You are on page 1of 9

188

Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan. Vol. 7 No.3 Nopember 2011

DAMPAK PARIWISATA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL DAN EKONOMI


MASYARAKAT DI GILI TRAWANGAN KECAMATAN PEMENANG
KABUPATEN LOMBOK UTARA

Irianto
Staf Pengajar STIE AMM Mataram
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pariwisata di Gili Trawangan
terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di sekitarnya. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan melakukan observasi
secara langsung dengan mewawancarai beberapa masyarakat di Gili Trawangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pariwisata di Gili Trawangan
memberikan pengaruh terhadap lingkungan sekitar baik pengaruh positif maupun pengaruh
negatif. Pengaruh positif dilihat dari segi ekonomi dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat setempat. Dibandingkan dengan tempat lain diluar Gili Trawangan dengan
pendapatan bersih pedagang juice rata-rata sebesar Rp. 400.000,00 per hari dan pendapatan
Kusir Cidomo sebesar Rp. 180.000,00 sampai Rp. 200.000,00- per hari, bisa dikatakan
pendapatan masyarakat dengan pendidikan tidak tamat Sekolah Dasar namun memiliki
kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris tersebut cukup tinggi karena
mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarganya bahkan penghasilannya bisa ditabung.
Kegiatan pariwisata ini juga membuat pendapatan pemerintah daerah setempat meningkat
sehingga daerah wisata ini perlu dijaga kelestarian dan keindahannya untuk lebih menarik
para wisatawan khususnya para wisatawan asing. Kegiatan pariwisata ini juga menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan sekitar khususnya masalah lunturnya nilai-nilai budaya
masyarakat setempat karena masyarakat cenderung meniru perilaku wisatawan asing yang
sebenarnya tidak sesuai dengan nilai nilai budaya kita.
Untuk lebih terjaganya kegiatan pariwisata di Gili Trawangan ini mengingat dampak
pariwisata terhadap kehidupan sosial dan ekonomi cukup besar maka dalam hal ini
pemerintah tidak hanya memperhatikan dampak positifnya saja tapi pemerintah juga perlu
mengambil langkah-langkah bagaimana meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan.
Kata kunci : pariwisata, dampak sosial, dampak ekonomi

Abstract: This study aims to determine the impact of tourism in Gili Trawangan toward the
social and economic life of the surrounding community. This study used a qualitative
approach. The data were collected by researchers with direct observation by interviewing
several people in Gili Trawangan.
The results showed that activities of tourism in Gili Trawangan give effects to the
surrounding environment influences both positive and negative influences. Positive influence
in terms of the economy can increase the income of local communities. Compared to other
places outside of Gili Trawangan with net income of juice traders on average of Rp.
400.000,00 - per day and revenue of Cidomo charioteer Rp. 180.000,00 to Rp. 200.000,00
per day, can be said the income of the people with education had not completed elementary
school but has the ability to communicate in English is quite high because it is able to
complete needs of his family life and even income can be saved. Tourism activities also affect
the local government revenue increases, there for the tourist areas ares necessary in case the
preservation and beauty to attract more tourists, especially foreign tourists. Tourism
activities are also a negative impact on surrounding environment, especially the erosion of

Irianto: Dampak Pariwisata Terhadap Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masyarakat . 189

