You are on page 1of 28

LAPORAN HASIL PERCOBAAN:

TERMOKIMIA
KIMIA

Disusun Oleh:

Hanna Farah Vania


Kinanthi Setya P
Ichsan Basra
Andre Leo
Berry(?)

Jalan Puspitaloka III. 2 Bumi Serpong Damai,


Tangerang Selatan Banten
0

DAFTAR ISI

A
B
C
D
E
F
G
H
I

PENJIWAAN AGAMA ..........................................................................................


TUJUAN ..................................................................................................................
TEORI DASAR ......................................................................................................
ALAT & BAHAN ....................................................................................................
CARA KERJA ........................................................................................................
DATA PENGAMATAN............................................................................................
ANALISA DATA & PEMBAHASAN .....................................................................
KESIMPULAN .......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................

2
2
2
21
22
22
23
25
27

A. Penjiwaan Agam Islam:


Dan Dia apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlain-lainan
macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi
kaum yang mengambil pelajaran.

B. Tujuan:
-

Mengamati reaksi yang melepaskan kalor (eksoterm) dan reaksi membutuhkan

kalor (endoterm).
Menentukan H reaksi dengan menggunakan kalorimeterdan menuliskan
persamaan kimiannya.

C. Teori Dasar:
1

Termokimia
Termokimia ialah cabang kimia yang berhubungan dengan hubungan timbal balik
panas dengan reaksi kimia atau dengan perubahan keadaan fisika. Secara umum,
termokimia ialah penerapan termodinamika untuk kimia. Termokimia ialah
sinonim dari termodinamika kimia.
Salah satu terapan ilmuinidalam kehidupan sehari-hari ialah reaksi kimia
dalahtbuh kita dimana produksi dari energi-energi yang dibutuhkan atau
dikeluarkan untuk semua tugas yang kita lakukan. Pembakaran dari bahan bakar
seperti minyak dan batu bara dipakai untuk pembangkit listrik. Bensin yang
dibakar dalam mesin mobil akan menghasilkan kekuatan yang menyebabkan
mobil berjalan. Bila kita mempunyai kompor gas berarti kita membakar gas
metan (komponen utama dari gas alam) yang menghasilkan panas untuk
memasak. Dan melalui urutan reaksi yang disebut metabolisme, makanan yang
dimakan akan menghasilkan energi yang kita perlukan untuk tubuh agar
berfungsi.
Hampir semua reaksi kimia selalu ada energi yang diambil atau dikeluarkan.
Misalkan kita akan melakukan reaksi kimia dalam suatu tempat tertutup sehingga
tak ada panas yang dapat keluar atau masuk kedalam campuran reaksi tersebut.
Atau reaksi dilakukan sedemikian rupa sehingga energi total tetap sama. Juga
misalkan energi potensial dari hasil reaksi lebih rendah dari energi potensial
pereaksi sehingga waktu reaksi terjadi ada penurunan energi potensial. Tetapi

energi ini tak dapat hilang begitu saja karena energi total (kinetik dan potensial)
harus tetap konstan. Sebab itu, bila energi potensialnya turun, maka energi
kinetiknya harus naik berarti energi potensial berubah menjadi energi kinetik.
Penambahan jumlah energi kinetik akan menyebabkan harga rata-rata energi
kinetik dari molekulmolekul naik, yang kita lihat sebagai kenaikan temperatur
dari campuran reaksi. Campuran reaksi menjadi panas.
Kebanyakan reaksi kimia tidaklah tertutup dari dunia luar. Bila campuran reaksi
menjadi panas seperti digambarkan dibawah, panas dapat mengalir ke
sekelilingnya. Setiap perubahan yang dapat melepaskan energi ke sekelilingnya
seperti ini disebut perubahan eksoterm. Perhatikan bahwa bila terjadi reaksi
eksoterm, temperatur dari campuran reaksi akan naik dan energi potensial dari
zat-zat kimia yang bersangkutan akan turun.
Kadang-kadang perubahan kimia terjadi dimana ada kenaikan energi potensial
dari zat-zat bersangkutan. Bila hal ini terjadi, maka energi kinetiknya akan turun
sehingga temperaturnya juga turun. Bila sistem tidak tertutup di sekelilingnya,
panas dapat mengalir ke campuran reaksi dan perubahannya disebut perubahan
endoterm. Perhatikan bahwa bila terjadi suatu reaksi endoterm, temperatur dari
campuran reaksi akan turun dan energi potensial dari zat-zat yang ikut dalam
reaksi akan naik.
Tujuan utama termodinamika kimia ialah pembentukan kriteria untuk ketentuan
penentuan kemungkinan terjadi atau spontanitas dari transformasi yang
diperlukan.
2

Persamaan Termokimia
Persamaan reaksi yang mengikutsertakan perubahan entalpinya disebutpersamaan
termokimia. Nilai H yang dituliskan pada persamaan termokimia disesuaikan
dengan stokiometri reaksi. Artinya jumlah mol zat yang terlibat dalam reaksi sama
dengan koefisien reaksinya.
Oleh karena entalpi reaksi juga bergantung pada wujud zat harus dinyatakan, yaitu
dengan membubuhkan indeks s untuk zat padat , l untuk zat cair, dan g untuk zat
gas. Perhatikan contoh berikut .

Contoh: Pada pembentukan 1a mol air dari

gas hidrogen dengan gas oksigen dibebaskan 286 kJ. Kata dibebaskan

menyatakan bahwa reaksi tergolong eksoterm. Oleh karena itu ?H = -286 kJ Untuk
setiap mol air yang terbentuk. Persamaan termokimianya adalah:
H2 (g) + 1/2 O2 (g) > H2O (l)

H = -286 kJ

Atau
2 H2 (g) + O2 (g) > 2 H2O (l)

H = -572 kJ

(karena koefisien reaksi dikali dua, maka harga H juga harus dikali dua).
3

Kekekalan Energi
Hukum kekekalan energi adalah salah satu dari hukum-hukum kekekalan yang
meliputi energi kinetik dan energi potensial. Hukum ini adalah hukum pertama
dalamtermodinamika.
Hukum Kekekalan Energi (Hukum I Termodinamika) berbunyi: "Energi dapat
berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain tapi tidak bisa diciptakan ataupun
dimusnahkan (konversi energi)"

Hukum Kekekalan Energi

Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari
1 bentuk energi ke bentuk energi yang lain.

