You are on page 1of 45

Presentasi Kasus

Ruangan

GIZI BURUK TIPE


MARASMUS
Oleh :
Darul Ilham
Pembimbing : dr. Mars Nashrah M.Ked(Ped), Sp.A

BAB I
PENDAHULUAN

Gizi buruk adalah bentuk terparah dari


proses terjadinya kekurangan gizi
menahun. Data UNICEF menunjukkan
jumlah anak balita penderita gizi buruk
mengalami lonjakan dari 1,8 juta (tahun
2005) menjadi 2,3 juta (2006).
pada tahun 2003 terdapat sekitar 27,5%
(5 juta balita kurang gizi), 3,5 juta anak
(19,2%) dalam tingkat gizi kurang, dan
1,5 juta anak gizi buruk (8,3%).

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dan


Laporan Survei Departemen Kesehatan-Unicef
tahun 2005, dari 343 kabupaten/kota di Indonesia
penderita gizi buruk sebanyak 169 kabupaten/kota
tergolong prevalensi sangat tinggi dan 257
kabupaten/kota lainnya prevalensi tinggi..

Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori


protein yang terutama akibat kekurangan kalori
yang berat dan kronis terutama terjadi selama
tahun pertama kehidupan dan mengurusnya
lemak bawah kulit dan otot. Sinonim marasmus
diterapkan pada pola penyakit klinis yang
menekankan satu ayau lebih tanda defisiensi
protein dan kalori..

BAB II
IDENTITAS PENDERITA

IDENTITAS PENDERITA
Nama

: An. RS
Tanggal Lahir/Umur : 31 Maret 2011 / 3 tahun 2
Bulan
Alamat
: Aceh Tamiang
Agama
: Islam
Suku
: Aceh
Nomor CM
: 1-00-57-40
Tanggal Masuk
: 6 Juni 2014
Tanggal Pemeriksaan : 13 Juni 2014
Nama Orang Tua
Ayah
: Tn. S
Ibu
: Ny. SL

ANAMNESA

Keluhan Utama

Berat badan yang semakin menurun

Keluhan Tambahan

Mencret, Batuk, sariawan, dan lemas

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke RSUDZA dengan keluhan berat badan yang
semakin menurun. Sebelumnya pasien dirawat di RS Karang Baru
Kuala Simpang selama seminggu dengan keluhan yang sama
namun tidak ada perbaikan sehingga dirujuk ke RSUDZA.
Keluarga pasien juga melihat terdapat sariawan pada pipi sebelah
kanan sejak 1 minggu SMRS.

Pasien

juga mengalami mencret sejak 1 bulan yang lalu.

Mencret dialami sebanyak 10 kali dalam sehari, konsistensi cair


dengan berisi ampas dan lendir tanpa darah. Pasien terlihat lemas
dan nafsu makan menurun. Selain itu pasien juga mengalami
demam terus menerus yang tidak terlalu tinggi dan hanya turun
dengan obat penurun panas. Batuk di alami hampir bersamaan
dengan keluhan mencret namun kambuh-kambuhan, berdahak (+)
berwarna kehijauan. Sesak nafas disangkal. Mual dan muntah tidak
ada, BAK tidak ada keluhan.

RSUDZA

- Berat badan
menurun
- Mencret
- Batuk
- Demam

RS
Tamiang

- Berat badan
menurun
Mencret
Batuk
Demam
Tes uji serologi: hasil
nya positif
Foto rontgent: kesan
normal

1,5 tahun
yang lalu

Mencret
Demam
Kejang

Batuk
Sariawan

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien berobat ke puskesmas dengan keluhan
mencret yang berulang, Riwayat demam (+),
kejang (+), penurunan berat badan.

