat ke
bagian rangka yang sama. Walaupun kita menyebut otot-otot menyebut semacam
itu sebagai pasangan yang antagonistik, fungsinya sebenarnya kooperatif,
dikoordinasikan oleh sistem saraf. Misalnya, ketika anda meluruskan lengan,
neuron-neuron motorik memicu otot trisep Anda berkontraksi, sementara
ketiadaan masukan neuronal memungkinkan bisep Anda berelaksasi.
Rangka berfungsi sebagai pendukung dan pelindung serta pergerakan.
sebagian besar hewan darat akan terkulai karena berat tubuhnya sendiri jika tidak
memiliki rangka sebagai pendukung. Bahkan hewan yang hidup diair akan
menjadi massa yang tak terbentuk tanpa rangka yang mempertahankan bentuknya.
Pada kebanyakan hewan, rangka yang keras juga melindungi jaringan yang lunak.
Misalnya, tengkorak vertebrata melindungi otak, sementara rusuk vertebrata darat
membentuk sangkar disekitar jantung, paru-paru, dan organ-organ internal yang
lainnya.
2.7 Tipe-tipe Sistem Rangka
Walaupun kita cenderung menganggap rangka hanya sebagai seperangkat
tulang yang saling berhubungan, rangka sebenernya memiliki banyak bentuk yang
berbeda. Struktur-struktur pendukung yang mengeras bisa menjadi eksternal
(seperti pada eksoskleton), internal (seperti pada endoskeleton), bahkan tidak ada
(seperti pada rangka hidrostatik berbasis cairan).
1. Rangka Hidrostatik
Rangka hidrostatik (hydrostatic skeleton) terdiri dari cairan yang berada
dibawah tekanan dalam kompartemen tubuh yang tertutup. Ini adalah tipe rangka
utama pada sebagian besar knidaria, cacing pipih, nematoda dan anelida. Hewanhewan ini mengontrol bentuk dan pergerakannya menggunakan otot-otot untuk
mengubah kompartemen yang terisi cairan. Diantara knidaria, misalnya hydra
memanjang dengan menutup mulutnya dan menggunakan sel-sel kontraktil pada
dinding tubuhnya untuk menyempitkan rongga gastrovaskular sentral. Karena air
tidak bisa terlalu terkompresi, penurunan diameter rongga memaksa rongga itu
menjadi lebih panjang.
23
yang
pesat,
artropoda
harus
membuang
eksoskeletonnya
membantu hewan atau pesawat tetap mengambang. Bagi tubuh yang menjadi
tempat pelekatan sayap, bentuk fusiformis membantu mengurangi gaya gesek
udara, seperti yang terjadi diair.
Hewan penerbang relatif ringan dengan massa tubuh berkisar kurang dari
satu gram untuk beberapa jenis serangga hingga sekitar 20 kg untuk burung
peterbang yang paling besar. Kebanyakan hewan peterbang memiliki berbagai
adaptasi struktural yang berkontribusi terhadap massa tubuh yang ringan. Burung
misalnya, tidak memiliki kandung kemih atau gigi, dan memiliki tulang yang
relatif besar dengan bagian yang terisi udara yang membantu mengurangi bobot
burung.
2.9 Perbandingan Otot Dari Tiap Vertebrata
A. Pisces
Sistem otot (urat daging): penggerak tubuh, sirip-sirip, insang-organ listrik
(Sonic, 2008).
29
2. Ikan hiu
Sistem otot: Otot-otot di seluruh tubuh secara teratur bersegemen
(materik) disebut miotom. Otot-otot itu bermodifikasi kepala dan di
apendiks.