local culture because people tend to mimic the behavior of foreign tourists who do not fit our
cultural values.
For more sustained tourist activity on Gili Trawangan is considering the impact of
tourism on economic and social life is quite large so in this case the government does not only
pay attention to the impact of a positive course, but governments also need to take steps on
how to minimize negative impact.
Keywords: tourism, social impact, economic impact
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Secara administrasi pulau Lombok terdiri dari 4 pemerintahan kabupaten dan 1
pemerintahan kota yaitu Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten
Lombok Timur, Kabupaten Lombok Utara dan Kota Mataram.
Sejak diterbitkannya Surat Ketua DPR-RI Nomor R.U.02/8231/DPR-RI/2007 yang
selanjutnya mendapat persetujuan dari Presiden Republik Indonesia dengan Surat Presiden
Republik Indonesia Nomor R.68/Pres/12/2007 tanggal 10 Desember 2007,
dalam Sidang Paripurna tanggal 24 Juni 2008, DPR-RI menyetujui Rancangan UndangUndang (RUU) tentang Pembentukan Kabupaten Lombok Utara di Provinsi Nusa Tenggara
Barat menjadi Undang-Undang yang selanjutnya disyahkan oleh Presiden Republik Indonesia
menjadi Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2008 pada tanggal 21 Juli 2008 dan menempatkan
didalam lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 99 tentang Pembentukan
Kabupaten Lombok Utara di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Oleh karena itu secara yuridis
Kabupaten Lombok Utara terbentuk pada Tanggal 21 Juli 2008 yang merupakan hasil
pemekaran dari kabupaten Lombok Barat. Sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2008
tentang Pembentukan Kabupaten Lombok Utara di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Ibukota
Kabupaten Lombok Utara ditetapkan di Tanjung dan cakupan wilayahnya terdiri dari 5 (lima)
Kecamatan, yaitu Kecamatan Bayan, Kecamatan Gangga, Kecamatan Tanjung, Kecamatan
Kayangan dan Kecamatan Pemenang.
Pulau Lombok merupakan pulau yang memiliki banyak daerah wisata yang banyak
dikunjungi oleh para wisatawan baik itu wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Namun
karena kurangnya promosi membuat daerah wisata yang ada di pulau Lombok jarang di kenal
oleh para wisatawan. Pulau Lombok dikenal sebagai daerah yang memiliki keindahan
pantainya dan pulau kecilnya (yang disebut dengan Gili) oleh para wisatawan, keberadaan
daerah wisata ini memberikan pengaruh bagi masyarakat sekitar baik itu pengaruh positif
maupun negatif. Di pulau Lombok ada beberapa daerah wisata yang ramai dikunjungi oleh
para wisatawan salah satu diantaranya adalah pantai senggigi yang ada di wilayah Lombok
Barat dan pantai Kuta di Lombok Tengah, kedua pantai ini ramai akan pengunjung karena
keindahan pantainya. Di kabupaten Lombok Utara, terdapat 3 Gili yang sangat ramai
dikunjungi oleh para wisatawan mancanegara, yaitu Gili Meno, Gili Air dan Gili Trawangan.
Gili Trawangan merupakan salah satu pulau terindah yang terletak di lepas barat laut Pulau
Lombok. Pulau ini memiliki pemandangan yang sangat indah dengan pantainya yang yang
putih bersih dan airnya yang sangat jernih. Kawasan di sekitar tiga pulau ini dikenal memiliki
taman laut yang sangat indah yang menjadi habitat aneka ikan yang indah berwarna-warni.
Kawasan Tiga Gili yang letaknya di Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten
Lombok Utara-NTB, merupakan pulau-pulau kecil nan indah yang banyak dijumpai di
Lombok Utara. Dari sekian pulau yang ada di Lombok Utara, sampai saat ini baru tiga pulau
(gili) yang ramai dikunjungi oleh wisatawan. Diantara ketiga Gili tersebut Gili Trawangan
adalah yang terbesar dan paling ramai dikunjumgi oleh wisatawan baik wisatawan
mancanegara maupun wisatawan domestik.
Rumusan Masalah

190

Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan. Vol. 7 No.3 Nopember 2011

Bagaimanakah dampak kegiatan pariwisata di Gili Trawangan terhadap kehidupan


sosial dan ekonomi masyarakat sekitarnya ?
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dampak kegiatan pariwisata di Gili Terawangan terhadap kehidupan
sosial dan ekonomi masyarakat sekitarnya.

