Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Berdasarkan tugas yang diberikan pada mata perkuliahan Ilmu Keperawatan
Dasar II yang membahas tentang bagaimana cara seorang perawat melakukan
komunikasi yang baik dan benar dengan klien atau pasiennya. Komunikasi yang
baik digunakan antara seorang perawat dengan pasiennya dalam dunia
keperawatan dikenal dengan komunikasi terapeutik.
Didalam proses penyusunan makalah ini kami menggunakan beberapa
literatur seperti buku-buku dan internet. Makalah ini berisikan pengertian
komunikasi,
unsur-unsur
komunikasi,
komponen
komunikasi,
metode
1.3 Manfaat
a. Dengan penugasan ini, kami dapat memahami dan mempraktekkan
komunikasi terapeutik dengan baik dan benar.
b. Dengan makalah ini kami dapat lebih mempersiapkan diri untuk memulai
praktek klinis dibalai pengobatan yang ada nantinya.
BAB II
ISI
a. Referen
Sesuatu yang memotifasi seseorang ubtuk berkomunikasi dengan pihak
lain. Pada lingkungan pelayanan kesehatan, yang akan menginisiasi
komunikasi adalah penglihatan, suara, bau, jadwal, pesan, objek emosi,
sensasi, persepsi, ide, dan petunjuk lainnya. Perawat yang memahami jenis
stimulus yang mengawali komunikasi akan mampu membangun dan
menyusun pesan secara lebih efisien dan menerima maknanya dengan lebih
baik ( Potter dan Perry, 2010 )
b. Pengirim dan Penerima
Pengirim adalah pihak yang mengode dan menyampaikan pesan,
sedangkan penerima adalah pihak yang menerima dan menguraikan kode
pesan. Pengirim menempatkan ide atau perasaan kedalam bentuk yang dapat
ditransmisikan dan bertanggung jawab atas ketepatan isi dan emosi pesan
tersebut. Pengirim dan penerima merupakan peran yang fleksibel dan berubah
dengan adanya interaksi kedua pihak, terkadang peroses pengiriman dan
penerimaan dapat berjalan bersamaan ( Potter dan Perry, 2010 ).
c. Pesan (Message)
Isi dari komunikasi. Pesan mengandung bahasa verbal, nonverbal, dan
simbolik. Persepsi pribadi terkadang dapat mengubah interpretasi penerima.
Dua orang perawat dapat menyampaikan informasi yang sama dengan pesan
yang berbeda karena perbedaan gaya komunikasi. Dua individu akan
memahami pesan yang sama secara berbeda. Klien mengirimkan pesan yang
efektif dengan mengemukakan secara jelas,langsung,dan dengan cara yang
dikenal oleh penerima. Perawat menentukan adanya kebutuhan klarifikasi
dengan melihat petunjuk nonverbal dari pendengar yang memperlihatkan
kebingungan/kesalahpahaman ( Potter dan Perry, 2010 ).
d. Media (Channels)
Merupakan alat penyampaian dan penerimaan pesan melalui indra
penglihatan, pendengaran, dan taktil. Ekspresi wajah akan mengirimkan pesan
visual, kata-kata memasuki saluran pendengaran, dan sentuhan menggunakan
saluran taktil. Individu akan memahami suatu pesan dengan lebih baik jika
pengirim menggunakan berbagai media ( Potter dan Perry, 2010 ).
e. Umpan balik
mencari umpan balik verbal dan non verbal untuk memastikan terjadinya
komunikasi yang baik. Agar efektif, pengirim dan penerima harus sensitif dan
terbuka
terhadap
masing-masing
pesan,
mengklarifikasi
pesan,
dan
d. Metakomunikasi
Metakomunikasi merupakan istilah luas yang merujuk kepada factor
yang memengaruhi komunikasi. Kesadaran akan factor ini membantu
individu dalam memahami hal yang disampaikan ( Arnold dan Boggs,
2003 ).
2.4 Pengertian Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang mendorong proses penyembuhan
klien (Depkes RI, 1997). Dalam pengertian lain mengatakan bahwa komunikasi
terapeutik adalah proses yang digunakan oleh perawat memakai pendekatan yang
direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan pada klien.
Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak
saling memberikan pengertian antara perawat dengan klien. Persoalan yang mendasar
dari komunikasi ini adalah adanya saling membutuhkan antara perawat dan klien,
sehingga dapat dikategorikan ke dalam komunikasi pribadi di antara perawat dan klien,
perawat membantu dan klien menerima bantuan (Patricai A. dan Potter, 1996).
a. Keramahan
Keramahan merupakan bagian dari komunikasi terpeutik. Keramahan
diberikan untuk memberikan kesan pertama yang menarik hati lawan bicara
kita.
7
b. Penggunaan Nama
Pengenalan diri merupakan suatu yang penting agar tidak menimbulkan
keraguan. Memanggil klien dengan nama akan menunjukkan penghargaan
diri terhadap pasien itu sendiri.
c. Dapat Dipercaya
Orang yang dapat dipercaya adalah orang yang apabila membantu orang lain
tidak akan memberikan keraguan terhadap orang yang dibantunya. Untuk itu
seorang perawat harus menunjukkan kehangatan, konsistensi, reliabilitas,
kejujuran, kompetensi, dan rasa hormat.
d. Otonomi dan Tanggung Jawab
Seorang perawat harus mampu membuat pilihan sendiri dan berani untuk
mempertanggung jawabkan atas pilihan atau keputusan yang diberikan
( Townsend, 2003 )
e. Asertif
Komunikasi Asertif memungkinkan anda untuk mengekspresikan perasaan
dan pikiran tanpa menuduh atau melukai orang lain ( Grover, 2005 ). Sikap
asertif akan memberikan kepercayaan diri sekaligus penghormatan terhadap
orang lain.
