You are on page 1of 5

KERANGKA ACUAN

PERAN SERTA MASYARAKAT dalam PENGELOLAAN LINGKUNGAN


HIDUP TAHUN 2015
(PENERAPAN KONSEP KAMPUNG HIJAU)
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Pasal 70 ayat (1) disebutkan bahwa Masyarakat memiliki hak
dan kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan akif dalam
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup Selain itu di dalam Undangundang No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah Pasal 11 ayat (1) point (a)
disebutkan bahwa Setiap orang berhak memperoleh informasi yang benar, akurat,
dan tepat waktu mengenai penyelenggaraan pengelolaan sampah dan point (b)
Memperoleh pembinaan agar dapat melaksanakan pengelolaan sampah secara
baik dan berwawasan lingkungan.
Untuk merubah pola pikir dan wawasan secara umum tentang keikutsertaan
masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup serta mendukung penilaian
program adipura di Kota Tangerang, maka Badan Pengendalian Lingkungan Hidup
Kota Tangerang memunculkan kegiatan Peningkatan Peran Serta Masyarakat
dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Penerapan Konsep Kampung Hijau).
Konsep Kampung Hijau berangkat dari tiga filosofi yaitu ekologi, sosial dan
ekonomi. Ekologi berkaitan dengan bagaimana masyarakat mengelola sumber daya
yang ada berdasarkan prinsip-prinsip keharmonisan dan memperhatikan aspekaspek lingkungan hidup. Kedua, sosial berkaitan dengan budaya dan masyarakat
setempat. Ketiga, aspek ekonomi, ini berkaitan dengan dampak dari penerapan
dua filosofi awal tadi. Artinya pelaksanaan prinsip-prinsip ekologi dan sosial
ternyata memiliki implikasi positif bagi perekonomian warga/masyarakat.
Proses Pengelolaan Limbah Padat Konsep Kampung Hijau

Diharapkan dengan dilaksanakannya kegiatan Peningkatan Peran Serta Masyarakat


dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Penerapan Konsep Kampung Hijau) dapat
mendorong masyarakat (khususnya para kader lingkungan) untuk lebih peduli
terhadap lingkungan hidup di sekitarnya.

2. LANDASAN HUKUM
Aspek landasan hukum yang mendasari kegiatan Peran Serta Masyarakat dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup antara lain :
Undang-undang No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Undang-undang No 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
Peraturan Daerah Kota Tangerang No 2 tahun 2009 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Peraturan Daerah Kota Tangerang No 3 tahun 2009 tentang Persampahan.

3. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dilaksanakannya Kegiatan Peran serta masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan hidup (penerapan konsep kampung hijau) ini adalah sebagai berikut:

Memberikan informasi dan pelatihan keterampilan mengenai cara-cara


pengelolaan dan pemanfaatan limbah rumah tangga kepada masyarakat.

Menjaring kader-kader lingkungan yang peduli terhadap pengelolaan lingkungan


hidup.

Menumbuhkembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarakat dalam


menerapkan konsep kampung hijau di lokasi perumahannya masing-masing.

Mendukung terwujudnya Kota Tangerang Green, Clean and Blue.

Adapun tujuan dilaksanakan Kegiatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan


lingkungan (penerapan konsep Kampung Hijau) ini adalah
-

Menjaring kader-kader lingkungan yang peduli terhadap lingkungan hidup dari


200 peserta pelatihan

Meningkatkan keterampilan, kesadaran dan kepeloporan masyarakat (kader


lingkungan) dalam melakukan pengelolaan lingkungan hidup khususnya di
rumah tangganya dan umumnya di lingkungan sekitar rumahnya.

4. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan
hidup (penerapan konsep Kampung Hijau) ini adalah :
Pemberian
penyuluhan/pelatihan/bimbingan
teknis
serta
pembinaan
pengelolaan lingkungan hidup atau cara-cara/teknik pengelolaan lingkungan
hidup di perumahan. Target peserta adalah 200 orang yang berasal dari
perumahan sebagaimana terlampir. Di dalam pembinaan ini para peserta
dikelompokkan menjadi 10 lokasi perumahan penyuluhan/pelatihan yang
masing-masing berjumlah 20 orang. Pembinaan akan dilakukan selama 2 bulan
secara kontinyu.
Pemilihan 10 lokasi perumahan berdasarkan usulan dari Kecamatan, kemudian
dilakaukan survei pendahuluan oleh tim BLH di setiap perumahan dan
memberikan kuisoner tentang kampung hijau
Pelaksanaan bimbingan teknis dan pembinaan pengelolaan lingkungan oleh
konsultan tim pembina kampung hijau yang terdiri dari :
-

Ahli lingkungan (S2)/team leader dengan pengalaman 5 - 8 tahun di bidang


pengelolaan lingkungan hidup. Ahli lingkungan merupakan merupakan
magister teknik lingkungan / magister ilmu lingkungan. Kemampuan tenaga
ahli dibuktikan dengan pengalaman kerja pribadi dibidang yang berkaitan
dengan peran serta masyarakat, ekonomi lingkungan dan pengelolaan
lingkungan hidup.

