You are on page 1of 33

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pelajaran biologi merupakan pelajaran yang mudah, jika siswa menemukan
ketertarikan pada pelajaran ini. Tetapi faktanya, banyak siswa yang tidak menyukai
pelajaran biologi, karena penyampaian materi-materi oleh guru biologi selama ini
sangat membosankan. Terlihat pada hasil belajar siswa berupa nilai-nilai dalam
pelajaran biologi, khususnya di MAS Al-Wasliyah Negeri Lama. Pada dokumentasi
daftar nilai semester I kelas XI IPA bahwa hampir 50% siswa mendapat nilai
dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 68.
Dalam penelitian ini, sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian
adalah MAS Al-Wasliyah Negeri Lama. Karena pada umumnya seluruh sekolah
memiliki masalah yang hampir sama, yaitu masalah-masalah dalam belajar. Dan
karena keterbatasan biaya, dan waktu, sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat
penelitian adalah MAS Al-Wasliyah Negeri Lama yang berlokasi di Jl. Pertiwi No.
93 Medan.
Dari hasil observasi pertama kesekolah pada awal bulan Januari 2012, dan
dari wawancara yang dilakukan dengan Ibu Alfrida Siregar S.Pd guru biologi MAS
Al-Wasliyah Negeri Lama, seluruh kelas XI IPA adalah homogen. Tidak ada kelas
unggulan. Dan setelah diketahui latar belakang kelas XI IPA5 adalah kelas yang bisa
dijadikan sebagai kelas untuk dilakukan penelitian, karena kelas XI IPA5 selain hasil
belajarnya rendah, kelas XI IPA5 juga mempunyai masalah dalam belajar khususnya
aktivitas belajar.
Dari observasi kedua di kelas XI IPA5 MAS Al-Wasliyah Negeri Lama
diketahui pembelajaran yang ada cenderung monoton, yaitu menggunakan metode
ceramah dan mencatat sehingga proses pembelajaran hanya berjalan satu arah. Selain
itu juga kebanyakan siswa ketika Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung
melakukan aktivitas diluar aktivitas belajar, seperti berbicara dengan teman sebangku,

mengganggu teman-teman di belakang atau didepan bangku, bahkan ada siswa yang
sibuk bermain handphone (HP) ketika proses belajar-mengajar. Aktivitas tersebut
berpengaruh pada hasil belajar siswa, yaitu nilai ulangan harian yang diperoleh
dibawah KKM. Siswa dikatakan tuntas dalam mengikuti materi pelajaran jika
memperoleh nilai diatas 68.
Data nilai yang di ambil dari daftar nilai kelas XI IPA5 MAS Al-Wasliyah
Negeri Lama semester ganjil 2010/2011. Nilai ulangan harian pertama yang
dilakukan oleh guru, jumlah siswa yang tuntas 73% dan 27% lagi dibawah nilai KKM
atau tidak tuntas, pada ulangan harian kedua seluruh siswa tuntas, karena tidak ada
siswa yang mendapat nilai dibawah KKM, dan pada ulangan harian ketiga siswa yang
tuntas hanya 49% dan siswa yang tidak tuntas 52%. Ini merupakan kemunduran,
karena di ulangan harian pertama siswa yang tidak tuntas tidak melebihi 50%, dan
lebih rendah lagi pada ulangan akhir semester, siswa yang tuntas hanya 38%
sedangkan yang tidak tuntas mencapai 62%.
Selain itu, nilai kelompok siswa yang diambil dari daftar nilai kelas XI IPA5
juga rendah. Terlihat pada daftar nilai kerjasama, siswa yang mau bekerja sama
dengan penilaian tinggi (skor 81-100) sekitar 27% dan penilaian dengan nilai sedang
(skor 60-80) sekitar 73%. Penilaian ini juga di amati pada saat siswa melakukan
diskusi. Saat diskusi siswa yang benar-benar melakukan diskusi hanya 2-3 orang
perkelompok. Siswa yang lainnya sibuk dengan aktivitas lain diluar diskusi. Guru
juga menyatakan, bahwa pada kelas XI IPA5 MAS Al-Wasliyah Negeri Lama
terdapat kelompok-kelompok dalam bergaul, siswa tidak berbaur satu sama lain. Ini
tentunya menjadi salah satu kendala dalam belajar, karena belajar tidak hanya
mengharapkan siswa mendapatkan nilai yang tinggi, tetapi siswa juga diharapkan
dapat bersosialisasi dengan teman dan lingkungan agar siswa kelak dapat
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar ketika memasuki dunia kerja.
Materi yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah sistem ekskresi.
Penentuan materi ini melihat dari jadwal KBM untuk materi sistem ekskresi adalah
pertengahan bulan April dan diperkirakan waktu yang tepat untuk dilakukan