Manfaat Penelitian
Sebagai bahan masukan bagi Pemda setempat untuk lebih memperhatikan kegiatan
pariwisata yang ada di Gili Trawangan mengingat perkembangan pariwisata di Gili
Terawangan ini sangat pesat sehingga tidak hanya berdampak positif tetapi juga bisa
berdampak negatif.
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian Terdahulu
Suwartika dan Cici (2011), penelitian yang berjudul Pembangunan Pariwisata
Oceaneo Ecoturism pada Obyek Wisata Gili Trawangan. Penelitian ini dilakukan atas dasar
melihat adanya permasalahan dalam bidang pembangunan pariwisata yakni mulai nampak di
tingkat masyarakat dan lingkungan adanya eksplorasi besar- besaran atas alam, budaya dan
keunikan-keunikan lokal lainnya. Artinya, pengembangan sektor kepariwisataan membawa
pengaruh negatif bagi masyarakat sekitar obyek wisata. kerusakan lingkungan, kondisi dan
mutu lokasi merupakan dasar pokok bagi adanya pariwisata. Lebih dari 20 tahun
diidentifikasi bahwa kerusakan alam karena pengembangan pariwisata yang kurang teratur,
telah mengisi banyak konferensi pariwisata. Persoalan yang timbul adalah bagaimana proses
ekologi yang kritis dalam fungsi ekonomi harus ditangani. Perlu diusahakan tetap adanya
suatu imbangan antara konservasi dan ekonomi. Oceano ecotourism mengharuskan adanya
keseimbangan itu. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana potensi
wisata yang ada pada obyek wisata Gili Trawangan, bagaimana pembangunan pariwisata
oceano ecotourism pada obyek wisata Gili Trawangan, hal- hal apa sajakah yang mendukung
dalam pembangunan pariwisata oceano ecotourism pada obyek wisata Gili Trawangan dan
hal- hal apa sajakah yang menghambat dalam pembangunan pariwisata oceano ecotourism
pada obyek Wisata Gili Trawangan? Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Obyek wisata
Gili Trawangan merupakan obyek wisata yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai
daerah tujuan wisata. Kondisi obyek wisata pantai yang terlihat natural dan alami membuat
Gili Trawangan menjadi obyek wisata yang sangat diminati wisatawan, khususnya wisatawan
asing. Dan tidak adanya polusi, kebisingan dan pencemaran di Gili Trawangan merupakan
unsur pendukung dalam meningkatkan pembangunan pariwisata oceano ecotourism.
Pembangunan pariwisata oceano ecotourism pada obyek wisata Gili Trawangan meliputi: (1)
penyediaan sarana dan prasarana, (2) pengelolaan obyek dan daya tarik wisata, (3)
peningkatan aktifitas promosi, (4) peranan pemerintah terhadap pembangunan pariwisata
oceano ecotourism, diantaranya meliputi : (1) peningkatan peran serta masyarakat,dan (2)
peningkatan peran serta swasta. Faktor pendukung dalam pembangunan pariwisata oceano
ecotourism antara lain karakteristik obyek, sarana jalan dan transportasi, letak obyek wisata
dan ketersediaan air bersih serta sarana infrastruktur yang ada. Faktor penghambat dalam
pembangunan pariwisata oceano ecoturism antara lain: kerusakan terumbu karang, kerusakan
lingkungan fisik pesisir dan pantai, konflik sosial, pergeseran nilai budaya dan dana. Adanya
pengawasan dari pengelola kawasan dan kesadaran dari masyarakat perlu ditingkatkan guna
terjaganya potensi sumber daya yang ada. Disamping itu, perlunya perhatian dari pemerintah
dan kepedulian terhadap masyarakat, baik dalam hal pengelolaan obyek wisata maupun
memperhatikan kesejahtraan masyarakat. Untuk menarik wisatawan, sarana dan prasarana

