Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A.
B.
1.
Latar belakang
Pada usia prasekolah anak mengalami lompatan kemajuan yang
menakjubkan. Tidak hanya kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan
emosional. Anak usia prasekolah ini sedang dalam proses awal pencarian
jati dirinya. Beberapa prilaku yang dulunya tidak ada, sekarang muncul.
Secara fisik dan psikis usia ini adalah usia yang rentan berbagai penyakit
yang akan mudah menyerang anak usia ini dan menimbulkan masalah
yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang jika kondisi kesehatan anak
tidak ditangani secara baik oleh para praktisi kesehatan yang juga usahausaha pencegahan adalah usaha yang tetap paling baik dilakukan.
Tujuan
Tujuan umum :
Agar mahasiswa lebih mengerti askep keluarga dengan diare pada balita
2.
Tujuan khusus
a) Untuk
memberikan
informasi
kepada
mahasiswa
mengenai
teori/konsep dasar mengenai keperawatan keluarga dengan diare pada
balita
b) Untuk memaparkan kepada mahasiswa, tahap-tahap perkembangan
keluarga dengan diare pada balita
c) Untuk menjelaskan kepada mahasiswa bagaimana proses keperawatan
yang berperan dalam kehidupan keluarga dengan diare pada balita
d) Untuk menjelaskan kepada mahasiswa tentang penatalaksanaan diare
pada balita
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Menurut Depkes (2010) diare adalah suatu keadaan pengeluaran
tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya, ditandai dengan
peningkatan volume keenceran, serta frekwensi lebih dari 3 kali sehari
pada anak dan pada bayi lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir
darah.
Beberapa perilaku menyebabkan penyebaran kuman enterik dan
dapat meningkatkan resiko terjadinya diare, antara lain tidak memberikan
ASI secara penuh 4 - 6 bulan pada pertama kehidupan, menggunakan
botol susu, menyimpan makanan masak pada suhu kamar, menggunakan
air minum yang tercemar, tidakmencuci tangan dengan sabun sesudah
buang air besar atau sesudah membuang tinja anak atau sebelum makan
atau menyuapi anak, dan tidak membuang tinja dengan benar (Sudaryat,
2010)
B.
1.
2
tahun
Menggunakan sistem pengindera, motorik dan benda-benda untuk
mengenal lingkungan.
b. Pre operasional (2-7 tahun)
Anak mampu menggunakan simbol kata-kata, mengingat masa lalu,
sekarang dan yang akan datang.
4. Pertumbuhan dan Perkembangan Usia Toddler
a. Masa mengeksplorasi lingkungan
b.
Tugas tahap ini sukses membutuhkan trust pada saat bayi dan
bimbingan orang tua.
5. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Pra Sekolah (3-5 Tahun)
a. Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin
besar dan dapat mengembangkan pola sosialisasinya.
b. Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri : mandi, makan,
minum, mengosok gigi, BAB dan BAK, dll.
D.
1.
a.
Etiologi (Diare)
Faktor infeksi
Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella,
Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus,
Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica,
G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).
b. Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang
dapat menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis,
bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
2.
Faktor
Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).
Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi
dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan
protein.
3.
Faktor
Makanan:
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan
alergi terhadap jenis makanan tertentu.
4.
Faktor
Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas).
E.
Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
1.
Gangguan
osmotik
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi
pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang
berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga
timbul diare.
2.
Gangguan
sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan
selanjutnya timbul diare kerena peningkatan isi lumen usus.
3.
Gangguan
motilitas
usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya
dapat
timbul
diare
pula.
F.
Manifestasi
Klinis
Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam,
tenesmus, hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat
paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang
adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan
hipovolemik atau gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang
berlanjut. Seseoran yang kekurangan cairan akan merasa haus, berat
badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih
menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan
gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik. Gangguan
kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan
dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah
menurun sampai tidak terukur.
Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan kadang-kadang
sianosis. Karena kekurangan kalium pada diare akut juga dapat timbul
aritmia jantung. Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi
ginjal menurun sampai timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak
segera diatsi akan timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti
suatu keadaan gagal ginjal akut.