penelitian. Dan dari wawancara dengan guru biologi, materi ekskresi selama ini
adalah materi yang tidak terlalu ditekankan, karena materi ini dianggap materi yang
mudah. Guru hanya memberi tugas dan meminta siswa untuk membaca dirumah.
Padahal bagi siswa, materi ini adalah materi yang terlalu banyak dan bersifat abstrak.
Sehingga banyak siswa tidak mengerti dan hasil ujian pada materi sistem ekskresi
rendah.
Dari uraian di atas, maka penerapan metode Role Playing dianggap sebagai
cara untuk menyelesaikan masalah dalam pembelajaran, umumnya pada materi
sistem ekskresi dan khususnya pada kelas XI IPA5. Karena dengan metode role
playing, diharapkan siswa akan lebih tertarik dalam belajar. Dan siswa tidak
melakukan kegiatan diluar KBM.
Menurut Kincoko (2010:4) Role Playing sebagai suatu metode pembelajaran
bertujuan untuk membantu siswa menemukan makna diri (jati diri) di dunia sosial
dan memecahkan dilema dengan bantuan kelompok. Artinya, melalui bermain peranperan yang berbeda dan memikirkan perilaku dirinya dan perilaku orang lain. Proses
bermain peran ini dapat memberikan contoh kehidupan perilaku manusia yang
berguna sebagai sarana bagi siswa untuk (a) mengali perasaannya, (b) memperoleh
inspirasi dan pemahaman yang berpengaruh terhadap sikap, nilai dan persepsinya, (c)
mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah, dan (d)
mendalami mata pelajaran dengan berbagai macam cara.
Manfaat menggunakan metode role playing selain membuat proses belajar
menjadi lebih menyenangkan juga akan menciptakan hubungan yang baik antar siswa
dan kekompakan dalam kelas. Usman (1995: 10) mengemukakan kualitas dan
kuantitas belajar siswa di dalam kelas bergantung pada banyak faktor, antara lain
ialah guru, hubungan pribadi antara siswa di dalam kelas serta kondisi umum dan
suasana di dalam kelas.
Berdasarkan data di atas disadari bahwa semua metode mempunyai kelebihan
dan kekurangan, penggunaan metode dalam kegiatan belajar mengajar akan
menimbulkan minat siswa untuk belajar, dan penggunaan metode dimaksudkan untuk

melihat hasil belajar siswa yang akan diajar dengan metode role playing untuk
mempermudah siswa menerima materi pelajaran tersebut dan membuat pembelajaran
menjadi lebih menarik dan tujuan pembelajaran tercapai seluruhnya.
Dari uraian di atas maka tema penelitian ini adalah penggunaan metode role
playing dalam mengajarkan materi sistem ekskresi dengan judul Penerapan Metode
Role Playing Pada Sub Materi Pokok Sistem Ekskresi Pada Manusia Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas XI IPA MAS Al-Wasliyah Negeri
Lama Tahun Pelajaran 2014/2015

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi sebagai
berikut:
1. Hasil belajar biologi siswa di kelas XI IPA5 MAS Al-Wasliyah Negeri Lama
masih tergolong rendah
2. Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu kurangnya keterlibatan
siswa dalam proses belajar-mengajar, dimana guru yang berperan lebih aktif,
sehingga siswa kurang antusias yang akhirnya mempengaruhi hasil
belajarnya.
3. Respon siswa dalam belajar biologi terlihat tidak antusias.

1.3 Batasan Masalah


Agar penelitian ini lebih terarah, maka penelitian ini dibatasi sebagai berikut:
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA5 MAS Al-Wasliyah Negeri
Lama Tahun Pelajaran 2014/2015
2. Variabel Penelitian
Yang menjadi variabel penelitian dalam penelitian ini adalah metode
pembelajaran Role Playing
3. Parameter

Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar biologi
pada sub materi pokok sistem ekskresi pada manusia dari pembelajaran siswa
kelas XI IPA5 MAS Al-Wasliyah Negeri Lama Tahun Pembelajaran
2010/2011 menggunakan metode pembelajaran Role Playing.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dalam penelitian ini
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok sistem ekskresi
pada manusia dengan menerapkan metode Role Playing pada siswa kelas XI
IPA5 MAS Al-Wasliyah Negeri Lama Tahun Pelajaran 2014/2015?
2. Bagaimana aktivitas siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran dengan
menggunakan metode Role Playing di kelas XI IPA5 MAS Al-Wasliyah
Negeri Lama?
3. Bagaimana respon siswa setelah mengikuti proses belajar-mengajar dengan
menggunakan metode Role Palying kelas XI IPA5 MAS Al-Wasliyah Negeri
Lama?

1.5 Tujuan Penelitian


Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok sistem ekskresi pada
manusia dengan penerapan metode Role Playing pada siswa kelas XI IPA5
MAS Al-Wasliyah Negeri Lama Tahun Pelajaran 2014/2015.
2. Mengetahui aktivitas belajar siswa ketika proses belajar-mengajar
menggunakan metode Role Playing di kelas XI IPA5 MAS Al-Wasliyah
Negeri Lama.
3. Mengetahui respon siswa setelah proses belajar-mengajar menggunakan
metode Role Playing di kelas XI IPA5 MAS Al-Wasliyah Negeri Lama.

1.6 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa, guru, sekolah dan peneliti.
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi siswa:
a. Memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
b. Meningkatkan pemahaman siswa akan materi yang telah disampaikan
oleh guru.
c. Membiasakan siswa untuk belajar aktif dan kreatif.
d. Meningkatkan tanggung jawab dan rasa kebersamaan bagi setiap
kelompok kerja dalam melaksanakan tugas pembelajaran .
2. Bagi guru :
a. Memberi informasi untuk menyelenggarakan pembelajaran aktif
dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan.
b. Memberi wacana baru tentang pembelajaran aktif melalui metode
pembelajaran role playing.
3. Bagi sekolah :
Untuk memberi informasi kepada kepala sekolah mengenai pentingnya
variasi metode pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar. Diharapkan
pada masa yang akan datang semua guru tidak hanya dapat mengajar dengan
metode ceramah.
4. Peneliti
Sebagai sarana untuk mempraktikkan teori yang diperoleh selama
dibangku kuliah dengan kenyataan sehari-hari dan menambah pengalaman
mengajar sehingga peneliti nantinya dapat mengajar lebih baik dalam dunia
kerja.