Irianto: Dampak Pariwisata Terhadap Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masyarakat . 191

pariwisata harus terus menerus ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya
seperti bungalow, rumah makan, air bersih dan listrik, keamanan, dan pos kesehatan. Agar
status kawasan Gili Trawangan sebagai daerah wisata oceano ecotourism ini dapat diketahui
oleh masyarakat luas, maka perlu dilakukan promosi dan penyebaran informasi secara luas
pula. Promosi dan penyebaran informasi ini mempunyai dua tujuan utama, yakni pertama
untuk menarik wisatawan datang ke Gili Trawangan ini, sedangkan tujuan yang kedua adalah
agar masyarakat luas mengetahui ketentuan- ketentuan yang berlaku di dalam kawasan obyek
wisata Gili Trawangan tersebut. Dengan demikian diharapkan masyarakat luas akan
mendukung proses pembangunan pariwisata oceano itu bisa tercapai.
Irianto (2004), Dampak Bom Bali terhadap Pariwisata Senggigi Lombok, penelitian
ini dilakukan untuk mengetahui
dampak
bom Bali terhadap kepariwisataan di
Pulau Lombok, khususnya di kawasan Senggigi Lombok, yaitu tingkat hunian hotel,
dampak terhadap perekonomian sekitar kawasan Senggigi serta kebijakan manajemen
terhadap turunnya arus kunjungan wisata. Penelitian ini dilakukan pada 13 hotel
berbintang yang ada di kawasan Senggigi Lombok dari tanggal 01 April sampai
dengan
30 Juni 2003
(3 bulan)
dengan menggunakan metode sensus. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dampak bom Bali terhadap pariwisata Senggigi Lombok :
a). tingkat hunian hotel berbintang berkisar antara 17,33 % sampai dengan 34,74
%, b). kegiatan perekonomian di sekitar kawasan Senggigi Lombok, menunjukkan
bahwa banyak unit usaha kecil yang menutup usahanya untuk sementara waktu,
seperti artshop, restauran, toko-toko yang menyiapkan pelayanan pariwisata, jasa
travel,
c). dilakukannya efisiensi oleh manajemen hotel dengan upaya menekan biaya
operasional, mengurangi jam kerja karyawan, memberikan cuti, penundaan kenaikan
gaji, menutup beberapa counter serta mengurangi karyawan yang magang.
Pengertian Dampak
Menurut kamus Bahasa Besar Bahasa Indonesia (1994), dampak berarti pengaruh
kuat yang mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif); Secara ekonomi dampak
berarti pengaruh suatu penyelenggaraan kegiatan terhadap perekonomian; yaitu dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Secara sosial mendatangkan akibat;
atau melanggar; menumbuk; membentur aturan aturan yang sudah baik menjadi rusak.
Pengertian Pariwisata
Kepariwisataan dapat dipandang sebagai sesuatu yang abstrak, misalnya saja
sebagai suatu gejala yang melukiskan kepergian orang-orang di dalam negaranya
sendiri (pariwisata domestik) atau penyeberangan orang-orang pada tapal batas suatu
negara/pariwisata internasional, (Salah Wahab, 1976,3). Proses bepergian
ini
dapat
menyebabkan terjadinya interaksi, dan hubungan-hubungan, saling pengertian insani,
perasaan-perasaan, persepsi, motivasi, tekanan-tekanan, kepuasan, kenikmaan dan lain-lain
diantara sesama pribadi atau antar kelompok.
Secara khusus kepariwisataan dapat dipergunakan sebagai suatu alat untuk
memperkecil kesenjangan, saling pengertian diantara negara-negara yang sudah
berkembang, yang biasanya adalah negara-negara sumber wisatawan atau negara pengirim
wisatawan. Pada dasarnya bagian-bagian dari gejala pariwisata terdiri dari
3 (tiga)
unsur yaitu : manusia (unsur insani sebagai pelaku kegiatan pariwisata), tempat
(unsur fisik yang sebenarnya tercakup oleh kegiatan itu sendiri) dan waktu (unsur
tempo yang dihabiskan dalam perjalanan itu sendiri dan selama berdiam di tempat
tujuan).
Unsur
waktu
dapat
bervariasi
sesuai
dengan jarak di antara titik
pemberangkatan dengan negara atau atau daerah tujuan wisata, alat transportasi yang
dipergunakan , lamanya menginap di tempat tujuan tersebut dan sebagainya.
Kegiatan pariwisata memberikan
manfaat yang cukup besar dalam