G.
1.
Klasifikasi diare
Dehidrasi ringan : dimana berat badan menurun 3 5 % dengan volume
cairan yang hilang kurang dari 50 ml/kgBB.
2.
Dehidrasi sedang : dimana berat badan menurun 6 9 % dengan
volume cairan yang hilang kurang dari 50 90 ml/kgBB.
3. Dehidrasi berat : dimana berat badan menurun lebih dari 10 % dengan
volume cairan yang hilang sama dengan atau lebih dari 100 ml/kgBB.
H.
1.
2.
3.
Komplikasi
Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
Renjatan hipovolemik.
Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah,
bradikardi, perubahan pada elektro kardiagram).
4. Hipoglikemia.
5. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase
karena kerusakan vili mukosa, usus halus.
6. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
7. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita
juga mengalami kelaparan.
I.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.
Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis
b. PH dan kadar gula dalam tinja
c. Bila perlu diadakan uji bakteri
2.
Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan
menentukan PH dan cadangan alkali dan analisagas darah.
3.
Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4.
Pemeriksaanelektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.
J.
PENTALAKSANAAN
1.
Medis
Pengkajian
Pengkajian (Anak Usia 3 Tahun):
1. Keluhan Utama : Buang air berkali-kali dengan konsistensi encer
2.
Riwayat
Kesehatan
Sekarang
Pada umumnya anak masuk Rumah Sakit dengan keluhan buang air cair
berkali-kali baik disertai atau tanpa dengan muntah, tinja dpat bercampur
lendir dan atau darah, keluhan lain yang mungkin didapatkan adalah
napsu makan menurun, suhu badan meningkat, volume diuresis menurun
dan gejala penurunan kesadaran
3.
Riwayat
Kesehatan
Masa
Lalu
Meliputi pengkajian riwayat :
a.
Prenatal
Kehamilan yang keberapa, tanggal lahir, gestasi (fulterm, prematur, post
matur),
abortus
atau
lahir
hidup,
kesehatan
selama
sebelumnya/kehamilan, dan obat-obat yang dimakan serta imunisasi.
b.
Natal
Lamanya proses persalinan, tempat melahirkan, obat-obatan, orang yang
menolong persalinan, penyulit persalinan.
c.
Post
natal
Berat badan nomal 2,5 Kg - 4 Kg, Panjang Badan normal 49 -52 cm,
kondisi kesehatan baik, apgar score , ada atau tidak ada kelainan
kongenital.
d.
Feeding
Air susu ibu atau formula, umur disapih (2 tahun), jadwal
makan/jumlahnya, pengenalan makanan lunak pada usia 4-6 bulan,
peubahan berat-badan, masalah-masalah feeding (vomiting, colic, diare),
dan penggunaan vitamin dan mineral atau suplemen lain.
e.
Penyakit
sebelumnya
Penyebabnya, gejala-gejalanya, perjalanan penyakit, penyembuhan,
kompliksi, insiden penyakit dalam keluarga atau masyarakat, respon
emosi terhadap rawat inap sebelumnya.
f.
Alergi
Apakah pernah menderita hay fever, asthma, eksim. Obat-obatan,
binatang, tumbuh-tumbuhan, debu rumah
g.
Obat-obat
terakhir
yang
didapat
Nama, dosis, jadwal, lamanya, alasan pemberian.
h.
Imunisasi
Polio, hepatitis, BCG, DPT, campak, sudah lengkap pada usia 3 tahun,
reaksi yang terjadi adalah biasanya demam, pemberian serum-serum lain,
gamma globulin/transfusi, pemberian tubrkulin test dan reaksinya.
i.
Tumbuh
Kembang
Berat waktu lahir 2, 5 Kg - 4 Kg. Berat badan bertambah 150 - 200
gr/minggu, TB bertambah 2,5 cm / bulan, kenaikan ini terjadi sampai 6
bulan. Gigi mulai tumbuh pada usia 6-7 bulan, mulai duduk sendiri pada
usia 8-9 bulan, dan bisa berdiri dan berjalan pada usia 10-12 bulan.