1.7 Defenisi Operasional


Beberapa hal yang dijadikan sebagai operasional dari penelitian ini adalah:

1. Metode Role playing merupakan cara penguasaan materi pembelajaran


melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa yang dilakukan
dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati dalam situasi
buatan.
2. Hasil belajar siswa merupakan gambaran dari kemampuan, keterampilan dan
pemahaman siswa atau kelompok siswa tentang penguasaannya terhadap
sesuatu materi pembelajaran
3. Penelitian Tindakan Kelas (PTK), terdiri dari tiga kata inti, yaitu (1)
penelitian, (2) tindakan, (3) kelas, dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
secara bersama.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritis


2.1.1 Konsep Belajar Mengajar
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang
ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahakan
kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman (Rusman, 2010: 1).
Anthony Robbins (dalam Trianto, 2009 : 15) mendefenisikan:
Belajar sebagai proses penciptaan hubungan antara sesuatu (pengetahuan)
yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Dari defenisi ini
dimensi belajar memuat beberapa unsur, yaitu (1) penciptaan hubungan. (2)
sesuatu hal (pengetahuan) yang sudah dipahami, dan (3) sesuatu
(pengetahuan) yang baru. Jadi dalam makna belajar, disini bukan berangkat
dari sesuatu yang benar-benar belum diketahui (nol), tetapi merupakan
keterkaitan dari dua pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru.

Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak
disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu perubahan pada
diri pembelajar. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan perilaku tetap berupa
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh individu.
Unsur terpenting dalam mengajar ialah merangsang serta mengarahkan siswa
belajar. Menurut Subiyanto (1988: 30) dalam Trianto (2009 : 17) mengajar pada
hakikatnya tidak lebih dari sekedar menolong para siswa untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan, sikap, serta ide dan apresiasi yang menjurus kepada
perubahan tingkah laku dan pertumbuhan siswa. Cara mengajar guru yang baik
merupakan kunci dan prasarat bagi siswa untuk dapat belajar dengan baik. Salah satu
tolok ukur bahwa siswa telah belajar dengan baik ialah jika siswa itu dapat
mempelajari apa yang seharusnya dipelajari, sehingga indikator hasil belajar yang
diinginkan dapat dicapai oleh siswa.

2.1.2 Hasil Belajar


Proses kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai
tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2009: 22).
Hamid (2009: 57) mengemukakan bahwa hasil pembelajaran adalah semua
efek yang dapat di jadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode
pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda. Seperti halnya variable metode dan
kondisi pembelajaran, variabel hasil pembelajaran juga dapat diklasifikasi dengan
cara yang sama.
Horward Kingsley (dalam Sudjana, 2009: 22) membagi tiga macam hasil
belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c)
sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang
telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne (dalam Sudjana, 1989: 22)
membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan
intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris. Dalam
sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun
tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom
yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah
afektif dan ranah psikomotoris.

2.1.3 Aktivitas Belajar


Aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran,
perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan
proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Aktivitas
belajar siswa merupakan indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Menurut
Sardiman (2009) menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan
untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman sendiri.
Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai
dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa ketrampilan-

10

ketrampilan dasar sedangkan kegiatan psikis berupa ketrampilan terintegrasi.


Keterampilan dasar yaitu mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur,
menyimpulkan dan mengkomunikasikan (Juliantara, 2010).
Diedrich (dalam Sardiman 2009) terdapat beberapa macam aktivitas belajar siswa
diantaranya adalah:
1. Aktivitas melihat (Visual Activities) yang termasuk didalamnya membaca,
memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
2. Aktivitas lisan (Oral Activities) seperti merumuskan, menyatakan, bertanya,
memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,
interupsi.
3. Aktivitas mendengar (Listening Activities) sebagai contoh mendengarkan: uraian,
percakapan, diskusi, musik, pidato.
4. Aktivitas menulis (Writing Activities), seperti misalnya menulis cerita, karangan,
laporan, angket, menyalin.
5. Aktivitas menggambar (Drawing Activities) misalnya: menggambar, membuat
grafik, peta, diagram.
6. Aktivitas gerak (Motor Activities) yang termasuk di dalamnya antara lain:
melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun,
beternak.
7. Aktivitas mental (Mental Activities) sebagai contoh misalnya: menanggapi,
mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil
keputusan.
8. Aktivitas emosi (Emotional Activities) seperti misalnya, menaruh minat, merasa
bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

