Professional Documents
Culture Documents
Orang tertarik mempelajari Ilmu Geologi karena rasa ingin tahu dan apa yang dirasakan
mereka seperti bencana alam dan dimulai sekitar 500 hingga 300 tahun sebelum Masehi
oleh pakar-pakar filsafat Yunani dan geologi yang berkembang menjadi Ilmu
Pengetahuan tentang Bumi. Ilmu geologi dipakai sebagai ilmu terapan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan manusia sebagai penuntun dalam eksplorasi, penyediaan sarana
seperti lokasi hunian, air, dan juga menanggulangi terjadinya bencana lingkungan
akibat aktivitas di atas.
sejarah. Selain itu, masalah lainnya adalah banyak bukti-bukti yang telah terhapus oleh
pengikisan ataupun tertutup oleh endapan di bumi. Namun, terlepas dari hal-hal tersebut
para ilmuwan kebumian masih tetap berpegang pada prinsip tersebut untuk menafsirkan
proses-proses yang pernah berlangsung di bumi serta meramalkan gejala-gejala alam
yang mungkin terjadi secara ilmiah.
Sebelum para ahli geologi dapat menentukan umur batuan berdasarkan angka, mereka
mengembangkan skala waktu geologi secara relatif. Berdasarkan skala waktu relatif,
bumi dikelompokkan menjadi Eon (masa) yang menjadi Era (Kurun), Era dibagi-bagi
kedalam Period (Zaman), dan zaman menjadi Epoch (Kala).
Bagi para ahli geologi, nama-nama seperti Paleozoikum atau Kenozoikum mempunyai
arti tertentu, yang dipakai sebagai kunci dalam membaca skala waktu geologi. Sebagai
contoh, kata Zoikum berarti kehidupan binatang, dan kata Paleo yang berarti purba,
maka arti kata Paleozoikum adalah kehidupan binatang-binatang purba. Meso
mempunyai arti tengah/pertengahan, dan Keno yang berarti sekarang. Sehingga urutan
telatif dari ketiga kurun tersebut adalah Paleozoikum, Mesozoikum, dan Kenozoikum.
Fosil merupakan sisa-sisa organisme yang masih dapat dikenali, seperti tulang,
cangkang, daun, atau bukti lainnya seperti jejak-jejak, lubang atau kesan kehidupan
masa lalu. Para ahli kebumian yang mempelajari tentang fosil dikenal sebagai
Paleontolog, yaitu seseorang yang mempelajari bentuk-bentuk kehidupan purba. Fosil
dipakai sebagai dasar dari skala waktu geologi. Batuan yang terbentuk pada Masa
Proterozoikum mengandung fosil dari organisme sederhana, seperti bacteria, dan algae.
Batuan yang terbentuk pada Masa Fanerozoikum mengandung fosil dari binatang yang
kompleks dari tanaman, seperti dinosaurus, dan mamalia.
KURUN
MASA
ZAMAN
Kuarter
Kenozoikum
Tersier
F
A
Kapur
N
E
Mesozoikum
Jura
Trias
Perm
Z
Karbon Atas
O
Karbon Bawah
I
K
U
Devon
Paleozoikum
Silur
Ordovisium
Kambrium
Akhir
PROTEROZOIKUM Tengah
Awal
Akhir
ARKEAN
Tengah
Awal
Tabel 1.1
Skala Waktu Geologi Relatif
KALA
Holosen
Plistosen
Pliosen
Miosen
Oligosen
Eosen
Paleosen
Akhir
Awal
Akhir
Tengah
Awal
Akhir
Awal
Akhir
Awal
Akhir
Tengah
Awal
Akhir
Awal
Akhir
Tengah
Awal
Akhir
Tengah
Awal
Akhir
Tengah
Awal
Akhir
Tengah
Awal
akan berubah menjadi isotop yang stabil (the daughter) dari unsur kimia lainnya melaui
pertukaran di dalam inti atomnya.
Perubahan dari parent ke daughter terjadi pada kecepatan yang konstan, dan dikenal
dengan waktu paruh (half-life). Waktu paruh dari suatu isotop radiaktif adalah
lamanya waktu yang diperlukan oleh isotop radioaktif berubah menjadi
1
2
nya dari
dari atom parent melalui proses peluruhan. Dari hasil pengukuran menunjukkan bahwa
sisa hasil peluruhan dari sejumlah atom-atom parent dan atom-atom daughter dapat
dipakai untuk menentukan umur suatu batuan.
