You are on page 1of 14

BABV

INSTRUMEN PENGUAT

Operasional Amplifier (Op-Amp) merupakan rangkaian terpadu (IC) linier yang hampir
setiap hari terlibat dalam pemakaian peralatan elektronik yang semakin bertambah di
berbagai bidang seperti bidang komunikasi audio dan radio, teknologi pengendalian pabrik,
teknologi otomotif hingga teknologi kedokteran yang yang dikenal dengan nama
instrumentasi medis.
V.1. Teori Dasar Operasional Amplifier (Op-Amp)
Operasional amplifier yang lebih dikenal dengan nama Op-Amp sebagai
kependekan dan namanya, merupakan komponen elektronik yang kegunaannya sangat
banyak. Ukuran Op-Amp sangat kecil yaitu sebesar kuku jari kita, memudahkan dalam
perancangan-perancangan

piranti

elektronik

yang

pada

saat

ini

cenderung

memimmalkan ukuran.
Isi dan sebuah Op-Amp tediri dan puluhan transistor, resistor dan kapasitor yang
dikemas dalam suatu rangkaian terpadu, sehingga Op-Amp dapat disebut juga
rangkaian terpadu (IC = Integrated Circuit). Dimana fungsinya adalah mewakili suatu
rangkian tertentu sehingga membentuk suatu rangkaian yang kompak.
Pada umumnya keunggulan IC ini tidak mudah terganggu oleh pengaruh suhu
ataupun kesalahan kecil karena bahan dan IC tersebut. Penguatan (gain) yang besar
mempunyai input yang besar pula sehingga output-nya benimpedansi rendah.
Di dalam prakteknya, Op-Amp tidak dapat digunakan tanpa adanya komponen lain
seperti resistor, kapasitor, dioda atau komponen lain. Untuk dapat memahami
penggunaaan Op-Amp ini diperlukan adanya suatu kemampuan menganalisa rangkaian
listrik. Semakin banyak kemampuan kita menganalisa rangkaian listrik, semakin luas kita
dapat menetapkan penggunaan Op-Amp.
V.2. Pengertian Dan Prinsip Dasar Operasional Amplifier
Op - Amp adalah suatu penguat gandengan langsung yang memperkuat sinyal
arus searah (DC) atau tegangan yang berubah-ubah terhadap satuan waktu. Penguatan
yang tinggi dilengkapi dengan umpan balik untuk mengendalikan karakteristiknya secara
menyeluruh. Simbol dan Op-Amp tampak pada Gambar 5.1.

Universitas Gadjah Mada

Gambar 5.1. Simbol Operasional Amplifier

A adalah penguat tegangan tanpa beban, dimana harga ini adalah tegangan yang
kita dapatkan bila tidak ada beban yang dihubungkan pada keluaran. Tegangan masuk
(V1 dan V2) dan tegangan keluaran (Vo) dihitung terhadap jalur tanah. Sumber
tegangan (Vcc) yang diperlukan oleh Op-Amp ada dua macam, yaitu sumber tegangan
positif (+ Vcc) dan sumber tegangan negatif (- Vcc). Hal ini ditujukan agar Op-Amp dapat
memperkuat tegangan yang positif maupun negatif, begitu juga pada bagian output-nya
di mana tegangan dapat berharga positif maupun negatif.
Semua jenis Op-Amp mempunyai tiga buah bagian, yaitu penguat diferensial
berimpedansi input tinggi, tingkat penguat sinyal dan output berimpedansi rendah.
Tampak pada Gambar 5.2. pada penguat diferensial berimpedansi input tinggi
memiliki tingkat stabilitas yang cukup tinggi (low drift), dan jangkauan band (band width)
yang cukup lebar.
Apablia sebuah penguat diferensial yang mempunyai dua buah input yaitu input
inverting (-) dan input non inverting (+), maka penguat ini akan berfungsi
membandingkan dua sinyal yang dimasukkan ke dalam input input nya. Sinyal yang
keluar dari tingkat ini besarnya akan sebanding dengan perbedaan atau diferensial
antara kedua sinyal yang masuk tadi. Tetapi bila kedua sinyal itu nol, maka output-nya
nol juga. Polaritas kedua sinyal apabila sama maka output-nya akan sebanding dengan
selisih dari kedua sinyal tersebut. Sebaliknya jika kedua sinyal itu berlawanan
polaritasnya maka output-nya pun akan sebanding dengan jumlahnya. Bila salah satu
input-nya nol (tidak ada sinyal) maka output akan sebanding dengan sinyal yang
dimasukkan pada salah satu input-nya.
Tingkat penguat berfungsi memperkuat sinyal yang ke!uar dan penguat diferensial
sebesar mungkin (kira-kira 100.000 kali). Sedangkan output berimpedansi rendah

