You are on page 1of 5

TENAGA KERJA DALAM USAHATANI

Fitria Dina Riana, SP, MP


Lab. Manajemen dan Analisis Agribisnis, Universitas Brawijaya
Email : fitria.fp@ub.ac.id

Pokok Bahasan :

1. Karakteristik Tenaga Kerja dalam Usahatani


2. Peran Petani
3. Tenaga Kerja Keluarga dan Luar Keluarga
4. Kebutuhan dan Distribusi Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah salah satu unsur penentu, terutama


bagi usahatani yang
sangat tergantung musim. Kelangkaan
tenaga kerja berakibat mundurnya penanaman dsehingga
berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, produktivitas, dan
kualitas produk.
Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam usahatani
keluarga. Khususnya tenaga kerja petani beserta anggota
keluarganya.
Rumah tangga petani yang umumnya sangat
terbatas kemampuannya dari segi modal, peranan tenaga kerja
keluarga sangat menentukan. Jika masih dapat diselesaikan oleh
tenaga kerja keluarga sendiri maka tidak perlu mengupah tenaga
luar, yang berarti menghemat biaya.
Baik pada usahatani keluarga maupun perusahaan pertanian
peranan tenaga kerja belum sepenuhnya dapat diatasi dengan
teknologi yang menghemat tenaga (teknologi mekanis). Hal ini
dikarenakan selain mahal, juga ada hal-hal tertentu yang terkait
dengan tenaga manusia yang tidak dapat tergantikan dengan
peralatan.
TUJUAN KEGIATAN BELAJAR :

Mahasiwa dapat memahami tentang teori-teori


tentang tenaga kerja

Mahasiswa
mempunyai
kemampuan
untuk
menganalisis secara deskriptif
kebutuhan dan
distribusi tenaga kerja terhadap suatu usahatani

5
SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION
DEVELOPMENT (SPEED)

PENDAHULUAN

MODUL

Pengantar Usaha Tani

Brawijaya University 2012

1. Karakteristik Tenaga Kerja dalam Usahatani


Tenaga kerja dalam usahatani memiliki karakteristik yang sangat berbeda
dengan tenaga jerja dalam usaha di bidang lain. Karakteristik tenaga kerja bidang
usahatani menurut Tohir (1983) adalah sebagai berikut:
1) Keperluan akan tenaga kerja dalam usahatani tidak kontinyu dan tidak
merata
2) Penyerapan tenaga kerja dalam usahatani sangat terbatas
3) Tidak mudah distandarkan, dirasionalkan, dan dispesialisasikan
4) Beraneka ragam coraknya dan kadangkala tidak dapat dipisahkan satu sama
lain
Karakteristik tersebut di atas akan memerlukan sistem-sistem manajerial
tertentu yan harus dipahami sebagai usaha peningkatan usahatani itu sendiri.
Selama ini, khususnya di Indonesia, sistem manjerial usahatani biasanya masih
sangat sederhana.
2. Peran petani
Tenaga kerja usahatani keluarga biasanya terdiri atas petani beserta
keluarganya dan tenaga luar yang kesemuanya berperan dalam usahatani. Menurut
Mosher (1980) petani berperan sebagai manajer, juru tanim dan manusia biasa
yang hidup dalam masyarakat. Petani sebagai manajer akan berhadapan dengan
berbagai alternatif yang harus diputuskan mana yang harus dipilih untuk
diusahakan. Petani harus menentukan jenis tanaman atau ternak yang akan
diusahakan, menentukan cara-cara berproduksi, pembelian sarana produksi,
menghadapu persoalan tentang biaya, mengusahakan permodalan, dan
sebagainya. Untuk itu, diperlukan ketrampilan, pendidikan, dan pengalaman yang
akan berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan. Dalam kenyataannya,
untuk memilih usaha yang akan dilakukan, terdapat kompromi di antara anggota
keluarga petani.
Petani sebagai juru tani harus dapat mengatur, melaksanakan dan
mengawasi kegiatan usahataninya, baik secara teknis maupun ekonomis.
Di
samping itu, tersedianya sarana produksi dan peralatan akan menunjang
keberhasilan petani sebagai juru tani.
Petani sebagai anggota masyarakat yang hidup dalam suatu ikatan keluarga
akan selalu berusaha memenuhi kebutuhan keluarganya. Di samping itu, petani
juga harus berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat juga. Sebaliknya, petani
juga membutuhkan bantuan masyarakat sekelilingnya. Besar kecilnya kebutuhan
bantuan terhadap masyarakat sekelilingnya tergantung pada teknologi yang
digunakan dan sifat masyarakat setempat.
3.Tenaga Kerja Keluarga dan Luar Keluarga
Peranan anggota keluarga juga sebagai tenaga kerja disamping tenaga luar
yang diupah. Banyak sedikitnya tenaga kerja yang dibutuhkan dalam usahatani
berbeda-beda, tergantung konsep usahatani yang dijalankan. Banyak sedikitnya
tenaga kerja luar keluarga yang digunakan tergantung juga pada dana yang
tersedia untuk membiayai tenaga kerja luar tersebut.
Kegiatan tenaga kerja luar sangat dipengaruhi sistem upah, lamamya waktu
kerja, kehidupan sehari-hari, kecapakapan, keahlian, dan umur tenaga kerja.
Sistem pengupahan biasanya dibedakan menjadi tiga yaitu :
Page 2 of 5

