You are on page 1of 5

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Etik (Ethics) berasal dari bahasa Yunani ethos, yang berarti akhlak, adat
kebiasaan, watak, perasaan, sikap, yang baik dan layak. Istilah etika dan etik
sering dipertukarkan pemakaiannyadan tidak jelas antara keduanya. Yang
dimaksud etika adalah ilmu yang mempelajari azas akhlak, sedangkan etik adalah
seperangkat azas atau nilai yang berkaitan dengan akhlak seperti dalam Kode
Etik. Etik Kedokteran adalah prinsip-prinsip moral atau azas-azas akhlak yang
harus diterapkan para dokter dalam hubungannya dengan pasien, teman
sejawatnya dan masyarakat pada umumnya (Hanifah & Amir, 2008).
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, terjadi pula
perubahan tata nilai dalam masyarakat, misalnya hal-hal yang dahulu dianggap
wajar, dewasa ini dianggap tidak wajar atau sebaliknya. Masalah etik yang
berkaitan dengan pengambilan keputusan dalam pengobatan adalah banyaknya
pelanggaran etik pada praktik pribadi maupun institusi pelayanan kesehatan yang
juga termasuk kedalam tata nilai dalam masyarakat (Samil, 2001).
Menurut WHO (2002), menefinisikan seks sebagai sesuatu yang mengacu
kepada sifat-sifat biologis yang membedakan manusia sebagai perempuan ataupun
laki-laki. Selain itu juga sering dikenal dengan transeksual yaitu orang yang
mengalami ketidakcocokan seks biologis bawaannya dengan biologis yang
dirasakan nyaman. Transeksual kadang menjalani prosedur medis untuk
mengubah seks fisiknya supaya sesuai dengan identitas seks yang dikehendakinya
melalui perawatan hormonal atau dengan operasi.

Bagi banyak transeksual dewasa, operasi penegasan kelamin mungkin


merupakan langkah penting untuk mencapai keberhasilan tujuan hidup utama
mereka dalam peran gender yang diinginkan. Walaupun operasi terhadap beberapa
struktur tubuh berbeda dipertimbangkan selama penegasan seks, hal yang paling
penting adalah operasi penegasan kelamin dan pembuangan organ reproduksi
dalam. Operasi penegasan kelamin bagi transseksual FTM (Female to male)
tidaklah terlalu memuaskan. Penampakan neopenis yang dibentuk saat ini sudah
bagus namun operasinya sendiri harus dilakukan dalam beberapa tahap dan sangat
mahal. Ereksi penis baru tersebut dapat dicapai hanya jika ada beberapa alat
mekanis yang dipasangkan pada penisnya, misalnya: sebatang silikon atau alat
pemompa (Prabha Mahojjwala,2013).
Banyak pasien yang memilih metadoioplasty yang akan memperbesar atau
membuat klitoris maju sehingga memungkinkannya untuk kencing berdiri.
Kantung kelaminnya dibuat dari labia mayora dengan efek operasi plastic yang
bagus, juga prosthesis testikel dapat dipasangkan sekaligus di situ (Prabha
Mahojjwala,2013).
Selama ini tindakan operasi penggantian kelamin sering menjadi
perdebatan. Berbagai pihak menilai bahwa hal itu dianggap tidak etis, karena
berusaha untuk mengintervensi apa yang telah diciptakan dan tidak sedikit pula
yang mengungkapkan bahwa seseorang lahir dengan hak, dan selama hak itu tidak
mengganggu kenyamanan dan ketentraman orang lain, hal seperti seharusnya
dapat diterima (Purwadianto, 2009)
Seksualitas berkaitan dengan standar pelaksanaan agama dan etika yaitu
keputusan seksual yang dibuat melewati batas kode etik dan agama. Walaupun
agama memegang peranan penting, akan tetapi keputusan seksual pada akhirnya