Energi alam semesta adalah tetap, sehingga energi yang terlibat dalam suatu proses
kimia dan fisika hanya merupakan perpindahan atau perubahan bentuk energi.

Contoh perubahan energi :


a. Energi radiasi diubah menjadi energi panas.
b. Energi potensial diubah menjadi energi listrik.
c. Energi kimia menjadi energi listrik.

Entalpi
Entalpi adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah energi
internal dari suatu sistem termodinamika ditambah energi yang digunakan untuk
melakukan kerja. Entalpi tidak bisa diukur, yang bisa dihitung adalah nilai
4

perubahannya. Secara matematis, perubahan entalpi dapat dirumuskan sebagai


berikut:
H = U + PV
di mana:

H = entalpi sistem (joule)

U = energi internal (joule)

P = tekanan dari sistem (Pa)

V = volume sistem (

Energi dan Entalpi

Sesuai dengan Hukum Termodinamika I, yang menyatakan bahwa energi tidak


dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi energi hanya dapat diubah dari 1 bentuk
energi ke bentuk energi yang lain, maka jumlah energi yang diperoleh oleh sistem
akan = jumlah energi yang dilepaskan oleh lingkungan. Sebaliknya, jumlah energi
yang dilepaskan oleh sistem akan = jumlah energi yang diperoleh oleh lingkungan.

Energi adalah kapasitas untuk melakukan kerja ( w ) atau menghasilkan panas /


kalor ( q ).

Energi yang dimiliki oleh sistem dapat berupa energi kinetik ( berkaitan dengan
gerak molekul sistem ) maupun energi potensial.

Energi dalam ( E ) adalah jumlah energi yang dimiliki oleh suatu zat atau sistem.

Perpindahan energi antara sistem dan lingkungan terjadi dalam bentuk kerja ( w )
atau dalam bentuk kalor ( q ).

Tanda untuk kerja ( w ) dan kalor ( q ) :


v Sistem menerima kerja, w bertanda ( + ).
v Sistem menerima kalor, q bertanda ( + ).
v Sistem melakukan kerja, w bertanda ( ).
v Sistem membebaskan kalor, q bertanda ( ).

Energi dalam ( E ) termasuk fungsi keadaan yaitu besaran yang harganya


hanya bergantung pada keadaan sistem, tidak pada asal-usulnya. Keadaan suatu
sistem ditentukan oleh jumlah mol ( n ), suhu ( T ) dan tekanannya ( P ).

Energi dalam juga termasuk sifat ekstensif yaitu sifat yang bergantung pada jumlah
zat.
5

Misalnya : jika E dari 1 mol air = y kJ maka E dalam 2 mol air ( T,P) = 2y kJ.

Nilai energi dalam dari suatu zat tidak dapat diukur, tetapi yang diperlukan dalam
termokimia hanyalah perubahan energi dalam

( DE ).

DE = E2 E1
E1 = energi dalam pada keadaan awal
E2 = energi dalam pada keadaan akhir

Untuk reaksi kimia :


DE = Ep Er
Ep = energi dalam produk
Er = energi dalam reaktan

Perubahan Entalpi Berdasarkan Energi Ikatan


Energi ikatan didefinisikan sebagai energi yang diperlukan untuk memutuskan 1
mol ikatan dari suatu molekul dalam wujud gas. Energi ikatan dinyatakan dalam
kilojoule per mol (kJ mol -1 ).
6

Perubahan Entalpi Berdasarkan Entalpi Pembentukan


Kalor suatu reaksi dapat juga ditentukan dari data entalpi pembentukan zat pereaksi
dan produknya. Dalam hal ini, zat pereaksi dianggap terlebih dahulu terurai
menjadi unsur-unsurnya, kemudian unsur-unsur itu bereaksi membentuk zat
produk. Secara umum untuk reaksi:
m AB + n CD > p AD + q CB
H0 = jumlah H0 f (produk) - jumlah H0 f (pereaksi)
Perubahan Entalpi Berdasarkan Hukum Hess
Banyak reaksi yang dapat berlangsung secara bertahap. Misalnya pembakaran
karbon atau grafit. Jika karbon dibakar dengan oksigen berlebihan terbentuk
karbon dioksida menurut persamaan reaksi:
C(s) + O2 (g) > CO2 (g)

H = 394 kJ

Reaksi diatas dapat berlangsung melalui dua tahap. Mula-mula karbon dibakar
dengan oksigen yang terbatas sehingga membentuk karbon monoksida.
Selanjutnya, karbon monoksida itu dibakar lagi untuk membentuk karbon dioksida.
Persamaan termokimia untuk kedua reaksi tersebut adalah:
C(s) + O2 (g) > CO (g) H = 111 kJ
CO (g) + O2 (g) > CO2 (g) H = 283 kJ
6

Jika kedua tahap diatas dijumlahkan, maka diperoleh:


C(s) + O2 (g) > CO (g) H = 111 kJ
CO (g) + O2 (g) > CO2 (g) H = 283 kJ
- +
C(s) + O2 (g) > CO2 (g)
H = 394 kj
7 Sistem dan Lingkungan
Sistem adalahbagian dari alam semesta yang menjadi pusat perhatian langsung
dalam suatu percobaan tertentu.
Lingkungan adalah bagian lain dari alam semesta yang terdapat di luar sistem.
Secara umum, terdapat 3 jenis sistem:
a) Sistem Terbuka
Suatu sistem dimana dapat terjadi perpindahan materi dan energi dengan
lingkungannya.
Contoh: kopi panas dalam gelas terbuka, akan melepaskan panas dan uap air ke
lingkungannya.
b)Sistem Tertutup
Suatu sistem dimana hanya dapat terjadi perpindahan energi ke lingkungannya
tetapi tidak dapat terjadi perpindahan materi.
Contoh: kopi panas dalam gelas tertutup, dapat melepaskan panas / kalor ke
lingkungannya tetapi tidak ada uap air yang hilang.
c) Sistem Terisolasi
Suatu sistem dimana tidak dapat terjadi perpindahan materimaupun energi
lingkungannya.
Contoh: kopi panas dalam suatu termos.
8

Kerja
Kerja dalam satuan (w) yang dilakukan oleh sistem:
w = - F. s ( kerja = gaya x jarak )
F = P. A
maka :
w = - ( P. A ) . h
w = - P. ( A . h )
w = - P. DV

Satuan kerja

= L. atm

1 L. atm

= 101,32 J

Contoh :
Hitunglah besarnya kerja ( J ) yang dilakukan oleh suatu sistem yang mengalami
ekspansi melawan P = 2 atm dengan perubahan V = 10 L !
Jawaban :
w = - P. DV
= 2 atm x 10 liter
= 20 L.atm = 2.026,4 J

Kalor

Kalor dalam satuan (q) adalah energi yang berpindah dari sistem ke lingkungan
atau sebaliknya, karena adanya perbedaan suhu yaitu dari suhu lebih tinggi ke suhu
lebih rendah.