4.
Riwayat
Psikososial
Anak sangat menyukai mainannya, anak sangat bergantung kepada
kedua orang tuanya dan sangat histeris jika dipisahkan dengan orang
tuanya. Usia 3 tahun (toddlers) sudah belajar bermain dengan teman
sebaya.
5.
Riwayat
Spiritual
Anak sudah mengenal beberapa hal yang bersifat ritual misalnya berdoa.
6.
a.
Reaksi Hospitalisasi
Kecemasan akan perpisahan : kehilangan interaksi dari keluarga dan
lingkungan yang dikenal, perasaan tidak aman, cemas dan sedih
b. Perubahan pola kegiatan rutin
c. Terbatasnya kemampuan untuk berkomunikasi
d. Kehilangan otonomi
e. Takut keutuhan tubuh
f.
Penurunan mobilitas seperti kesempatan untuk mempelajari dunianya
dan terbatasnya kesempatan untuk melaksanakan kesenangannya
7. Aktivitas Sehari-Hari
a. Kebutuhan cairan pada usia 3 tahun adalah 110-120 ml/kg/hari
b. Output cairan :
IWL (Insensible Water Loss) Anak : 30 cc / Kg BB / 24 jam, Suhu tubuh
meningkat : 10 cc / Kg BB + 200 cc (suhu tubuh - 36,8 oC), SWL (Sensible
Water Loss) adalah hilangnya cairan yang dapat diamati, misalnya berupa
kencing dan faeces. Yaitu : Urine : 1 - 2 cc / Kg BB / 24 jam dan Faeces :
100 - 200 cc /24 jam
8.
a.
1)
Pemeriksaan
Pemeriksaan Fisik:
Suhu
badan
Nadi
:
Pernafasan
:
Tekanan darah : menurun
2)
Tanda-tanda
:
mengalami
cepat
dan
frekuensi
nafas
vital
peningkatan
lemah
meningkat
Antropometri
Pemeriksaan antropometri meliputi berat badan, Tinggi badan, Lingkaran
kepala, lingkar lengan, dan lingkar perut. Pada anak dengan diare
mengalami penurunan berat badan.
3)
Pernafasan
Biasanya pernapasan agak cepat, bentuk dada normal, dan tidak
ditemukan bunyi nafas tambahan.
4)
Cardiovasculer
Biasanya tidak ditemukan adanya kelainan, denyut nadi cepat dan lemah.
5)
Pencernaan
Ditemukan gejala mual dan muntah, mukosa bibir dan mulut kering,
peristaltik usus meningkat, anoreksia, BAB lebih 3 x dengan konsistensi
encer
6)
Perkemihan
Volume diuresis menurun.
7)
Muskuloskeletal
Kelemahan fisik akibat output yang berlebihan.
8)
Integumen
lecet pada sekitar anus, kulit teraba hangat, turgor kulit jelek
9)
Endokrin
Tidak ditemukan adanya kelaianan.
10)
Penginderaan
Mata cekung, Hidung, telinga tidak ada kelainan
11)
Reproduksi
Tidak mengalami kelainan.
12)
Neorologis
Dapat terjadi penurunan kesadaran.
b. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan
1)
Motorik
Kasar
Sudah bisa naik/turun tangga tanpa dibantu, mamakai baju dengan
bantuan, mulai bisa bersepeda roda tiga.
2)
Motorik
Halus
Menggambat lingkaran, mencuci tangan sendiri dan menggosok gigi
3)
Personal
Sosial
Sudah
belajar
bermain
dengan
teman
sebayanya.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S
DI RT 04/RW VII KELURAHAN SETIOREJO
A.
Pengkajian Keluarga
Pengkajian dilakukan pada hari sabtu, 30 maret 2012 di rumah keluarga
Tn. S pukul 16.00 WIB.
1. Data Umum
a.
b.
c.
d.
e.