2.1.4 Metode Pembelajaran


2.1.4.1 Pengertian Metode Pembelajaran
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan

11

penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran
berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak
menguasai satu pun metode mengajar yang dirumuskan dan dikemukakanpara ahli
psikologi dan pendidikan (Djamarah dan Zein, 1995:46)
Metode adalah a way in archieving something. Jadi metode pembelajaran
dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah, (2) diskusi,
(3) demonstrasi, (4) simulasi, (5) laboratorium, (6) pengalaman lapangan, (7)
brainstorming, (8) debat, (9) symposium, dan sebagainya.
Metode pembelajaran (Hamid, 2009: 53) adalah cara-cara yang berbeda untuk
mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda. Metode
pembelajaran didefenisikan sebagai cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil
pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi pembelajaran.
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan kedalam teknik dan gaya
pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara
yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relative
banyak membutuhkan teknik tersendiri yang tentunya secara teknis akan berbeda
dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas.
Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu penggunaan teknikpada
kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif.
Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode
yang sama.
Djamarah dan Zein (1995: 46) mengemukakan lima faktor yang
mempengaruhi penggunaan metode mengajar sebagai berikut:
a) Tujuan yang berbagai-bagai jenisnya dan fungsinya. b) Anak didik yang
berbagai-bagai tingkat kematangannya. c) Situasi yang berbagai-bagai

12

kualitas dan kuantitasnya. d)Fasilitas yang berbagai-bagai kualitas dan


kuantitasnya. e) Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbedabeda.

2.1.4.2 Metode Role Playing

Gambar 2.1 : Metode Role Playing (Uwindut, 2011)

Role playing merupakan salah satu jenis teknik simulasi yang pada umumnya
digunakan dalam pendidikan sosial dan hubungan antar sesama. Teknik ini berkaitan
dengan studi kasus. Tetapi, kasus tersebut melibatkan individu dan tingkah laku
mereka, atau interaksi antarindividu dalam bentuk dramatisasi. Siswa dapat
berpartisipasi sebagai pemain dengan peran tertentu, sebagai pengamat, atau sebagai
pengkaji, tergantung pada tujuan penerapan teknik tersebut. Bermain peran dilakukan
apabila dosen ingin menerangkan suatu peristiwa yang di dalamnya menyangkut
orang banyak. Atau, ingin melatih mahasiswa agar mereka dapat menyelesaikan
masalah yang bersifat sosial psikologis, serta dapat bergaul dan memberi pemahaman
terhadap orang lain tentang permasalahannya (Uwidndut, 2011).
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran
memulai pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi

13

dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau
benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu
bergantung kepada apa yang diperankan. Metode Role Playing dapat melibatkan
seluruh

siswa

untuk

berpartisipasi

dan

mempunyai

kesempatan

untuk

mengembangkan kemampuannya dalam bekerja sama. Beberapa kelebiahan dari


metode Role Playing adalah sebagai berikut:
(1) Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
(2) Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat di gunakan dalam
situasi dan waktu yang berbeda.
(3) Guru dapat mengevaluasi pemahaman setiap siswa memulai pengamatan pada
waktu melakukan permaianan.
(4) Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenagkan bagi anak
(Hamdani, 2011: 87).

2.1.4.2.1 Manfaat Role Playing


Beberapa manfaat dan nilai yang bisa ditanamkan dalam role playing :
1. Nilai fisik. Permainan yang aktif sangat penting bagi penumbuhan otak.
Melalui bermain, ia akan berlatih keterampilan dalam menemukan dan
menghimpun sesuatu.
2. Nilai edukatif. Permainan membuka peluang seluas-luasnya bagi mahasiswa
untuk belajar tentang banyak hal melalui alat-alat permainan yang bervariasi.
3. Nilai sosial. Dengan bermain mahasiswa akan belajar membangun hubungan
sosial dengan orang lain dan belajar cara bergaul dengan mereka. Melalui
permainan kolektif ia juga dapat belajar bagaimana memberi dan menerima.
4. Nilai akhlak. Melalui permainan, mahasiswa akan mempunyai pemahaman
awal tentang benar dan salah. Ia juga akan mengenal beberapa nilai akhlak
dalam bentuk awal, seperti keadilan, kejujuran, amanah, disiplin, dan
sportivitas.

14

5. Nilai

kreativitas.

Dengan

permainan,

siswa

dapat

mengungkapkan

kemampuan kreativitasnya dan mempraktikkan gagasan-gagasan yang


dimilikinya.
6. Nilai kepribadian. Melalui permainan siswa akan mampu menemukan banyak
hal tentang dirinya. Ia dapat mengukur kemampuan dan keterampilannya
melalui interaksinya dengan teman-temannya. Ia juga belajar menghadapi
masalah-masalah yang dihadapinya.
7. Nilai solutif dengan permainan, siswa akan keluar dari ketegangan yang
muncul akibat banyaknya ikatan yang dipaksakan kepadanya. Bermain juga
merupakan salah satu sarana yang baik untuk mencairkan permusuhan
(Uwidndut, 2011).