Perpindahan kalor akan berlangsung sampai suhu antara sistem dan lingkungannya
sama.

Meskipun kita mengatakan bahwa sistem menerima atau membebaskan


kalor, tetapi sistem tidak mempunyai energi dalam bentuk kalor .

Energi yang dimiliki sistem adalah energi dalam ( E ), yaitu energi kinetik dan
potensial.

Perpindahan kalor terjadi ketika molekul dari benda yang lebih panas bertumbukan
dengan molekul dari benda yang lebih dingin.

Satuan kalor = kalori ( kal ) atau joule ( J ).


1 kal = 4, 184 J

Mengukur jumlah kalor :


q = m x c x DT
atau
q = C x DT ; q = m x L
8

dengan :
q = jumlah kalor ( J )
m = massa zat ( g )
DT = perubahan suhu ( oC atau K )
c = kalor jenis ( J / g.oC ) atau ( J / g. K )
C = kapasitas kalor ( J / oC ) atau ( J / K )
L = kalor laten ( J / g ) = kalor peleburan / pelelehan dan kalor penguapan.
Contoh :
Berapa joule diperlukan untuk memanaskan 100 gram air dari 25 oC menjadi
100 oC? ( kalor jenis air = 4,18 J / g.K )
Jawaban :
q = m x c x DT
= 100 x 4,18 x ( 100 25 ) = 31.350 J = 31, 35 kJ.

Hubungan antara E, q dan w :


DE = q + w
w = P. DV

Jika reaksi berlangsung pada sistem terbuka dengan tekanan ( P ) tetap maka :
DE = qp + w
Contoh :
Suatu reaksi eksoterm mempunyai harga DE = 100 kJ. Jika reaksi berlangsung
pada P tetap dan V sistem bertambah, maka sebagian DEtersebut digunakan untuk
melakukan kerja. Jika jumlah kerja yang dilakukan sistem = 5 kJ, maka :
qp = DE w
= -100 kJ ( -5 kJ ) = 95 kJ

Jika reaksi berlangsung pada sistem tertutup dengan volume tetap ( DV = 0 )


artinya = sistem tidak melakukan kerja

(w = 0 ).

DE = qv + w
DE = qv + 0
DE = qv
Hal ini berarti bahwa semua perubahan energi dalam ( DE ) yang berlangsung pada
sistem tertutup akan muncul sebagai kalor.
Contoh :

Suatu reaksi yang berlangsung pada V tetap disertai penyerapan kalor = 200 kJ.
Tentukan nilai DE, q dan w reaksi itu!
Jawaban :
Sistem menyerap kalor, artinya q = + 200 kJ.
Reaksi berlangsung pada V tetap, w = 0 kJ.
DE = qv + w
= + 200 kJ + 0 kJ = + 200 Kj

10 Reaksi Eksoterm dan Endoterm


Perubahan entalpi (H) positif menunjukkan bahwa dalam perubahan terdapat
penyerapan kalor atau pelepasan kalor.
Reaksi kimia yang melepaskan atau mengeluarkan kalor disebut reaksi eksoterm,
sedangkan reaksi kimia yang menyerap kalor disebut reaksi endoterm
Pada reaksi endoterm, sistem menyerap energi. Oleh karena itu, entalpi sistem akan
bertambah. Artinya entalpi produk (Hp) lebih besar daripada entalpi pereaksi (Hr).
Akibatnya, perubahan entalpi, merupakan selisih antara entalpi produk dengan
entalpi pereaksi (Hp -Hr) bertanda positif. Sehingga perubahan entalpi untuk reaksi
endoterm dapat dinyatakan:
H = Hp- Hr > 0 (bertanda positif)
Rumus
:
Kalor reaksi dapat ditetukan dengan rumus:
Ho reaksi = - ( Q larutan + Q kalorimeter )
Kalor yang diserap oleh kalorimeter dapat diabaikan, maka:
Ho reaksi = Q larutan

Sebaliknya, pada reaksi eksoterm , sistem membebaskan energi, sehingga entalpi


sistem akan berkurang, artinya entalpi produk lebih kecil daripada entalpi pereaksi.
Oleh karena itu , perubahan entalpinya bertanda negatif. Sehingga p dapat
dinyatakan sebagai berikut:
10

H = Hp- Hr < 0 (bertanda negatif)


Rumus

Kalor reaksi dapat ditentukan dengan rumus :


Ho reaksi = - ( Q larutan + Q kalorimeter )
Kalor yang diserap oleh kalorimeter dapat diabaikan, maka:
Ho reaksi = - Q larutan

Perubahan entalpi pada reaksi eksoterm dan endoterm dapat dinyatakan dengan
diagram tingkat energi.

11 Hukum Hess
Hukum ini diajukan oleh Germain Hess. Beliau menyatakan bahwa entalphi reaksi
(H) hanya tergantung pada keadaan awal reaksi dan hasil reaksi dan tidak
bergantung pada jalannya reaksi.
Jika suatu reaksi merupakan penjumlahan aljabar dari dua atau lebih reaksi, maka
perubahan entalphi (H) atau kalor reaksinya juga merupakan penjumlahan aljabar
dari (H) yang menyertai reaksi.
Penjumlahan aljabar reaksi dan entalphi menurut Germain Hess
Berdasarkan persamaan reaksi gas karbon dioksida dapat terbentuk melalui dua
tahap, yang pertama pembentukan karbonmonoksida dari unsur-unsurnya dan
dilanjutkan dengan oksidasi dari karbonmonoksida menjadi karbondioksida.
Penjumlahan aljabar Hreaksi dari setiap tahap reaksi juga dilakukan sesuai dengan
tahap reaksi, maka Hreaksi dari pembentukan gas Karbon dioksida juga dapat
dilakukan.
Berdasarkan berbagai jenis reaksi, maka kita juga dapat mengembangkan jenis
kalor reaksi atau H yang disesuaikan dengan jenis reaksinya, ada empat jenis
kalor reaksi yaitu kalor reaksi pembentukan, penguraian, pembakaran dan
pelarutan.