diserahkan kepada individu, sehingga sering timbul pelanggaran etik dan agama
(Weeks, 2003).
Ilmu kedokteran yang dewasa ini berkembang, umumnya bersifat
universal atau digunakan secara umum. Karena itu, bagi kaum muslimin perlu
menyeksinya, dipilih hanya yang sesuai dengan norma dan kaidah Islam. Sejak
dulu kaum muslimin dengan disemangati oleh gerakan Islam maka seluruh sendi
kehidupan muslim dijadikan sebagai pengamalan agama, untuk itu maka dicarilah
pijakan-pijakan Islamis, juga dalam praktik pengobatan, atau kedokteran (Zuhroni
dkk 2003).
Allah telah menciptakan manusia dalam dua bentuk yaitu pria dan wanita,
dengan Adam dan Hawa sebagai cikal bakalnya. Fenomena transeksual yang
diikuti dengan tindakan operasi merubah kelamin, sebenarnya mempunyai
implikasi yang akan menyentuh banyak aspek, masalah ini merupakan suatu
gejala ketidakpuasan seseorang karena merasa tidak adanya kecocokan antara
bentuk fisik dan kelamin dengan kejiwaan ataupun dengan ketidakpuasan dengan
alat kelamin yang dimilikinya. Dalam surat At-Tin Allah berfirman :

Artinya :Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang


sebaik-baiknya. (Q.S. At Tin (95) : 4)
Keinginan melakukan operasi tersebut umumnya dipengaruhi oleh tingkat
pemahaman dan keyakinan penderita terhadap agama yang dianut. Pemikiran
tersebut terlihat pada pandangan mereka terhadap eksistensi diri, baik di hadapan
masyarakat maupun di hadapan Allah SWT.

Dari uraian di atas penulis tertarik untuk mengangkat masalah tersebut


dalam penulisan skrpsi berjudul Etika Tindakan Metoidioplasty Pada Wanita
Transeksual Ditinjau Dari Kedokteran dan Islam.
1.2 Permasalahan
1. Bagaimana Etika teknik metoidioplasty ditinjau dari sudut pandang Ilmu
Kedokteran?
2. Bagaimana transeksual ditinjau dari segi Ilmu Kedokteran ?
3. Bagaimana pandangan Islam tentang transeksual ?
4. Bagaimana pandangan Islam tentang etika teknik metoidioplasty?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan

informasi

tentang

bagaimana

etika

teknik

metoidioplasty pada wanita transeksual ditinjau dari Ilmu Kedokteran dan


agama Islam.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mendapatkan informasi tentang transeksual, metode penggantian jenis
kelamin menurut Ilmu Kedokteran.
2. Mendapatkan informasi mengenai etika teknik metoidioplasty pada
wanita transeksual dari sudut pandang Ilmu Kedokteran.
3. Mendapatkan informasi tentang pandangan Islam

mengenai

transeksual
4. Mendapatkan informasi tentang pandangan Islam terhadap etika teknik
metoidioplasty.
1.4 Manfaat
1. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan penulis mengenai etika teknik


metoidioplasty pada wanita transeksual di tinjau dari sudut pandang
Ilmu Kedokteran dan Agama Islam sehingga dapat dilakukan
manajemen yang tepat dikemudian hari. Dan sebagai syarat kelulusan
sebagai dokter muslim.
2. Bagi Universitas YARSI
Diharapkan skripsi ini dapat memberikan masukan dan tambahan
pengetahuan bagi seluruh civitas akademi Universitas YARSI
mengenai etika teknik metoidioplasty pada wanita transeksual di tinjau
dari sudut pandang Ilmu Kedokteran dan Agama Islam.
3. Bagi Masyarakat
Memberikan masukan dan informasi kepada masyarakat mengenai
etika teknik metoidioplasty pada wanita transeksual di tinjau dari sudut
pandang Ilmu Kedokteran dan Agama Islam.

You might also like