You are on page 1of 14

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Definisi dan Pengertian Geologi


Geologi merupakan suatu bidang imi pengetahuan kebumian yang mempelajari ssegala
sesuatu mengenai planet bumi beserta isinya yang pernah ada. Geologi digolongkan
sebagai ilmu yang kompleks karena mempunyai cakupan pembahasan materi yang
beraneka ragam. Ilmu ini mempelajari dari benda-benda kecil seperti atom hingga
benda-benda besar seperti benua, samudra dan rangkaian pegunungan.
Karena luasnya bidang-bidang yang dicakup, maka geologi dibagi menjadi 2 kelompok,
yaitu Geologi Fisik dan Geologi Dinamis. Geologi Fisik atau Physical Geology, adalah
suatu studi yang mengkhususkan mempelajari sifat-sifat fisik dari bumi, seperti
susunan dan komposisi dari pada bahan-bahan yang membentuk bumi, selaput udara
yang mengitari bumi, khususnya bagian yang melekat dan berinteraksi dengan bumi,
kemudian selaput air atau hidrosfir, serta proses-proses yang bekerja diatas permukaan
bumi yang dipicu oleh energi Matahari dan tarikan gayaberat bumi. Proses-proses yang
dimaksud itu, dapat dijabarkan sebagai pelapukan, pengikisan, pemindahan dan
pengendapan.
Sedangkan Geologi Dinamis adalah bagian dari Ilmu Geologi yang mempelajari dan
membahas tentang sifat-sifat dinamika bumi. Sisi ini berhubungan dengan perubahanperubahan pada bagian bumi yang diakibatkan oleh gaya-gaya yang dipicu oleh energi
yang bersumber dari dalam bumi, seperti kegiatan magma yang menghasilkan
vulkanisma, gerak-gerak litosfir akibat adanya arus konveksi, gempabumi dan gerakgerak pembentukan cekungan pengendapan dan pegunungan.
Ilmu geologi berkembang pesat pada abad 20, dimana dengan dicetuskannya Konsep
Tektonik Global Yang Baru (The New Global Tectonic) dengan Teori Tektonik
Lempengnya. Teori ini telah menimbulkan suatu revolusi dalam pemikiranpemikirannya dan telah banyak mempengaruhi cabang-cabang lainnya dari ilmu geologi
seperti petrologi, stratigrafi, geologi struktur, tektonik serta implikasinya terhadap
pembentukan cebakan mineral, minyak bumi dan sebagainya.

1.2 Sejarah Perkembangan Ilmu Geologi

Orang tertarik mempelajari Ilmu Geologi karena rasa ingin tahu dan apa yang dirasakan
mereka seperti bencana alam dan dimulai sekitar 500 hingga 300 tahun sebelum Masehi
oleh pakar-pakar filsafat Yunani dan geologi yang berkembang menjadi Ilmu
Pengetahuan tentang Bumi. Ilmu geologi dipakai sebagai ilmu terapan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan manusia sebagai penuntun dalam eksplorasi, penyediaan sarana
seperti lokasi hunian, air, dan juga menanggulangi terjadinya bencana lingkungan
akibat aktivitas di atas.

1.3 Arti Waktu dalam Geologi


Landasan prinsip dalam mempelajari ilmu geologi yaitu bumi harus dianggap sebagai
suatu benda yang secara dinamis berubah sepanjang masa. Sehingga, salah satu segi
yang khas dalam geologi adalah masalah waktu. Lalu muncul pertanyan apakah
proses-proses alam yang kita amati sekarang juga berlangsung dimasa lampau selama
bumi berkembang? James Hutton yang dianggap sebagai bapak ilmu geologi modern
menjawab hal tersebut dalam pernyataannya yang dikenal sebagai doctrine of
unifornitarianism.
Pemikiran-pemikiran yang dikemukakan antara lain: (1) apa yang kita lihat dan amati di
bumi sekarang juga berlangsung di masa lampau. (2) Proses-proses tersebut bekerja
sangat lambat tetapi dapat menyebabkan perubahan-perubahan yang sangat besar pada
bumi, sehingga dapat disimpulkan bahwa umur bumi sangat tua. (3) Bumi bersifat
dinamis, yang artinya secara terus-menerus mengikuti suatu pola siklus yang berulang.
Pada masa ini, terdapat sekelompok orang yang meyakini bahwa kejadian-kejadian di
bumi berubah secara tiba-tiba melalui penghancuran yang berlangsung secara cepat. Hal
ini bertentangan dengan teori-teori Hutton. Pemikiran tersebut berdasarkan kejadiankejadian yang berlangsung mendadak dan relatif cepat seperti meletusnya gunung api,
tanah longsor, gempa bumi, dan sebagainya.
The present is the key to the past. Karena pada hakikatnya, kita dapat membaca dan
menafsirkan proses-proses dari pembentukan bumi di masa lampau dengan
membandingkannya pada kejadian-kejadian yang sama yang sekarang sedang berjalan.
Pada kenyataannya tidak semua peristiwa di bumi dapat dijelaskan oleh doktrin
tersebut, seperti pembentukan atmosfir dan litosfir yang hanya terjadi sekali dalam

