Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
mengganggu teman-teman di belakang atau didepan bangku, bahkan ada siswa yang
sibuk bermain handphone (HP) ketika proses belajar-mengajar. Aktivitas tersebut
berpengaruh pada hasil belajar siswa, yaitu nilai ulangan harian yang diperoleh
dibawah KKM. Siswa dikatakan tuntas dalam mengikuti materi pelajaran jika
memperoleh nilai diatas 68.
Data nilai yang di ambil dari daftar nilai kelas XI IPA5 MAS Al-Wasliyah
Negeri Lama semester ganjil 2010/2011. Nilai ulangan harian pertama yang
dilakukan oleh guru, jumlah siswa yang tuntas 73% dan 27% lagi dibawah nilai KKM
atau tidak tuntas, pada ulangan harian kedua seluruh siswa tuntas, karena tidak ada
siswa yang mendapat nilai dibawah KKM, dan pada ulangan harian ketiga siswa yang
tuntas hanya 49% dan siswa yang tidak tuntas 52%. Ini merupakan kemunduran,
karena di ulangan harian pertama siswa yang tidak tuntas tidak melebihi 50%, dan
lebih rendah lagi pada ulangan akhir semester, siswa yang tuntas hanya 38%
sedangkan yang tidak tuntas mencapai 62%.
Selain itu, nilai kelompok siswa yang diambil dari daftar nilai kelas XI IPA5
juga rendah. Terlihat pada daftar nilai kerjasama, siswa yang mau bekerja sama
dengan penilaian tinggi (skor 81-100) sekitar 27% dan penilaian dengan nilai sedang
(skor 60-80) sekitar 73%. Penilaian ini juga di amati pada saat siswa melakukan
diskusi. Saat diskusi siswa yang benar-benar melakukan diskusi hanya 2-3 orang
perkelompok. Siswa yang lainnya sibuk dengan aktivitas lain diluar diskusi. Guru
juga menyatakan, bahwa pada kelas XI IPA5 MAS Al-Wasliyah Negeri Lama
terdapat kelompok-kelompok dalam bergaul, siswa tidak berbaur satu sama lain. Ini
tentunya menjadi salah satu kendala dalam belajar, karena belajar tidak hanya
mengharapkan siswa mendapatkan nilai yang tinggi, tetapi siswa juga diharapkan
dapat bersosialisasi dengan teman dan lingkungan agar siswa kelak dapat
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar ketika memasuki dunia kerja.
Materi yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah sistem ekskresi.
Penentuan materi ini melihat dari jadwal KBM untuk materi sistem ekskresi adalah
pertengahan bulan April dan diperkirakan waktu yang tepat untuk dilakukan
penelitian. Dan dari wawancara dengan guru biologi, materi ekskresi selama ini
adalah materi yang tidak terlalu ditekankan, karena materi ini dianggap materi yang
mudah. Guru hanya memberi tugas dan meminta siswa untuk membaca dirumah.
Padahal bagi siswa, materi ini adalah materi yang terlalu banyak dan bersifat abstrak.
Sehingga banyak siswa tidak mengerti dan hasil ujian pada materi sistem ekskresi
rendah.
Dari uraian di atas, maka penerapan metode Role Playing dianggap sebagai
cara untuk menyelesaikan masalah dalam pembelajaran, umumnya pada materi
sistem ekskresi dan khususnya pada kelas XI IPA5. Karena dengan metode role
playing, diharapkan siswa akan lebih tertarik dalam belajar. Dan siswa tidak
melakukan kegiatan diluar KBM.
Menurut Kincoko (2010:4) Role Playing sebagai suatu metode pembelajaran
bertujuan untuk membantu siswa menemukan makna diri (jati diri) di dunia sosial
dan memecahkan dilema dengan bantuan kelompok. Artinya, melalui bermain peranperan yang berbeda dan memikirkan perilaku dirinya dan perilaku orang lain. Proses
bermain peran ini dapat memberikan contoh kehidupan perilaku manusia yang
berguna sebagai sarana bagi siswa untuk (a) mengali perasaannya, (b) memperoleh
inspirasi dan pemahaman yang berpengaruh terhadap sikap, nilai dan persepsinya, (c)
mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah, dan (d)
mendalami mata pelajaran dengan berbagai macam cara.
