Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Artritis adalah suatu bentuk penyakit sendi yang sering dijumpai, meliputi
bermacam-macam kelainan dengan penyebab yang berbeda. Beberapa diantaranya
disebabkan oleh proses peradangan yang sebenarnya, seperti artritis reumatoid.
Radang sendi atau artritis reumatoid (AR) merupakan penyakit autoimun (penyakit
yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri) yang
mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi. Penyakit ini menyerang
persendian, biasanya mengenai banyak sendi yang ditandai dengan radang pada
membran sinovial dan struktur-struktur sendi serta atrofi otot dan penipisan tulang.
Peradangan sinovium dapat menyerang serta merusak tulang dan kartilago. Sel
penyebab radang melepaskan enzim yang dapat mencerna tulang dan kartilago,
sehingga dapat terjadi kehilangan bentuk dan kelurusan pada sendi yang
menghasilkan rasa sakit dan pengurangan kemampuan bergerak. Artritis Reumatoid
lebih sering dijumpai pada wanita, dengan perbandingan wanita dan pria sebesar 3:1.
Perbandingan ini mencapai 5:1 pada wanita dalam usia subur. AR dapat
mengakibatkan nyeri, kemerahan, bengkok dan panas di sekitar sendi. 1,2,3
Umumnya penyakit ini menyerang pada sendi-sendi bagian jari, pergelangan
tangan, bahu, lutut, dan kaki. Pada penderita stadium lanjut akan membuat penderita
tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan kualitas hidupnya menurun. Gejala
yang lain berupa demam, nafsu makan menurun, berat badan menurun, lemah dan
kurang darah. Namun kadang kala penderita tidak merasakan gejalanya. Faktor
pencetus mungkin adalah suatu bakteri, mikoplasma, virus yang menginfeksi sendi
atau mirip dengan sendi secara antigenis. AR diperkirakan terjadi karena predisposisi
genetik terhadap penyakit autoimun.2.3
Diperkirakan kasus AR diderita pada usia di atas 18 tahun dan berkisar 0,1%
sampai dengan 0,3% dari jumlah penduduk. Di Malang, Jawa Timur, prevalensi AR
pada penduduk kota dan desa dilaporkan sebanyak 0,5-0,6%. Walaupun prevalensinya
tidak tinggi, nyeri dengan intensitas tinggi dan destruksi
sendi progresif
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pergelangan tangan dan kaki. Pada sendi sinovial, tulang-tulang ditahan menjadi
satu oleh suatu simpai sendi dengan permukaan yang berhadapan, dilapisi
tulang rawan sendi, dipisahkan oleh celah sempit yang mengandung cairan
sinovial.7,8
Tulang rawan sendi dibentuk oleh tulang rawan jenis hialin, walaupun
matriksnya mengandung banyak serat kolagen. Pada beberapa tempat, seperti
tepi fosa glenoid dari sendi bahu dan asetabulum sendi panggul, tulang
rawannya bersifat fibrosa. Lapis terdalam tulang rawan sendi mengapur dan
melekat sangat erat pada tulang di bawahnya. Tulang rawan sendi tidak
memiliki serat saraf atau pembuluh darah dan tidak dibungkus oleh
perikondrium.8
mitiokondria dan vesikel mikropinositotik, lisosom dan suatu aparat golgi yang
menonjol. Sel ini berdaya fagositsis aktif. Dalam sel sinovial B ( atau sel F),
organel-organel ini kurang berkembang tetapi sebaliknya sistem retikulum
endoplasma granular sangat luas dan biasanya mempunyai ciri-ciri struktural
menyerupai fibroblast. Membran sinovial seringkali menjulur ke dalam rongga
sendi berupa lipatan kasar (vili sinovia) dan dapat menonjol (evaginasi) keluar
menembus lapis luar simpai, diantara tendo dan otot berdekatan membentuk
saku yang dikenal sebagai bursa.13
Membran sinovial menghasilkan cairan sinovial. Cairan kental ini diduga
terutama terbentuk sebagai dialisat (hasil dialisis) plasma darah dan limfe.