sejarah. Selain itu, masalah lainnya adalah banyak bukti-bukti yang telah terhapus oleh
pengikisan ataupun tertutup oleh endapan di bumi. Namun, terlepas dari hal-hal tersebut
para ilmuwan kebumian masih tetap berpegang pada prinsip tersebut untuk menafsirkan
proses-proses yang pernah berlangsung di bumi serta meramalkan gejala-gejala alam
yang mungkin terjadi secara ilmiah.

1.4 Skala Waktu Geologi


Pada dasarnya bumi secara konstan berubah dan tidak ada satupun yang terdapat diatas
permukaan bumi yang benar-benar bersifat permanen. Bebatuan yang berada diatas
bukit mungkin dahulunya berasal dari bawah laut. Oleh karena itu untuk mempelajari
bumi maka dimensi waktu menjadi sangat penting, dengan demikian mempelajari
sejarah bumi juga menjadi hal yang sangat penting pula.
Sama halnya dengan perhitungan waktu dalam kehidupan manusia, maka dalam
mempelajari sejarah bumi juga dipakai suatu jenis penanggalan, yang dikenal dengan
nama Skala Waktu Geologi. Skala Waktu Geologi berbeda dengan penanggalan yang
kita kenal sehari-hari. Skala waktu geologi dapat diumpamakan sebagai sebuah buku
yang tersusun dari halaman-halaman, dimana setiap halaman dari buku tersebut diwakili
oleh batuan.
Terdapat 2 skala waktu yang dipakai untuk mengukur dan menentukan umur Bumi.
Pertama, adalah Skala Waktu Relatif, yaitu skala waktu yang ditentukan berdasarkan
atas urutan perlapisan batuan-batuan serta evolusi kehidupan organisme dimasa yang
lalu; Kedua adalah Skala Waktu Absolut (Radiometrik), yaitu suatu skala waktu geologi
yang ditentukan berdasarkan pelarikan radioaktif dari unsur-unsur kimia yang
terkandung dalam bebatuan. Skala relatif terbentuk atas dasar peristiwa-peristiwa yang
terjadi dalam perkembangan ilmu geologi itu sendiri, sedangkan skala radiometri
(absolut) berkembang belakangan dan berasal dari ilmu pengetahuan fisika yang
diterapkan untuk menjawab permasalahan permasalahan yang timbul dalam bidang
geologi.
1.4.1 Skala Waktu Relatif

Sebelum para ahli geologi dapat menentukan umur batuan berdasarkan angka, mereka
mengembangkan skala waktu geologi secara relatif. Berdasarkan skala waktu relatif,
bumi dikelompokkan menjadi Eon (masa) yang menjadi Era (Kurun), Era dibagi-bagi
kedalam Period (Zaman), dan zaman menjadi Epoch (Kala).
Bagi para ahli geologi, nama-nama seperti Paleozoikum atau Kenozoikum mempunyai
arti tertentu, yang dipakai sebagai kunci dalam membaca skala waktu geologi. Sebagai
contoh, kata Zoikum berarti kehidupan binatang, dan kata Paleo yang berarti purba,
maka arti kata Paleozoikum adalah kehidupan binatang-binatang purba. Meso
mempunyai arti tengah/pertengahan, dan Keno yang berarti sekarang. Sehingga urutan
telatif dari ketiga kurun tersebut adalah Paleozoikum, Mesozoikum, dan Kenozoikum.
Fosil merupakan sisa-sisa organisme yang masih dapat dikenali, seperti tulang,
cangkang, daun, atau bukti lainnya seperti jejak-jejak, lubang atau kesan kehidupan
masa lalu. Para ahli kebumian yang mempelajari tentang fosil dikenal sebagai
Paleontolog, yaitu seseorang yang mempelajari bentuk-bentuk kehidupan purba. Fosil
dipakai sebagai dasar dari skala waktu geologi. Batuan yang terbentuk pada Masa
Proterozoikum mengandung fosil dari organisme sederhana, seperti bacteria, dan algae.
Batuan yang terbentuk pada Masa Fanerozoikum mengandung fosil dari binatang yang
kompleks dari tanaman, seperti dinosaurus, dan mamalia.