Universitas Gadjah Mada

berfungsi mengisolasi tingkat penguat ini agar tidak dipengaruhi adanya beban dan
menghasilkan daya pendorong.

Gambar 5.2. Bagian Bagian dari Op-Amp

V.3. Karakteristik Operasional Amplifier


Secara teoritis Op-Amp adalah penguat yang mempunyai sifat-sifat atau
karakteristik seperti penguat ideal. Tentunya apabila kita menyebutkan sebuah
penguat ideal, maka komponen mi harus mempunyai karakteristik sebagai berikut :

Faktor penguat Av (open loop gain) tak terhingga artinya jika ada perubahan sedikit
saja pada bagian input-nya maka akan menghasilkan perubahan yang sangat
besar pada output-nya.

Bila input-nya sama dengan nol maka output-nya juga nol

Impedansi input tak terhingga artinya input-nya tidak akan menarik daya dan
tingkat sebelumnya, sehiigga yang diperlukan hanya perubahan tegangan saja.

Impedansi pada bagian output-nya sangat rendah atau nol, artinya tegangan
output-nya akan tetap walaupun impedansi beban hampir nol.

Lebar band width tidak terhingga artinya penguat dan DC sama frekwensi tak
terhingga tetap sama.

Rise time sama dengan nol, artinya waktu yang dibutuhkan untuk mencapai harga
puncak pada sinyal output akan sama dengan pada sinyal input.

Tidak peka terhadap perubahan tegangan sumber atau perubahan suhu (tidak ada
drift).
Mengingat bahwa bahan bahan yang dipergunakan untuk membuat IC OpAmp

kemampuannya terbatas, seperti halnya benda-benda lainnya yang terdapat di alam


ini, maka pada kenyataannya sebuah Op-Amp tidaklah tepat seperti panguat yang
ideal. Sebuah Op-Amp hanyalah sebuah penguat yang agak mendekati penguat ideal
karena pada umumnya :

Faktor penguat Av (open loop gain) walaupun cukup besar tetapi terbatas kira-kira
100.000 kali.

Universitas Gadjah Mada

Bila harga pada input-nya nol, maka output-nya belum tentu tepat nol tetapi
mungkin sedikit lebih atau kurang

Walaupun impedansi input-nya relatif cukup tinggi, tetapi terbatas hanya beberapa
ratus kilo Ohm saja.

Sedangkan harga impedansi pada output-nya yang relatif rendah juga terbatas
berkisar hanya beberapa puluh sampai ratus Ohm saja.

Rise time-nya tidak nol.

Kalaupun harga impedansi tegangan sumber atau temperatur cukup besar


kerjanya akan terpengaruh.

Disamping karakteristik-karekterisrik tersebut di atas ada beberapa karakteristik


lagi yang berkaitan dengan masalah offset yang juga mempengaruhi daya Op-Amp,
diantaranya adalah :

Tegangan offset masukan

Arus prategangan masukan

Arus offset masukan

Resistansi-resistansi basis yang berbeda

CMRR (Common Mode Rejection Ratio).

Kepatuhan keluaran AC

Arus keluar hubung singkat

Tanggapan frekwensi

Laju slew

Distorsi laju slew

Lebar pita daya distorsi laju slew

Penukaran (trade off)

V.4. Aplikasi Penggunaan Operasional Amplifier


Karena sifat-sifatnya yang agak mendekati penguat ideal ditambah bentuknya
yang kompak berupa sebuah paket IC, maka Op-Amp banyak dipakai dalam berbagai
rangkaian. Jenis aplikasi dan Op-Amp di antaranya adalah penguat AC, penjumlah dan
pencampur audio, penguat diferensial dan instrumentasi, filter aktif, komparator,
integrator, diferensiator, pengubah bentuk gelombang dan pembangkit gelombang
(osilator). Namun aplikasi ini dibagi menjadi penguat linier dan penguat non linier.

