Professional Documents
Culture Documents
TUJUAN PROYEK
Untuk mempermudah akses transportasi warga masyarakat Blok N dengan wilayah
sekitarnya.
1. 3
1.3. 1
DATA PROYEK
Data Non Teknis Proyek
Nomor
: ....../............./12/2014
TANGGAL
: 17 Desember 2014
PEKERJAAN
PEMILIK PROYEK
LOKASI
KONTRAKTOR
: PT. ............................
PELAKSANA
: PT. ..............................
DIREKTUR
: ......................................
ALAMAT
: ........................................
NILAI PROYEK
: Rp 51.470.000.000,-
1.3. 2
Panjang rigid
: 115 M
Lebar rigid
:5M
Tebal rigid
: 12 cm
1.3. 3
KETUA RT 1
KETUA RT 2
KETUA RT 3
KETUA RT 4
KETUA RT 5
BENDAHARA
PEMDA KAB.
BANDUNG BARAT
(PEMBERI DANA)
CAMAT NGAMPRAH
KADES TANIMULYA
KETUA PELAKSANA
PEMBANGUNAN JALAN
KETUA RW 24
WAKIL KETUA
PELAKSANA
SEKRETARIS
PIMPINAN PROYEK
PEMBANGUNAN
PENGAWAS
PROYEK
KONTRAKTOR
1. 4
ORGANISASI PROYEK
Proyek adalah suatu usaha yang mempuyai awal dan akhir dan dilaksanakan
untuk memenuhi tujuan yang sudah di tetapkan dalam biaya, jadwal dan sasaran
kualitas. Manajemen proyek yang menyatukan dan mengoptimumkan sumber
daya yang di perlukan untuk menyelesaikan proyek dengan baik. Sumber daya
ini mencakup : keterampilan, bakat, dan kerjasama tim, fasilitas, alat,
perlengkapan, informasi, sistem teknik serta keuangan.
Untuk melaksanakan suatu proyek yang besar maupun yang kecil diperlukan
suatu sistem organisasi yang mengelola dan mengontrol jalannya proyek.
Organisasi proyek tersebut harus memiliki badan hukum, sarana serta personil
yang dapat yang bekerja secara kolektif dan kualitatif agar mendapat hasil yang
baik.
Struktur organisasi pekerja merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan
dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
Sedapat dapatnya segala urusan didalam proyek dapat diselesaikan sebaik
baiknya,
jika
terdapat
perselisihan
atau
ketidakcocokan
pendapat
maka
Pemilik Proyek
Pemilik proyek adalah pihak yang memiliki proyek, pada jalan dan area parkir
(service road) Bandar udara Kuala Namu. Pemilik proyek adalah Pemda Kab.
Bandung Barat cq. Warga RW 24.
1.4.2
Pemimpin Proyek
Perencana
2.
3.
Melaksanakan
pengadaan
dokumen
konstruksi
dan
memberikan
5.
6.
1.4.4
Konsultan Pengawas
Tugas dan kewajiban tim konsultan pengawas (supervisi) akan mencakup tetapi
tidak terbatas hal-hal sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
baik
oleh
Pengguna
Jasa
(Pejabat
Pembuat
Komitmen)
Pembangunan Jalan.
12. Memeriksa dan menyetujui laporan-laporan yang dibuat oleh pelaksana
fisik/kontraktor antara lain yaitu :
13. Laporan harian pelaksana pekerjaan.
14. Gambar hasil pelaksanaan/asbuilt drawing, dan Membuat laporan
laporan:
1.
Membuat laporan bulanan
2.
Membuat laporan khusus (bila ada/dianggap perlu).
2.4..6. Kontraktor Pelaksana
Kontraktor pelaksana pada Pembangunan Jalan dan Area Parkir (Service Road) Bandar Udara Kuala
Namu adalah PT. DUTA AGUNG (Persero). Tugas dari kontraktor adalah melaksanakan pekerjaan
konstruksi. Pemilihan kontraktor pada proyek ini melalui proses pelelangan. Penting dalam hal ini
kontraktor harus menyadari berapa besar pekerjaanya.
