Professional Documents
Culture Documents
Tindakan pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan pengelolaan limbah dari
tindakan preventif dalam bentuk pengurangan volume atau bahaya dari limbah yang
dikeluarkan ke lingkungan. Atau minimasi limbah. Beberapa usaha minimasi meliputi
beberapa tindakan seperti usaha reduksi pada sumbernya, pemanfaatan limbah,daur ulang,
pengolahan limbah, serta pembuangan limbah sisa pengolahan.
Sedangkan tata lakana penanganan limbah medis sesuai permenkes meliputi kegiatan
Minimisasi dan Pemilahan Limbah dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
Usaha Minimisasi Limbah
1. Menyeleksi bahan-bahan yang kurang menghasilkan limbah sebelum membelinya.
2. Menggunakan sedikit mungkin bahan-bahan kimia.
3. Mengutamakan metode pembersihan secara fisik daripada secara kimiawi.
4. Mencegah bahan-bahan yang dapat menjadi limbah seperti dalam kegiatan petugas
kesehatan dan kebersihan.
5. Memonitor alur penggunaan bahan kimia dari bahan baku sampai menjadi limbah
bahan berbahaya dan beracun.
6. Memesan bahan-bahan sesuai kebutuhan.
7. Menggunakan bahan yang diproduksi lebih awal untuk menghindari kadaluarsa.
8. Menghabiskan bahan dari setiap kemasan.
9. Mengecek tanggal kadaluarsa bahan pada saat diantar oleh distributor.
Pemilahan Limbah
Dilakukan pemilihan jenis limbah medis mulai dari sumber yang terdiri dari limbah
infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, sitotoksis, limbah
kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan dan dengan kandungan
logam berat yang tinggi.
Pemisahan limbah berbahaya dari semua limbah pada tempat penghasil limbah adalah
kunci pembuangan yang baik.
Bagi rumah sakit yang tidak mempunyai insinerator, maka limbah medis harus
dimusnahkan melalui kerjasama dengan rumah sakit lain atau pihak lain yang
Kantong limbah medis harus aman dari jangkauan manusia maupun binatang.
Petugas yang menangani limbah, harus menggunakan alat pelindung diri yang terdiri:
Topi/helm, Masker, Pelindung mata, Pakaian panjang (coverall), Apron untuk industri,
Pelindung kaki/sepatu boot dan sarung tangan khusus (disposable gloves atau heavy
duty gloves).
Pengumpulan limbah medis dari setiap ruangan penghasil limbah menggunakan troli
khusus yang tertutup.
Penyimpanan limbah medis harus sesuai iklim tropis yaitu pada musim hujan paling
lama 48 jam dan musim kemarau paling lama 24 jam.
Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan mempunyai
permukaan yang halus pada bagian dalamnya, misalnya fiberglass.
Di setiap sumber penghasil limbah medis harus tersedia tempat pewadahan yang
terpisah dengan limbah non-medis.
Kantong plastik di angkat setiap hari atau kurang sehari apabila 2/3 bagian telah terisi
limbah.
Untuk benda-benda tajam hendaknya di tampung pada tempat khusus (safety box)
seperti botol atau karton yang aman.
Sayarat benda tajam harus ditampung pada tempat khusus (safety box) seperti botol,
jeregen atau karton yang aman.
Tempat pewadahan limbah medis infeksius dan sitotoksik yang tidak langsung kontak
dengan limbah harus segera dibersihkan dengan larutan desinfektan apabila akan
dipergunakan kembali, sedangkan untuk kantong plastik yang telah di pakai dan
kontak langsung dengan limbah tersebut tidak boleh digunakan lagi.
Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan mempunyai
permukaan yang halus pada bagian dalamnya, misalnya fiberglass.
Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori tangan.
Terdapat minimal 1 (satu) buah untuk setiap kamar atau sesuai dengan kebutuhan.
Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadahnya melebihi 3 x 24 jam atau apabila 2/3
bagian kantong sudah terisi oleh limbah, maka harus diangkut supaya tidak menjadi
perindukan vektor penyakit atau binatang pengganggu.