Nama KK
Umur
Alamat
Pekerjaan
Pendidikan
: Tn . S
: 29 tahun
: RT 04/RW VII kelurahan setiorejo
: Wiraswasta
: SMA
2. Komposisi keluarga
N
o
1
2
3
Nam
a
JK
Tn.
L
S
Ny. Y P
An.
L
A
Hub Umu
r
Aya
h
Ibu
Ana
k
29
26
4
Pen
d
IMUNISASI
BC DPT
G
I II II
I
POLIO
I II
II
I
Camp
ak
IV
Hepatit
is B
I II III
Genogram
Tn. S
29 thn
An. A
4 thn
Keterangan
: Laki laki
: Perempuan
: Garis keturunan
: Garis pernikahan
: Tinggal serumah
: Klien
: meninggal
Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. S adalah keluarga inti yang terdiri dari ayah,ibu, dan
anaknya
Suku bangsa
Keluarga Tn. S adalah suku
Agama
Keyakinan yang di anut keluarga Tn. S adalah islam. Tidak ada perbedaan
diantara anggota keluarga. Keluarga Tn. S setiap hari selalu menjaklankan
ibadah sholat walaupun tidak 5 waktu. Di sekitar tempat tinggalnya
terdapat 1 mushola.
. Depan
. Tamu
. Tidur
a.
b.
c.
PengasuhAnak
Menyediakan Kebutuhan Anak
Persiapan Kelahiran Anak Berikutnya.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
C.
Data Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Rumah Tn. S berukuran 5 x 14 m. Terdiri dari 1 ruang tamu, 2 kamar
tidur, 1 ruang dapur dan 1 kamar mandi. Rumah semi permanent, lantai
dari semen, 2 ventilasi dan 1 jendela kaca. Didalam rumah pencahayaan
dari luar kurang karena tidak ada jendela yang bisa dibuka. Jadi ruangan
tampak kelap dan pengap. Air yang digunakan untuk minum dan mandi
sehari hari adalah air sumur. Terdapat 2 pohon dan tanaman kecil kecil.
: tampak Kotor
: tampak kotor dan berdebu
: Tempat tidur terbuat dari kayu dan kasur terbuat dari kapas. Kamar
tidak tertata rapi.
. Dapur
2.
Denah rumah
Kamar
WC
mandi
Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi sehari hari yang biasa digunakan di keluarga Tn. S adalah
jawa.
2. Struktur kekuatan keluarga
Antar anggota keluarga saling menghormati dan menghargai.
3. Struktur peran
a.
Tn. S
Tn. S berperan sebagai kepala keluarga, suami dan pencari nafkah.
b.
Ny. I
Ny. I berperan sebagai ibu rumah tangga.
c.
An. A
An. A berperan sebagai anak
4. Nilai dan norma keluarga
Kebiasaan makan keluarga Tn. S biasanya menggunakan sendok dan
kadang menggunakan tangan. Keluarga Tn. S jarang mencuci tangan
sebelum makan karena kadang lupa.
E.
Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Antar anggota keluarga sangat ramah dan menghormati. Keluarga Tn. S
memperhatikan An.A yang sedang sakit diare.
2. Fungsi sosial
b.
c.
d.
e.
f.
F.
masalah
adalah
musyawarah
bersama
anggota
G.
Pemeriksaan Fisik
Px.
Tn. S
Fisik
TD
130/80 mmHg
Nadi
80x/mnt
Suhu
36C
Kepala
Mesocepal,
rambut bersih,
warna hitam
Mata
Simetris,
konjungtiva
tidak
anemis,
sklera
tidak
ikterik
Hidung
Bersih,
fungsi
penciuman
baik, tidak ada
sekret,
tidak
ada pernafasan
cuping hidung
Telinga
Bersih, simetris,
tidak
ada
serumen, fungsi
pendengaran
baik
Mulut
Bersih, sietris,
mukosa
bibir
lembab
Leher
Tidak
ada
pembesaran
kelenjar tiroid
Dada
Pergerakan
Paruparu
simetris,
paru
tidak
ada
penggunaan
otot
bantu
pernafasan.