KURUN

MASA

ZAMAN
Kuarter

Kenozoikum
Tersier

F
A

Kapur

N
E

Mesozoikum

Jura
Trias

Perm

Z
Karbon Atas
O
Karbon Bawah

I
K
U

Devon
Paleozoikum
Silur

Ordovisium
Kambrium
Akhir
PROTEROZOIKUM Tengah
Awal
Akhir
ARKEAN
Tengah
Awal
Tabel 1.1
Skala Waktu Geologi Relatif

KALA
Holosen
Plistosen
Pliosen
Miosen
Oligosen
Eosen
Paleosen
Akhir
Awal
Akhir
Tengah
Awal
Akhir
Awal
Akhir
Awal
Akhir
Tengah
Awal
Akhir
Awal
Akhir
Tengah
Awal
Akhir
Tengah
Awal
Akhir
Tengah
Awal
Akhir
Tengah
Awal

1.4.2 Skala Waktu Absolut (Radiometrik)


Skala waktu relatif didasarkan atas kehidupan masa lalu (fosil), dan para ahli geologi
dapat mengetahui bahwa:
1. Bumi telah berumur sekitar 4,5 milyar tahun
2. Fosil yang tertua diketahui berasal dari batuan yang diendapkan kurang lebih 3,5
milyar tahun lalu
3. Fosil yang memiliki cangkang dalam jumlah yang berlimpah diketahui pertama kali
muncul pada batuan yang berumur 570 juta tahun yang lalu
4. Umur gunung es yang terakhir terbentuk adalah 10.000 tahun yang lalu
Para ahli geologi, dan paleontolog percaya bahwa umur bumi cukup tua, dan mereka
mentukannya dengan cara penafsiran. Penentuan umur batuan dapat diketahui dengan
diketemukannya unsur radioaktif, dan mineral secara alamiah. serta dipakai untuk
menghitung unsur secara absolut dalam ukuran tahunan dari suatu batuan.
Atom tersusun dari satu inti atom yang terdiri dari proton, neutron yang dikelilingi oleh
suatu kabut elektron. Isotop dari suatu unsur atom dibedakan hanya dari jumlah neutron
pada inti atomnya. Isotop radioaktif (the parent) dari satu unsur kimia secara alamiah

akan berubah menjadi isotop yang stabil (the daughter) dari unsur kimia lainnya melaui
pertukaran di dalam inti atomnya.
Perubahan dari parent ke daughter terjadi pada kecepatan yang konstan, dan dikenal
dengan waktu paruh (half-life). Waktu paruh dari suatu isotop radiaktif adalah
lamanya waktu yang diperlukan oleh isotop radioaktif berubah menjadi

1
2

nya dari

dari atom parent melalui proses peluruhan. Dari hasil pengukuran menunjukkan bahwa
sisa hasil peluruhan dari sejumlah atom-atom parent dan atom-atom daughter dapat
dipakai untuk menentukan umur suatu batuan.
Untuk menentukan umur geologi, ada empat seri peluruhan parent/daughter, yaitu
Carbon/Nitrogen (C/N), Potassium/Argon (K/Ar), Rubidium/Stronsium (Rb/Sr), dan
Uranium/Lead (U/Pb). Penentuan umur dengan mengguanakan isotop radioaktif adalah
pengukuran yang memiliki kesalahan yang relatif kecil, namun kesalahan yang terlihat
kecil dalam umur geologi memiliki tingkat kisaran kesalahan beberapa tahun hingga
jutaan tahun. Teknik isotop dipakai untuk mengukur waktu pembentukkan suatu mineral
tertentu yang terdapat dalam batuan. Untuk menetapakn umur absolut terhadap skala
waktu geologi, batuan dapat di-dating secara isotopik dan dapat ditetapkan umur
relatifnya karena kandungan fosilnya.
Rumus matematis untuk penentuan umur geologi dengan menggunakan unsur radioaktif
adalah sebagai berikut:
t=

ln ( 1 +

D
p

dimana: t = umur batuan atau contoh mineral


D = jumlah atom daughter hasil peluruhan saat ini
P = jumlah atom parent dari parent isotop saat ini
= konstanta peluruhan
(Konstanta peluruhan untuk setiap parent isotop adalah berelasi dengan waktu
paruhnya, t