2.1.4.2.2 Langkah-Langkah Metode Role Playing :


1) Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.
2) Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa
hari sebelum KBM
3) Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
4) Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
5) Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang
sudah dipersiapkan
6) Masing-masing siswa berada dikelompoknya sambil mengamati skenario
yang sedang diperagakan
7) Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja
untuk membahas penampilan masing-masing kelompok
8) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpuannya
9) Guru memberikan kesimpulan secara umum
10) Evaluasi
11) Penutup

15

2.2 Kerangka Berfikir


Belajar merupakan suatu proses perubahan pada diri seseorang sebagai akibat
dari adanya aktivitas. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam belajar adalah untuk
meningkatkan kemampuannya dalam bidang tertentu khususnya biologi. Untuk
mendapatkan hasil belajar yang diharapkan, seorang guru harus mampu
menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan dengan materi yang akan
disampaikan. Metode pembelajaran adalah suatu cara yang dijadikan pedoman oleh
guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran agar peserta didik memahami
konsep yang diajarkan guru.
Pada dasarnya setiap siswa dapat dibantu baik secara individual maupun
kelompok untuk memperbaiki hasil belajar yang dicapai sesuai dengan kemampuan
masing-masing. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan
hasil belajar siswa. Melalui pengembangan kompetensinya guru dapat melakukan
berbagai pendekatan, metode, dalam proses pengajaran yang dialami siswa.
Pendidikan yang dilakukan harus sesuai dengan jenis dan hambatan belajar yang
dialami oleh siswa.
Salah satu bantuan yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa adalah dengan menggunakan metode pembelajaran role playing. Metode
pembelajaran role playing merupakan suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran
memulai pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa.

16

Materi sistem ekskresi

Metode role playing

Aktifitas belajar siswa

Memperhatikan

Bertanya

Mencatat

Memberi
tanggapan

Bermain
Peran

Hasil belajar siswa

individual
Gambar
: 2.8 Skema Kerangkaklasikal
Berfikir

2. 3 Hipotesis Tindakan
Dengan diterapkan metode role playing dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada sub materi pokok sistem ekskresi pada manusia di kelas XI IPA5 MAS AlWasliyah Negeri Lama

17

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di MAS Al-Wasliyah Negeri Lama, Jl Pertiwi
No. 93 Medan. Dan penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juni 2012.

3.2 Subjek Penelitian


Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subjek penelitian adalah
siswa kelas XI IPA5 yang terdiri dari 37 siswa dengan komposisi 10 siswa laki-laki
dan 27 siswa perempuan.
Penentuan subjek penelitian di kelas XI IPA5 karena pada siswa IPA5, guru
belum menggunakan metode pembelajaran yang efektif, sehingga siswa menjadi
tidak aktif dan kurang antusias dalam belajar dan mempengaruhi hasil belajar siswa
pada saat mengerjakan ulangan harian maupun ujian semester.

3.3 Variabel Penelitian


Variabel bebas adalah penerapan metode role playing.
Varabel terikat adalah hasil belajar siswa, aktivitas siswa dan respon siswa.

3.4 Jenis dan Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research). Pemilihan tindakan ini didasari oleh upaya peningkatan hasil belajar siswa
yang dilakukan dalam tahapan siklus yang dimulai dari perencanaan, tindakan,
observasi, refleksi, dan kembali pada perencanaan untuk tindakan siklus berikutnya.
Penelitian ini dimulai dari pratindakan melalui observasi dan wawancara
kepada guru biologi di MAS Al-Wasliyah Negeri Lama untuk mengetahui bagaimana
peningkatan hasil belajar siswa pada awal semester genap. Peneliti sudah melihat
bagaimana hasil belajar siswa pada semester ganjil, dan sudah melihat masalah-

18

masalah dalam belajar siswa. Salah satu masalah yang dihadapi guru pada saat
mengajar adalah ketika KBM berlangsung, siswa banyak yang jenuh dengan metode
belajar yang diberikan guru. Adapun desain penelitiannya:
Permasalahan

Perencanaan
tindakan I

Refleksi I

Permasalahan
baru hasil
refleksi

Perencanaan
tindakan II

Refleksi II

Apabila
pernasalahan
belum
terselesaikan

Pelaksanaan
tindakan I

Pengamatan/pengum
pulan data I

Pelaksanaan
tindakan II

Pengamatan/Pengum
pulan data II

Dilakukan
kesiklus
berikutnya
Gambar 3. 1 : Skema Siklus PTK

Pratindakan merupakan dasar bagi peneliti sebelum menyusun perencanaan,


dengan melakukan pratindakan perencanaan akan lebih baik. Penelitian tindakan ini
dirancang dengan proses pengkajian berdaur (cyclical).

19

3.5 Prosedur Penelitian


Tabel 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Fase
Pratindakan

Tindakan
Melakukan observasi ke

Output
Memberikan gambaran

sekolah dan mengamati proses

bagi peneliti mengenai

pembelajaran.

karakteristik siswa sebelum


diberi tindakan.

Wawancara dengan guru

Teridentifikasi masalah

biologi kelas XI IPA5 Ibu

dalam pembelajaran.

Alfrida Siregar. S.Pd


Mengenalkan metode

Memberikan gambaran

pembelajaran role playing

kepada guru sebagai upaya

kepada guru.

dalam mengatasi
permasalahan pembelajaran
selama ini.

Mengenalkan metode

Gambaran bagi siswa

pembelajaran role playing

mengenai metode

kepada siswa.

pembelaja-ran role playing.

Melakukan uji validitas dan

Mendapatkan bentuk soal

reliabilitas tes.

tertulis (post test) yang


akan diujicobakan pada
kelas penelitian (XI IPA5).

Penelitian Tindakan Kelas dengan Alur dan Tahapan Pada Siklus I


Fase
Perencanaan

Tindakan
Menyusun RPP sesuai

Output

RPP sesuai dengan hasil

20

dengan hasil refleksi

refleksi pratindakan

pratindakan.

memudahkan guru dalam


melaksanakan
pembelajaran.