Ny. Y
An. A
120/80 mmHg
82x/mnt
36,5 C
Mesocepal,
rambut bersih,
warna hitam
Simetris,
konjungtiva
tidak
anemis,
sklera
tidak
ikterik
Bersih,
fungsi
penciuman baik,
tidak
ada
sekret,
tidak
ada pernafasan
cuping hidung
Bersih, simetris,
tidak
ada
serumen, fungsi
pendengaran
baik
Bersih,
sietris,
mukosa
bibir
lembab
Tidak
ada
pembesaran
kelenjar tiroid
Pergerakan paru
simetris,
tidak
ada
penggunaan
otot
bantu
pernafasan.
97x/mnt
37,5 C
Mesocepal,
rambut
bersih,
warna hitam
Simetris,
konjungtiva tidak
anemis,
sklera
tidak ikterik
Bersih,
fungsi
penciuman baik,
tidak ada sekret,
tidak
ada
pernafasan
cuping hidung
Bersih, simetris,
tidak
ada
serumen, fungsi
pendengaran
baik
Bersih,
sietris,
mukosa
bibir
kering
Tidak
ada
pembesaran
kelenjar tiroid
Pergerakan paru
simetris,
tidak
ada penggunaan
otot
bantu
pernafasan.
Auskultasi paru
Auskultasi paru
vaskuler
Jantung
Ictus
cordis
tidak
tampak,
bunyi
jantung
I,II murni
Abdome Datar, simetris,
n
tidak ada nyeri
tekan
Ekstrimit Tidak
ada
as
varises,
tidak
ada udema
Genitalia Bersih,
jenis
kelamin laki-laki
Auskultasi paru
vaskuler
Ictus
cordis
tidak tampak, ,
bunyi
jantung
I,II murni
Datar, simetris,
tidak ada nyeri
tekan
Tidak
ada
varises,
tidak
ada udema
Bersih,
jenis
kelamin
perempuan
vaskuler
Ictus cordis tidak
tampak,
bunyi
jantung I,II murni
Datar, simetris,
ada nyeri tekan
Tidak
ada
varises, tidak ada
udema
Bersih,
jenis
kelamin laki-laki
Analisa Data
No
1
Data
Prob
lem
:
caira
Ny. n dan
I
elektr
men
olit
gatak kuran
an
g dari
bahw kebut
a An. uhan
A
tubuh
BAB
cair 6
x per
hari
deng
an
konsi
stens
i cair,
bau
khas
tidak
Etiologi
Ketidak
mampua
n
keluarga
dalam
mengam
bil
keputusa
n
Ketidakm
ampuan
ada
lendir
.
Ny.
I
men
gatak
an
anak
nya
pana
s dan
munt
ah
Kelua
rga
men
gatak
an
kalau
anak
nya
belu
m
diba
wa
ke
pusk
esma
s
Kelua
rga
men
gatak
an
An. A
hany
a di
beri
obat
yang
keluarga
memodifi
kasi
lingkung
an
beli
di
waru
ng
DO :
An.
A
tamp
ak
lema
h
:
-
Resti
Tn. penul
S
aran
men
peny
gatak akit
an
diare
maka
nan
di
meja
maka
n
tidak
ditut
upi
Kelua
rga
men
gatak
an
tidak
pern
ah
cuci
tang
an
sebel
um
maka
n
karen
a
lupa
DO
:
Rum
ah
klien
tamp
ak
kotor
dan
berd
ebu
cukup.
3.
Potensi masalah
untuk dicegah
4.
Menonjolnya 2/2
masalah
Jumlah
2.
Masalah
dapat
dicegah
karena
kebutuhan cairan
dapat
dicegah
dengan
cara
minum air yang
banyak
dan
memberikan LGG
Keluarga
dan
pasien menyadari
akan pentingnya
kesehatan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Ketidak mampuan keluarga dalam mengambil keputusan
2. Resti penularan penyakit diare berhubungan dengan Ketidakmampuan
keluarga memodifikasi lingkungan