1
2

dengan persamaan sebagai berikut t

1
2

ln 2
)

Skala waktu geologi merupakan hasil dari penelitian yang berlangsung cukup lama dan
merupakan hasil penentuan umur dengan berbagai macam teknik dating yang digunakan

untuk menjelaskan waktu dan hubungan antar peristiwa yang terjadi sepanjang sejarah
Bumi.
Tabel 1.3
Isotop Radioaktif Parent, Daughter dan Waktu Paruh
Isotop Parent
Uranium-238
Uranium-235
Thorium-232
Rubidium-87
Potassium-40
Samarium-147

Hasil Peluruhan

Nilai Waktu

(Daughter Product)
Lead-206
Lead-207
Lead-208
Strontium-87
Argon-40
Neodymium-143

Paruh
4.5 milyar tahun
704 juta tahun
14.0 milyar tahun
48.8 milyar tahun
1.25 milyar tahun
106 milyar tahun

Tabel 1.2

Skala Waktu Geologi Relatif dan Umur Radiometri


Juta Tahun
KURUN
MASA
ZAMAN
Yang Lalu
Kuarter
F
1,6
Kenozoikum
Tersier
A
66
Kapur
N
138
Jura
E
205
Mesozoikum
Trias
R
240
Perm
O
290
Karbon Atas
Z
330
Karbon
O
360
Bawah
I
K

Paleozoikum

Devon
Silur
Ordovisium

410
435
500

M
Kambrium
PROTEROZOIKU
M
ARKEAN

Akhir
Tengah
Awal
Akhir
Tengah
Awal

570

2500
3800

Pra - Arkean
1.4.3 Umur Bumi
Para ahli ilmu kebumian belum mendapatkan cara yang tepat untuk menentukan umur
Bumi secara pasti tetapi para ahli mampu menentukan umur dari Sistem Tata Surya dan
dapat menghitung umur Bumi dengan mengasumsikan bahwa Bumi dan benda-benda
padat yang ada di dalam Sistem Tata Surya terbentuk pada saat yang bersamaan dan
sudah pasti memiliki umur yang sama pula.

Umur dari batuan-batuan yang ada di Bumi dan di Bulan serta Meteorit dapat dihitung
dengan pemanfaatkan unsur-unsur isotop radioaktif yang terjadi secara alamiah di
dalam batuan dan mineral, dengan kisaran waktu paruh diatas 700 juta tahun atau lebih
dari 100 milyar tahun untuk menjadi unsur-unsur isotop yang stabil. Teknik tersebut
dikenal dengan penanggalan radioaktif yang dipakai untuk menghitung umur batuan
saat batuan tersebut terbentuk.
Batuan tertua yang berumur 3.5 milyar tahun dapat dijumpai hampir disemua benua
yang ada di Bumi. Batuan tertua tersebut dapat dijumpai di Acasta Gneisses yang
berumur 4.03 milyar tahun dan di Greenland pada batuan Isua Supracrustal, berumur
3.4-3.5 milyar tahun. Selain itu, penentuan umur batuan yang mendekati batuan tertua
juga dijumpai di Minnesota River Valley dan Michigan yang berumur 3.5-3.7 milyar
tahun, di Swaziland, berumur 3.4-3.5 milyar tahun dan di Australia Barat berumur 3.43.6 milyar tahun.
Batuan-batuan tersebut telah diuji melalui metoda penanggalan radiometrik dan
hasilnya tetap/konsisten, sehingga dapat diyakini kebenarannya. Pada batuan-batuan
tersebut tidak berasal dari batuan kerak bumi tetapi berasal dari aliran lava dan batuan
sedimen yang diendapkan di lingkungan air dangkal, dan dari genesa batuan-batuan
yang mengindikasikan bahwa sejarah bumi sudah berjalan sebelum batuan tersebut
terbentuk atau diendapkan.
Berdasarkan hasil penentuan, umur dari batuan-batuan dan kristal tertua menunjukkan
bahwa Bumi paling tidak berumur 4.3 milyar tahun, tetapi belum dapat memastikan
umur dari Bumi tersebut. Penentuan umur Bumi yang paling baik dengan didasarkan
atas ratio unsur Pb dalam Troilite pada batuan Iron Meteorit yang diambil dari Canyon
Diablo Meteorite menunjukkan umur 4.54 milyar tahun. Penentuan umur bumi tidak
saja datang dari penanggalan batuan saja tetapi dengan mempertimbangkan bahwa bumi
dan meteorit sebagai bagian dari satu sistem yang sama.
Para ahli memakai pendekatan ini untuk menentukan waktu yang dibutuhkan oleh
isotop di dalam bijih timah hitam (Pb) tertua yang ada di Bumi, dengan jumlah yang
sedikit. Dari hasil perhitungan, umur Bumi, Meteorit serta Sistem Tata Surya adalah
4.54 milyar tahun dengan tingkat kesalahan kurang dari 1 persen.

