You are on page 1of 54

Praktikum Unit

Operasi Proses 2
Kelompok 9:
1.
2.
3.
4.

Muchtazam M.
M. Fatah Karyadi
Paramita Dona Fitria
Yoshua Reynaldo

Prosedur Percobaan
1.
2.

3.

4.
5.
6.

7.

8.

Mengisi sel difusi dengan larutan KCl 1 M


Membersihkan cairan yang berlebih pada luar sel
difusi.
Menempatkan sel difusi ke dalam tangki, lalu atur
kedudukan sel horizontal sedikit di bawah garis tangki.
Mengisi tangki dengan aquades.
Memasang konduktometer.
Menyalakan pengaduk dengan kecepatan sedang agar
konsentrasi merata.
Mencatat konduktivitas setiap interval 3 menit dalam
waktu 60 menit.
Mengulangi untuk konsentrasi KCl 2M.

Percobaan 1
Difusi Cair-Gas

Hasil Pengamatan

Hasil Pengamatan pada percobaan To = 50C


dan Lo = 2.8 mm :
Waktu

H (Level)

Delta H

2.9

0.1

0.1

3.3

0.3

12

3.7

0.4

15

3.9

0.2

18

4.2

0.3

21

4.4

0.2

24

4.7

0.3

27

0.3

30

5.2

0.2

Menghitung Koefisien
Difusivitas

Pertama, menghitung tekanan uap aseton ,


menggunakan rumus tersebut :

Dengan nilai : (Sumber : Perry Chemical


Handbook, tabel 13-4)
A = 7,11714
B = 1210,595
C = 229,664

Nilai P pada 50 C

Menghitung tekanan uap aseton standar


pada 25 C :

Menghitung nilai Pt :

Menghitung Nilai Pb :

Menghitung Nilai PBM :

Dengan nilai difusivitas didapat


persamaan :

Nilai ini diplot ke dalam grafik sebagai :


=y
= m (gradien)
t=x

Data Yang Dihasilkan

Pada T = 50 C dan Lo = 2.8 mm


Waktu

H (Level)

Delta H

(L1)^2 - (Lo)^2

2.9

0.1

0.57

0.1

1.16

3.3

0.3

3.05

12

3.7

0.4

5.85

15

3.9

0.2

7.37

18

4.2

0.3

9.8

21

4.4

0.2

11.52

24

4.7

0.3

14.25

27

0.3

17.16

30

5.2

0.2

19.2

Grafik yang dihasilkan :


25

20
f(x) = 0.72x - 2.84
R = 0.99
15

10

0
0

10

15

20

25

30

35

Perhitungan Nilai Koefisien


Difusi

Memasukkan hasil ke dalam persamaan

Menghitung Dab literatur : (Sumber : Fuller


Giddings)

Kesalahan Literatur :

Hasil Pengamatan

Pada T = 60 C dan Lo = 5.7


Waktu

H
3

6.7

8.7

10.5

12

12.5

15

14.5

18

16.7

21

18.9

24

21

27

22.7

30

24

Menghitung Koefisien
Difusivitas

Pertama, menghitung tekanan uap aseton ,


menggunakan rumus tersebut :

Dengan nilai : (Sumber : Perry Chemical


Handbook, tabel 13-4)
A = 7,11714
B = 1210,595
C = 229,664

Menghitung Nilai P 60 =

Tekanan standar aseton

Hasil Perhitungan :
Waktu

Delta H

(L1)^2 - (Lo)^2

6.7

12.4

8.7

43.2

10.5

1.8

77.76

12

12.5

123.76

15

14.5

177.76

18

16.7

2.2

246.4

21

18.9

2.2

324.72

24

21

2.1

408.51

27

22.7

1.7

482.8

30

24

1.3

543.51

Hasil Pengolahan Grafik

Persamaan : y = 20.571x 95.333


600

500

f(x) = 20.57x - 95.33


R = 0.98

400

300
L2-L02
200

100

0
0

10

15
t (menit)

20

25

30

35

Analisis Percobaan
Percobaan ini menggunakan tabung dengan
cabang untuk pengukuran difusi
Dalam percobaan ini, digunakan pipet untuk
memasukkan aseton ke dalam bagian bawah
tabung
Pengukuran adalah menggunakan mikroskop dan
jangka sorong, pengukuran diukur secara terbalik
Digunakan udara yang mengalir, agar konsentrasi
aseton pada udara tidak mempengaruhi
perhitungan. Pengaliran udara menggunakan
kompressor dengan flow yang tetap