Adapun susunan organsasi PT. DUTA AGUNG pada proyek ini terdiri dari :
Direktur Utama
Tugas tugas dan wewenang Direktur Utama dari perusahaan yang di pimpinnya adalah sebagai
berikut :
Mengkoordinir kegiatan kantor
Bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan proyek
Mengadakan kegiatan evaluasi kegiatan proyek
Koordinator Lapangan
mandor)
Mengusahakan penggunaan peralatan kerja seefektif mungkin
Tenaga bagian logistik
pengadaan bahan.
Melaksanakan administrasi pemesan dan pengiriman bahan diproyek.
Memahami prosedur dan pelaksanaan penyimpanan bahan.
Penyediaan perlengkapan dan peralatan proyek.
Tenaga bagian gudang
Adapun tugas dari tenaga bagian gudang adalah membantu tenaga bagian logistik melakukan hal
sebagai berikut :
Menguasai arus masuk dan keluar material dan barang.
Menyiapkan berita acara permintaan barang dan sesuai dengan penggunaan.
Mengatur penempatan barang di gudang.
Tenaga bagian keuangan
Adapun tugas dari tenaga bagian keuangan adalah menyusun dan membuat laporan tentang
keuangan proyek sesuai dengan instruksi direktur utama.
Tenaga bagian gambar
Adapun tugas dari mandor adalah melakukan pekerjaan konstruksi sesuai dengan instruksi pelaksana
dan persetujuan pengawas.
Tenaga bagian adminstrasi
diproyek.
Mengelola kegiatan di proyek terutama menyangkut pelaksanaan di lapangan dan dokumen
pelaksanaan lainnya yang penting.
2.4..7. Hubungan Kerja Antara Organisasi Proyek
1.
1.
1.
1.
1.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
1.
1.
1.
Time Schedule dibuat kontraktor selaku pelaksana, sesuai dengan jangka waktu pelaksanaan yang
ditentukan oleh pemilik, kemudian harus disahkan oleh pimpinan proyek (pihak pemilik) dari pihak
kontraktor.
Rencana kerja atau Time Schedule yang dibuat kontraktor meliputi rencana kerja induk (master
plann) , rencana kerja hariaan, mingguan, serta bulanan.
Rencana Kerja Induk
Rencana kerja induk harus diserahkan kontraktor selambat lambatnya 4 (empat) hari setelah
dikeluarkan surat perintah mulai kerja (SPMK). Rencana kerja ini merupakan program kerja
kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan.
Rencana Kerja Harian, Mingguan, Serta Bulanan
Rencana kerja harian yang diserahkan kontraktor kepada konsultan pengawas selambat lambatnya
sore hari, yang berisi rencana kerja pelaksanaan pekerjaan yang akan dikerjakan untuk esok hari.
Rencana kerja mingguan yang diserahkan kontraktor kepada konsultan pengawas selambat
lambatnya setiap akhir minggu, yang berisi rencana kerja pelaksanaan pekerjaan yang akan
dikerjakan untuk minggu berikutnya.
Rencana kerja bulanan yang diserahkan kontraktor kepada konsultan pengawas selambat
lambatnya pada hari terakhir tiap bulan, yang berisi rencana kerja pelaksanaan pekerjaan yang akan
dikerjakan untuk bulan berikutnya.
Pembuatan rencana kerja yang baik harus didasarkan pada data data sebagai berikut :
Daftar volume pekerjaan
Rencana kerja dan syarat syarat
Jenis dan macam pekerja
Spesifikasi peralatan dan bahan bangunan
Keadaan lapangan
Waktu pelaksanaan yang tersedia
Biaya yang direncanakan dan yang tersedia
Hal hal yang perlu diperhatikan adalah gambar kerja, sifat konstruksi bangunan, kelangsungan
ataupun kontinuitas pelaksanaan pekerjaan.