Manfaat menggunakan metode role playing selain membuat proses belajar
menjadi lebih menyenangkan juga akan menciptakan hubungan yang baik antar siswa
dan kekompakan dalam kelas. Usman (1995: 10) mengemukakan kualitas dan
kuantitas belajar siswa di dalam kelas bergantung pada banyak faktor, antara lain
ialah guru, hubungan pribadi antara siswa di dalam kelas serta kondisi umum dan
suasana di dalam kelas.
Berdasarkan data di atas disadari bahwa semua metode mempunyai kelebihan
dan kekurangan, penggunaan metode dalam kegiatan belajar mengajar akan
menimbulkan minat siswa untuk belajar, dan penggunaan metode dimaksudkan untuk
melihat hasil belajar siswa yang akan diajar dengan metode role playing untuk
mempermudah siswa menerima materi pelajaran tersebut dan membuat pembelajaran
menjadi lebih menarik dan tujuan pembelajaran tercapai seluruhnya.
Dari uraian di atas maka tema penelitian ini adalah penggunaan metode role
playing dalam mengajarkan materi sistem ekskresi dengan judul Penerapan Metode
Role Playing Pada Sub Materi Pokok Sistem Ekskresi Pada Manusia Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas XI IPA MAS Al-Wasliyah Negeri
Lama Tahun Pelajaran 2014/2015
Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar biologi
pada sub materi pokok sistem ekskresi pada manusia dari pembelajaran siswa
kelas XI IPA5 MAS Al-Wasliyah Negeri Lama Tahun Pembelajaran
2010/2011 menggunakan metode pembelajaran Role Playing.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dalam penelitian ini
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok sistem ekskresi
pada manusia dengan menerapkan metode Role Playing pada siswa kelas XI
IPA5 MAS Al-Wasliyah Negeri Lama Tahun Pelajaran 2014/2015?
2. Bagaimana aktivitas siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran dengan
menggunakan metode Role Playing di kelas XI IPA5 MAS Al-Wasliyah
Negeri Lama?
3. Bagaimana respon siswa setelah mengikuti proses belajar-mengajar dengan
menggunakan metode Role Palying kelas XI IPA5 MAS Al-Wasliyah Negeri
Lama?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak
disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu perubahan pada
diri pembelajar. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan perilaku tetap berupa
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh individu.
Unsur terpenting dalam mengajar ialah merangsang serta mengarahkan siswa
belajar. Menurut Subiyanto (1988: 30) dalam Trianto (2009 : 17) mengajar pada
hakikatnya tidak lebih dari sekedar menolong para siswa untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan, sikap, serta ide dan apresiasi yang menjurus kepada
perubahan tingkah laku dan pertumbuhan siswa. Cara mengajar guru yang baik
merupakan kunci dan prasarat bagi siswa untuk dapat belajar dengan baik. Salah satu
tolok ukur bahwa siswa telah belajar dengan baik ialah jika siswa itu dapat
mempelajari apa yang seharusnya dipelajari, sehingga indikator hasil belajar yang
diinginkan dapat dicapai oleh siswa.
10
11
penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran
berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak
menguasai satu pun metode mengajar yang dirumuskan dan dikemukakanpara ahli
psikologi dan pendidikan (Djamarah dan Zein, 1995:46)
Metode adalah a way in archieving something. Jadi metode pembelajaran
dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah, (2) diskusi,
(3) demonstrasi, (4) simulasi, (5) laboratorium, (6) pengalaman lapangan, (7)
brainstorming, (8) debat, (9) symposium, dan sebagainya.
Metode pembelajaran (Hamid, 2009: 53) adalah cara-cara yang berbeda untuk
mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda. Metode
pembelajaran didefenisikan sebagai cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil
pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi pembelajaran.
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan kedalam teknik dan gaya
pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara
yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relative
banyak membutuhkan teknik tersendiri yang tentunya secara teknis akan berbeda
dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas.
Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu penggunaan teknikpada
kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif.
Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode
yang sama.
Djamarah dan Zein (1995: 46) mengemukakan lima faktor yang
mempengaruhi penggunaan metode mengajar sebagai berikut:
a) Tujuan yang berbagai-bagai jenisnya dan fungsinya. b) Anak didik yang
berbagai-bagai tingkat kematangannya. c) Situasi yang berbagai-bagai
12
Role playing merupakan salah satu jenis teknik simulasi yang pada umumnya
digunakan dalam pendidikan sosial dan hubungan antar sesama. Teknik ini berkaitan
dengan studi kasus. Tetapi, kasus tersebut melibatkan individu dan tingkah laku
mereka, atau interaksi antarindividu dalam bentuk dramatisasi. Siswa dapat
berpartisipasi sebagai pemain dengan peran tertentu, sebagai pengamat, atau sebagai
pengkaji, tergantung pada tujuan penerapan teknik tersebut. Bermain peran dilakukan
apabila dosen ingin menerangkan suatu peristiwa yang di dalamnya menyangkut
orang banyak. Atau, ingin melatih mahasiswa agar mereka dapat menyelesaikan
masalah yang bersifat sosial psikologis, serta dapat bergaul dan memberi pemahaman
terhadap orang lain tentang permasalahannya (Uwidndut, 2011).
