Professional Documents
Culture Documents
Adri Senen
Dosen Program Studi Teknik Elektro Politeknik Bengkalis
Jl. Bathin Alam, Sei. Alam Bengkalis Riau
Ad_senen@Yahoo.com
Abstrak
Kontinuitas pelayanan dan sistem tenaga listrik yang handal merupakan dambaan semua pihak,
baik konsumen maupun produsen tenaga listrik. PT PLN (Persero) berkewajiban menjaga mutu
keandalan sistem dan pelayanan terhadap gangguan-gangguan yang mungkin terjadi pada gardu
induk, dan saluran transmisi dan distribusi. Dengan adanya distribusi yang baik, kerugian yang
disebabkan oleh adanya rugi-rugi daya dapat dikurangi sehingga daya yang hilang tidak terlalu
besar, dan dengan sendirinya kerugian yang harus ditanggung oleh PT. PLN menjadi lebih kecil.
Masalah distribusi merupakan masalah operasi sistem tenaga listrik yang perlu mendapat
penanangan tersendiri. Oleh karena itu, penulis mencoba melakukan studi perhitungan dan analisa
terhadap salah satu jaringan distribusi daya listrik yang berada dikota Padang
Kata kunci : Kontinuitas pelayanan, keandalan sistem, distribusi daya listrik, rugi-rugi jaringan,
rugi-rugi daya, analisa jaringan.
Turbi
n
Genera
tor
Trafo
penaik
Tenaga
listrik
3 fasa
Trafo
penurun
Beban
listrik
Beban
listrik
Pusat Pembangkit
Sistem transmisi
tegangan tinggi
Sistem distribusi
tegangan rendah
22
LPPM-POLTEKNIK BENGKALIS
Feeder 1
Feeder 2
G
I
ABS A
ABS C
ABS B
Mesh / Grid
Tipe ini memungkinkan gardu distribusi
disuplai dari dua atau lebih gardu induk.
Tipe ini membutuhkan lebih banyak ABS
dibandingkan dengan tipe loop.
Gambar 4. Saluran distribusi primer tipe mesh/grid
A
ABS
2
GI A
GI
B
c. Spindle
Tipe spindle adalah tipe radial yang
dilengkapi dengan gardu hubung dan
express feeder,
sehingga memungkinkan
.
gardu distribusi salah satu feeder disuplai
dari express feeder.
Gambar 5. Saluran distribusi primer tipe spindle
Express Feeder
G
I
Gardu hubung
23
LPPM-POLTEKNIK BENGKALIS
L FD =
I avg
(1)
I max
L FS = 0,3L FD + 0,7 L FD
(2)
I max
L
(4)
1
(0,876 L + 53)dL
L 0
(5)
(6)
I avg
(7)
(8)
I max
I max =
(9)
Dimana :
Imax adalah arus maksimum yang dapat
didekati dengan jumlah total MCB
R adalah resistansi total saluran rumah dapat
dicari dengan spesifikasi kabel
sambungan rumah
LFD adalah faktor beban
Untuk total rugi-rugi
sambungan rumah
adalah
(10)
PTot = PSR.A + PSR.B + PSR.C
3.3. Perhitungan Rugi-Rugi Total
= ESU + ESR
(11)
Dimana :
ESU adalah rugi-rugi saluran
ESR adalah rugi-rugi sambungan rumah
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
24
LPPM-POLTEKNIK BENGKALIS
m=
53
LA
4.1.1 Jalur A
4.1.1.1. Fasa R