Tabung yang menunjukkan ketinggian Aseton


diukur secara terbalik oleh mikroskop
(meniskus cembung)
Pengukuran dilakukan pada temperatur yang
berbeda untuk mengetahui pengaruh suhu
pada kecepatan difusi, dengan meningkatkan
tekanan uap.
Pemanasan dalam percobaan ini, dilakukan
dengan menggunakan heater melalui
medium berupa air. Oleh karena itu,
peletakkan tabung tidak boleh terendam
dalam air, agar difusi dan penguapan aseton
tidak terganggu. Pemanasan diukur suhunya
dengan termometer

Penggunaan waktu adalah 30 menit,


dengan pengukuran tiap 3 menit, untuk
mendapatkan data Dab percobaan yang
akurat. Pengukuran menggunakan
stopwatch sebagai alat bantu
Dalam percobaan ini, aseton akan menguap
dan berkuarang karena suhu yang tinggi,
dan berdifusi ke udara sebagai gas

Analisis Alat dan Bahan


Bahan :
Udara (Air)
Digunakan sebagai medium tempat difusi uap
aseton ke udara. Pada udara terdapat 0%
konsentrasi aseton agar difusi berjalan
dengan maksimal
Aseton
Sebagai zat yang dipilih untuk percobaan
difusi. Difusi dilakukan dengan penguapan
aseton oleh heater dan air pada lingkungan.

Alat :
Tabung
Digunakan dalam percobaan sebagai tempat
pengisian dan pengukuran aseton, aseton
akan mengalami penurunan dengan
berjalannya waktu.
Pemanas (Heater)
Pemanas dalam percobaan ini menggunakan
air sebagai medium pemanas, heater
digunakan untuk mengatur suhu

Termometer
Digunakan untuk pengukuran suhu agar suhu
operasi akurat.
Compressor
Digunakan untuk mengalirakan udara dalam
percobaan, sebagai media difusi
Stopwatch
Digunakan untuk mengukur waktu saat pengukuran
Mikroskop dan jangka sorong
Digunakan untuk meningukur ketinggian zat aseton
secara akurat, dengan kalibrasi penglihatan
terbalik. Jangka sorong digunakna untuk mengukur
panjang aktual pada aseton.

Gambar Alat :

Mikroskop :

Heater :

Tabung dan Termometer

Alat percobaan

Analisis Perhitungan dan


Hasil

Menggunakan persamaan grafik untuk


menghitung Dab.
Pertama menghitung hasil berdasarkan
pengamatan pada tabel sebelumnya
Dengan nilai y merupakan perubahan nilai
panjang akhir dan panjang awal, x merupakan
waktu, dan m (gradien) adalah persamaan
difusi
Nilai m didapat dari hasil plot persamaan y dan
x ke grafik, kemudian disubstitusikan pada
hasil persamaan Difusi.

Nilai H (tinggi aseton) akan meningkat


dengan berjalannya waktu, karena jumlah
aseton akan terus berkurang. (mikroskop
terkalibrasi terbalik dalam penglihatan)
Aseton berkurang karena penguapan dan
difusi ke udara (dibawa udara), sehingga
tidak bertambah kembali tingginya
Penguapan terjadi karena temperatur yang
tinggi, meningkatkan tekanan uap liquid yang
menyebabkan perubahan fasa aseton
menjadi gas
Gas yang menguap terdifusi karena
perubahan konsentrasi pada udara dan
aseton

Hasil aseton pada suhu yang berbeda memiliki


delta H yang berbeda pula, pada suhu tinggi,
delta H aseton memiliki nilai yang cukup tinggi
Hal tersebut disebabkan karena penguapan lebih
cepat dengan temperatur yang lebih besar, yang
membuat tekanan uap lebih tinggi dari
sebelumnya. Hal ini dapat meningkatkan
difusivitas karena jumlah aseton menguap yang
lebih banyak.
Peningkatan delta H pada percobaan pertama,
memiliki nilai yang lebih konstan dibanding yang
pada temperatur yang lebih tinggi, hal ini
disebabkan karena peningkatan temperatur yang
tinggi membuat penguapan lebih cepat, sehingga
lebih sulit dihitung, dan memungkinkan kesalahan

Kemudian nilai Dab dihitung dengan


persamaan yang terdapat pada modul, dan
mendapatkan koefisien difusi. Semakin
besar koefisien difusi, semakin banyak pula
aseton yang akan terdifusi, sehingga
mempercepat penurunan aseton pada
tabung.
Untuk analisis penentuan kesalahan,
digunakan persamaan Fuller-Giddings,
menghitung difusivitas literatur, dalam
percobaan ini, kesalahan literatur memiliki
nilai tinggi.