Membagi siswa kedalam 6

Pembagian siswa dan

kelompok dan membuat

pembagian kelompok

skenario role playing

sama. Kelompok akan


diguna kan untuk
pembagian peran dalam
skenario role playing.

Menyiapkan lembar

observasi aktivitas siswa.

Mengamati bentuk
aktivitas siswa selama
proses pembelajaran.

Menentukan tugas guru

Tugas guru bidang studi

bidang studi, peneliti dan tiga

mengamati peneliti dalam

orang observer lainnya.

melaksanakan kegiatan
pembelajaran, peneliti
bertugas sebagai guru,
dan pengamat lainnya
bertugas mengamati
aktivitas siswa

Menyiapkan soal pretest dan

post test I.
Tindakan

Digunakan untuk mengu


kur pemahaman siswa.

Mengadakan pretest.

Memberikan apersepsi.

belajar-mengajar dengan

Menjelaskan secara singkat

menggunakan metode

mengenai materi yang akan

pembelajaran role

dibawakan oleh kelompok

playing.

Terlaksananya proses

21

yang maju.

Memberi kesempatan kepada


siswa

untuk

bertanya

mengenai materi yang akan


dipelajari

Memberikan catatan singkat


mengenai

materi

yang

dibawakan kelompok yang


maju.

Melakukan kegiatan pembe

Penilaian aktivitas siswa

lajaran.

dilakukan oleh masing-

Setiap kelompok melakukan

masing observer.

peragaan di kelas.

Kelompok lain yang tidak


melakukan peragaaan,
mengamati dan mencatat
organ-organ dan fungsi dari
organ yang diperagakan
setiap kelompok yang maju.

Membuat kesimpulan.

Mengadakan post test.

Pengamatan

Melakukkan pengamatan

Teridentifikasi hasil

yang meliputi pengamatan

belajar siswa, aktivitas

hasil belajar siswa, aktivitas

belajar siswa dan

siswa yang terdiri dari:

kemampuan peneliti

Memperhatikan, Bertanya,

sebagai guru.

Mencatat, Memberi
Tanggapan dan Bermain

22

peran. Dan pengamatan


terhadap peneliti yang
diamati oleh guru. Semua
pengamatan dilakukan
dengan mengisi lembar
observasi yang telah
disediakan.

Refleksi

Melakukkan evaluasi hasil.

Melakukan

penganalisaan

Observasi siswa.
Menganalisis hasil

hasil belajar.

belajar.

Mengidentifikasi kelemahan

Memperbaiki kelemahan

pada siklus 1.

untuk siklus berikutnya.

Penelitian Tindakan Kelas dengan Alur dan Tahapan Pada Siklus II


Fase

Tindakan

Perencanaan

Menyusun RPP sesuai

Output

dengan hasil refleksi siklus 1.

Menyiapkan lembar

RPP sesuai dengan hasil


refleksi siklus 1.

observasi aktivitas siswa.

Mengamati bentuk
aktivitas siswa selama
proses pembelajaran.

Menyiapkan soal post test II.

Digunakan untuk
mengukur pemahaman
siswa.

Tindakan

Memberikan apersepsi.

Menjelaskan secara singkat

belajar-mengajar dengan

mengenai materi yang akan

menggunakan metode

dibawakan.

pembelajaran role

Terlaksananya proses

23

playing.

Memberi kesempatan kepada


siswa untuk bertanya
mengenai materi yang akan
dibawakan maupun materi
yang telah dibawakan pada
siklus I.

Memberikan catatan berupa


diagram mengenai materi
yang dibawakan kelompok
yang maju dan juga materi
yang telah dibawakan pada
siklus I.

Kelompok berikutnya melakukan peragaan di depan


kelas.

Kelompok lainnya memperhatikan dan mencatat materi


kelompok yang maju.

Membuat kesimpulan dibantu


oleh peneliti.

Pengamatan

Melakukkan pengamatan

Teridentifikasi hasil

yang meliputi pengamatan

belajar siswa, aktivitas

hasil belajar siswa, aktivitas

belajar siswa dan kemam-

siswa yang terdiri dari:

puan peneliti sebagai

Memperhatikan, Bertanya,

guru.

Mencatat, Memberi
Tanggapan dan Bermain
peran. Dan pengamatan

24

terhadap peneliti yang


diamati oleh guru. Semua
pengamatan di- lakukan
dengan mengisi lembar
observasi yang telah
disediakan.
Refleksi

Melakukkan evaluasi hasil.

Observasi siswa.

Melakukan penganalisaan

Menganalisis hasil

hasil belajar.

belajar.

Mengidentifikasi kelemahan
siklus.

Memperbaiki kelemahan
untuk siklus berikutnya.