Pengantar Usaha Tani

Brawijaya University 2012

1) Upah borongan
Adalah upah yang diberikan sesuai dengan perjanjian antara pemberi kerja
dengan pekerja tanpa memperhatikan lamamya waktu kerja. Sistem ini
menunjukkan kecenderungan pekerjaan cepat terselesaikan, tetapi
terkadang meninggalkan prinsip kualitas pekerjaan.
2) Upah waktu
Adalah upah yang diberikan berdasarkan lamanya waktu kerja. Sistem
pengupahan ini cenderung membuat pekerja memperlama menyelesaikan
pekerjaannya agar mendapatkan upah yang lebih banyak.
3) Upah premi
Adalah upah yang diberikan dengan memperhatikan produktifitas dan
prestasi kerja. Seorang tenaga kerja yang bisa memberikan produktivitas
dan prestasi kerja yang tinggi, akan mendapatkan imbalan yang lebih besar
sebagai upah dan tambahan insentif yang diberikan oleh pemberi pekerjaan.
Lamanya waktu kerja seseorang sangat dipengaruhi oleh keadaaan dan
kemampuan fisik seseorang dalam melakukan pekerjaan. Dalam usahatani,
membutuhkan curahan fisik kerja yang cukup berat terutama dalam kegiatan
pengolahan tanah yang dilakukan oleh tenaga kerja laki-laki. Kegiatan usahatani
biasanya dimulai dari fajar hanya hingga siang dikarenakan kegiatan pertanian di
lahan sangat menguras tenaga secara fisik ditambah dengan teriknya sinar
matahari siang yang menyebabkan tenaga kerja pertanian mudah lelah.
Kecakapan dan ketrampilan seorang tenaga kerja pertanian sangat
menentukan hasil kerjanya. Kegiatan usahatani terdiri dari banyak kegiatan yang
membutuhkan ketrampilan yang berbeda. Ada kegiatan yang menguras fisik
seperti pengolahan tanah dan pengaturan irigasi, dilakukan oleh tenaga kerja lakilaki. Sedangkan kegiatan yang relatif lebih ringan secara fisik tetapi membutuhkan
ketelatenan yang tinggi seperti penanaman dan pemupukan, dilakukan oleh tenaga
kerja perempuan. Kecakapan dan ketrampilan yang dimiliki oleh setiap tenaga kerja
juga sangat dipengaruhi oleh pembelajaran dan terutama pengalaman dalam kurun
waktu yang lama.
Umur seseorang menentukan prestasi kerja atau kinerja orang tersebut.
Semakin berat suatu pekerjaan dalam usahatani, semakin membutuhkan tenaga
kerja yang kuat. Tenaga kerja yang kuat sangat dipengaruhi oleh umur seseorang.
Semakin tua umur seseorang, semakin menurun kemampuannya untuk bekerja.
Sehingga untuk pekerjaan yang relatif berat biasanya dikerjakan oleh pekerja yang
berumur antara 25-45 tahun.
4.Kebutuhan dan Distribusi Tenaga Kerja
Kebutuhan tenaga kerja dapat diketahui dengan cara menghitung setiap
kegiatan masing-masing komoditas yang diusahakan, kemudian dijumlahkan untuk
keseluruhan dalam usahatani.
Kebutuhan tenaga kerja dihitung berdasarkan
jumlah anggota tenaga kerja dalam keluarga yang tersedia dibandingkan dengan
kebutuhannya sehingga bisa didapatkan kebutuhan tenaga kerja luar keluarga.
Satuan yang sering digunakan dalam perhitungan penggunaan tenaga
kerja adalah man days atau Hari Orang Kerja (HOK) dan Jam Kerja Orang (JKO).
Pemakaian perhitungan HOK memiliki kelemahan dikarenakan perhitungan di
masing-masing daerah berlainan. Jam kerja yang setara dengan 1 HOK di daerah A
tidak selalu sama dengan jam kerja setara dengan 1 HOK daerah B. Seringkali juga
dijumpai pemberlakuan upah borongan dalam kegiatan usahatani yang sulit
Page 3 of 5