2.6 Metode Komunikasi Terapeutik
Metode atau teknik yang digunakan dalam komunikasi terapeutik antara lain
( Stuart dan Sundeen, 1998 ):
b. Menunjukkan penerimaan
orang
lain
tanpa
menunjukkan
keraguan
atau
ketidaksetujuan.
c. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan
Tujuan perawat bertanya adalah untuk mendapatkan informasi yang
spesifik mengenai apa yang disampaikan oleh klien.
d. Mengulangi ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri
Melalui pengulangan kembali kata-kata klien, perawat memberikan
umpan balik bahwa perawat mengerti pesan klien dan berharap
komunikasi dilanjutkan.
e. Mengklasifikasi
Klasifikasi terjadi saat perawat berusaha untuk menjelaskan dalam
kata-kata ide atau pikiran yang tidak jelas dikatakan oleh klien.
f. Memfokuskan
Metode ini bertujuan untuk membatasi bahan pembicaraan sehingga
percakapan menjadi lebih spesifik dan dimengerti.
g. Menyatakan hasil observasi
Dalam hal ini perawat menguraikan kesan yang ditimbulkan oleh
isyarat non verbal klien.
h. Menawarkan informasi
10
11
12
f.
BAB III
SKENARIO
3.1
Skenario Drama
Pada suatu pagi di sebuah kamar di Rumah Sakit X
13
Perawat
: Selamat pagi bu, saya suster Desti, pagi ini saya akan merawat ibu dari
pukul 07.00-14.00. Kalau saya boleh tau nama ibu siapa?
Pasien
Perawat
Pasien
Perawat
Pasien
Perawat
Pasien
Perawat
: Oh, begitu. Baiklah bu, karena pagi ini ibu belum mandi, saya akan
memandikan ibu agar ibu merasa lebih segar dan ibu cepat sembuh.
Kita melakukan disini saja ya bu, tidak lama kok kira-kira 15 menit.
Bagaimana bu, apa ibu bersedia?
Pasien
: Bersedia sus.
Perawat
Lalu perawat menyiapkan alat-alat untuk memandikan pasien. Setelah alatalat pun disiapkan, maka perawat mulai memandikan pasien sesuai dengan cara-cara
memandikan seorang pasien. Setelah selesai dimandikan
Perawat
: Bagaimana perasaan ibu setelah dimandikan pagi ini, apa ibu merasa
segar?
Pasien
: Ya, saya merasa segar dan semangat pagi ini. Terima kasih.
Perawat
: Selamat Pagi Ibu, bagaimana keadaan ibu hari ini? Saya melihat ibu
bersemangat sekali pagi ini.
14
Pasien
: Udah sedikit lebih baik dok, dan saya juga sudah dimandikan oleh
perawat Desti.
Dokter
: Syukurlah kalau begitu ya bu. Sus, tolong diganti obat Ibu ini dengan
yang lain ya, lalu kamu check tekanan darahnya satu jam sekali.
Perawat
: Baik dok.
Dokter
Pasien
: Baiklah dok.
Dokter
Perawat
: Baik dok, silahkan ibu beristirahat kembali, nanti saya akan datang lagi
jam 10.00 untuk memberikan suntikan melalui selang infus ibu,
sebagai obat rutin yang harus dikonsumsi. Apabila ibu memerlukan
bantuan saya silahkan panggil saya ya bu. Permisi Ibu.
Pasien
3.2
Pembahasan
Berdasarkan dialog diatas, dapat kita lihat bagaimana contoh penerapan
komunikasi terapeutik antara seorang perawat dengan pasiennya. Dalam
komunikasi
terapeutik,
harus
memperhatikan
unsur-unsur
komunikasi
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang digunakan antara
seorang perawat dengan pasiennya. Komunikasi terapeutik ini terdiri dari
beberapa unsur, seperti keramahan, penggunaan nama, dapat dipercaya, otonomi
dan tanggung jawab, dan asertif. Unsur-unsur tersebut didukung oleh prinsipprinsip dari komunikasi terapeutik itu sendiri. Jadi untuk menjadi seorang
perawat professional, maka semua itu diawalai dalam memberikan pelayanan
16
3.2 Saran
Perawat yang memberikan pelayanan kesehatan kepada klien, hendaknya
memperhatikan cara berkomunikasi dengan kliennya. Karena kesan pertama dari
pelayanan sangat berpengaruh terhadap kredibilitas perawat itu sendiri. Jika ingin
menjadi seorang perawat yang professional, mulailah dari cara berkomunikasi
yang professional juga.
DAFTAR PUSTAKA
Cangara, Hafid. (2006), Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Ellis,R.,Gates, R, & Kenworthy,N. (2000). Komunikasi Interpersonal Dalam
Keperawatan: Teori dan Praktik.Alih Bahasa :Susi Purwoko. Jakarta,EGC.
Keliat, B.A. (2002), Hubungan Terapeutik Perawat-Klien, EGC, Jakarta.
Notoatmodjo, S 1997, Ilmu Perilaku dan komunikasi Kesehatan, Rineka Cipta,
Jakarta.
Purwanto, H. (1998). Komunikasi untuk Perawat. EGC, Jakarta : Kesehatan Maternal
dan Neonatal, Jakarta.
17
18