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran
memulai pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi
13
dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau
benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu
bergantung kepada apa yang diperankan. Metode Role Playing dapat melibatkan
seluruh
siswa
untuk
berpartisipasi
dan
mempunyai
kesempatan
untuk
14
5. Nilai
kreativitas.
Dengan
permainan,
siswa
dapat
mengungkapkan
15
16
Memperhatikan
Bertanya
Mencatat
Memberi
tanggapan
Bermain
Peran
individual
Gambar
: 2.8 Skema Kerangkaklasikal
Berfikir
2. 3 Hipotesis Tindakan
Dengan diterapkan metode role playing dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada sub materi pokok sistem ekskresi pada manusia di kelas XI IPA5 MAS AlWasliyah Negeri Lama
17
BAB III
METODE PENELITIAN
18
masalah dalam belajar siswa. Salah satu masalah yang dihadapi guru pada saat
mengajar adalah ketika KBM berlangsung, siswa banyak yang jenuh dengan metode
belajar yang diberikan guru. Adapun desain penelitiannya:
Permasalahan
Perencanaan
tindakan I
Refleksi I
Permasalahan
baru hasil
refleksi
Perencanaan
tindakan II
Refleksi II
Apabila
pernasalahan
belum
terselesaikan
Pelaksanaan
tindakan I
Pengamatan/pengum
pulan data I
Pelaksanaan
tindakan II
Pengamatan/Pengum
pulan data II
Dilakukan
kesiklus
berikutnya
Gambar 3. 1 : Skema Siklus PTK
19
Tindakan
Melakukan observasi ke
Output
Memberikan gambaran
pembelajaran.
Teridentifikasi masalah
dalam pembelajaran.
Memberikan gambaran
kepada guru.
dalam mengatasi
permasalahan pembelajaran
selama ini.
Mengenalkan metode
mengenai metode
kepada siswa.
reliabilitas tes.
Tindakan
Menyusun RPP sesuai
Output
20
refleksi pratindakan
pratindakan.
pembagian kelompok
Menyiapkan lembar
Mengamati bentuk
aktivitas siswa selama
proses pembelajaran.
melaksanakan kegiatan
pembelajaran, peneliti
bertugas sebagai guru,
dan pengamat lainnya
bertugas mengamati
aktivitas siswa
post test I.
Tindakan
Mengadakan pretest.
Memberikan apersepsi.
belajar-mengajar dengan
menggunakan metode
pembelajaran role
playing.
Terlaksananya proses
21
yang maju.
untuk
bertanya
materi
yang
lajaran.
masing observer.
peragaan di kelas.
Membuat kesimpulan.
Pengamatan
Melakukkan pengamatan
Teridentifikasi hasil
kemampuan peneliti
Memperhatikan, Bertanya,
sebagai guru.
Mencatat, Memberi
Tanggapan dan Bermain
22
Refleksi
Melakukan
penganalisaan
Observasi siswa.
Menganalisis hasil
hasil belajar.
belajar.
Mengidentifikasi kelemahan
Memperbaiki kelemahan
pada siklus 1.
Tindakan
Perencanaan
Output
Menyiapkan lembar
Mengamati bentuk
aktivitas siswa selama
proses pembelajaran.
Digunakan untuk
mengukur pemahaman
siswa.
Tindakan
Memberikan apersepsi.
belajar-mengajar dengan
menggunakan metode
dibawakan.
pembelajaran role
Terlaksananya proses
23
playing.
Pengamatan
Melakukkan pengamatan
Teridentifikasi hasil
Memperhatikan, Bertanya,
guru.
Mencatat, Memberi
Tanggapan dan Bermain
peran. Dan pengamatan
24
Observasi siswa.
Melakukan penganalisaan
Menganalisis hasil
hasil belajar.
belajar.
Mengidentifikasi kelemahan
siklus.
Memperbaiki kelemahan
untuk siklus berikutnya.