11

Hukum ini diajukan oleh Germain Hess, dia menyatakan bahwa entalphi reaksi
(H) hanya tergantung pada keadaan awal reaksi dan hasil reaksi dan tidak
bergantung pada jalannya reaksi.
Jika suatu reaksi merupakan penjumlahan aljabar dari dua atau lebih reaksi, maka
perubahan entalphi (H) atau kalor reaksinya juga merupakan penjumlahan aljabar
dari (H) yang menyertai reaksi.
Penjumlahan aljabar reaksi dan entalphi menurut Germain Hess
Berdasarkan persamaan reaksi gas karbon dioksida dapat terbentuk melalui dua
tahap, yang pertama pembentukan karbonmonoksida dari unsur-unsurnya dan
dilanjutkan dengan oksidasi dari karbonmonoksida menjadi karbondioksida.
Penjumlahan aljabar Hreaksi dari setiap tahap reaksi juga dilakukan sesuai dengan
tahap reaksi, maka Hreaksi dari pembentukan gas Karbon dioksida juga dapat
dilakukan.
Berdasarkan berbagai jenis reaksi, maka kita juga dapat mengembangkan jenis kalor reaksi
atau H yang disesuaikan dengan jenis reaksinya, ada empat jenis kalor reaksi yaitu kalor
reaksi pembentukan, penguraian, pembakaran dan pelarutan.
12 Kalorimeter
Kalori meter adalah alat untuk mengukur kalor jenis suatu zat. Salah satu bentuk kalori
meter adalah kalori meter campuran. Kalori meter ini terdiri dari sebuah bejana logam yang
kalor jenisnya diketahui. Bejana ini biasanya ditempatkan didalam bejana lain yang agak
lebih besar.kedua bejana dipisahkan oleh bahan penyekat misalkan gabus atau wol.
Kegunaan bejana luar adalah sebagai isolator agar perukaran kalor dengan sekitar kalori
meter dapat dikurangi.
Kalori meter juga dilengkapi dengan batang pengaduk. Pada waktu zat dicampurkan
didalam kalori meter, air dalam kalori meter perlu diaduk agar diperoleh suhu merata
sebagai akibat percampuran dua zat yang suhunya berbeda. Asas penggunaan kalori meter
adalah asas black. Setiap dua benda atau lebih dengan suhu berbeda dicampurkan maka
benda yang bersuhu lebih tinggi akan melepaskan kalornya, sedangkan benda yang bersuhu
lebih rendah akan menyerap kalor hingga mencapai keseim- bangan yaitu suhunya sama.
Pelepasan dan penyerapan kalor ini besarnya harus imbang. Kalor yang dilepaskan sama
dengan kalor yang diserap sehingga berlaku hukum kekekalan energi. Pada sistem tertutup,
kekekalan energi panas (kalor) ini dapat dituliskan sebagai berikut.
Qlepas = Qterima
Dengan Q = m . c . t
dengan:
12

Q = banyaknya kalor yang diperlukan (J)


m = massa suatu zat yang d iberi kalor (kg)
c = kalor jenis zat (J/kgoC)
t = kenaikan/perubahan suhu zat (oC)
C = kapasitas kalor suatu zat (J/oC)

Pertukaran energi kalor merupakan dasar teknik yang dikenal dengan nama kalorimetri,
yang merupakan pengukuran kuantitatif dari pertukaran kalor. Untuk melakukan
pengukuran kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat digunakan kalorimeter.
Gambar 6.17 menunjukkan skema kalorimeter air sederhana. Salah satu kegunaan yang
penting dari kalorimeter adalah dalam penentuan kalor jenis suatu zat. Pada teknik yang
dikenal sebagai metode campuran, satu sampel zat dipanaskan sampai temperatur tinggi
yang diukur dengan akurat, dan dengan cepat ditempatkan pada air dingin kalorimeter. Kalor
yang hilang pada sampel tersebut akan diterima oleh air dan kalorimeter. Dengan mengukur
suhu akhir campuran tersebut, maka dapat dihitung kalor jenis zat tersebut.
Zat yang ditentukan kalor jenisnya dipanasi sampai suhu tertentu. Dengan cepat zat itu
dimasukkan kedalam kalori meter yang berisi air dengan suhu dan massanya sudah
diketahui. Kalori meter diaduk sampai suhunya tidak berubah lagi. Dengan menggunakan
hukum kekekalan energy, kalor jenis yang dimasukkan dapat dihitung.
13 Kalsium Oksida
CaO sebuah padatan putih kaustik sedikit larut dalam air dengan bentuk komersial disusun
oleh kalsium karbonat kapur dipanggang di oven sampai semua karbon dioksida didorong
off. CaO digunakan sebagai bahan tahan api, pulp pembuatan kertas, dan sebagai fluks
dalam pembuatan baja. Juga dikenal sebgai kapur bakaran; kapur; kaustik kapur.
14 Aquades
Setiap elemen bisa eksis di tiga bagian:
1. sebagai cairan
2. sebagai solid dan
3. sebagai uap
yang sebagian besar tergantung pada suhu itu. Hal ini berlaku untuk air, juga. Jadi, air
dapat ditemukan sebagai es, air dan uap. Jika air:
1. didinginkan di bawah 0 derajat Celcius (32 Fahrenheit), menjadi es
2. jika dipanaskan di atas 100 derajat Celsius (212 Fahrenheit), menjadi uap.