2.6. TENAGA KERJA
Tenaga kerja merupakan unsur penting pada pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Tenaga kerja yang
terlibat pada proyek pembangunan jalan dan area parkir (service road) Bandar Kuala Namu menurut
statusnya terbagi atas :
Tenaga kerja tetap
Adalah tenaga kerja yang dipakai oleh perusahaan baik selama ada proyek maupun tidak ada proyek.
Tenaga kerja tetap disini adalah tenaga kerja atau karyawan PT. DUTA AGUNG, (Persero).
Tenaga kerja harian
Adalah tenaga kerja yang bekerja berdasarkan kebutuhan jumlah pekerja pada proyek ini. Tenaga
kerja harian ini jumlahnya sewaktu waktu dapat ditambah atau dikurangi sesuai volume pekerjaan
yang dilaksanakan.
Tenaga kerja kontrak
Adalah karyawan yang bersifat kontrak selama pelaksanaan pekerjaan proyek ini. Jika telah selesai
maka dengan sendirinya karyawan ini diberhentikan dari perusahaan kecuali jika masih dibutuhkan.
Sedangkan tenaga kerja yang ditinjau menurut keahliaannya dapat dibagi atas :
Tenaga kerja ahli
Yaitu tenaga kerja dengan tingkat pendidikan minimal sarjana muda dengan pengalaman pada
proyek serupa minimal 2 (dua) tahun.
1.
1.
BAB III
PERALATAN DAN MATERIAL
3.1. PELAKSANAAN PEKERJAAN PERSIAPAN
Sebelum pekerjaan proyek dilaksanakan terlebih dahulu harus mengadakan persiapan persiapan
sebagai langkah awal, antara lain :
1.
Untuk mempermudah pengangkutan bahan bahan bangunan ke lokasi proyek, maka
kontraktor mempersiapkan jalan atau pintu masuknya transportasi ke lokasi proyek.
2.
Sebelum melakukan pekerjaan fisik terlebih dahulu dilakukan pembersihan lahan.
3.
Untuk keperluaan pelaksanaan pekerjaan, kontraktor menyediakan kantor dilapangan,
gudang penyimpanan bahan dan peralatan kerja serta los kerja untuk pengerjaan bahan bahan.
4.
Ijin mendirikan bangunan secara administrasi akan di urus oleh pimpinan proyek, tetapi
seluruh biaya izin merupakan tanggungan kontraktor.
3.2. BAHAN DAN ALAT KERJA
3.2.1. Bahan
Bahan atau material yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan rigid pada proyek
pembangunan jalan dan areal parkir (service road) Bandar Udara Kuala Namu didatangkan dari
beberapa perusahaan pengelola bahan yang telah disetujui oleh pihak pimilik proyek, dalam hal ini
PT. Angkasa Pura II (Persero). Adapun perusahaan pengelola bahan antara lain :
a) Untuk beton K-350 dan K-125 diperoleh dari :
Batching plant PT. Kraton
Batching plant PT. USI (Unggul Sejati Indonesia)
Batching plant PT. Sukses Beton
b)
Untuk besi beton, diperoleh dari :
PT. Putera Baja Deli
PT. Growth Sumatera
1.
Semen
Semen yang dipakai dalam pembangunan harus Portland Cemen (PC), yang dalam segala hal harus
sesusai denga persyaratan yang telah disyahkan Dewan Normalisasi Indonesia (NI-8), antara lain
yang menyebutkan bahwa kantongan semen tidak boleh ada yang rusak. Semen tidak boleh membatu
dan berat atau volume semen tidak boleh kurang dari ketentuan-ketentuan yang sudah ada.