Universitas Gadjah Mada

V.4.a. Aplikasi Penggunaan Operasional Amplifier


Pada rangkaian penguat jenis ini merupakan rangkaian penguat yang
memelihara bentuk sinyal masukan berupa sinusoida dan sinyal keluarannyapun
berbentuk sinusoida juga.
1) Penguat AC Mode Non Inverting
Penguat AC adalah sebuah rangkaian yang berfungsi untuk memperkuat
sinyal bolak balik misalnya sinyal audio. Penguat ini merupakan penguat
tegangan yang mendekati ideal karena impedansi masuknya tinggi, impedansi
keluarnya rendah, dan penguat tegangannya mantap. Untuk memperoleh suatu
penguat lingkaran tertutup maka tinggal mengatur harga-harga dan R1 dan R2,
tampak pada Gambar 5.3. Agar penguat hanya bekerja pada daerah frekwensi
tertentu maka rangkaian umpan baliknya bisa berupa rangkaian resistor dan
kapasitor.

Gambar 5.3 Penguat AC Mode Non Inverting

2) Penguat AC Mode Inverting


Rangkaian pada Gambar 5.4. adalah salah satu rangkaian Op-Amp yang
paling luas digunakan. Rangkaian mi merupakan sebuah penguat yang gain
untaian tertutupnya dan Vin, ke Vout ditentukan oleh harga R1 dan R2. Tegangan
positif Vin diterapkan melalui tahanan masuk R1 ke masukan negatif Op-Amp.
Umpan balik negatif dibuat oleh tahanan umpan balik R2. Tegangan antara
masukan positif dan negatif pada dasarnya sama dengan nol, karenanya terminal
masukan negatifjuga sama dengan nol. Potensial ground yang berada pada
masukan negatif juga akan berharga nol. Untuk alasan ini maka masukan negatif
dan Op-Amp dikatakan ada pada ground semu.

Universitas Gadjah Mada

Gambar 5.4. Penguat AC Mode Inverting


Karena ujung dan R1 yang satu ada di Vin dan yang lain ada di nol volt,
maka penurunan tegangan melalui R1 adalah Vin dibagi R1. Seperti tampak pada
Gambar 5.4. bahwa satu ujung dan R2 dihubungkan ke keluaran VOut, maka
untuk memperoleh polaritas pada ingatlah ujung kiri R2 memaksa ujung kanan
R2 menjadi negatif. Karenanya Vout akan negatif bila Vin-nya positif, dan
sebaliknya Vout akan positif bila Vin-nya negatif. Hal inilah yang dikatakan penguat
membalik (inverting).
3) Penguat Penjumlah dan Pencampur Audio
Dalam penjumlah pada Gambar 5.5., semua anus masukan mengalir melalui
tahanan umpan balik Ro, artinya anus yang mengalir pada Ri, tidak
mempenganuhi anus yang mengalir pada Ri yang lain. Secara lebih umum
dikatakan bahwa anus masukan tidak saling mempengaruhi karena masingmasing menghadapi potensial ground pada simpul penjumlah. Ini mengakibatkan
tegangan V1, V2 dan V3 tidak saling mempengaruhi. Ciri ini khusus dikehendaki
dalam suatu pembaur audio. Sebagai contoh misalnya V1, V2 dan V3 digantikan
oleh mikrofon - mikrofon, maka tegangan AC dan tiap-tiap mikrofon akan
dijumlahkan atau dibaurkan pada setiap saat. Penjumlah pembalik tiga masukan
seperti tampak pada Gambar 5.5., sehingga tegangan masukan dapat dikalikan
dengan suatu gain tegangan tetap dan hasilnya dijumlahkan. Sama seperti pada
penjumlahan, tiap arus masukan ditentukan oleh tegangan masukan dan
resistansi masukannya. Demikian pula semua arus-arus dijumlahkan bersamasama dalam Ro untuk rnembangkitkan suatu tegangan keluaran yang sama
dengan Ro dikalikan jumlah arusnya, atau gain untuk tiap masukan bisa disetel
sendiri-sendiri dengan memilih perbandingan yang dikehendaki antara Ro dan
tiap tahanan Ri sebagai tahanan masukannya.