3.6 Instrumen/Alat Pengumpul Data


Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini maka peneliti
menggunakan instrumen penelitian dalam bentuk:
3.6.1 Tes
Tes yang digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa adalah tes
objektif yang berbentuk pilihan ganda yang banyaknya 60 soal dengan 5 option
pilihan (a,b,c,d, dan e) yang telah divalidkan kesekolah.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal
No

Nomor Soal

Tujuan Pembelajaran
Khusus
Mengidentifikasi
struktur dan fungsi
alat-alat ekskresi
pada manusia
Membedakan
struktur dan fungsi
alat-alat ekskresi

C1

C2

C3

C4

C5

1,2,3,

21,22,

36,3

49,

55,

4,

23,24,

7,

5,6,7,

25,26,

38,3

8,

27,

9,40

C6

Jumlah

12
50,

56,

58,

13

25

Menjelaskan
mekanisme ekskresi
pada manusia

9,10,

28,29,

41,4

51,5

11,12

2,43

2,

,13,

,44,

Menjelaskan
berbagai kelainan/
penyakit pada sistem
ekskresi manusia

14,15

30,31,

45,4

,16,1

32,

6,

Menjelaskan
penyebab
kelainan/penyakit
yang terjadi pada
system ekskresi
manusia

18,19

33,34,

47,4

,20

35,

Total Item

57,
14

59,

53,

11

7,

20

15

13

60.

54,

10

60

Keterangan:
C1 : Pengetahuan

C4 : Analisis

C2 : Pemahaman

C5 : Sintesis

C3 : Penerapan

C6 : Evaluasi

Soal yang valid sebanyak 31 dan akan

diberikan kepada siswa setelah

pembelajaran selesai dilakukan sebagai post test. Isi tes mencakup materi mengenai
sistem ekskresi pada manusia yang diajarkan selama penelitian. Kriteria penilaian
adalah memberikan skor 1 untuk setiap soal yang dijawab dengan benar dan skor 0
untuk jawaban yang salah. Sebelum digunakan untuk mengumpulkan data,
seperangkat tes tersebut akan diuji coba kelayakannya di luar sampel meliputi uji
validitas, uji reliabilitas, daya beda soal dan taraf kesukaran soal.

3.6.2 Observasi
Observasi yang digunakan adalah observasi partisipasi. Observasi partisipasi
adalah observasi yang dilakukan pengamat dengan melibatkan diri atau ikut serta
dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diamati.

26

Dengan observasi partisipasi ini pengamat dapat menghayati, merasakan, dan


mengalami sendiri seperti individu yang sedang diamatinya (Sudjana,2009 : 85).
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data dengan lembar observasi
tentang aktivitas siswa yang meliputi aktivitas memperhatikan, bertanya, mencatat,
memberi tanggapan dan bermain peran didalam pelaksanaan metode role playing.
Selain itu, observasi juga dilakukan kepada peneliti sebagai guru yang dilakukan oleh
guru bidang studi Biologi.

3.6.3 Angket respon siswa


Untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap metode yang diberikan
pada pembelajaran digunakan angket respon siswa, yang akan di analisis apakah
siswa tertarik, atau siswa tidak tertarik dengan metode pembelajaran role playing.

3.7 Pengembangan Instrumen Penelitian


Adapun instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar
observasi dan tes tertulis sebagai alat evaluasi hasil belajar siswa yang berpedoman
pada indikator masing-masing pembelajaran. Instrumen merupakan seperangkat tugas
yang harus diselesaikan oleh siswa.
Langkah-langkah penyusunan instrumen adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang ada di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b. Menyusun instrumen tes sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
c. Membuat

kriteria

penilaian

kemampuan

prestasi

siswa

dalam

proses

pembelajaran baik secara individual maupun klasikal.


d. Membuat kisi-kisi tes kemampuan hasil belajar siswa berdasarkan aspek kognitif.

27

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Aktivitas Belajar


No
1

Aspek yang diamati

Indikator Penilaian

Skor

Memperhatikan

a. Memperhatikan dengan serius

(Visual Activities)

b. Memperhatikan tapi kurang serius

c. Tidak memperhatikan

Bertanya

a. Bertanya sesuai dengan materi

(Oral Activities)

b. Materi yang ditanyakan tidak sesuai

dengan yang dijelaskan guru

c. Tidak bertanya

Mencatat

a. Mencatat materi dengan lengkap

(Writing Activities),

b. Mencatat tapi kurang lengkap

c. Tidak mencatat

Mendengarkan

a. Mendengarkan dengan serius

percakapan

b. Mendengarkan tapi tidak serius

(Listening Activities)

c. Tidak mendengarkan

Bermain peran

a. Dapat memerankan jelas organ yang

(Motor Activities)

diperankan
b. Kurang dapat memerankan dengan

jelas organ yang perankan


c. Tidak dapat memerankan dengan jelas

organ perankan
Dalam pengembangan kriteria prestasi belajar siswa diperoleh dari aktivitas
belajar siswa yang berpedoman kepada Diedrich (dalam Sardiman 2008). Observasi
dilakukan oleh peneliti mulai dari awal pelaksanaan tindakan sampai berakhirnya
pelaksanaan tindakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran. Adapun
aspek yang diamati selama proses pembelajaran berlangsung adalah : aspek
memperhatikan, bertanya, mencatat, mendengarkan percakapan, dan bermain peran.

28

3.7.1 Validitas Instrumen


Rumus untuk menghitung validitas butir soal adalah :
Rxy

N xy x y

N x

N y

(Arikunto, 2008: 72)

Keterangan Rumus:
rxy

= Koefisien validitas tes

= Nilai untuk setiap item

= Nilai total seluruh item

= Jumlah Responden

jika rxy > r tabel maka soal tersebut valid, sedangkan


jika rxy < r tabel maka soal tersebut tidak valid
Untuk mengartikan angka validitas digunakan sebagai berikut :
0,00 0,20 = Validitas sangat rendah
0,21 0,40 = Validitas rendah
0,41 0,60 = Validitas sedang
0,61 0,80 = Validitas tinggi
0,81 1,00 = Validitas sangat tinggi
Untuk menafsirkan keberadaan harga validitas tiap item, maka rxy
dikonsultasikan dengan harga kritik product moment. Dengan = 0,05. Jika harga rxy
atau r hitung > r tabel maka soal dikatakan valid.