1.5 Konsep-Konsep dan Hukum-Hukum dalam Ilmu Geologi

Pemahaman tentang konsep-konsep dan hukum-hukum dalam ilmu geologi sangatlah


penting dan merupakan dasar dalam mempelajari ilmu geologi. Adapun hukum dan
konsep geologi yang menjadi acuan dalam geologi antara lain adalah konsep tentang
susunan, aturan dan hubungan antar batuan dalam ruang dan waktu. Pengertian ruang
dalam geologi adalah tempat dimana batuan itu terbentuk sedangkan pengertian waktu
adalah waktu Pembentukan batuan skala waktu geologi. Berikut dijelaskan mengenai
konsep-konsep dan hukum-hukum dalam ilmu geologi:
1. Doktrin Uniformitarianisme
Uniformitarianisme merupakan konsep dasar geologi modern. Doktrin ini
dicetuskan oleh James Hutton, bapak geologi modern, seorang ahli fisika
Skotlandia. Pada tahun 1795 James Hutton menerbitkan buku yang berjudul
Theory of Earth, dimana ia mencetuskan doktrinnya yang terkenal tentang
Uniformitarianisme.
Doktrin ini menyatakan bahwa hukum-hukum fisika, kimia, dan biologi yang
berlangsung saat ini berlangsung juga pada masa lampau. Artinya, gaya-gaya dan
proses-proses yang membentuk permukaan bumi yang seperti kita amati saat ini
telah berlangsung sejak terbentuknya bumi. Doktrin ini lebih terkenal sebagai the
present is the key to the past. Dengan demikian jelaslah bahwa geologi sangat erat
kaitannya dengan waktu. Pada tahun 1785, Hutton mengemukakan perbedaan yang
jelas antara hal yang alami dan asal-usul batuan beku dan sedimen. Ia berhasil
menyusun urutan intrusi yang menjelaskan asal-usul gunung api. Dia
memperkenalkan hukum superposisi yang menyatakan bahwa pada tingkatan yang
tidak rusak, lapisan yang paling dasar adalah yang paling tua. Ahli paleontologi
telah mulai menghubungkan fosil-fosil khusus pada tingkat individu dan telah
menemukan bentuk pasti yang dinamakan indek fosil. Indek fosil telah digunakan
secara khusus dalam mengidentifikasi horison dan hubungan suatu tempat dengan
tempat lainnya.
William Smith (1769-1839) mengemukakan suatu konsep yang diterapkan pada
perulangan lapisan-lapisan batuan sedimen yang ada di Inggris. Smith telah
membuktikan bahwa dalam periode waktu yang sama kan terjadi perulangan lapisan
batuan yang sama dan setiap formasi pada lapisan batuan akan memperlihatkan