3. Ikan perak
Sistem otot: Otot tubuh dan ekor terutama terdiri dari miomer-miomer
(otot-otot bersegmen) yang berselang-seling/berganti-ganti tempat dengan
vertebra ketika mengadakan gerakan berenang dan berbalik arah. Miomermiomer itu secara kasar berbentuk seperti hurup W dan dirakit menjadi 4
sabuk miomer, yang di sepanjang punggung merupakan rakitan yang
terberat. Antara miomer-miomer itu terdapat jaringan ikatan yang jika
direbus, sabuk-sabuk miomer itu terpisah-pisah menjadi lapisan-lapisan
daging (Sonic, 2008).
B. Amphibi
Secara majemuk, sistem otot katak berbeda dari susunan mioton primitif,
terutama dalam apendiks. Otot-otot segmental mencolok pada tubuh. Segmen kaki
teratas berotot besar (Sonic, 2008).
30
E. Aves
Tulang kuadrat dari tengkorak mempunyai 2 permukaan artikular dorsal.
Semua tulang pelvis bersatu. Ada sebuah pigostil. Sternum mempunyai 4 buah
tekik (celah) posterior. Otot pektoralis mayor dimulai pada lunas tulang sternum,
dan menarik tulang humerus kebawah (berarti menarik sayap ke bawah).
Sebaliknya, otot pektoralis minor menarik sayap ke atas (Sonic, 2008).
F. Mamalia
Tulang kuadrat dari tengkorak mempunyai 2 permukaan artikular dorsal.
Semua tulang pelvis bersatu. Ada sebuah pigostil. Sternum mempunyai 4 buah
tekik (celah) posterior. Otot pektoralis mayor dimulai pada lunas tulang sternum,
dan menarik tulang humerus kebawah (berarti menarik sayap ke bawah).
Sebaliknya, otot pektoralis minor menarik sayap ke atas (Sonic, 2008).
31
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari makalah ini, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan, yaitu:
1. Otot merupakan jaringan pada tubuh hewan yang bercirikan mampu
berkontraksi, aktivitas biasanya dipengaruhi oleh stimulus dari sistem
saraf
2. Otot Polos berfungsi terdapat pada sistem pencernah,berfungsi sebagai
menggiring bolus melalui lambung, usus halus, usus besar rektum anus
(involunter). Otot Rangka berfungsi sebagai alat gerak pasif, sebagai
tempat melekatnya otot rangka, sebagai memberi bentuk tubuh, sebagai
memberi kekuatan dan menunjang tegaknya tubuh, sebagai melindungi
organ tubuh yang lemah,sebagai tempat pembentukan sel darah.Otot
Jantung berfungsi pemacu bilik utk memompa darah (involunter)
3. Mekanisme kerja otot yang secara eksplisit hanya merupakan gerak
mekanik. Terjadilah beberapa proses kimiawi dasar yang berseri demi
kelangsungan kontraksi otot.
4. Lokomosi pada hewan vertebrata didarat berlawanan diair. Didarat,
hewan yang berjalan, berlari, melompat dan merayap harus mampu
mendukung dirinya sendiri dan bergerak melawan gravitasi, namun
udara memberikan resistensi yang relatif sedikit, setidaknya pada
kecepatan sedang.
5. - Struktur otot rangka adalah membran plasma (sarcolemma) dan dari
sarcolemma ini akan terbentuk lipatan kedalam yang disebut sebagai
tubulus T. Garis-garis pada otot lurik disebabkan oleh struktur miofibrilmiofibril yang saling berkaitan
32
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, A. Neil. Reece,
Colligan, L.H. 2010. Muscles : The Amazing Human Body. New York : Marshall
Cavendish Corporation
Mason, Kenneth. Losos, J. 2011. Biology. New York : McGraw-Hill
Rasier, Dilson. 2010. Muscle Biophysis: From Molecules to Cell. New York :
Springer Science
Sherwood, Lauralee. Human Physiology : From Cells To System. New York :
Yolanda Cossio
Sonic, 2008. Sistem Gerak Vertebrata. Jakarta : Erlangga
Ville dkk. 1984. Zoologi Umum. PT Gelora Aksara Pratama. Jakarta.
33