Untuk menentukan umur geologi, ada empat seri peluruhan parent/daughter, yaitu
Carbon/Nitrogen (C/N), Potassium/Argon (K/Ar), Rubidium/Stronsium (Rb/Sr), dan
Uranium/Lead (U/Pb). Penentuan umur dengan mengguanakan isotop radioaktif adalah
pengukuran yang memiliki kesalahan yang relatif kecil, namun kesalahan yang terlihat
kecil dalam umur geologi memiliki tingkat kisaran kesalahan beberapa tahun hingga
jutaan tahun. Teknik isotop dipakai untuk mengukur waktu pembentukkan suatu mineral
tertentu yang terdapat dalam batuan. Untuk menetapakn umur absolut terhadap skala
waktu geologi, batuan dapat di-dating secara isotopik dan dapat ditetapkan umur
relatifnya karena kandungan fosilnya.
Rumus matematis untuk penentuan umur geologi dengan menggunakan unsur radioaktif
adalah sebagai berikut:
t=
ln ( 1 +
D
p
1
2
1
2
ln 2
)
Skala waktu geologi merupakan hasil dari penelitian yang berlangsung cukup lama dan
merupakan hasil penentuan umur dengan berbagai macam teknik dating yang digunakan
untuk menjelaskan waktu dan hubungan antar peristiwa yang terjadi sepanjang sejarah
Bumi.
Tabel 1.3
Isotop Radioaktif Parent, Daughter dan Waktu Paruh
Isotop Parent
Uranium-238
Uranium-235
Thorium-232
Rubidium-87
Potassium-40
Samarium-147
Hasil Peluruhan
Nilai Waktu
(Daughter Product)
Lead-206
Lead-207
Lead-208
Strontium-87
Argon-40
Neodymium-143
Paruh
4.5 milyar tahun
704 juta tahun
14.0 milyar tahun
48.8 milyar tahun
1.25 milyar tahun
106 milyar tahun
Tabel 1.2
Paleozoikum
Devon
Silur
Ordovisium
410
435
500
M
Kambrium
PROTEROZOIKU
M
ARKEAN
Akhir
Tengah
Awal
Akhir
Tengah
Awal
570
2500
3800
Pra - Arkean
1.4.3 Umur Bumi
Para ahli ilmu kebumian belum mendapatkan cara yang tepat untuk menentukan umur
Bumi secara pasti tetapi para ahli mampu menentukan umur dari Sistem Tata Surya dan
dapat menghitung umur Bumi dengan mengasumsikan bahwa Bumi dan benda-benda
padat yang ada di dalam Sistem Tata Surya terbentuk pada saat yang bersamaan dan
sudah pasti memiliki umur yang sama pula.
Umur dari batuan-batuan yang ada di Bumi dan di Bulan serta Meteorit dapat dihitung
dengan pemanfaatkan unsur-unsur isotop radioaktif yang terjadi secara alamiah di
dalam batuan dan mineral, dengan kisaran waktu paruh diatas 700 juta tahun atau lebih
dari 100 milyar tahun untuk menjadi unsur-unsur isotop yang stabil. Teknik tersebut
dikenal dengan penanggalan radioaktif yang dipakai untuk menghitung umur batuan
saat batuan tersebut terbentuk.
Batuan tertua yang berumur 3.5 milyar tahun dapat dijumpai hampir disemua benua
yang ada di Bumi. Batuan tertua tersebut dapat dijumpai di Acasta Gneisses yang
berumur 4.03 milyar tahun dan di Greenland pada batuan Isua Supracrustal, berumur
3.4-3.5 milyar tahun. Selain itu, penentuan umur batuan yang mendekati batuan tertua
juga dijumpai di Minnesota River Valley dan Michigan yang berumur 3.5-3.7 milyar
tahun, di Swaziland, berumur 3.4-3.5 milyar tahun dan di Australia Barat berumur 3.43.6 milyar tahun.
Batuan-batuan tersebut telah diuji melalui metoda penanggalan radiometrik dan
hasilnya tetap/konsisten, sehingga dapat diyakini kebenarannya. Pada batuan-batuan
tersebut tidak berasal dari batuan kerak bumi tetapi berasal dari aliran lava dan batuan
sedimen yang diendapkan di lingkungan air dangkal, dan dari genesa batuan-batuan
yang mengindikasikan bahwa sejarah bumi sudah berjalan sebelum batuan tersebut
terbentuk atau diendapkan.
Berdasarkan hasil penentuan, umur dari batuan-batuan dan kristal tertua menunjukkan
bahwa Bumi paling tidak berumur 4.3 milyar tahun, tetapi belum dapat memastikan
umur dari Bumi tersebut. Penentuan umur Bumi yang paling baik dengan didasarkan
atas ratio unsur Pb dalam Troilite pada batuan Iron Meteorit yang diambil dari Canyon
Diablo Meteorite menunjukkan umur 4.54 milyar tahun. Penentuan umur bumi tidak
saja datang dari penanggalan batuan saja tetapi dengan mempertimbangkan bahwa bumi
dan meteorit sebagai bagian dari satu sistem yang sama.