Pengantar Usaha Tani

Brawijaya University 2012

dihitung baik HOKnya maupun JKOnya.


Menurut Suratiyah (2006), banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
mengusahakan satu jenis komoditas persatuan luas dinamakan Intensitas Tenaga
Kerja. Intensitas tenaga kerja sangat tergantung pada :
1) Tingkat teknologi
Dengan penerapan teknologi biologis dan kimia, umumnya lebih banyak
dibutuhkan tenaga kerja untuk pemakaian bibit unggul disertai dengan
pemupukan dan pengendalian hama penyakit. Sementara itu, usahatani
dengan penerapan teknologi mekanis umumnya justru bisa menghemat
tenaga kerja. Hal ini dikarenakan penggunaan mesin-mesin, traktor, dan
sebagainya.
2) Tujuan dan sifat usahataninya
Usahatani komersial yang memperhatikan kualitas dan kuantitas dari segi
ekonomis, akan membutuhkan tenaga yang lebih banyak dari pada usahatani
yang masih subsisten.
3) Topografi dan tanah
Pengolahan tanah pada daerah dataran rendah dengan jenis tanah ringan
akan memerlukan tenaga yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan
pengolahan tanah di daerah miring dengan jebis tanah berat.
4) Jenis komoditas yang diusahakan
Pada umumnya tanaman semusim lebih banyak membutuhkan tenaga kerja
dikarenakan memerlukan pemeliharaan tanaman secara lebih intensif.
Penggunanaan sistem penamanan tumpang sari juga relatif lebih banyak
menggunakan tenaga kerja dibandingkan yang monokultur
5) Efisiensi tenaga kerja
Perhitungan efisiensi tenaga kerja seringkali dilakukan dengan pendekatan
perhitungan produktivitas tenaga kerja yang dapat diukur dengan
memperhatikan jumlah produksi ataupun luas lahan yang dikerjakan dalam
usahatani.
Produktivitas =

Jumlah produksi per Ha


Jumlah tenaga kerja yang dicurahkan per Ha

6) Curahan tenaga kerja


Curahan tenaga kerja dalam usahatani dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yakni faktor alam ( curah hujan, iklim, kesuburan, jenis tanah), faktor jenis
lahan (sawah, tegalan, pekarangan), faktor luas, faktor letak dan
penyebarannya.
7) Intensif dan Ekstensif
Menurut Tohir ( 1983), suatu usahatani dikatakan intensif jika banyak
menggunakan tenaga kerja dan atau modal per satuan luas. Usahatani yang
demikian memiliki kecenderungan melakukan kegiatan pemeliharan yang
rutin dan intensif. Sedangkan suatu usahatani dikatakan ekstensif jika usaha
tersebut tidak banyak menggunakan tenaga kerja dan atau modal per satuan
luas (memiliki kecenderungan tidak terlalu melakukan pemeliharaan
tanaman hingga bisa dipanen).

Page 4 of 5

Pengantar Usaha Tani

Brawijaya University 2012

REFERENSI
Suratiyah, 2006. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta
Downey dan Erickson, 1992. Manajemen Agribisni. Penerbit Erlangga. Jakarta
Heru, dkk., 2010. Modul Usahatani, Jurusan Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanian.
Universitas Brawijaya

PROPAGASI
TUGAS KEGIATAN BELAJAR :
1.
2.
3.

Carilah sebuah artikel yang membahas tentang tenaga kerja dalam suatu
usahatani. Berilah komentar terhadap topik tersebut.
Sumberdaya manusia adalah suatu penentu keberhasilan suatu usahatani di
jalankan. Masalah-masalah apa saja yang terjadi dalam ketenagakerjaan
usahatani di Indonesia ?
Menurut Anda, bagaimana seharusnya mengatasi permasalahan tersebut ?
Jelaskan !

Page 5 of 5

You might also like