Riwayat Penyakit Keluarga

Orangtua pasien juga menderita penyakit yang sama dengan


pasien. Ibu pasien mengatakan ada terjadi penurunan berat badan
dari 55 kg menjadi 38 kg sejak hamil untuk pasien, sariawan
yang tidak kunjung sembuh dan sering demam tanpa alasan yang
jelas. Bapak pasien mengatakan tidak mengalami gejala yang
sama dengan pasien, riwayat batuk lama (-), mencret lama (-),
sariawan lama (-).
Riwayat Pengobatan
Pasien minum paracetamol sirup bila demam dan oralit saat
mencret serta obat yang diberikan oleh dokter puskesmas. Pasien
tidak mengetahui jenis obat yang diberikan.

Riwayat

Kehamilan

Ibu mengatakan ANC teratur, tidak pernah sakit


yang menyebabkan ibu dirawat dan tidak
mengkonsumsi obat-obatan. Namun ibu hanya
mengalami sariawan, dan demam. Demam
dirasakan tidak tinggi dan hilang timbul.
Riwayat batuk (-), mencret (-).

Riwayat Persalinan
Pasien merupakan anak pertama, laki-laki,
lahir secara pervaginam dengan BBL 3700 gram.
Anak kedua, laki-laki, lahir secara pervaginam
dengan BBL 3500 gram.
Riwayat Pemberian Makanan
0 - 6 bulan
: ASI
6 18 bulan
:ASI+ MP ASI
18 bulan sampai sekarang : Susu Formula +
makanan keluarga
Riwayat Imunisasi
Pasien mendapatkan imunisasi lengkap, skar BCG (+)

PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK

Kesadaran : Compos Mentis

Denyut Jantung
x/menit

Suhu

: 154

: 37,1oC

Pernafasan : 68 x/menit
Berat Badan

: 6,1 kg

Panjang Badan

: 78 cm

KEADAAN GIZI

Berat Badan (BB) = 6,1 kg

Panjang Badan (PB) = 78 cm

BB/U = Zscore < (-3) SD

TB/U = Zscore < (-3) SD

BB/TB = Zscore < (-3) SD

Kesan = gizi buruk

Kebutuhan kalori = REE x faktor aktivitas x faktor stress


= [((19,6xBB)+(1,303xTB)+414,9) x 1,13 x (1,5 2)
= 1078,12 1437,5 kkal
= 1200 kkal/hari

Kebutuhan protein = RDA x faktor aktivitas x faktor stress


= (1,2 x 6,1) x 1,13 x (1,5-2)
= 12,41 16,5 gram
= 15 gram protein/hari

Kebutuhan cairan = 6,1 x 100cc/ hari


= 610 cc/hari

Kulit
Keadaan

kulit : normal

Warna

: sawo matang, ruam


hipopigmentasi (+)

Turgor

: kembali cepat

Parut/skar

: tidak dijumpai

Sianosis/pucat

: tidak dijumpai

Ikterus

: tidak dijumpai

Petekie

: tidak dijumpai

Kepala
Rambut : hitam, sukar dicabut, tipis, distribusi
merata.
Wajah : simetris, deformitas (-), hiperpigmentasi
(-) urtikaria (-), old man face (+)
Mata
: cekung (+), udem palpebra (-/-),
konjungtiva pucat (-/-), Sklera ikterik (-/-),
sekret
(-/-), refleks cahaya (+/+), Pupil
bulat isokor 3
mm / 3 mm
Telinga : serumen(-/-), normotia
Hidung : sekret(-/-), Nafas Cuping Hidung (-)

Mulut
Bibir : simetris, bibir lembab (-),sianosis (-),
leukoplakia (+)
Lidah : beslaq (-)
Leher
Inspeksi

: simetris, retraksi (-), kelainan


kongenital (-)

Palpasi

: pembesaran KGB (-)

Thoraks
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi

: simetris saat statis dan dinamis, retraksi IC (+/+),


iga gambang (+)
: Sf kanan = Sf kiri
: tidak dilakukan
: vesikular (+/+), Rhonki (+/+), wheezing (-/-)