13

Suhu, di mana perubahan substansi itu negara dari cair ke uap disebut titik didih, dan
berbeda untuk bahan yang berbeda. Perbedaan ini dapat digunakan untuk zat terpisah,
dan dengan demikian dapat digunakan untuk pemurnian air.
JENIS-JENIS AQUADEST (AIR MURNI atau AIR SULINGAN)
1. Air Suling dari Sumur
2. Air Suling dari Mata Air Pegunungan
3. Air Suling dari Air Tadah Hujan.
15 Ammonium Klorida
Amonium klorida, senyawa anorganik dengan NH4Cl rumus, adalah garam kristal putih,
sangat larut dalam air. Solusi dari amonium klorida yang agak asam. Sal amoniak adalah
nama dari bentuk, alami mineralogi dari amonium klorida. Mineral umumnya terbentuk di
tempat pembuangan pembakaran batu bara, karena kondensasi dari batubara yang
diturunkan gas. Hal ini juga ditemukan di sekitar beberapa jenis ventilasi vulkanik. Hal ini
digunakan sebagai agen penyedap pada beberapa jenis akar manis. Ini adalah produk dari
reaksi asam klorida dan amonia.
Sumber
Ini adalah produk dari proses Solvay yang digunakan untuk memproduksi natrium karbonat.
CO2 + 2 NH3 + 2 NaCl + H2O 2 NH4Cl + Na2CO3
Selain menjadi metode utama untuk pembuatan amonium klorida, metode ini digunakan
untuk meminimalkan pelepasan amonia dalam beberapa operasi industri. Amonium klorida
dipersiapkan secara komersil dengan menggabungkan amonia (NH3) dengan baik hidrogen
klorida (gas) atau asam klorida (larutan air): [3]
NH3 + HCl NH4Cl
Amonium klorida terjadi secara alami di daerah vulkanik, membentuk pada batuan vulkanik
di dekat asap-releasing ventilasi (fumarol). Kristal menyetor langsung dari bentuk gas, dan
cenderung berumur pendek, karena mereka mudah larut dalam air. [4]
Reaksi
Amonium klorida tampaknya luhur setelah pemanasan. Namun, proses ini sebenarnya
dekomposisi menjadi amonia dan gas hidrogen klorida [3].
NH4Cl NH3 + HCl
Amonium klorida bereaksi dengan basa kuat, misalnya natrium hidroksida,
untukmelepaskan gas amonia:
NH4Cl + NaOH NH3 + NaCl + H2O
Demikian pula, amonium klorida juga bereaksi dengan karbonat logam alkali pada
temperatur tinggi, memberikan amonia dan klorida logam alkali:
2 NH4Cl + Na2CO3 2 NaCl + CO2 + H2O + 2 NH3
Sebuah% 5 berat larutan amonium klorida dalam air memiliki pH dalam kisaran 4,6-6,0 [5].
Aplikasi
1. Amonium klorida kristal (s)
14

Aplikasi utama dari amonium klorida adalah sebagai sumber nitrogen dalam pupuk,
misalnya chloroammonium fosfat. Tanaman utama adalah padi dan gandum di Asia.
2.

api
Amonium klorida merupakan bahan dalam kembang api, keamanan pertandingan
dan bahan peledak kontak.

3. Logam
Amonium klorida digunakan sebagai fluks dalam mempersiapkan logam menjadi
lapis timah, galvanis atau disolder. Ia bekerja sebagai fluks dengan membersihkan
permukaan benda kerja dengan mereaksikan dengan oksida logam pada permukaan untuk
membentuk klorida logam yang mudah menguap. Untuk tujuan ini, itu dijual di blok di toko
hardware untuk digunakan dalam membersihkan ujung besi solder dan juga dapat
dimasukkan dalam solder sebagai fluks.
4. Kedokteran
Amonium klorida digunakan sebagai ekspektoran dalam obat batuk. Tindakan
ekspektoran

yang disebabkan oleh tindakan iritasi pada mukosa bronkial. Hal ini

menyebabkan produksi saluran pernapasan kelebihan cairan yang mungkin lebih mudah
untuk batuk. Garam amonium adalah iritasi pada mukosa lambung dan dapat menyebabkan
mual dan muntah.
Amonium klorida digunakan sebagai agen acidifying sistemik dalam pengobatan alkalosis
metabolik yang parah, dalam pemuatan asam tes lisan untuk mendiagnosa asidosis tubulus
distal ginjal, untuk mempertahankan urin pada pH asam dalam pengobatan beberapa
gangguan saluran kencing.
5. Makanan
Di beberapa negara, amonium klorida, yang dikenal sebagai sal amoniak, digunakan sebagai
aditif makanan di bawah nomor E E510, biasanya sebagai nutrisi ragi dalam breadmaking.
Ini adalah suplemen pakan ternak dan bahan dalam media nutrisi untuk ragi dan banyak
mikroorganisme.
Amonium klorida digunakan untuk membumbui permen gelap disebut manis asin, dalam
memanggang kue untuk memberikan tekstur yang sangat renyah, dan dalam bumbu
Salmiakki Koskenkorva untuk vodka. Di India dan Pakistan, hal itu disebut nausader dan
digunakan untuk meningkatkan crispiness dari makanan ringan seperti samosa dan jalebi.
6. Di laboratorium
Amonium klorida digunakan untuk menghasilkan suhu rendah dalam mandi
pendinginan. Solusi amonium klorida dengan amonia digunakan sebagai larutan buffer.
7. Aplikasi lain
Amonium klorida digunakan dalam larutan berair ~ 5% untuk bekerja pada sumur
minyak dengan masalah tanah liat pembengkakan. Hal ini juga digunakan sebagai elektrolit
15

dalam seng-karbon baterai. Kegunaan lain termasuk dalam sampo rambut, lem kayu lapis
yang obligasi, dan produk pembersih. Dalam shampoo rambut, digunakan sebagai agen
penebalan di amonium berbasis sistem surfaktan, seperti amonium sulfat lauril. Amonium
klorida digunakan dalam industri tekstil dan kulit di pencelupan, pencetakan penyamakan,
tekstil dan kapas luster.
16 Barium Hidroksida
Barium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus Ba (OH) 2. Juga dikenal sebagai
Baryta, itu adalah salah satu senyawa utama barium. The monohidrat butiran putih adalah
bentuk komersial biasa.
Persiapan
Barium hidroksida dapat dibuat dengan melarutkan oksida barium (BaO) dalam air:
BaO + H2O 9 Ba (OH) 2.8 H2O
Ini mengkristal sebagai octahydrate, yang mengubah ke monohydrate setelah pemanasan di
udara. Pada 100 C dalam ruang hampa, monohidrat memberikan BaO .
Penggunaan
Barium hidroksida digunakan dalam kimia analitik untuk titrasi asam lemah, terutama asam
organik. Solusi yang jelas air yang dijamin untuk bebas dari karbonat, tidak seperti natrium
hidroksida dan kalium hidroksida, seperti karbonat barium tidak larut dalam air. Hal ini
memungkinkan penggunaan indikator seperti fenolftalein atau thymolphthalein (dengan
perubahan warna basa) tanpa risiko kesalahan titrasi karena adanya ion karbonat, yang jauh
lebih sedikit dasar.
Barium hidroksida digunakan dalam sintesis organik sebagai dasar yang kuat, misalnya
untuk hidrolisis ester dan nitril.
Telah digunakan untuk menghidrolisis salah satu dari dua kelompok ester setara dalam
hendecanedioate dimetil.
Hal ini juga digunakan dalam penyusunan siklopentanon, diaseton alkohol dan D-Gulonic lakton.
Barium hidroksida digunakan dalam demonstrasi reaksi endotermik karena, bila dicampur
dengan garam amonium, reaksi menjadi dingin ketika panas diserap dari sekitarnya.
aplikasi Miscellaneous
Hal ini juga digunakan untuk membersihkan tumpahan asam.
Reaksi
Barium hidroksida terurai menjadi oksida barium bila dipanaskan hingga 800 C. Reaksi
dengan karbon dioksida memberikan karbonat barium. Larutan Its, menjadi sangat alkali,
mengalami reaksi netralisasi dengan asam. Dengan demikian, membentuk barium sulfat dan
fosfat barium sulfat dan dengan asam fosfat, masing-masing. Reaksi dengan hidrogen
16