Analisis Kesalahan
Pada Difusi Gas-Cair, Kesalahan memiliki nilai yang
cukup tinggi, hal ini disebabkan karena :
Ketidak tepatan waktu pengukuran dengan
menggunakan stopwatch
Kesalahan dalam mengkalibrasikan dan mengukur
jangka sorong pada mikroskop
Penentuan nilai Lo dan Temperatur yang salah
(fluktuatif)
Faktor Lingkungan, seperti suhu ruang dan lainnya.
Adanya impuritas pada aseton dan tabung sebelum
penggunaan

Kesimpulan
Temperatur meningkatkan difusivitas
Difusi aseton dilakukan dengan penguapan
terlebih dahulu
Dengan berjalannya waktu, jumlah aseton
akan berkurang (h bertambah)
Difusi aseton terjadi karena perbedaan
konsentrasi
Udara yang digunakan bebas aseton agar
difusi berjalan dengan maksimal

Percobaan 3
Difusi Cair-Cair (1
M)

No.

t(s)

K(S)
94

K(S)

0,000094

180

94,3 0,0000943

360

94,7 0,0000947

540

94,9 0,0000949

720

95,1 0,0000951

900

95,3 0,0000953

1080

95,6 0,0000956

1260

95,9 0,0000959

1440

96,2 0,0000962

10

1620

96,5 0,0000965

11

1800

96,7 0,0000967

Diketahui:
N = 121
D = 0,1 cm
L = 0,5 cm
V tangki= 900 cm3
CA (KCI) = 1 M = 1 x 10-3
mol/cm3
CM = 0,41 mol/cm3

Grafik K vs t (KCI 1M)


0
0 f(x) = 0x + 0
0 R = 1
0
0
Konduktivitas0(S)
0
0
0
0
0
500

1M
Linear
(1M)

1000
Waktu (s)

1500

2000


Mencari
nilai DAB
Dari grafik di atas diperoleh:

y = 1E-09x + 0,00009
R2 = 0,9959
Dimana nilai slope aka sama dengan Dk/Dt,
= 1 x 10-9 S/detik


Menentukan
DAB dengan literatur dengan
persamaan Wilke-Chang

(rumus di atas didapat dari buku Transport


Phenomena: A Unified Approach, Volume 2
oleh Robert S. Brodkey, Harry C. Hershey)
= faktor asosiasi
Mb = berat molekul air
nb = viskositas air = 0,01 gr/cm.detik
Va
= volum molar KCl = 1 x 10-3 mol/cm3


Perhitungan
kesalahan literatur

Percobaan 4
Difusi Cair-Cair (2 M)

No.

t(s)

K(S)

K(S)

60,8

0,0000608

180

62,5

0,0000625

360

63,3

0,0000633

540

64,2

0,0000642

720

65

0,000065

900

66,1

0,0000661

1080

66,8

0,0000668

1260

67,6

0,0000676

1440

68,2

0,0000682

10

1620

68,5

0,0000685

11

1800

68,7

0,0000687

Diketahui:
N = 121
D = 0,1 cm
L = 0,5 cm
V tangki= 900 cm3
CA (KCI) = 1 M = 1 x 10-3
mol/cm3
CM = 0,41 mol/cm3

Grafik K vs t (KCI 2M)


0
f(x) = 0x + 0
0 R = 0.97
0
0
Konduktivitas
0 (S)

2M
Linear
(2M)

0
0
0

200 400 600 800 100012001400160018002000


Waktu (s)


Mencari
nilai DAB
Dari grafik di atas diperoleh:

y = 4E-09x + 0,00006
R2 = 0,9684
Dimana nilai slope aka sama dengan Dk/Dt,
= 4 x 10-9 S/detik


Menentukan
DAB dengan literatur dengan
persamaan Wilke-Chang

(rumus di atas didapat dari buku Transport


Phenomena: A Unified Approach, Volume 2 oleh
Robert S. Brodkey, Harry C. Hershey)
= faktor asosiasi
Mb = berat molekul air
nb = viskositas air = 0,01 gr/cm.detik
Va
= volum molar KCl = 2 x 10-3 mol/cm3


Perhitungan
kesalahan literatur

Analisis Percobaan

Tujuan utama percobaan ini adalah mempelajari peristiwa difusi dari suatu cairan
berkonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.

Praktikum difusi cair-cair ini menggunakan dua variasi konsentrasi larutan KCl (1 M dan 2
M) sebagai larutan elektrolit. Penggunaan larutan KCl ini dikarenakan larutan KCl
merupakan larutan elektrolit kuat yang akan terionisasi sempurna dalam aquades
menjadi K+ dan Cl-

Larutan KCl dimasukkan ke dalam sel difusi yang mempunyai lapisan permeabel,
disinilah difusi terjadi antara larutan dengan tingkat konsentrasi elektrolit KCl tinggi ke
aquades.