: ictus cordis tidak terlihat


: ictus cordis teraba di ICS V mid clavicula sinistra,
irama reguler
Perkusi
: tidak dilakukan
Auskultasi : Bunyi Jantung I > Bunyi Jantung II, reguler, bising (-)

Abdomen
Inspeksi : simetris, distensi tidak dijumpai, skar (-)
Palpasi

: nyeri tekan (-), defans muscular (-), turgor kembali


cepat

Hepar

: teraba 3 cm BAC dextra

Lien

: tidak ada pembesaran,

Ginjal

: Ballotement (-/-)

Perkusi

: tidak dilakukan

Auskultasi : peristaltik (+), kesan normal


Genitalia
Dalam batas normal

Anus
Dalam batas normal
Kelenjar Limfe Inguinal
Pembesaran KGB: tidak dijumpai
Ekstremitas Superior dan Inferior
Pucat (-/-), udem (-/-), sianosis (-/-) petechiae (-/-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah rutin
Hb: 9,5 g/dL

Elektrolit

Na : 137 mmol/L

Ht: 29%
Erit: 4,2 x 106 / mm3
Leu: 5,9 x 103 / mm3

K : 3,4 mmol/L
Cl : 96 mmol/L

Trom: 206 x 103 U/L


difftel:

E/B/NB/NS/L/M

7/0/ 1 /63 /25/4

KGDS : 78 mg/dL
Ur : 9 mg/dl
Cr : 0,13 mg/dL

Serologi HIV
positif
CD4 absolut: 27
sel/L
CD4 %: 2 %

Radiologi

Serologi

Foto

thoraks:
kesan Normal

DIAGNOSA KERJA

Gizi buruk tipe marasmus+


HIV + dd: 1. Bronkopneumonia
2. Tb paru

Penatalaksanaan
IVFD

Kaen 4B 10gtt/menit (mikro)


Kotrimoksazol syr 2 x cth
Zinc 1x20 mg
Asam folat 1 mg/ hari
Lacto-B 2x1 sachet
Indoralit 50-100 cc/x mencret
Multivitamin tanpa Fe syr 1x1/2 cth
Enystin drop 3x0,5 cc
Resomal 50cc/x mencret
Ambroxol syr 2x1/2 cth

Zidovudin 2x 100 mg (2x1 kapsul)


Lamivudin 2x 50 mg (2x1/3 tablet)
Nevirapine 2x 100 mg (2x1/2 tablet)
Isoniazid 30mg 1x1

Diet
Tim saring kental (TSK) : 6x100 kkal
Biskuit
: 2x40 kkal
Susu formula
Diet lain
: roti/ snack/ makanan selingan

BAB III
PEMBAHASAN

Pembahasan
Marasmus

Menurut Gejala marasmus antara lain anak tampak


kurus, rambut tipis dan jarang, kulit keriput yang
disebabkan karena lemak di bawah kulit berkurang,
muka seperti orang tua (berkerut), balita cengeng dan
rewel meskipun setelah makan, bokong baggy pant,
dan iga gambang.

Anamnesa

Pembahasan
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik pada

Bronkopneumonia

pasien ini dapat diketahui adanya gejala batuk,


demam, usaha bernafas meningkat, ronkhi
pada kedua lapangan paru

Menurut WHO untuk menegakkan kasus


beonkopneumonia harus terdapat 3 kriteria
yaitu adanya pernapsan takipneu, cuping
hidung dan demam. Gejala lain seperti batuk
dan pilek. Pada pemeriksaan fisik dan
penunjang didapatkan adanya nafas cuping

Anam Pembahasan
nesa
HIV

Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien ini ditemukan


penurunan berat badan, diare kronik, candidiasis oral. Menurut
WHO kriteria diagnosa AIDS pada anak. Seorang anak (<12
tahun) dianggap menderita AIDS bila :
Lebih dari 18 bulan, menunjukkan tes HIV positif, dan
sekurang-kurangnya didapatkan 2 gejala mayor dengan 2
gejala minor. Gejala-gejala ini bukan disebabkan oleh
keadaan-keadaan lain yang tidak berkaitan dengan infeksi
HIV.
Kurang dari 18 bulan, ditemukan 2 gejala mayor dan 2 gejala
minor dengan ibu yang HIV positif. Gejala-gejala ini bukan
disebabkan oleh keadaan-keadaan lain yang tidak berkaitan
dengan infeksi HIV (8)