192

Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan. Vol. 7 No.3 Nopember 2011

perekonomian suatu negara, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kegiatan di sektorsektor lain secara tidak langsung. Berikut beberapa manfaat pariwisata bagi suatu
negara :
1) Pariwisata adalah faktor penting untuk menggalang persatuan bangsa yang
rakyatnya memiliki daerah yang berbeda, dialek, adat istiadat, dan cita rasa
yang beraneka ragam.
2) Pariwisata menjadi faktor penting dalam pengembangkan ekonomi, karena
kegiatannya mendorong perkembangan sektor ekonomi nasional lainnya.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif. Ditinjau dari tingkat penjelasannya
penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Bungin (2007,69) dan Moleong (2006,6)
penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti masalah-masalah yang membutuhkan studi
yang mendalam seperti studi perilaku, motivasi, persepsi, dampak, implementasi kebijakan
publik, dan lainnya secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa dalam konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.
Dalam kasus penelitian ini difokuskan pada masalah dampak kegiatan pariwisata
terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat di sekitar wisata Gili Trawangan.
Obyek dan Informan Penelitian
1. Obyek penelitiannya adalah terkait dengan kehidupan sosial dan ekonomi mayarakat
Gili Terawangan sebagai akibat adanya perkembangan pariwisata yang begitu pesat
2. Sedangkan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengambil
sampel seorang pedagang juice dan seorang kusir Cidomo.
Metode Pengumpulan Data
1. Wawancara bertahap dan mendalam (in-depth interview) yakni melakukan
wawancara secara langsung dan mendalam dengan responden yang dijadikan sampel
penelitian, dalam hal ini adalah seorang pedangan juice dan seorang kusir cidomo.
2. Observasi partisipasi (participant observer) yaitu melakukan pengamatan terhadap
perilaku responden dalam penelitian ini yakni bagaimana perilaku dan penampilan
seorang pedagang juice dan kusir cidomo tersebut.
Prosedur Analisis
Pertama mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, melakukan observasi ke
lokasi, melakukan wawancara dengan masyarakat di sekitar lokasi, mengambil
dokumentasi di lokasi, melakukan kajian literatur dan mengambil kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Potensi Kawasan
Pulau (Gili) merupakan salah satu pulau terindah yang terletak di lepas barat laut
Pulau Lombok, terdapat tiga Pulau (Gili), yaitu Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan.
Ketiga Pulau ini memiliki pemandangan yang sangat indah dengan pantainya yang yang
putih bersih dan airnya yang sangat jernih. Kawasan di sekitar tiga Pulau ini dikenal
memiliki taman laut yang sangat indah yang menjadi habitat aneka ikan yang indah
berwarna-warni. Kawasan Tiga Gili yang letaknya di Desa Gili Indah, Kecamatan
Pemenang, Kabupaten Lombok Utara-NTB, merupakan pulau-pulau kecil nan indah yang
banyak dijumpai di Lombok Utara. Dari sekian pulau yang ada di Lombok Utara, sampai
saat ini baru tiga pulau (gili) yang ramai dikunjungi oleh wisatawan.