sulfida menghasilkan sulfida barium. Pengendapan banyak garam barium larut, atau kurang
larut, mungkin hasil dari reaksi penggantian ganda ketika barium hidroksida larutan air
dicampur dengan solusi banyak garam logam lainnya.
Barium hidroksida menyajikan bahaya yang sama seperti basa kuat lainnya dan sebagai
lainnya larut dalam air senyawa barium: itu korosif dan beracun.
17 Larutan HCl
Hidrogen klorida senyawa memiliki rumus HCl. Pada suhu kamar, itu adalah gas tidak
berwarna, yang membentuk asap putih asam klorida pada kontak dengan kelembaban
atmosfer. Gas hidrogen klorida dan asam klorida penting dalam teknologi dan industri.
Asam klorida, larutan yang dapat diturunkan dari hidrogen klorida.
Hidrogen klorida adalah molekul diatomik, yang terdiri dari atom hidrogen H dan atom Cl
klorin dihubungkan oleh ikatan tunggal kovalen. Karena atom klor elektronegatif lebih dari
atom hidrogen, ikatan kovalen antara dua atom cukup polar. Akibatnya, molekul memiliki
momen dipol besar dengan muatan negatif parsial -pada atom klorin dan muatan positif +
parsial pada atom hidrogen. Sebagian karena polaritas yang tinggi, HCl sangat larut dalam
air (dan dalam pelarut polar lainnya).
Setelah kontak, H2O dan HCl bergabung membentuk kation hidronium H3O + anion klorida
dan Cl-melalui reaksi kimia reversibel:
HCl + H2O H3O + + ClSolusi yang dihasilkan disebut asam klorida dan asam kuat. Disosiasi asam atau ionisasi
konstan, Ka, besar, yang berarti memisahkan HCl atau mengionisasi praktis sepenuhnya
dalam air. Bahkan dalam ketiadaan air, hidrogen klorida masih dapat bertindak sebagai
asam. Misalnya, hidrogen klorida dapat larut dalam pelarut tertentu lainnya seperti metanol,
molekul atau ion protonate, dan berfungsi sebagai katalis asam untuk reaksi kimia di mana
anhidrat (bebas air) kondisi yang diinginkan.
HCl + CH3OH CH3O + H2 + ClKarena sifatnya yang asam, hidrogen klorida bersifat korosif, terutama di hadapan
kelembaban.
Struktur dan sifat
Struktur DCL, sebagaimana ditentukan oleh difraksi neutron serbuk TKDN pada 77 K. DCL
digunakan sebagai pengganti HCl karena inti deuterium lebih mudah untuk mendeteksi
daripada inti hidrogen. The "tak terbatas" rantai DCL ditunjukkan oleh garis putus-putus.
Kelarutan HCl (g / L) dalam pelarut umum
Suhu ( C) 0 20 30 50
Air 823 720 673 596
17

Metanol 513 470 430


Etanol 454 410 381
Eter 356 249 195
Frozen HCl mengalami transisi fase pada 98,4 difraksi sinar-X serbuk K. dari bahan beku
menunjukkan bahwa perubahan materi dari struktur ortorombik untuk satu kubik selama
masa transisi ini. Dalam kedua struktur atom klorin berada dalam array berpusat muka.
Namun, atom hidrogen tidak bisa ditemukan [6] Analisis data spektroskopi dan dielektrik,
dan penentuan struktur DCL menunjukkan bahwa HCl membentuk rantai zigzag di padat.,
Seperti halnya HF.
Infrared (IR) penyerapan spektrum
Satu doublet dalam spektrum IR yang dihasilkan dari komposisi isotop klorin.
Spektrum inframerah dari gas hidrogen klorida, ditunjukkan di bawah ini, terdiri dari
sejumlah garis penyerapan tajam dikelompokkan sekitar 2.886 cm-1 (panjang gelombang
3,47 pM ~). Pada suhu kamar, hampir semua molekul dalam keadaan getaran tanah v = 0.
Untuk mempromosikan molekul HCl ke negara = v 1, kita akan mengharapkan untuk
melihat penyerapan inframerah sekitar 2.880 cm-1. Ini penyerapan sesuai dengan Q-cabang
tidak diamati karena itu yang dilarang oleh simetri. Sebaliknya, dua set sinyal (P-dan Rcabang) terlihat karena rotasi molekul. Karena aturan mekanika kuantum, hanya mode rotasi
tertentu diizinkan. Mereka dicirikan dengan jumlah kuantum rotasi J, = 0 1, 2, 3, ... J hanya
dapat mengambil nilai-nilai dari 1.
E (J) = h B J (J +1)
Nilai B jauh lebih kecil daripada e, sehingga jumlah yang jauh lebih kecil dari energi yang
dibutuhkan untuk memutar molekul, karena molekul yang khas, ini terletak di wilayah
microwave. Namun, energi getaran molekul HCl menempatkan serapan di dalam wilayah
inframerah, yang memungkinkan spektrum menunjukkan mode rovibrational molekul ini
akan mudah dikumpulkan menggunakan spektrometer inframerah biasa dengan sel gas
konvensional.
Klorin alami melimpah terdiri dari dua isotop, 35Cl dan 37Cl, dalam rasio sekitar 3:1.
Sedangkan konstanta pegas sangat mirip, massa berkurang berbeda menyebabkan perbedaan
yang signifikan dalam energi rotasi, sehingga doublet diamati pada pemeriksaan dekat setiap
baris penyerapan, ditimbang dalam rasio yang sama dari 3:1.
Produksi
Kebanyakan hidrogen klorida diproduksi dalam skala industri digunakan untuk produksi
asam klorida.
Langsung sintesis
Api di dalam Oven HCl.