Anamnesa

Pembahasan
Gejala mayor:
Penurunan berat badan atau
kegagalan pertumbuhan.
Diare kronik (lebih dari 1 bulan)
Demam yang berkepanjangan (lebih
dari 1 bulan)Infeksi saluran
pernafasan bagian bawah yang parah
dan menetap
Gejala minor:
Limfadenopati yang menyeluruh atau
hepatosplenomegali
Kandidiasis mulut dan faring
Infeksi ringan yang berulang (otitis media,
faringitis)
Batuk kronik (lebih dari 1 bulan)
Dermatitis yang menyeluruh

Pemeriksaan fisik

Pembahasan

KEADAAN GIZI

Dilihat dari grafik BB/TB :

Berat Badan (BB) = 6,1 kg

Z-Score < -3 SD, artinya

Panjang Badan (PB) = 78

pasien memiliki kesan gizi

cm

buruk.

BB/U = Zscore < (-3) SD


TB/U = Zscore < (-3) SD
BB/TB = Zscore < (-3) SD

Secara teori Gizi buruk adalah kondisi seseorang


yang nutrisinya di bawah rata-rata.13 Hal ini
merupakan suatu bentuk terparah dari proses
terjadinya kekurangan gizi menahun.6 Balita
disebut giziburuk apabila indeks Berat Badan
menurut Umur (BB/U) < -3 SD 14. Diagnosa
untuk gizi buruk ini ditegakkan berdasarkan
tanda dan gejala klinis serta pengukuran
antopometri.

Pengukuran klinis:

Pengukuran antropometrik:

KLASIFIKASI

Fase Stabilisasi

Pada fase ini, peningkatan jumlah formula


diberikan secara bertahap dengan tujuan
memberikan makanan awal supaya anak dalam
kondisi stabil. Formula hendaknya hipoosmolar
rendah laktosa, porsi kecil dan sering. Setiap 100
ml mengandung 75 kal dan protein 0,9 gram.
Diberikan makanan formula 75 (F 75). ReSoMal
dapat diberikan apabila anak diare/ muntah/
dehidrasi, 2 jam pertama setiap . jam,
selanjutnya 10 jam berikutnya diselang seling
dengan F75.

TRANSISI
Pada fase ini anak mulai stabil dan memperbaiki
jaringan tubuh yang rusak (cathup). Diberikan F100, setiap 100 ml F-100 mengandung 100 kal dan
protein 2,9 gram.
Rehabilisasi
Terapi nutrisi fase ini adalah untuk mengejar
pertumbuhan anak. Diberikan setelah anak sudah
bisa makan. Makanan padat diberikan pada fase
rehabilitasi berdasarkan BB < 7 kg diberi MP-ASI
dan BB 7 kg diberi makanan balita. Diberikan
makanan formula 135 (F 135) dengan nilai gizi
setiap 100 ml F135 mengandung energi 135 kal
dan protein 3,3 gram.

Kriteria sembuh

Bila BB/TB atau BB/PB > -2 SD dan tidak ada


gejala klinis dan memenuhi kriteria pulang sebagai
berikut:
Edema sudah berkurang atau hilang, anak sadar
dan aktif
BB/PB atau BB/TB > -3 SD
Komplikasi sudah teratasi
Ibu telah mendapat konseling gizi
Ada kenaikan BB sekitar 50 g/KgBB/minggu selama
2 minggu berturut-turut
Selera makan sudah baik, makanan yang diberikan
dapat dihabiskan.

TERIMA
KASIH

You might also like