Irianto: Dampak Pariwisata Terhadap Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masyarakat . 193

Kawasan Gili Trawanagan dengan keindahan pantai yang dimiliki telah mampu
memikat para wisatawan untuk berkunjung di sini. Kawasan ini merupakan daerah wisata
yang Paling ramai dikunjungi oleh wisatawan baik wisatawan asing maupun Domestik.
Daerah ini dijadikan sebagai sumber pendapatan bagi PEMDA setempat, selain itu kawasan
ini juga dijadikan sebagai sumber pendapatan bagi penduduk sekitarnya.
Kehidupan Sosial Masyarakat Gili Trawangan
Masyarakat yang ada di sekitar kawasan Gili Trawangan sebagian besar penganut
agama Islam, sebagian besar mata pencaharian masyarakat, yang dulunya adalah sebagai
nelayan, sekarang beralih sebagai pedagang, membuka warung kecil dipinggir pantai, serta
menjual jasa seperti jasa transportasi tradisional seperti kusir Cidomo, jasa pemijatan dan
lain-lain. Disekeliling pantai gili terawangan hampir diseluruh kawasan pinggir pantai
dibangun hotel, caf, tempat hiburan dan sebagainya. Namun diantara hotel tersebut ada
sebuah Masjid yang dibangun oleh masayarakat setempat. Bagaimana sebenarnya dampak
kegiatan pariwisata terhadap kehidupan sosial masyarakat.
Berdasarkan pengamatan secara langsung dari kondisi yang ada :
1.

Terjadinya akulturasi budaya lokal dengan budaya asing. Daerah wisata ini memiliki
jumlah pengunjung yang tidak sedikit baik wisatawan lokal maupun wisatawan asing,
dengan adanya wistawan asing ini membuat terjadinya akulturasi budaya, misalnya dari
yang awalnya masyarakat sekitar menggunakan sarung sebagai pakaian sehari-hari
mereka kini sudah menggunakan pakaian layaknya para turis.

2. Merosotnya nilai-nilai kegotongroyongan masyarakat sekitar. Dengan adanya kegiatan


pariwisata ini membuat penduduk menjadi egois sehingga nilai-nilai kekeluargaan antara
penduduk sekitar menjadi berkurang.
Dari hasil wawancara dan observasi terhadap responden yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini antara lain :
1. Dari seseorang yang bekerja sebagai pedagang juice berumur 31 tahun memiliki seorang
istri dan seorang anak berumur 3 tahun berdasarkan pengamatan peneliti, dari
penampilannya cenderung meniru perilaku atau gaya yang kebarat-baratan. Misalnya
keacuhannya, penggunaan Tato disana sini, menggunakan anting yang cukup banyak
ditelinga kiri dan kanan, ini menunjukkan adanya pergeseran nilai-nilai budaya setempat.
Saat ditanya pendapatnya tentang wisatwan yang biasa minum-minuman keras dan
menggunakan bikini atau setengah telanjang sambil naik sepeda atau jalan-jalan di
pinggir pantai menurut dia tidak ada masalah karena diapun juga minum-minuman keras
walaupun dia tahu menurut agama yang dianut yakni agama Islam itu dilarang.
3. Terkait dengan tumbuh kembang anaknya sebagai akibat banyaknya wisatawan dari
mancanegara dengan kehidupan yang begitu bebas, dan nilai budaya yang sangat berbeda,
menurut responden tersebut tidak ada masalah terhadap perkembangan anaknya kelak.
4. Dengan perkembangan pariwisata tersebut ternyata tanpa melalui pendidikan formal,
walaupun tidak tamat Sekolah Dasar ternyata yang bersangkutan mampu berkomunikasi
dalam bahasa inggris dengan fasih. Hal ini disebabkan setiap hari berhadapan dan
berkomunikasi langsung dengan wisatawan asing. Dikatakan hampir semua anak-anak
yang tinggal di kawasan gili terawangan bisa berkomunikasi dengan bahasa inggris.
5. Menurut Kusir Cidomo yang bernama Hermanto, prilakunya hampir sama, acuh,
menggunakan tato di kedua tangannya, memakai anting gelang dan sebagainya. Demikian
juga pandangannya terhadap wisatawan yang minum-minuman keras, berpakain yang
minim, itu hal biasa yang dia saksikan. Dia juga terbiasa minum-minuman keras