Saat memasukkan sel difusi ke dalam water bath, ketinggian dari lapisan permeabel sel
difusi tidak boleh terlalu jauh dari permukaan air. Hal ini bertujuan agar proses difusi
tidak berjalan terlalu cepat, proses yang cepat akan menyebabkan kesetimbangan cepat
tercapai sehingga ke naikan konduktivitas larutan tidak dapat diamati dengan seksama

Analisis Percobaan

Konduktometer segera dihubungkan dengan water bath agar diketahui nilai


konduktansi awal (pada menit 0) yang digunakan sebagai acuan untuk mengamati
fenomena difusi cair-cair dan kemudian akan dicatat nilai konduktansi setiap tiga
menit.

Selama pencatatan berlansung, water bath akan diaduk dengan magnetic strirrer
agar ion-ion K+ dan Cl- terdispersi merata pada water bath.

Variasi konsentrasi digunakan dalam percobaan ini untuk mempelajari pengaruh


konsentrasi terhadap laju difusi

Analisis Hasil dan


Perhitungan

Pada percobaan ini, baik dengan konsentrasi 1 M ataupun 2 M terlihat nilai K yang
semakin besar seiring bertambahnya waktu. Hal ini terjadi karena ion-ion KCl yang
terurai dalam water bath juga meningkat.
Pada Konsentrasi KCl 2 M terlihat bahwa peningkatan konduktivitas dari menit 0 ke
menit ke 3 terjadi peningkatan konduktivitas yang signifikan, hal ini menjadi indikasi
semakin tinggi perbedaan konsentrasi kedua carian akan menyebabkan semakin
proses difusi terjadi. Setelah 3 menit, terlihat proses perpindahan relatif stabil.
Koefisien difusi dihitung dengan persamaan:

Dimana:

adalah perubahan konduktivitas terhadap waktu.

tersebut merupakan slope atau gradien pada persamaan garis yang diperoleh dari
plot data percobaan dalam bentuk grafik konduktivitas terhadap waktu
Koefisien difusi cairan literatur tersebut dapat dihitung dengan menggunakan
Persamaan Wilke-Chang:

Analisis Hasil dan


Perhitungan

Dari tabel di atas terlihat bahwa semakin besar


konsentrasi maka koefisien difusi juga semakin besar.
Dapat disimpulkan bahwa Sehingga semakin besar
konsentrasi maka semakin banyak ion K+ dan Clyang terionisasi dan terdifusi ke dalam air.

Analisis Alat dan Bahan


Pada percobaan difusi cair-cair ini alat-alat yang utama digunakan adalah sebagai berikut:

Beaker Glass

Beaker glass digunakan sebagai wadah water bath untuk menampung aquades tempat
terionisasinya ion KCl.

Konduktometer

Konduktometer digunakan untuk mengukur konduktivitas aquades, yang juga menandakan


bahwa larutan KCl telah terionisasi dalam aquades.

Sel difusi

Sel difusi diengkapi dengan membran permeabel, disini adalah tempat larutan elektrolit
diletakkan, dan akan terdifusi ke aquades yang memiliki konsentrasi yang lebih kecil
melewati membran yang permeabel.

Magnetic stirer

Magnetic stirer berguna untuk mendispersi ion-ion KCl dalam aquades agar ion, ion
tersebut tidak mengendap di bawah aquades

Analisis Alat dan Bahan


Pada percobaan difusi cair-cair ini bahan-bahan yang utama
digunakan adalah sebagai berikut:

Aquades

Aquades digunakan sebagai tempat terionisasinya larutan KCl.


Aquades tidak mengandung mineral, sehingga konduktivitas
yang terdeteksi benar-benar berasal dari ionisasi KCl

KCl

KCl

merupakan

senyawa

elektrolit

terionisasi secara sempurna di air.

kuat

yang

mudah

Analisis Kesalahan

Kesalahan pada percobaan ini dapat terjadi di


saat ketinggian antara permukaan air dan
membran permiabel tidak sama antara
kpercobaan konsentrasi 1 M dan 2 M.
Magenetic stirrer tidak mendispersi ion-ion KCl
secara sempurna, karena berada di bawah
dan berukuran kecil dibandingkan dengan
wadah water bath yang besar.
Terdapat pengotor dalam sel difusi atau di
wadah water bath hal ini dapat berpengaruh
terhadap nilai konduktivitas.

Kesimpulan

Dari pengolahan data cair-cair didapatkan tabel sebagai berikut:

Terlihat dari tabel di atas, semakin tinggi konsentrasi larutan akan semakin
tinggi koefisien difusifitasnya.

You might also like