Pada proyek ini di gunakan semen produksi dalam negri yaitu semen padang. Pemakaian semen tiap
campuran dapat ditentukan menurut ukuran yang sesuai dalam gambar rencana. Untuk menjamin
kualitas semen, perlu dilakuakan beberapa hal sebagai berikut:
1.
d) Kekerasan butiran jika dibandingkan dengn kekerasan butiran pasir pembanding yang berasal
dari pasir kwarsa Bangka memberikan angka tidak lebih dari 2,20.
e)
Kekekalan (jika diuji dengan natrium sulfat bagian yang hancur maksimum 10%, dan jika
dipakai magnesium sulfat, maksimum 15%)
Kerikil dan Batu Pecah
Batu pecah merupakan hasil pengolahan batu dengan stone crusher. Butiran yang dihasilkan
berbentuk tajam sehingga dapat memperkuat mortar. Batu pecah lebih sering digunakan untuk
pekerjaan structural. Ukuran yang paling dikenal dalam pekerjaan beton adalah ukuran 10/20 dan
20/30.
Kerikil adalah bahan agregat kasar yang dalam proyek ini harus memenuhi standar Agregat Normal
Menurut SII. 0052 (Teknologi Beton, Ir. Tri Mulyono, MT).
a) Modulus halus butir 6.0 sampai 7.1
b) Kadar lumpur atau bagaian yang lebih kecil dari 70 mikron (0.074 mm) maksimum 1%.
c) Kadar bagian yang lemah jika diuji dengan goresan batang tembaga maksimum 5%.
d) Kekekalan jika diuji dengan natrium sulfat bagian yang hancur maksimum 12%, dan jika dipakai
magnesium sulafat bagian yang hancur maksimum 18%.
e) Tidak bersifat reaktif terhadap alkali jika kadar alkali dalam semen sebagai Na 2O lebih besardari
0,6%.
f)
Tidak mengadung butiran yang panajang dan pipih lebih dari 20%.
g) Kekasaran agregat harus memenuhi syarat sepereti tabel 3.1 di bawah.
Tabel 3.1 Syarat Mutu Kekuatan Agregat Sesuai SII.0052-80
Kekerasan dengan bejana Rudelloff, bagian
hancur menembus ayakan 2 mm, persen (%) Kekerasan dengan
maksimum
bejana geser Los
Kelas dan Mutu Beton
Angelos,
(3)
(4)
Beton Kelas I dan mutu B0 dan B1
Beton Kelas II dan mutu K.125, K.175 dan K.225
Beton Kelas III dan mutu > K.225 atau beton pratekan
22-30
14-22
Kurang dari
14
24-32
16-24
Kurang dari
16
40-50
27-40
Kurang dari
27
1.
1.
Mutu
U 22
U 24
U 32
U 39
U 48
Sebutan
Baja lunak
Baja lunak
Baja sedang
Baja keras
Baja keras
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
Jarum penggetar harus dimasukkan ke dalam adukan beton secara vertikal pada keadaan
khusus boleh dimiringkan sampai 450.
Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakkan ke arah horizontal, karena akan
menyebabkan pemisahan bahan.
Jarum penggetar tidak boleh bersentuhan dengan tulangan beton, untuk menjaga agar
tulangan tidak bergeser dari betonnya.
Untuk beton tebal penggetaran dilakukan berlapis-lapis dan setiap lapis 30 cm sampai 50cm.
Jarum pengetar di tarik secara pelan-pelan, bila adukan beton sudah nampak mengkilat (air
semen memisah dari agregat) alat penggetar ditarik.
Jarak antara pemasukan jarum penggetar harus dipilih sehingga daerah-daerahnya saling
menutupi.
Mesin Pompa.
Alat ini digunakan untuk menghisap sisa air pada pipa baja dan mengurangi kelebihan air pada tapak
pilar sebelum pengecoran.
Waterpass
Digunakan untuk mengukur elevasi tanah untuk dapat melakukan pekerjaan pengecoran lean
concrete sebelum pengecoran rigid dilakukan.
1.