Unsur musin dari cairan sinovial yang terdiri atas asam hialuronat dan secara
kovalen terikat pada protein, dihasilkan oleh sel-sel sinovial. Cairan ini
berfungsi sebagai pelumas dan nutritif untuk sel tulang rawan sendi. Rongga
sendi kadang-kadang terbagi sebagian atau seluruhnya oleh diskus intraartikular yang terdiri atas fibrokartilago. Pada tepinya, diskus ini berhubungan
dengan lapis fibrosa dari simpai.14
Pada sendi sinovial (diartrosis), tulang-tulang yang saling berhubungan
dilapisi rawan sendi. Rawan sendi merupakan jaringan avaskular dan juga tidak
memiliki jaringan saraf, berfungsi sebagai bantalan terhadap beban yang jatuh
kedalam sendi. Rawan sendi dibentuk oleh sel rawan sendi (kondrisit) dan
matriks rawan sendi. Kondrosit berfungsi menyintesis dan memelihara matriks
rawan sehingga fungsi bantalan rawan sendi tetap terjaga dengan baik. Matriks
rawan sendi terutama terdiri dari air, proteoglikan, dan kolagen. Proteoglikan
merupakan molekul yang kompleks yang tersusun atas inti protein dan molekul
glikosominoglikan.7
Glikosominoglikan yang menyusun proteoglikan terdiri dari keratin sulfat,
kondroitin-6-sulfat dan kondroitin-4-sulfat. Bersama-sama dengan asam
hialuronat, proteoglikan membentuk agregat yang dapat menghisap air dari
sekitarnya sehingga mengembang sedemikian rupa dan membentuk bantalan
yang baik sesuai dengan fungsi rawan sendi. Rawan sendi merupakan jaringan
yang avaskuler, oleh karena itu makanan didapatkan dengan jalan difusi. Beban
yang intermiten pada rawan sendi sangat baik bagi fungsi difusi nutrien untuk
rawan sendi.7
7
Cairan sendi yang normal bersifat jernih, kekuningan dan viskous, hanya
beberapa ml volumenya dalam sendi yang normal.2,3
Komponen penunjang sendi yaitu:
1) Kapsula sendi adalah lapisan berserabut yang melapisi sendi. Di bagian
dalamnya terdapat rongga.
2) Ligamen (ligamentum) adalah jaringan pengikat yang mengikat luar ujung
tulang yang saling membentuk persendian. Ligamentum juga berfungsi
mencegah dislokasi.
3) Tulang rawan hialin (kartilago hialin) adalah jaringan tulang rawan yang
menutupi kedua ujung tulang. Berguna untuk menjaga benturan.
4) Cairan sinovial adalah cairan pelumas pada kapsula sendi.
Ada berbagai macam tipe persendian:
1) Sinartrosis
Sinartrtosis adalah persendian yang tidak memperbolehkan pergerakan.
Dapat dibedakan menjadi dua:
a) Sinartrosis sinfibrosis: sinartrosis yang tulangnya dihubungkan jaringan
ikat fibrosa. Contoh: persendian tulang tengkorak.
b) Sinartrosis sinkondrosis: sinartrosis yang dihubungkan oleh tulang
rawan. Contoh: hubungan antarsegmen pada tulang belakang.
2) Diartrosis
Diartrosis adalah persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan. Dapat
dikelempokkan menjadi:
a) Sendi peluru: persendian yang memungkinkan pergerakan ke segala
arah. Contoh: hubungan tulang lengan atas dengan tulang belikat.
b) Sendi pelana: persendian yang memungkinkan beberapa gerakan rotasi,
namun tidak ke segala arah. Contoh: hubungan tulang telapak tangan
dan jari tangan.
c) Sendi putar: persendian yang memungkinkan gerakan berputar (rotasi).
Contoh: hubungan tulang tengkorak dengan tulang belakang I (atlas).
d) Sendi luncur: persendian yang memungkinkan gerak rotasi pada satu
bidang datar. Contoh: hubungan tulang pergerlangan kaki.
e) Sendi engsel: persendian yang memungkinkan gerakan satu arah.
Contoh: sendi siku antara tulang lengan atas dan tulang hasta.
3) Amfiartosis adalah persendian yang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan
sehingga memungkinkan terjadinya sedikit gerakan
a)
b)
B. ARTRITIS REUMATOID
1. Definisi
Artritis rheumatoid adalah gangguan kronik yang menyerang berbagai sistem
organ. Penyakit ini adalah salah satu dari sekelompok penyakit jaringan ikat difus
yang diperantarai oleh imunitas dan tidak diketahui penyebabnya. Pada pasien
biasanya terjadi destruksi sendi progresif, walaupun episode peradangan sendi
dapat mengalami masa remisi.16
2. Etiologi
Artritis Reumatoid merupakan penyakit multifaktorial atau penyakit yang
dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor. Tanda- tanda penyakit multifaktorial
adalah sebagai berikut :
a.
b.
c.