Universitas Gadjah Mada

Gambar 5.5 Penguat penjumlah dan pencampur audio

4) Penguat Diferensial
Penguat diferensial bisa mengukur maupun memperkuat isyarat - isyarat
kecil yang terbenam dalam isyarat yang jauh lebih besar. Empat buah tahanan
presisi dan sebuah Op-Amp membentuk sebuah penguat diferensial seperti yang
tampak pada Gambar 5.6. Terminal masukannya ada dua yaitu V1 dan V2,
dimana V1 sebagai masukan negatif dan V2 sebagai masukan positif. Tegangan
keluaran dan penguat diferensator Vout sebanding dengan perbedaan tegangan
yang diterapkan ke masukan negatif dan masukan positifnya, sehingga gain
diferensial akan tergantung dan perbandingan tahanan-tahanannya.

Gambar 5.6. Penguat Diferensial

5) Penguat Instrumentasi
Penguat instrumentasi adalah salah satu dari penguat penguat yang paling
bermanfaat, cermat dan serba guna yang ada pada saat ini. Penguat dibuat dari
tiga buah Op-Amp dan tujuh buah tahanan, seperti yang tampak pad Gambar 5.7.
Untuk menyederhanakan analisa rangkaiannya, perlu diingat bahwa penguat
Universitas Gadjah Mada

instrumentasi sesungguhnya dibuat dengan menghubungkan sebuah penguat ke


sebuah penguat diferensial dasar.
Op-Amp A3 dan empat buah tahanan R yang sama membentuk sebuah
penguat diferensial dengan gain sebesar 1, yang harus digandengkan hanyalah
tahanan-tahanan R saja. Tahanan yang disiapkan dapat berubah-ubah untuk
menyeimbangkan setiap tegangan mode bersama. Hanya ada satu tahanan aR
yang digunakan untuk menyetel gain, dimana perbandingan antara aR dengan R
adalah a. V1 diterapkan ke masukan negatif dan V2 dimasukkan ke masukan
positif, sehingga Vout akan sebanding dengan perbedaan antara tegangantegangan masukannya.

Gambar 5.7. Penguat Instrumentasi

V.4.b. Rangkaian Penguat Non-Linier


Penguat operasional non linier adalah sejenis rangkaian penguat yang bentuk
sinyalnya berbeda dengan bentuk sinyal masukannya.
1) Komparator
Kita sering membandingkan tegangan yang satu dengan yang lain untuk
melihat tegangan mana yang lebih besar. Kita hanya memerlukan jawaban ya
atau tidak saja, sebab sebuah pembanding (komparator) dapat menjawab
pertanyaan tersebut. Sebuah komparator adalah rangkaian dengan dua tegangan
masuk tak membalik dan membalik, dan satu tegangan keluaran. Bila tegangan

Universitas Gadjah Mada

tak membalik lebih besar dan pada tegangan membalik, maka komparator
menghasilkan tegangan keluaran yang tinggi, begitu pula bila sebaliknya.
Rangkaian dasar Op-Amp sebagai komparator tampak pada Gambar 5.8.
dimana Op-Amp dipasang tanpa tahanan umpan balik. Bila masukan membalik
dihubungkan dengan ground, maka tegangan masukan akan kecil, sehingga
sudah dapat membuat Op-Amp menjadi penuh.
Titik perpindahan atau titik ambang dan sebuah komparator ialah harga
tegangan masuk pada saat keluaran beralih keadaan misalnya dan rendah ke
tinggi atau sebaliknya. Pada titik perpindahan barharga nol, karena pada saat
tegangan masuk inilah keluaran berubah keadaan. Bila Vin lebih besar dan pada
titik perpindahan, maka keluarannya akan tinggi pula, tapi bila Vin lebih kecil dan
pada titik perpindahan maka keluarannya akan rendah. Rangkaian semacam ini
sering disebut sebagai detektor melintas nol (zero crossing detector).