Ahli pengelolaan sampah (S1) dengan pengalaman minimal 5 - 8 tahun di


bidang peran serta masyarakat dan pengelolaan sampah. Ahli Pengelolaan
Sampah merupakan merupakan sarjana teknik lingkungan atau sarjana
kesehatan masyarakat. Kemampuan tenaga ahli dibuktikan dengan
pengalaman kerja pribadi dibidang yang berkaitan dengan Kemampuan
tenaga ahli dibuktikan dengan pengalaman kerja pribadi di bidang yang
berkaitan dengan pengelolaan sampah secara umum.

Ahli Urban Farming (S1) dengan pengalaman 5 - 8 tahun di bidang


pertanian perkotaan. Ahli Urban Farming merupakan Sarjana Pertanian
atau Teknologi Pertanian. Kemampuan tenaga ahli dibuktikan dengan
pengalaman kerja pribadi di bidang yang berkaitan dengan penerapan
pertanian perkotaan.

Operator komputer dengan pengalaman minimal 1 tahun di pengolahan


data dan pelaporan. Operator minimal berpendidikan D3 komputer.
Kemampuan operator komputer dibuktikan dengan pengalaman kerja
pribadi dibidang yang berkaitan dengan pengolahan data menggunakan
software komputer dan pelaporan.

Diharapkan 20 % dari 200 orang peserta akan muncul menjadi kader lingkungan
(kader pembina masyarakat) dan menerapkan konsep kampung hijau pada
kehidupannya sehari-hari.

5. METODOLOGI
Secara umum, metode pelaksanaan Kegiatan Peningkatan Peran Serta Masyarakat
dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Penerapan Konsep Kampung Hijau) terdiri
dari :
A. Tahap Persiapan
Fokus utama kegiatan pada tahapan persiapan adalah melakukan koordinasi
dengan lokasi wilayah binaan dalam upaya Inventarisasi dan identifikasi potensi
dan masalah di calon wilayah binaan sebagai masukan dalam merumuskan
program kerja.
Adapun beberapa metode yang digunakan dalam tahap
persiapan adalah :
Wawancara
Observasi lapangan
B. Tahap Pelaksanaan
Pada Tahap Pelaksanaan, kegiatan yang akan dilakukan lebih mengarah kepada
upaya peningkatan kapasitas masyarakat dengan pola pendekatan partisipatif
melalui penyuluhan, pelatihan dan pembinaan serta pembangunan/peningkatan
sarana pengelolaan lingkungan. Untuk itu metode yang digunakan pada tahap
ini berupa :
Pelatihan teknis
Bimbingan teknis
Praktek lapangan
Studi banding ke kampung/perumahan yang sudah baik
C. Tahap Analisis & Evaluasi
Analisis dan evaluasi merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan untuk
mengukur sejauh mana kesesuaian program kerja antara Tahap Perencanaan
dan Tahap Pelaksanaan. Adapun metode yang digunakan untuk melakukan
analisis dan evaluasi terdiri dari :
Analisis tabulasi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan di awal:
untuk menentukan tingkat keberhasilan program
Spider diagram: untuk mengetahui tingkat pemahaman dan
implementasi perbaikan kondisi lingkungan
SWOT: untuk analisis dan rekomendasi keberlanjutan program pada
tahun berikutnya
Deskriptif analitis
Kekuatan lokal: untuk mengukur efektivitas keterlibatan komponen
masyarakat lokal

Metode pendekatan yang dilakukan pada Kegiatan Peningkatan Peran serta


masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup (penerapan konsep Kampung
Hijau) ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Program
Pengendalian
pencemaran dan
kerusakan LH

Pelatihan dan
pembinaan
masyarakat

Survei lokasi
binaan

Sasaran

Peningkatan
Keterampilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup

Meningkatnya
Kesadaran
Pengelolaan
Lingkungan Hidup

Penerapan
Konsep
Kampung
Hijau

6. KELUARAN
Keluaran yang diharapkan dari Kegiatan Peran serta masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan hidup (penerapan konsep Kampung Hijau) adalah :
o 5 (lima) buah laporan pendahuluan Kegiatan Peran Serta Masyarakat dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Penerapan Konsep Kampung Hijau)
o 5 (lima) buah laporan akhir Kegiatan Peran Serta Masyarakat dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Penerapan Konsep Kampung Hijau)

7. WAKTU PELAKSANAAN
Waktu pelaksanaan kegiatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan
hidup memiliki durasi waktu pelaksanaan selama 5 bulan. Konsultan akan bekerja
selama 2 bulan atau 60 hari kalender yang dimulai sejak tanggal dikeluarkannya
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

You might also like