194

Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan. Vol. 7 No.3 Nopember 2011

walaupun pengakuannya dia beragama Islam. Ini juga menunjukkan adanya pergeseran
nilai-nilai agama dan budaya setempat.
Dampak Kegiatan Pariwisata Terhadap Ekonomi
Dengan dijadikannya daerah ini sebagai salah satu daerah wisata di Lombok Utara
menjadikan penghasilan Pemda setempat meningkat. Dengan adanya daerah wisata ini, tidak
hanya pendapatan Pemda saja yang meningkat tetapi pendapatan masyarakat setempat juga
meningkat.
Dari hasi pengumpulan data yang diperoleh dari penelitian terhadap 2 (dua) orang responden
menunjukkan :
1. Dari seorang pedagang juice yang namanya tidak mau disebutkan sebenarnya berasal
dari gili Meno menetap di gili Trawangan tahun 1999 ( hampir 13 tahun),
pendidikannya tidak tamat SD mendirikan sebuah warung kecil dipinggir pantai
ukuran (3 m x 3 m ) atau 9 m2 ternyata setiap hari mampu memperoleh pendapatan
rata-rata sebesar Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) per hari dari modal sebesar
Rp100.000,00,00 (seratus ribu rupiah). Pada hari-hari tertentu misalnya hari libur bisa
menghasilkan lebih dari 500.000. Bahkan pada tahun baru bisa mencapai sampai Rp
2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah). Meskipun biaya hidup sehari-hari
cukup tinggi, dengan penghasilan bersih rata-rata yang diperoleh sebesar Rp. 400.000
per hari, pendapatan ini bisa dikatakan cukup tinggi. Sehingga dari pendapatan yang
diperoleh dia katakana bisa untuk membuat rumah yang layak dan bisa menabung .
2. Dari seorang kusir cidomo bernama Hermanto yang pendidikannya juga tidak tamat
SD namun punya kemampuan berbahasa inggris bekerja mulai jam delapan pagi
sampai jam 2 siang bisa memperoleh penghasilan/ pendapatan rata-rata sebesar 500
ribu hingga 600 ribu rupiah kotor per hari. Cidomo yang dipakai ini bukan milik
pribadi tapi milik koperasi. Bentuknya adalah bagi hasil dengan pembagian
pendapatan jika hasilnya 300 ribu, koperasi dapat 200 ribu kusir cidomo dapat 100
ribu atau perbandingan pendapatan 2 : 1 ( 2 untuk koperasi dan 1 untuk kusir cidomo)
. Waktu yang dibutuhkan untuk mengelilingi pantai gili terawangan tersebut kurang
lebih 45 menit. Menurut informasi tarif satu kali mengelilingi pantai gili terawangan
sebesar 75 ribu rupiah . Tetapi kalau tidak ada perjanjian/kesepakatan diawal bisa
dikenakan sampai 125 ribu rupiah. Dikatakan pendapatan bersihnya berkisar dari 180
ribu sampai 200 ribu rupiah. Dari informasi yang bersangkutan dia berasal dari
tanjung dan anak istrinya tinggal di Tanjung. Sekali sebulan dia pulang ke Tanjung.
Di gili terawangan dia kos dengan sewa perbulan sebesar 300 ribu. Dengan rata-rata
penghasilannya 180 ribu rupiah sampai dengan 200 ribu rupiah per hari, maka
penghasilannya cukup untuk membiayai keluarganaya bahkan menabung untuk
membuat rumah.
3. Dari pengamatan peneliti terkait dengan kegiatan pariwisata terhadap perekonomian
setempat cukup lancar, tidak sulit mencari kebutuhan pokok walaupun harga barang
cukup mahal dibandingkan dengan tempat lain di luar gili. Namun dengan pendapan
masyarakat yang cukup tinggi walaupun harga bahan kebutuhan pokok cukup mahal
tidak ada masalah bagi masyarakat setempat karena diimbangi oleh pengghasilan
yang memadai.
PENUTUP
Simpulan
Dari hasil dan pembahasan di atas dapat diambil beberapa kesimpulan, diantaranya
adalah kegiatan pariwisata ini memberikan pengaruh terhadap lingkungan sekitar baik itu
pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Pengaruh positif dilihat dari segi ekonomi dapat