Escafator
Setelah dilakukan pengukuran elevasi dengan menggunakan waterpass, maka dilakukan pengerukan,
penimbunan dan meratakan tanah dengan menggunakan escafator.
1.
Paku
2.
Tali
3.
Martil
4.
Slang
5.
Sendok spesi
BAB IV
PEKERJAAN STRUKTUR
4.1. PENDAHULUAN
Sebelum pekerjaan struktur dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan persiapan struktur, Hal ini
dimaksudkan agar pelaksanaan pembangunan proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana kerja
yang berpedoman kepada perturann refrensi dan standar yang berlaku. Pekerjaan struktur tersebut
meliputi pekerjaan pembesian dan pengerjaan pengecoran.
Perkerasan jalan atau lebih sering disebut perkerasan kaku (rigid pavement) terdiri dari plat beton
semen portland dan lapisan pondasi (bisa juga tanpa lapisan pondasi) di atas tanah dasar/timbunan.
Tahapan pekerjaan rigid K-350 sesuai urutannya adalah sebagai berikut, pengukuran (penentuan)
elevasi, pemasangan bekisting/besi, penghamparan concrete pavement, perawatan beton/curring,
pembuatan celah dengan saw cutter, dan diakhiri dengan pekerjaan joint sealant.
Gambar 4.1.1. Tipikal Struktur Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)
4.2. PENGUKURAN/PENENTUAN ELEVASI
Pekerjaan pengukuran (penentuan elevasi) adalah pekerjaan awal setelah pekerjaan pembersihan
lahan. Penentuan elevasi dilakukan dengan menggunakan alat waterpass, penentuan elevasi
dimaksudkan agar dapat memperoleh ketinggian yang direncanakan.
atau setinggi 27 cm yang nantinya akan berguna juga untuk pengukuran elevasi tinggi pengecoran
rigid.
Pemasangan bekisting disesuaikan dengan modul/blok rigid yang akan dilaksanakan, sebagai
contoh untuk jalur poros ruang A1 dan A2 akan dilakukan dengan cara membagi dua lebar jalan (2 x
3,5 m) dengan blok 5 m.
Pemasangan bekisting untuk pengecoran tahap pertama dipasang pada sisi luar jalan dan sisi
tengah, untuk pengecoran tahap selanjutnya pemasangan bekisting hanya untuk bagian tepi luar.
Pemasangan bekisting harus sudah mengikuti level yang direncanakan terutama untuk tahap
pertama setting elevasi bekisting sisi luar dan sisi dalam harus mengikuti sloope kemiringan
melintang jalan yang direncanakan (2%), dengan menggunakan alt ukur (theodolit/total station)
4.4. PEKERJAAN PEMBESIAN
Pelaksanaan pekerjaan pembesian pada proyek pembangunan jalan dan areal parkir bandar udara
Kuala Namu meliputi pembesian dowel dan tie bar, tahap tahap pekerjaannya ialah :
a)
Pemasangan dowel per 5 m pada arah melintang jalan (TJ-1) dengan tulangan diameter 32 mm
polos dimana bagian ujungnya searah jalan yang digunakan dilumasi dengan pelumas (gemuk) dan
dibungkus dengan us plastic.
b) Pada arah memanjang dipasang tulangan tepi (TP) pada bagian kiri dan kanan jalan dan bagian
tengahnya/as jalan dipasang tie bar/longitudinal joint (LJ-2)
c) Untuk mengantisipasi pengembangan/penyusutan arah memanjang dipasang penulangan untuk
construction joint (TJ-2)
d) Pemotongan dan fabrikasi dilaksanakan di workshop dengan membuat masing masing modul
penulangan dan dipasang di atas lean concrete apabila akan dilaksanakan tahapan pengecoran rigid.
e)
Agar posisi penulangan kokoh tidak bergerak maka pada posisi tertentu diangkur pada lean
concrete dengan menggunakan besi berdiameter 10 mm.