Fenotipik heterogen
d.
Ada beberapa gambaran klinis yang lazim ditemukan pada seseorang AR.
Gambaran klinis ini tidak harus timbul sekaligus pada saat yang bersamaan oleh
karena penyakit ini memiliki gambaran klinis yang sangat bervariasi.
a.
Gejala gejala konstitusional, anoreksi, kelelahan, demam
b.
Poliartritis simetris, terutama pada sendi perifer, termasuk sendi tangan, namun
c.
d.
e.
f.
g.
mengenakan bidai leher bila mengendarai mobil atau motor dan harus
dilakukan foto leher posisi fleksi sebelum menjalani anestesi umum. Artritis
reumatoid juga dapat mengakibatkan miopati.17
bisa berupa antigen eksogen, seperti protein virus atau protein antigen endogen.
Baru-baru ini sejumlah antigen endogen telah teridentifikasi, seperti citrullinated
protein dan human cartilage glycoprotein 39.
faktor ini dalam proses patogenesis AR tidaklah diketahui secara pasti, tapi
kemungkinan besar reumatoid faktor mengaktiflkan berbagai komplemen melalui
pembentukan immun kompleks.aktifasi CD4+ sel T juga mengekspresikan
osteoklastogenesis yang secara keseluruhan ini menyebabkan gangguan sendi.
Aktifasi makrofag, limfosit dan fibroblas juga menstimulasi angiogenesis sehingga
terjadi peningkatan vaskularisasi yang ditemukan pada sinovial penderita AR.
Semua hal tersebut akan menyebabkan erosi dari tulang dan kartilago sendi.
5. Pemeriksaan laboratorium
a.
Faktor reumatoid, autoantibodi ini adalah suatu faktor anti-gama globulin,
immunoglobulin (IgM), yang beraksi terhadap perubahan IgG, titer lebih
tinggi bila terdapat nodul rheumatoid, vaskulitis, penyakit berat, dan prognosis
b.
c.
d.
buruk.
LED : indeks peradangan tidak spesifik, meningkat pada kasus ini
Pada AR dapat menyebabkan anemia normistik nomokrom melalui
pengaruhnya pada sumsum tulang.
Cairan sinovial normal jernih, kuning muda, hitung leukosit <200/mm 3.pada
AR cairan sinovial kehilangan viskositasnya dan hitung sel leukosit meningkat
15.000-20.000/mm3, cairan tidak jernih serta dapat beku dan bekuannya tidak
kuat, mudah pecah.18
6. Gambaran Radiologi
Diagnosis AR dapat di tegakkan dengan pemeriksaan radiologi, seperti foto polos
yang menunjukkan gambaran :
a. Osteopenia/ Penurunan densitas demineralisasi tulang yang merupakan hasil
dari peningkatakan
terjadi whases out the calcium sehingga pada tahap awal tidak ditemukan
kelainan radiologi kecuali pembengkakan jaringan. Bila sendi rusak lebih berat
akan terjadi penyempitan ruang sendi karena hilangnya tulang rawan sendi .
Di awal proses peradangan, hanya bagian periartikular tulang yang terkena.
Seiring perjalanan penyakit akan terjadi osteopenia umum tulang secara
keseluruhan.
b. Erosi tulang di tepi sendi/ Marjinal erosi
c. Subluksasi Karena kelemahan ligamen atau kapsuler
d. Perubahan-perubahan di atas biasanya irreversible
Gambar 8. Foto polos radiologi pada arthritis reumathoid 20,21,22
REUMATHOID ARTHRITIS OF THE HAND
13
Pada gambar tersebut terlihat setiap sendi methacarpal terkena. Pasien pada
gambar tersebut telah berkembang kearah kerusakan ligamnetum akibat
arthritis reumathoid. Deviasi kearah radial dari korpus dan deviasi kearah ulnar
dari digital akan memberikan gambaran zig-zag pattern.