Irianto: Dampak Pariwisata Terhadap Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masyarakat . 195

meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Dibandingkan dengan tempat lain diluar Gili
Trawangan dengan pendapatan bersih pedagang juice rata-rata sebesar 400 ribu rupiah per
hari dan pendapatan Kusir Cidomo sebesar 180 ribu rupiah sampai 200 ribu rupiah per hari,
bisa dikatan pendapatan masyarakat dengan pendidikan tidak tamat Sekolah Dasar namun
memiliki kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris tersebut cukup
tinggi karena mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarganya bahkan penghasilannya bisa
ditabung.
Kegiatan pariwisata ini juga membuat pendapatan PEMDA setempat meningkat
sehingga daerah wisata ini perlu di jaga kelestarian dan keindahannya untuk lebih menarik
para wisatawan khususnya para wisatawan asing. Kegiatan pariwisata ini juga menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan sekitar khususnya masalah lunturnya nilai-nilai budaya
masyarakat setempat karena masyarakat cenderung meniru perilaku wisatwan asing yang
sebenarnya tidak sesuai nilai nilai budaya setempat.
Saran
Untuk lebih terjaganya kegiatan pariwisata di Gili Trawangan ini mengingat dampak
pariwisata terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat sekitarnya cukup besar maka
dalam hal ini pemerintah tidak hanya memperhatikan dampak positifnya saja tapi pemerintah
juga perlu mengambil langkah-langkah bagaimana meminimalkan dampak negatif yang
ditimbulkan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Budaya Lombok,. http://dunialombok.com/budaya_lombok.htm, diakses
tanggal 6 Juli 2011
Anonim. 2008. Profil daerah Nusa tenggara barat. http://karumbutribun.
blogspot.com/2009/03/profil-daerah-nusa-tenggara-barat.html, diakses tanggal 6 Juli
2011
Anonim. 2007. Sekitar Tentang Lombok. http://amaqeza.blogspot.com/2008/01/sekilastentang-lombok.html, diakses tanggal 8 Juli 2011
Anonim. 2009. Lombok Utara. Di akses dari : http://www.lombokgilis.com/lombokUtara.htm, diakses tanggal 10 Juli 2011
Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Barat, 2007, Lombok Barat Dalam Angka,
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta
Dinas

Pariwisata Seni Dan Budaya, 2002, Profil Pariwisata Lombok


(Database) Tahun 2002, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat

Barat

Departemen Pendidikan Nasional. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai
Pustaka
Irianto, Dampak Bom Bali Terhadap Pariwisata Senggigi Lombok, Jurnal Valid Volume 1,
No. 2, Oktober 2004
Moleong, J.Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, PT Remaja
Rosdaharja, Bandung

196

Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan. Vol. 7 No.3 Nopember 2011

Salah Wahab, 1996, Manajemen


Paramita, Jakarta

Kepariwisataan,

Cetakan

Ketiga, Pradnya

Suwartika, Arinda Cici. 2011. Pembangunan Pariwisata Oceaneo Etoturism pada Obyek
Wisata Gili Trawangan, E-Library University Brawijaya, di akses melalui
http://hdl.handle.net/123456789/29717 tanggal 10 Juli 2011
http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0210/21/daerah/meng25.htm, diakses tanggal 7 Juli
2011

You might also like