Para ahli memakai pendekatan ini untuk menentukan waktu yang dibutuhkan oleh
isotop di dalam bijih timah hitam (Pb) tertua yang ada di Bumi, dengan jumlah yang
sedikit. Dari hasil perhitungan, umur Bumi, Meteorit serta Sistem Tata Surya adalah
4.54 milyar tahun dengan tingkat kesalahan kurang dari 1 persen.
karater yang sama. Berdasarkan hal tersebut, Smith mengajukan suatu konsep yang
dikenal dengan hukum suksesi fauna.
2. Hukum Superposisi (Nicholas Steno)
a. Horizontalitas (Horizontally)
Kedudukan awal pengendapan suatu lapisan batuan adalah horisontal,
kecuali pada tepi cekungan memiliki sudut kemiringan asli (initial-dip)
karena dasar cekungannya yang memang menyudut.
b. Superposisi (Superposition)
Dalam kondisi normal (belum terganggu), perlapisan suatu batuan yang
berada pada posisi paling bawah merupakan batuan yang pertama terbentuk
dan tertua dibandingkan dengan lapisan batuan di atasnya.
c. Kesinambungan Lateral (Lateral Continuity)
Pelamparan suatu lapisan batuan akan menerus sepanjang jurus perlapisan
batuannya. Dengan kata lain bahwa apabila pelamparan suatu lapisan batuan
sepanjang jurus perlapisannya berbeda litologinya maka dikatakan bahwa
perlapisan batuan tersebut berubah facies. Dengan demikian, konsep
perubahan facies terjadi apabila dalam satu lapis batuan terdapat sifat, fisika,
kimia, dan biologi yang berbeda satu dengan yang lainnya.
3. Keselarasan dan Ketidakselarasan (Conformity dan Unconformity)
a. Keselarasan (Conformity)
Hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis batuan lainnya di atas atau
di bawahnya yang kontinyu (menerus), tidak terdapat selang waktu
(rumpang waktu) pengendapan. Secara umum di lapangan ditunjukkan
dengan kedudukan lapisan strike/dip) yang sama atau hampir sama, dan
ditunjang di laboratorium oleh umur yang kontinyu.
b. Ketidakselarasan (Unconformity)
Hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis batuan lainnya (batas atas
atau bawah) yang tidak kontinyu (tidak menerus), yang disebabkan oleh
adanya rumpang waktu pengendapan. Dalam geologi dikenal 3 jenis
ketidakselarasan, yaitu:
1) Angular Unconformity (ketidakselarasan bersudut) adalah salah satu
jenis ketidakselarasan yang hubungan antara satu lapis batuan
(sekelompok batuan) dengan satu batuan lainnya (kelompok batuan
lainnya), memiliki hubungan/kontak yang membentuk sudut.
KESIMPULAN
Geologi merupakan suatu bidang imi pengetahuan kebumian yang mempelajari segala
sesuatu mengenai planet bumi beserta isinya yang pernah ada. Geologi digolongkan
sebagai ilmu yang kompleks karena mempunyai cakupan pembahasan materi yang
beraneka ragam. Ilmu ini mempelajari dari benda-benda kecil seperti atom hingga
benda-benda besar seperti benua, samudra dan rangkaian pegunungan. Ilmu Geologi
dimulai sekitar 500 hingga 300 tahun sebelum Masehi oleh pakar-pakar filsafat Yunani
dan geologi yang berkembang menjadi Ilmu Pengetahuan tentang Bumi.
Untuk mempelajari bumi maka dimensi waktu menjadi sangat penting, dengan
demikian mempelajari sejarah bumi juga menjadi hal yang sangat penting pula. Sama
halnya dengan perhitungan waktu dalam kehidupan manusia, maka dalam mempelajari
sejarah bumi juga dipakai suatu jenis penanggalan, yang dikenal dengan nama Skala
Waktu Geologi. Terdapat 2 skala waktu yang dipakai untuk mengukur dan menentukan
umur bumi, yaitu Skala Waktu Relatif dan Skala Waktu Nisbi.
Pemahaman tentang konsep-konsep dan hukum-hukum dalam ilmu geologi sangatlah
penting dan merupakan dasar dalam mempelajari ilmu geologi. Adapun hukum dan
konsep geologi yang menjadi acuan dalam geologi antara lain adalah konsep tentang
susunan, aturan dan hubungan antar batuan dalam ruang dan waktu. Konsep-konsep dan
hokum-hukum dalam geologi antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
Konsep Uniformitarianisme
Hukum Superposisi
Keselarasan dan Ketidakselarasan
Transgresi dan Regresi
Hubungan Potong Memotong