karater yang sama. Berdasarkan hal tersebut, Smith mengajukan suatu konsep yang
dikenal dengan hukum suksesi fauna.
2. Hukum Superposisi (Nicholas Steno)
a. Horizontalitas (Horizontally)
Kedudukan awal pengendapan suatu lapisan batuan adalah horisontal,
kecuali pada tepi cekungan memiliki sudut kemiringan asli (initial-dip)
karena dasar cekungannya yang memang menyudut.
b. Superposisi (Superposition)
Dalam kondisi normal (belum terganggu), perlapisan suatu batuan yang
berada pada posisi paling bawah merupakan batuan yang pertama terbentuk
dan tertua dibandingkan dengan lapisan batuan di atasnya.
c. Kesinambungan Lateral (Lateral Continuity)
Pelamparan suatu lapisan batuan akan menerus sepanjang jurus perlapisan
batuannya. Dengan kata lain bahwa apabila pelamparan suatu lapisan batuan
sepanjang jurus perlapisannya berbeda litologinya maka dikatakan bahwa
perlapisan batuan tersebut berubah facies. Dengan demikian, konsep
perubahan facies terjadi apabila dalam satu lapis batuan terdapat sifat, fisika,
kimia, dan biologi yang berbeda satu dengan yang lainnya.
3. Keselarasan dan Ketidakselarasan (Conformity dan Unconformity)
a. Keselarasan (Conformity)
Hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis batuan lainnya di atas atau
di bawahnya yang kontinyu (menerus), tidak terdapat selang waktu
(rumpang waktu) pengendapan. Secara umum di lapangan ditunjukkan
dengan kedudukan lapisan strike/dip) yang sama atau hampir sama, dan
ditunjang di laboratorium oleh umur yang kontinyu.
b. Ketidakselarasan (Unconformity)
Hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis batuan lainnya (batas atas
atau bawah) yang tidak kontinyu (tidak menerus), yang disebabkan oleh
adanya rumpang waktu pengendapan. Dalam geologi dikenal 3 jenis
ketidakselarasan, yaitu:
1) Angular Unconformity (ketidakselarasan bersudut) adalah salah satu
jenis ketidakselarasan yang hubungan antara satu lapis batuan
(sekelompok batuan) dengan satu batuan lainnya (kelompok batuan
lainnya), memiliki hubungan/kontak yang membentuk sudut.

2) Nonconformity adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan


antara satu lapis batuan (sekelompok batuan) dengan satu batuan beku
atau metamorf.
3) Disconformity adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan
antara satu lapis batuan (sekelompok batuan) dengan satu batuan lainnya
(kelompok batuan lainnya) yang dibatasai oleh satu rumpang waktu
tertentu (ditandai oleh selang waktu dimana tidak terjadi pengendapan).
4. Genag Laut dan Susut Laut (Transgresi dan Regresi)
a. Transgresi (Genang Laut)
Transgresi dalam pengertian stratigrafi/sedimentologi adalah laju penurunan
dasar cekungan lebih cepat dibandingkan denagn pasokan sedimen (sedimen
supply). Garis pantai maju ke arah daratan.
b. Regresi (Susut Laut)
Regresi dalam pengertian stratigrafi/sedimentologi adalah laju penurunan
dasar cekungan lebih lambat dibandingkan dengan pasokan sedimen
(sediment supply). Garis pantai maju ke arah lautan.
5. Hubungan Potong-Memotong
Hubungan potong memotong (cross-cutting relationship) adalah hubungan
kejadian antara satu batuan yang dipotong/diterobos oleh batuan lainnya, dimana
batuan yang dipotong/diterobos terbentuk labih dahulu dibandingkan dengan
batuan yang memotong/menerobos.

KESIMPULAN
Geologi merupakan suatu bidang imi pengetahuan kebumian yang mempelajari segala
sesuatu mengenai planet bumi beserta isinya yang pernah ada. Geologi digolongkan
sebagai ilmu yang kompleks karena mempunyai cakupan pembahasan materi yang
beraneka ragam. Ilmu ini mempelajari dari benda-benda kecil seperti atom hingga
benda-benda besar seperti benua, samudra dan rangkaian pegunungan. Ilmu Geologi
dimulai sekitar 500 hingga 300 tahun sebelum Masehi oleh pakar-pakar filsafat Yunani
dan geologi yang berkembang menjadi Ilmu Pengetahuan tentang Bumi.
Untuk mempelajari bumi maka dimensi waktu menjadi sangat penting, dengan
demikian mempelajari sejarah bumi juga menjadi hal yang sangat penting pula. Sama
halnya dengan perhitungan waktu dalam kehidupan manusia, maka dalam mempelajari
sejarah bumi juga dipakai suatu jenis penanggalan, yang dikenal dengan nama Skala
Waktu Geologi. Terdapat 2 skala waktu yang dipakai untuk mengukur dan menentukan
umur bumi, yaitu Skala Waktu Relatif dan Skala Waktu Nisbi.
Pemahaman tentang konsep-konsep dan hukum-hukum dalam ilmu geologi sangatlah
penting dan merupakan dasar dalam mempelajari ilmu geologi. Adapun hukum dan
konsep geologi yang menjadi acuan dalam geologi antara lain adalah konsep tentang
susunan, aturan dan hubungan antar batuan dalam ruang dan waktu. Konsep-konsep dan
hokum-hukum dalam geologi antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.

Konsep Uniformitarianisme
Hukum Superposisi
Keselarasan dan Ketidakselarasan
Transgresi dan Regresi
Hubungan Potong Memotong

You might also like