3.7.2 Reabilitas Instrumen


Untuk menghitung koefisien reliabilitas digunakan rumus Khuder Richardson 20
atau K-R20 yaitu:
2
n S p.q
r11
(Arikunto, 2008: 100)

S2
n 1

Keterangan Rumus:

29

r11

= Reliabilitas tes

= Jumlah soal

= Proporsi jawaban yang betul

S2

= Varians

= Proporsi jawaban yang salah

pq

= Jumlah perkalian p dan q

Dengan kriteria:
Kurang dari 0,20 = Sangat Rendah
0,21 0,40 = Rendah
0,41 0,70 = Sedang
0,71 0,90 = Tinggi
0,91 1,00 = Sangat Tinggi

3.7.3 Tingkat Kesukaran Soal


Taraf kesukaran soal digunakan untuk mengetahui apakah soal termasuk
kategori mudah, sedang dan sukar. Taraf kesukaran itu dapat dihitung

dengan

menggunakan rumus :
P =
Dimana :

B
JS

(Arikunto, 2008 : 208 )


P

= Indeks kesukaran

= Banyak siswa yang menjawab benar

JS

= Jumlah siswa peserta tes

Kriteria taraf kesukaran soal yaitu:


1. Soal dengan P = 0,00 0,030 adalah soal sulit
2. Soal dengan P = 0.031 0,70

adalah soal sedang

3. Soal dengan P = 0,71 0, 100 adalah soal mudah

30

3.7.4 Daya Pembeda Soal


Daya beda tes dilakukan mengetahui

mana siswa yang pandai

(berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah).


Untuk menghitung daya tes digunakan rumus:
D=

BS BB
PA PB
JA JB

(Arikunto,2008:213)

Keterangan Rumus:
D = Daya pembeda
JA = Jumlah peserta kelompok atas
JB = Jumlah peserta kelompok bawah
BA= Jumlah kelompok atas yang menjawab benar
BB= Jumlah kelompok atas yang menjawab salah
Klasifikasi daya beda tes yaitu:
D = 0,00-0,20 sangat jelek
D = 0,21-0,40 jelek
D = 0,41-0,70 baik
D = 0,71-1,00 sangat baik
D = negatif semuanya tidak baik.
Penelitian ini termasuk deskriptif yang berusaha menggambarkan keadaan
suatu hal atau suatu objek pada saat penelitian berlangsung.

31

3.8 Tenik Analisis Data


Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
yaitu:
1. Analisis peningkatan hasil belajar siswa
Hasil belajar siswa dalam menjawab post tes setiap siklus akan dihitung
berapa peningkatannya dengan menggunakan rumus dibawah ini:
a. Untuk menghitung peningkatan hasil belajar siswa perindividu.

Keterangan : PHBS = Peningkatan Hasil Belajar Siswa


x

= nilai post test

= nilai pre test

b. Untuk menghitung persentase peningkatan hasil belajar siswa perindividu.

Keterangan : % PHBS

= % nilai peningkatan hasil belajar siswa

PHBS

= nilai peningkatan hasil belajar siswa

= skor maksimal

c. Untuk menghitung persentase peningkatan hasil belajar siswa perkelas.

Keterangan : %PHBS/Kelas = % jumlah peningkatan hasil belajar siswa perkelas


%PHBS
Q

= % nilai peningkatan hasil belajar siswa perindividu


= jumlah siswa

2. Tingkat aktivitas belajar siswa

32

Setiap siswa akan memperoleh nilai dari banyaknya aktivitas yang dilakukan
masing-masing siswa.
a. Penilaian aktivitas belajar siswa/Individu

Keterangan : x = skor perolehan aktivitas belajar siswa


k = skor maksimal dari aktivitas belajar siswa (jumlah variabel
keaktifan)
b. Penilaian Aktivitas Siswa/Kelas

Keterangan : x = skor perolehan aktivitas belajar siswa


k = jumlah seluruh siswa

Kriteria penilaian sebagai berikut:


1. Jika siswa memperoleh jumlah nilai 0-40 berarti siswa tidak aktif
2. Jika siswa memperoleh jumlah nilai 41-60 berarti siswa cukup aktif
3. Jika siswa memperoleh jumlah nilai 61-80 berarti siswa aktif
4. Jika siswa memperoleh jumlah nilai 81-100 berarti siswa sangat aktif

3. Analisis respon siswa


Dalam menganalisis respon siswa digunakan rumus di bawah ini:

Keterangan : x = skor perolehan angket respon siswa


k = jumlah seluruh siswa

Kriteria penilaian sebagai berikut:


1. Jika siswa memperoleh jumlah nilai 0%-25% berarti siswa tidak tertarik
2. Jika siswa memperoleh jumlah nilai 26%-50% berarti siswa cukup tertarik

33

3. Jika siswa memperoleh jumlah nilai 51%-75% berarti siswa tertarik


Jika siswa memperoleh jumlah nilai 76%-100% berarti siswa sangat tertarik

You might also like