m=
53
= 0,876 A / m
60,5
I (L ) = 0,876 L + 53
Akhirnya Imax dapat dihitung :
I max =
60
Arus (A)
50
30
I max
20
L
1
0,438L2 + 53L 0
L
= 0,438(60,5) + 53 = 26,501 A
I max =
40
1
(0,876 L + 53)dL
L 0
10
08
.0
0
10
.0
0
12
.0
0
14
.0
0
16
.0
0
19
.0
0
21
.0
0
23
.0
0
01
.0
0
03
.0
0
05
.0
0
07
.0
0
Waktu (jam)
I avg
I max
LFD =
10,02
= 0,189
53
3.1.1.2 Fasa S
I (L ) = mL + C
Gradien m:
m=
I max
L
25
LPPM-POLTEKNIK BENGKALIS
I (L ) = 0,502 L + 30,4
07.00
05.00
03.00
01.00
23.00
21.00
19.00
16.00
14.00
12.00
10.00
Arus (A)
35
30
25
20
15
10
5
0
I max =
Waktu (jam)
1
(0,502 L + 30,4)dL
L 0
L
1
0,251L2 + 30,4 L 0
L
= 0,251(60,5) + 30,4 = 15,21A
I max =
I max
I avg
I max
22,06
=
= 0,725
30,4
2
P = I max
.R.L FS
4.1.1.3 Fasa T
2
= 0,584
Gradien m :
Kurva Beban Harian Jalur A Fasa T
m=
1.5
C = 30,4
07.00
05.00
03.00
01.00
23.00
21.00
19.00
16.00
14.00
12.00
30,4
= 0,502 A / m
60,5
1
0.5
10.00
08.00
I max
L
Arus (A)
m=
Waktu (jam)
26
LPPM-POLTEKNIK BENGKALIS
L FD =
LFD =
I avg
I max
0,093
= 0,052
1,78
= 0,016
I (L ) = mL + C
Gradien m:
Arus (A)
1,78
LA
30
20
10
0
08
.0
0
10
.0
0
12
.0
0
14
.0
0
16
.0
0
19
.0
0
21
.0
0
23
.0
0
01
.0
0
03
.0
0
05
.0
0
07
.0
0
I
m = max
L
m=
1,78
= 0,029 A / m
60,5
Waktu (Jam)
C = 1,78
L FD =
I (L ) = 0,029L + 1,78
LFD
I max
1
= (0,029 L + 1,78)dL
L0
I max
1
0,014 L2 + 1,78 L 0
L
= 0,014(60,5) + 1,78 = 0,933 A
I max =
I avg
I max
19,593
=
= 0,702
27,9
27
LPPM-POLTEKNIK BENGKALIS
Gradien m :
4.1.2. Jalur B
m=
I max
L
I max =
1
(0,461L + 27,9 )dL
L 0
I max =
L
1
0,23L2 + 27,9 L 0
L
PN = 3,25 Watt
Jadi total rugi rugi saluran untuk Jalur A
PTOT = PR + PS + PT + PN
= 1,706 + 4,053 + 0,0004 + 3,25 =
9,0094watt
dan untuk energi
E
= PTOT x T
T dihitung dari selang waktu pemadaman
pertama dengan pemadaman kedua
E
= 7,808 watt x 360
= 2810,88 Wh
= 2,810 kWh
4.1.3. Jalur C
Total rugi rugi saluran untuk Jalur C (Proses
perhiungan sama dengan Jalur A)
PTOT = PR + PS + PT + PN
= 87.647 + 198.2 + 71,497 + 27,821
= 385,165 Watt
dan untuk energi
E
= PTOT x T
28
LPPM-POLTEKNIK BENGKALIS
+8
(6 + 8 + 7 + 5 + 9 + 4 + 3 + 11 + 8 + 9 + 15 + 10 + 5 + 10 + 6 + 7 + 3 + 15Dimana
L = + 4 + 10 + 10 + 6 + 7 + 6 + 7 + 9 + 5 + 15 + 7)
30
240
=
= 8m / rumah
n
30
SR
400
300
200
100
0
14:00
12:00
10:00
8:00
6:00
4:00
2:00
0:00
22:00
20:00
18:00
Waktu (Jam)
= ESU + ESR
= 1433,364 kWh + 9,79 kWh
= 1443,154 kWh
V. ANALISA
16:00
Arus (A)
I avg
I max
172.6
=
= 0.603
286
Rugi - rugi
x100%
KWH terpakai
29
LPPM-POLTEKNIK BENGKALIS
3572.7
x100%
27182.4
= 11.62 %
% Rugi - rugi =
6.2.Saran
DAFTAR PUSTAKA
6.1. Kesimpulan
30