14
15
16
17
18
At first glance, the plain film resembles OA but note the joints are narrowed
symetrically unlike OA. The hips look like they will migrate right into the
middle of the pelvis this is called protrusio acetabulae
19
20
21
22
Sagittal T1-weighted MRI shows erosive changes in the lunate, capitate, and
metacarpal bases in a patient with rheumatoid arthritis of the hands. Courtesy
of J. Tehranzadeh, University of California at Irvine.
23
Ultrasonography
Gambar 10. USG pada Arthritis Reumathoid 21.
de color Doppler sonogram in a patient with active rheumatoid arthritis. Dorsal (extensor)
surface of the second metacarpophalangeal joint is imaged. Intense-amplitude Doppler color
flow signal demarcates the inflamed synovium (ie, joint pannus) resulting from severe
hyperemia. Solid arrows indicate the extensor tendon sheath and dorsal and volar margins.
Straight open arrow indicates the synovium of the joint overlying the proximal phalanx of the
second digit. Curved open arrow indicates the inflamed synovium overlying the metacarpal.
The asterisk indicates a small amount of anechoic fluid in the joint space.
Power Doppler image shows hyperemic blood flow in the flexor tendon sheath in a patient
with rheumatoid arthritis of the hands.
24
7. Penegakkan diagnosis AR
Seseorang dikatakan menderita AR jika memenuhi sekurang-kurangnya
kriteria 1-4 yang diderita sekurang-kurangnya 6 minggu.
Tabel 1. Kriteria American Rheumatism Association untuk Artritis Reumatoid4
No
1
Kriteria
Kaku pagi hari
Definisi
Kekakuan pada pagi hari pada persendian dan
sekitarnya, sekurangnya selama 1 jam sebelum
perbaikan maksimal
terjadi
pembengkakan
satu
tangan
Artritis simetris
Nodul reumatoid
Perubahan
radiologis
dengan
sendi
(perubahan
25
akibat
PIP
Proximal
Interphalangeal,
MCP=Metacarpophalangeal,
MTP=Metatarsophalangeal
8. Penatalaksanaan
a. Menghilangkan nyeri dan peradangan
b. Mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal dari pasien
c. Mencegah dan memperbaiki deformitas yang terjadi pada sendi
d. Terapi pengobatan AINS
e. Kortikosteroid, indikasi diberikan ini adalah,
1) Pemberian oral kronik diberikan bila tidak berespon terhadap AINS dan
obat-obatan bekerja lambat
2) Untuk mengatasi gejala-gejala penyakit yang terjadi selama menunggu efek
dari obata-oabtan yang bekerja lambat
3) Suntikan intaratikuler, bial terjadi eksaserbasi akut dari sinovitis pada sendi
yang gerakkannnya menjadi terganggu
4) Pemberian dosis tinggi per oral untuk jangka waktu pendek untk mengatasi
serangan berat
(obat ini sebagai antiperadangan dan imunosupresif, tapi hati-hati pemakaian jangka
panjang).2
9. Diferensial Diagnosis
a. Osteoarthitis
1) Definisi
Osteoartritis (OA) ialah suatu penyakit kerusakan tulang rawan sendi
yang berkembang lambat yang tidak diketahui penyebabnya, meskipun
terdapat beberapa faktor resiko yang berperan. Keadaan ini berkaitan dengan
usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang
menanggung beban dan secara klinis ditandai oleh nyeri, deformitas,
pembesaran sendi, dan hambatan gerak.22,23
Sering kali berhubungan dengan trauma atau mikrotrauma yang
berulang-ulang, obesitas, stress oleh beban tubuh, chronic inflammatory
arthritis, malformasi kongenital, dan penyakit-penyakit sendi lainnya.`17,18
2) Etiologi Dan Faktor Risiko
Etiologi penyakit ini tidak diketahui dengan pasti. Untuk penyakit
dengan penyebab yang tidak jelas, istilah faktor risiko (faktor yang
meningkatkan risiko penyakit) adalah lebih tepat. Harus diingat bahwa
masing-masing sendi mempunyai biomekanik, cedera, dan persentase
gangguan yang berbeda, sehingga peran faktor-faktor risiko tersebut untuk
masing-masing OA tertentu berbeda. Faktor-faktor risiko OA individu dapat
dipandang sebagai :
26
Umur
b)
Jenis kelamin
c)
Suku bangsa
d)
Genetik
e)
f)
g)
Kelainan pertumbuhan
h)
Faktor-faktor lain
i)
3) KLASIFIKASI
Osteoartritis dibagi menjadi 2 berdasarkan etiologi yang mendasari terjadinya
OA (tabel 1), yaitu :
a) Osteoartritis Primer
b)Osteoartritis Sekunder
Osteoartritis primer disebabkan oleh tekanan yang berlebihan pada sendi
yang menahan berat tubuh atau tekanan yang normal pada sendi yang lemah.