Gambar 5.8. Komparator

Komparator jenis lain adalah komparator window atau pembanding jendela,


digunakan untuk membandingkan tegangan yang masuk melebihi suatu batas
ambang tertentu dan mendeteksi kapan tegangan masuk ada diantara dua harga
batas. Ini disebut juga sebagai detektor berujung ganda.
Path rangkain ini dipasang dua buah dioda yang berfungsi untuk menyeleksi
tegangan mana yang dapat masuk ke masukan Op-Amp. Bila tegangan masuk
sama dengan nol, maka salah satu dioda akan mati atau off. Karena masukkan
tak membalik dijepit sebesar satu tegangan, dioda yang yang dimasuki tegangan
masukan tak membalik akan berharga tinggi, sedangkan masukan membalik
berharga rendah dan tegangan kesalahannya negatif serta keluaran pembanding
rendah.

Universitas Gadjah Mada

2) Integrator
Integrator adalah sebuah rangkaian yang menyelenggarakan operasi
integrasi secara matematik, karenanya dapat menghasilkan tegangan keluaran
yang sebanding dengan integrasi masukkannya.
Pemakian yang umum ialah menggunakan tegangan masuk tetap untuk
menghasilkan tegangan keluar berbentuk lereng. Sebuah lereng ialah tegangan
yang mendaki atau menurun secara linier. Misalkan jika kita menggerakkan 741C
dengan undakan tegangan, maka keluarannya dengan laju slew 0,5 volt/detik,
berarti tegangan keluarannya berubah sebesar 0,5 volt setiap satu mikrodetik.

Pada Gambar 5.9., digambarkan sebuah integrator yang dibangun dengan


sebuah Op-Amp, sebuah tahanan dan sebuah kapasitor. Masukan yang lazim
pada sebuah integrator adalah pulsa persegi, dimana Vin diterapkan pada ujung
kiri tahanan R, karena adanya ground semu, arus masuk berharga tetap.
Sehingga hampir semua arus ini mengalir ke kapasitor, menyebabkan muatan
pada kapasitor naik secara linier. Karena adanya pembalik fasa pada Op-Amp,
maka tegangan keluamya berbentuk lereng negatif. Pada ujung perioda pulsa
tegangan masuk kembali ke nol, arus pengisian kapasitor berhenti. Ini
menimbulkan tegangan keluar masih tetap pada tingkat negatif.
3) Diferensiator
Diferensiator adalah rangkaian yang melakukan operasi secara matematik,
dan menghasilkan tegangan keluar yang sebanding dengan kemiringan tegangan
masuknya. Umumnya deferensiator digunakan untuk mendeteksi tepi mendahului
dan tepi ketinggalan dan sebuah pulsa persegi atau menghasilkan keluaran
opersegi dan masukan lereng.

Universitas Gadjah Mada

10

Gambar 5.10. Differensiator

Gambar 5.10. menunjukkan sebuah rangkaian deferensiator OpAmp.


Perhatikanlah kemiripannya dengan integrator Op-Amp, di mana perbedaannya
terletak pada tahanan dan kapasitornya yang saling berpindah tempat. Bila
tegangan masuk berubah maka kapasitor diisi atau dikosongkan. Karena adanya
ground semu, arus kapasitor mengalir melalui tahanan umpan balik yang
menghasilkan tegangan yang setara dengan kemiringan dan tegangan masuk.
4) Pengubah Bentuk Gelombang
Op-Amp dapat digunakan juga untuk merubah bentuk gelombang,
diantaranya adalah merubah bentuk gelombang sinus menjadi gelombang
persegi, gelombang persegi menjadi gelombang segitiga dan gelombang segitiga
menjadi gelombang pulsa.
i.

Gelombang Sinus Menjadi Gelombang Persegi


Gambar 5.11. adalah gambar pengubah bentuk gelombang sinus
menjadi gelombang persegi, yang lebih dikenal sebagai pemicu schmitt.
Pemicu ini selalu menghasilkan gelombang persegi terlepas dan bentuk sinyal
masuknya. Dengan kata lain tegangan masukkan tidak harus berbentuk
sinusoida. Selama bentuk gelombangnya periodik dan mempunyai amplitudo
yang besar untuk melewati titik perpindahan, maka akan didapatkan keluaran
gelombang persegi dan pemicu schmitt dengan frekwensi yang sama dengan
sinyal masuknya.