Sumber : Gambar Rencana Pembesian Rigid Pavement Proyek Pembangunan Jalan dan Area
Parkir Bandar Udara Kuala Namu Sumatera Utara
1.
sehingga dapat menyebarkan beban pada bidang yang luas. Tegangan yang timbul pada lapis pondasi
bawah relatif kecil karena beban telah disebarkan oleh pelat beton.
Gambar 4.5.2.1 Distribusi Beban Pada Perkerasan kaku
Untuk menghindari terjadinya segregasi dan bleeding, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam penuangan beton. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
Campuran yang akan dituangkan harus ditempatkan sedekat mungkin dengan cetakan akhir
sehingga campuran beton selalu dalam keadaan plastis dan dapat mengalir dengan mudah ke dalam
rongga di antara tulangan.
Campuran beton yang telah mengeras atau yang telah terkotori oleh material asing tidak
cukup untuk memikul berat sendiri dan beban beban pelaksanaan yang bekerja padanya selama
pembangunan. Cetakan dapat dibongkar setelah beton berumur 3 minggu atau menurut ketentuan
lain.
Bekisting harus tetap dipasang selama paling sedikit 8 jam setelah penghamparan beton.
Setelah acuan dibongkar, permukaan beton yang terbuka harus segera dirawat.
terlalu cepat.
Beton harus dilindungi dari hujan yang bisa merusak ikatan beton.
4.5.6. Pengendalian Mutu Di Lapangan
Pengujian Untuk Kelecakan (Workability)
Satu atau lebih pengujian slump, harus dilaksanakan pada setiap takaran beton yang dihasilkan.
Pengujian Kuat Tekan
Kontraktor harus melaksanakan tidak kurang dari 1 pengujian kuat tekan untuk setiap 60 m 3 beton
yang dicor. Setiap pengujian harus termasuk 3 contoh yang identik untuk diuji pada umur 3, 7 dan 28
hari. Tetapi bila jumlah beton yang dicor dalam satu hari memberikan kurang dari 5 contoh untuk
diuji, maka contoh-contoh harus diambil dari 5 takaran yang dipilih secara acak. Contoh pertama dari
contoh-contoh ini harus diuji pada umur 3 hari disusul dua oleh pengujian lebih lanjut pada umur 7
dan 28 hari.
Pengujian Tambahan
Kontraktor harus melaksanakan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menentukan mutu
bahan atau campuran atau pekerjaan beton akhir, pengujian tambahan tersebut meliputi :
Pengujian yang tidak merusak menggunakan sclerometer atau perangkat penguji lainnya.
Pengambilan dan pengujian benda uji inti (core) beton.
Pengujian lainnya sebagaimana ditentukan secara khusus.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan dalam pelaksanaan jembatan selama 2 bulan kerja praktek pada proyek
pembangunan jalan dan area parkir (service road) bandar udara Kuala Namu, maka penyusun dapat
menyimpulkan beberapa hal, antara lain :
Lokasi Bandar udara Kuala Namu sangat strategis sehingga menjadikan kota Medan sebagai
Indonesia.
Koordinasi antar unur unsur pelaksanaan proyek dalam pelaksanaan proyek ini cukup baik
Ini dapat dilihat dengan cara mereka yang terkoordinasi, sehingga pelaksanaan pekerjaan cukup
lancer.
Pada proyek ini, mutu pelaksanaan dapat sesuai dengan apa yang diharapkan berkat
dengan pihak pemilik proyek sebelum melaksanakan perencanaan sehingga bentuk dan kekuatan
bangunan sesuai dengan apa yang diinginkan.
Perencanaan gambar hendaknya perlu dipersiapkan lebih matang agar hasil gambar
sinkron antar denah dan detail sehingga tidak adalagi perubahan perubahan.
Perlu pengwasan yang lebih ketat lagi untuk para pekerja.
Peralatan pekerjaan hendaknya ditingkatkan lagi pemeliharaanny