OA primer sering menyerang sendi jari-jari, panggul dan lutut, tulang belakang
servikal dan lumbal, serta ibu jari. Obesitas juga meningkatkan tekanan pada
sendi yang menahan berat badan. OA primer sering dicetuskan kerusakan
enzim, penyakit tulang, dan gangguan fungsi hati. 29,30
Osteoartritis sekunder disebabkan oleh trauma kronik atau tiba-tiba pada
sendi. OA sekunder dapat terjadi pada beberapa sendi. OA sekunder
berhubungan dengan beberapa faktor, antara lain:29,30,31
a.
b.
c.
d.
4) Patogenesis
Kartilago sendi yang merupakan sasaran utama OA, memiliki dua
fungsi mekanis utama. Pertama, kartilago membentuk permukaan yang
sangat halus sehingga pada pergerakan sendi satu tulang menggelincir tanpa
hambatan terhadap tulang yang lain (dengan cairan sinovium sebagai
pelumas). Kedua, kartilago sendi merupakan penyerap beban (shock
absorber) dan mencegah pengumpulan tekanan pada tulang sehingga tulang
tidak patah sewaktu sendi mendapat beban. 25
Kartilago terdiri dari sel kondrosit (2%) dan matriks ekstraseluler
(98%). Kondrosit berperan dalam sintesis kolagen dan proteoglikan,
sedangkan matriks ekstraseluler sebagian besar terdiri dari air (65-80%),
kolagen tipe II (15-25%), proteoglikan (10%), dan sisanya kolagen tipe VI,
IX, XI, dan XIV. Proteoglikan terdiri dari inti protein dengan cabang-cabang
glikosaminoglikan,
terutama
krondoitin
sulfat
dan
keratin
sulfat.
(stromelysin,
collagenase,
28
dan
gelatinase)
yang
merusak
faktor
regeneratif
terdapat
enzim
tissue
inhibitor
of
30
32
4-6
glenohumeral atau pergelangan kaki jarang sekali dan terutama terbatas pada
orang tua. Distribusi yang selektif seperti itu sampai sekarang masih sulit
dijelaskan (gambar 2). 26
31
Osteoartritis
merupakan
menderita
daripada
pria,
dan
berkembang
menopause.17
Gambar 12 Lokasi Osteoartritis di Tangan 2
32
terutama
setelah
Lutut merupakan titik tumpuan tubuh yang utama sehingga sendi lutut
paling sering terkena OA. Jika tidak ditangani, maka OA lutut dapat
disabilitas.17 OA lutut
menyebabkan
dapat
mengenai
kompartemen
6) Pemeriksaan Radiologi
Diagnosis OA biasanya didasarkan pada gambaran klinis dan
radiografis.
2,4-9
Note the narrowing of the joint spaces and the increased density around
the joints due to the subchondral sclerosis (black arrows). There are also
a few osteophytes (white arrow).
These are plain film images of a right knee with narrowing of the medial
compartment and a widening of the lateral compartment. There are also a
number of osteophytes and a large subchondral cyst where the bones have
been rubbing on each other
The left image is OA of the spine with resulting scoliosis. Note the
asymmetric disk space as well as the large osteophytes which develop in
attempt to bear some of the weight of the body (arrow). The right image is
a photo of a gross spine from another patient with OA of the spine. Note
35
the the large bulky osteophytes and subchondral sclerosis of the abnormal
disk as compared to the normal disk above (arrow).