Nomor Soal
Tujuan Pembelajaran
Khusus
Mengidentifikasi
struktur dan fungsi
alat-alat ekskresi
pada manusia
Membedakan
struktur dan fungsi
alat-alat ekskresi
C1
C2
C3
C4
C5
1,2,3,
21,22,
36,3
49,
55,
4,
23,24,
7,
5,6,7,
25,26,
38,3
8,
27,
9,40
C6
Jumlah
12
50,
56,
58,
13
25
Menjelaskan
mekanisme ekskresi
pada manusia
9,10,
28,29,
41,4
51,5
11,12
2,43
2,
,13,
,44,
Menjelaskan
berbagai kelainan/
penyakit pada sistem
ekskresi manusia
14,15
30,31,
45,4
,16,1
32,
6,
Menjelaskan
penyebab
kelainan/penyakit
yang terjadi pada
system ekskresi
manusia
18,19
33,34,
47,4
,20
35,
Total Item
57,
14
59,
53,
11
7,
20
15
13
60.
54,
10
60
Keterangan:
C1 : Pengetahuan
C4 : Analisis
C2 : Pemahaman
C5 : Sintesis
C3 : Penerapan
C6 : Evaluasi
pembelajaran selesai dilakukan sebagai post test. Isi tes mencakup materi mengenai
sistem ekskresi pada manusia yang diajarkan selama penelitian. Kriteria penilaian
adalah memberikan skor 1 untuk setiap soal yang dijawab dengan benar dan skor 0
untuk jawaban yang salah. Sebelum digunakan untuk mengumpulkan data,
seperangkat tes tersebut akan diuji coba kelayakannya di luar sampel meliputi uji
validitas, uji reliabilitas, daya beda soal dan taraf kesukaran soal.
3.6.2 Observasi
Observasi yang digunakan adalah observasi partisipasi. Observasi partisipasi
adalah observasi yang dilakukan pengamat dengan melibatkan diri atau ikut serta
dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diamati.
26
kriteria
penilaian
kemampuan
prestasi
siswa
dalam
proses
27
Indikator Penilaian
Skor
Memperhatikan
(Visual Activities)
c. Tidak memperhatikan
Bertanya
(Oral Activities)
c. Tidak bertanya
Mencatat
(Writing Activities),
c. Tidak mencatat
Mendengarkan
percakapan
(Listening Activities)
c. Tidak mendengarkan
Bermain peran
(Motor Activities)
diperankan
b. Kurang dapat memerankan dengan
organ perankan
Dalam pengembangan kriteria prestasi belajar siswa diperoleh dari aktivitas
belajar siswa yang berpedoman kepada Diedrich (dalam Sardiman 2008). Observasi
dilakukan oleh peneliti mulai dari awal pelaksanaan tindakan sampai berakhirnya
pelaksanaan tindakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran. Adapun
aspek yang diamati selama proses pembelajaran berlangsung adalah : aspek
memperhatikan, bertanya, mencatat, mendengarkan percakapan, dan bermain peran.
28
N xy x y
N x
N y
Keterangan Rumus:
rxy
= Jumlah Responden
S2
n 1
Keterangan Rumus:
29
r11
= Reliabilitas tes
= Jumlah soal
S2
= Varians
pq
Dengan kriteria:
Kurang dari 0,20 = Sangat Rendah
0,21 0,40 = Rendah
0,41 0,70 = Sedang
0,71 0,90 = Tinggi
0,91 1,00 = Sangat Tinggi
dengan
menggunakan rumus :
P =
Dimana :
B
JS
= Indeks kesukaran
JS
30
BS BB
PA PB
JA JB
(Arikunto,2008:213)
Keterangan Rumus:
D = Daya pembeda
JA = Jumlah peserta kelompok atas
JB = Jumlah peserta kelompok bawah
BA= Jumlah kelompok atas yang menjawab benar
BB= Jumlah kelompok atas yang menjawab salah
Klasifikasi daya beda tes yaitu:
D = 0,00-0,20 sangat jelek
D = 0,21-0,40 jelek
D = 0,41-0,70 baik
D = 0,71-1,00 sangat baik
D = negatif semuanya tidak baik.
Penelitian ini termasuk deskriptif yang berusaha menggambarkan keadaan
suatu hal atau suatu objek pada saat penelitian berlangsung.
31
Keterangan : % PHBS
PHBS
= skor maksimal
32
Setiap siswa akan memperoleh nilai dari banyaknya aktivitas yang dilakukan
masing-masing siswa.
a. Penilaian aktivitas belajar siswa/Individu
33