18

Dalam industri chlor-alkali, air garam (campuran natrium klorida dan air) solusi adalah
klorin memproduksi elektrolisis (Cl2), natrium hidroksida, dan hidrogen (H2). Gas klor
murni dapat dikombinasikan dengan hidrogen untuk menghasilkan hidrogen klorida.
Cl2 (g) + H2 (g) 2 HCl (g)
Sebagai reaksi eksotermis, instalasi disebut oven HCl atau burner HCl. Gas hidrogen klorida
dihasilkan diserap dalam air deionisasi, sehingga asam klorida murni kimiawi. Reaksi ini
dapat memberikan produk yang sangat murni, misalnya untuk digunakan dalam industri
makanan.
Produksi terbesar dari asam klorida terintegrasi dengan pembentukan senyawa organik
terklorinasi dan terfluorinasi, misalnya, Teflon, Freon, dan CFC lainnya, serta asam
kloroasetat, dan PVC. Seringkali ini produksi asam klorida terintegrasi dengan penggunaan
tawanan itu di tempat. Dalam reaksi kimia, atom hidrogen pada hidrokarbon yang
digantikan oleh atom klorin, dimana para recombines hidrogen dilepaskan atom dengan
atom cadang dari molekul klorin, membentuk hidrogen klorida. Fluorinasi adalah reaksi
klorin-pengganti berikutnya, memproduksi lagi hidrogen klorida.
R-H + Cl2 R-Cl + HCl
R-Cl + HF R-F + HCl
Gas hidrogen klorida dihasilkan digunakan kembali baik secara langsung, atau diserap
dalam air, sehingga asam klorida grade teknis atau industri.
Laboratorium metode
Sejumlah kecil gas HCl untuk penggunaan laboratorium dapat dihasilkan dalam generator
HCl oleh dehidrasi asam klorida dengan baik asam sulfat atau kalsium klorida anhidrat.
Atau, HCl dapat dihasilkan oleh reaksi asam sulfat dengan natrium klorida: [8]
NaCl + H2SO4 NaHSO4 + HCl
Reaksi ini terjadi pada suhu kamar. Asalkan ada garam yang tersisa di generator dan
dipanaskan di atas 200 derajat Celcius, hasil reaksi;
NaCl + NaHSO4 HCl + Na2SO4
Untuk generator tersebut kepada fungsi, reagen harus kering.
HCl juga dapat dibuat dengan hidrolisis tertentu senyawa klorida reaktif seperti klorida
fosfor, tionil klorida (SOCl2), dan asil klorida. Misalnya, air dingin dapat secara bertahap
menetes ke fosfor pentaklorida (PCl5) untuk memberikan HCl dalam reaksi ini:
PCl5 + H2O POCl3 + 2 HCl
Aliran kemurnian tinggi gas yang memerlukan botol kuliah atau silinder, yang keduanya
dapat menjadi mahal. Sebagai perbandingan, penggunaan generator hanya membutuhkan
alat dan bahan yang biasa tersedia di laboratorium.
Aplikasi:
19

Hidrogen klorida Kebanyakan digunakan dalam produksi asam klorida. Hal ini juga
merupakan reagen penting dalam transformasi kimia industri lainnya, misalnya:
Hydrochlorination karet
Produksi vinil klorida dan alkil
Dalam industri semikonduktor, digunakan untuk kedua kristal semikonduktor etch dan untuk
memurnikan silikon melalui trichlorosilane (SiHCl3).
Hal ini juga dapat digunakan untuk mengobati kapas untuk delint, dan untuk memisahkan
dari wol.
Di laboratorium, bentuk anhidrat gas sangat berguna untuk menghasilkan klorida berbasis
asam Lewis yang harus benar-benar kering untuk situs mereka Lewis berfungsi. Hal ini juga
dapat digunakan untuk mengeringkan bentuk terhidrasi yang sesuai dari bahan-bahan
dengan melewatkan lebih karena mereka dipanaskan, bahan lain akan HCl fume (g) sendiri
dan membusuk. Tidak bisa hidrat dikeringkan menggunakan metode desikator standar.
18 Larutan HCl
Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium
hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida
basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk
larutan alkalinyang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam
bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur
kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa
yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia.
Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan,
butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembap cair dan secara spontan
menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan melepaskan
panas ketika dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH
dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil
eter dan pelarut non-polar lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda
kuning pada kain dan kertas.

20

D. Alat & Bahan


a) Alat

b) Bahan

Termometer
Gelas kimia
Sendok zat
1 set calorimeter
Pengaduk kaca
Aquades
Kalsium Oksida (CaO)
Amonium Klorida (NH4Cl)
Barium Hidroksida (Ba(OH)2)
Larutan NaOH 1M
Larutan Hcl 1M

E. Cara Kerja
a) Reaksi eksoterm:
1. Isi gelas kimia dengan air 25 ml
2. Ukur temperature air tersebut. Catat sebagai temperatur mula-mula
3. Masukkan CaO ke dalam gelas yang telah berisi air
4. Aduk dan catat temperaturlarutan
5. Hitung perubahan tempratur yang terjadi, dan catat.
b) Reaksi Endoterm
1. Isi gelas kimia dengan air 25 ml
2. Ukur temperature air tersebut. Catat sebagai temperatur mula-mula
3. Masukkan NH4Cl dan Ba(OH)2 ke dalam gelas kimia yang telah terisi air,
kemudian aduk
4. Catat temperature larutan
5. Hitung perubahan tempratur yang terjadi, dan catat.

c) Penentuan H reaksi dengan kalorimeter


1. Rangkai alat kalorimeter
2. Masukkan 25 ml larutan HCl 1M ke dalam gelas kimia dan 25ml larutan
NaOH 1M ke dalam kalorimeter. Ukur suhu masing-masing dan catat.
Tentukan suhu rata-rata bila suhu kedua larutan berbeda
3. Tuang HCl ke dalam kalorimeter. Aduk larutan dan perhatikan suhu yang
ditunjukkan oleh kalorimeter. Suhu akan naik, kemudian menjadi tetap dan
selanjutnya turun. Catat suhu yang tetap itu sebagai suhu akhir t2
4. Hitung perubahan tempratur yang terjadi, dan catat.