Gambar a
Gambar b
Gambar a
Gambar b
Gambar c
Gambar d
36
Gambar e
Gambar f
Gambar g
gambar h
Keterangan gambar :
Gambar a
Gambar b
Gambar c
Gambar d
Gambar e
Gambar f
Gambar g
Gambar h
: Deformitas tungkai
b. GOUT
1) Definisi
Merupakan kelompok penyakit heterogen aibat deposisi Kristal
monosodium urat pada jaringan / akibat supersaturasi asam urat di cairan
ekstraseluler .Suatu sindrom klinis yang ditandai oleh meningkatnya
konsentrasi asam urat (hiperurisemia). Banyak terdapat pada laki-laki dari
37
pada wanita. Keadaan normal pada laki-laki mulai meningkat saat pubertas,
sedangkan
wanita
meningkat
setelah
menopause
karena
estrogen
meningkatkan eksresi asam urat melalui ginjal. Gout arthritis, atau lebih
dikenal dengan nama penyakit asam urat, adalah salah satu penyakit
inflamasi yang menyerang persendian. Gout arthritis disebabkan oleh
penimbunan asam urat (kristal mononatrium urat), suatu produk akhir
metabolisme purin, dalam jumlah berlebihan di jaringan. Kadang-kadang
terbentuk agregat kristal besar yang disebut sebagai tofi (tophus) dan
menyebabkan deformitas.2
2) Patofisiologi
Peningkatan kadar
asam urat
serum dapat
disebabkan
oleh
Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur
penghematan (salvage pathway).
1.
ini
dikatalisis
oleh
dua
enzim:
hipoxantin
guanin
Sebagian
kecil
asam
urat
yang
diresorpsi
kemudian
terutama
leukotrien
B.
Kematian
neutrofil
akan
melakukan
aktivitas
fagositosis,
dan
juga
Penimbunan
kristal
urat
dan
serangan
yang
berulang
akan
dan dapat diikuti oleh fusi sendi (ankilosis). Tofus dapat terbentuk di
tempat lain (misalnya tendon, bursa, jaringan lunak). Pengendapan
kristal asam urat dalam tubulus ginjal dapat mengakibatkan
penyumbatan dan nefropati gout.1,2
3) Manifestasi Klinik
Terdapat empat tahap perjalanan klinis dari penyakit gout yang tidak di obati.
Tahap kedua ---arthritis gout akut , pada tahap ini terjasi awitan
mendadak pembengkakkan dan nyeri luar biasa bisa pulih tanpa
pengobatan tp memakan waktu 10-14 hari.
Tahap ketiga serangan gout akut, tahap interkritis tidak terdapat gejala
pada tahap ini samapi beberapa bulan - tahun
Dapat terbentuk batu ginjal dari akibat sekunder gout, batu biasanya kecil,
bulat, dan tidak terlihat pada pemeriksaan radiologi.
41
4) Temuan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium, kadar asam urat darah yang tinggi > dari
6mg/dl
Leukositosis ringan
LED meningkat
5) Pemeriksaan Radiologi
Inflamsi asimetris
Arthritis erosive disertai nodul jaringan lunak
Gambar.14 foto polos GOUT 20,21.
views of both feet show an asymmetric arthritis involving the great toes
predominantly as well as other joints. This arthritis is characterized by well
marginated erosions, a large area of soft tissue swelling related to tophus,
with relative preservation of the joint space given the amount of periarticular
erosion present. The findings are typical of gout, which spares the joint space
itself until late in the disease. The erosions with their overhanging edges
have been called "Mickey Mouse ears" or "cookie cutter" type erosions.
42
Early-phase 1 findings in gout are limited to the soft tissues. The typical
finding is an asymmetric swelling around the affected joint. Another finding
that may be evident in the early phase of gout is edema of the soft tissues
around the joints. In a patient who has had multiple episodes of gouty
arthritis in the same joint, a cloudy area of increased opacity may be seen on
plain-film radiographs
43
In the intermediate phase 2 of gout, the earliest bony changes appear. Most
commonly,
the
bony
changes
initially
appear
in
the
first
44
GAMBARAN TOFUS
BAB III
PENUTUP
45
DAFTAR PUSTAKA
1. Robbins L.S., Kumar V . 1995. Buku Ajar Patofisiologi II Edisi 4.EGC. pp: 464-6.
2. Corwin E.J. 2000. Patofisiologi. EGC. pp: 308-9.
3. Wastu P. 2010. Kriteria Spesifik Reumatoid Artritis. http://www.
fkumyecase.net/wiki/index.php?
46
13. http://2.bp.blogspot.com/-nVWRpKe-6WA/TVqC0mnGxqI
/AAAAAAA
diakses
49