Universitas Gadjah Mada

11

Gambar 5.11 Pengubah Gelombang Sinus Menjadi Gelombang Persegi

ii. Gelombang Persegi Menjadi Gelombang Segitiga


Gelombang persegi merupakan masukkan dan sebuah integrator, karena
tegangan masuknya mempunyai harga DC atau rata - rata sama dengan nol.
Harga ini yang menyebabkan tegangan ofset keluaran diabaikan. Seperti
tampak pada Gambar 5.11, lereng menurun selama setengah tegangan
masuk yang positif dan naik selama setengah siklus tegangan masuk negatif
dengan frekwensi sama dengan frekwensi masuknya.
Selama tegangan masuk berbentuk gelombang segitiga yang melebihi
tegangan acuan, maka keluarannya akan tinggi. Karena tegangan acuan
dapat diatur maka kita dapat mengubah lebar pulsa keluaran, yang artinya
dengan mengubah siklus kerja, maka kita dapat memperoleh frekwensi sinyal
keluaran yang sama dengan frekwensi sinyal masukan.
5) Pembangkit Gelombang (Osilator)
Pembangkit gelombang yang disebut juga osilator dengan menggunankan
Op-Amp akan membangkitkan atau menciptakan sinyal keluaran meskipun tanpa
adanya sinyal masukan.
i.

Osilator Relaksasi
Perhatikan Gambar 5.12., bagaimana rangkaian ini dapat menghasilkan
gelombang keluaran tanpa adanya sinyal masukkan. Misalkan keluarannya
berada pada kejenuhan positif, maka kapasitor akan mengisi muatan secara
eksponensial ke arah positif jenuh. Ia tidak akan pernah mencapai keadaan
tersebut, karena tegangan yang melalui titik perpindahan atas, keluarannya
selalu beralih ke keadaan negatif jenuh.

Universitas Gadjah Mada

12

Gambar 5.13. Pembangkit Gelombang Segitiga

Sekarang tegangan negatif diumpan balikkan, sehingga muatan


kapasitor menjadi turun. Bila tegangan kapasitor mencapai titik perpindahan
bawah, maka keluarannya beralih kembali ke keadaan positif jenuh. Ini
disebabkan oleh karena adanya pengisisan dan pengosongan kapasitor
secara terus menerus, sehingga bentuk gelombang yang dihasilkan akan
berbentuk persegi. Rangkaian ini disebut osilator relaksasi.

ii. Pembangkit Gelombang Segitiga


Dengan menghubungkan secara cascade sebuah osilator relaksasi
dengan sebuah integrator akan mendapatkan bentuk gelombang segitiga.
Pada Gambar 5.13 diperlihatkan gelombang persegi yang dihasilkan oleh
osilator relaksasi akan menggerakkan integrator untuk mengubah bentuk
gelombang persegi menjadi gelombang segitiga. Gelombang persegi
berayun diantara keadan positif jenuh dan negatif jenuh. Gelombang segitiga
yang dihasilkan mempunyai frekwensi yang sama dengan frekwensi
masukannya. Apabila keluaran integrator diumpan balikkan ke osilator
relaksasi untuk menggerakkan pemicu schmitt, maka kita akan mendapatkan
rangkaian yang amat menarik, di mana tahap pertama menggerakkan tahap
kedua dan tahap kedua menggerakkan tahap pertama, begitu seterusnya.

Universitas Gadjah Mada

13

Gambar 5.13. Pembangkit Gelombang Segitiga

Ada satu pengertian dari penjelasan di atas, yaitu dengan cara


bagaimana rangkaian ini mulai bekerja? Bila kita menyalakan daya, keluaran
pemicu schmitt harus berada pada keadaan rendah atau tinggi. Bila
keadaannya rendah maka integrator menghasilkan lereng positif, dan bila
keadaannya tinggi amak integrator menghasilkan lereng negatif. Pada
keadaan ini pembentuk segitiga telah dimulai dan umpan balik positif akan
tetap menjaga agar rangkaian terus bekerja.

Universitas Gadjah Mada

14

You might also like