21

F. Data Pengamatan
NO

PERCOBAAN

SUHU AWAL (t1)

SUHU
AKHIR (t2)

t = t2 t1

Reaksi Eksoterm

27oC

28 oC

1 oC

Reaksi Endoterm

29 oC

27 oC

-2 oC

Kalorimeter

29 oC

0,75 oC

HCl : 28 oC
NaOH : 28,5 oC
t1 rata-rata : 28,25 oC

G. Analisa Data & Pembahasan


1. Reaksi Eksoterm
Reaksi pertama yang kami coba adalah reaksi eksoterm yang diuji dengan
larutan CaO. Pada saat pengukuran pertama berisikan air keran 25ml, suhu
dari termometer menunjukkan angka 27 oC. Setelah mengukur t1, dimasukkan
CaO ke dalam gelas yang sama. Tanpa diaduk, larutan dalam gelas
menunjukkan angka 28 oC saat diukur. Rata-rata suhu yang didapat adalah 1 oC.
CaO, larutan yang diuji dalam reaksi eksoterm ini merupakan padatan putih
kaustik yang sedikit larut dalam air. CaO biasanya digunakan sebagai bahan
tahan api, pulp pembuatan kertas, dan sebagai fluks dalam pembuatan baja.
CaO mengeluarkan panas/ kalor yang membuatnya dikenal dengan kapur
bakaran; kapur; kaustik kapur.
Reaksi eksoterm itu sendiri adalah sebuah reaksi kimia yang melepaskan atau
mengeluarkan kalor.Pada reaksi eksoterm , sistem membebaskan energi,
sehingga entalpi sistem akan berkurang, artinya entalpi produk lebih kecil
daripada entalpi pereaksi. Hal ini sesuai dengan teorinya yang mengatakan
CaO menghasilkan kalor yang membuatnya menghasilkan reaksi eksoterm.
22

2. Reaksi Endoterm
Percobaan selanjutnya, reaksi yang kami coba adalah reaksi endoterm dengan
menggunakan NH4Cl dan Ba(OH)2. Seperti di percobaan sebelumnya, kami
mengukur terlebih dahulu 25 ml air keran yang kali ini menunjukkan angka 29
o

C. T2 dari kedua larutan tersebeut setelah dimasukkan ke dalam air dan

diaduk menghasilkan suhu 2070C. Rata-rata dari kedua suhu tersebut adalah
-20C.
Amonium klorida, senyawa anorganik dengan NH4Cl rumus, adalah garam
kristal putih, sangat larut dalam air. NH4Cl ini sering digunakan sebagai agen
penyedap pada beberapa jenis akar manis. Ini adalah produk dari reaksi asam
klorida dan amonia. Barium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus
Ba (OH) 2. Juga dikenal sebagai Baryta, itu adalah salah satu senyawa utama
barium. Barium hidroksida digunakan dalam kimia analitik untuk titrasi asam
lemah, terutama asam organik. Kedua senyawa ini ketika bercampur akan
menjadi tercampur.
Reaksi endoterm itu sendiri adalah sebuah reaksi kimia yang menyerap atau
menerima kalor.Pada reaksi endoterm ini, terjadi perpindahan kalor dari
lingkungan ke system sehingga suhu lingkungan turun dan menjadi lebih
dingin. Hal ini sesuai dengan teori Ba(OH)2 dan NH4Cl yang menjadi dingin
ketika bercampur dan menghasilkan reaksi endoterm.
3. Penggunaan kalorimeter
Di percobaan yang terakhir, kami menggunakan alat kalorimeter untuk
menghitung suhu campuran dari dua larutan. Saat diukur terpisah, suhu HCl
menunjukkan angka 280C dan NaOH menunjukkan suhu 28,50C. Saat
dicampur jadi satu ke dalam kalorimeter, suhu campuran kedua menaik
menjadi 290C. Rata-rata dari kedua suhu tersebut adalah 0,750C. Kecilnya
selisih angka kedua larutan bisa disebabkan oleh; memang kecilnya perbedaan
suhu dari kedua larutan sejak awal, kurang teliti dalam pengukuran ataupun
karena faktor kesalahan mekanis lainnya. Namun, dengan kecilnya perbedaan,
masih dapat dilihat suhu percampuran kedua larutan tersebut walaupun tidak
terlalu signifikan.
Hidrogen klorida senyawa memiliki rumus HCl. Pada suhu kamar, gas ini
tidak berwarna, yang membentuk asap putih asam klorida pada kontak dengan
kelembaban atmosfer. Gas hidrogen klorida dan asam klorida penting dalam
23

teknologi dan industri. Asam klorida, larutan yang dapat diturunkan dari
hidrogen klorida. Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda
kaustik atau sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium
hidroksida membentuk larutan alkalinyang kuat ketika dilarutkan ke dalam air.
Ia bersifat lembap cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari
udara bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika
dilarutkan.

H. Rangkuman
Larutan CaO adalah menghasilkan reaksi eksoterm. Terjadi perpindahan kalor dari
system ke lingkungan sehingga lingkungan menjadi lebih panas.
Campuran larutan NH4Cl dan Ba(OH)2 menghasilkan reaksi endoterm. Pada reaksi
ini, terjadi perpindahan kalor dari lingkungan ke system sehingga suhu lingkungan
turun dan menjadi lebih dingin.
Penggunaan kalorimeter dengan mengukur suhu campuran HCl dan NaOH
menghasilkan perubahan suhu sebesar 0,750C. Tidak terlalu signifikan, namun sudah
dapat membuktikan cara penggunaan kalorimeter.

I. Pertanyaan
1. Pada percobaan reaksi eksoterm dan endoterm, jelaskan mana yang berperan
sebagai sistem dan lingkungan?
Pada reaksi eksoterm dan endoterm yang berperan sebagai sistem adalah CaO,
NH 4 Cl dan Ba ( OH )2 , sedangkan yang berperan sebagai lingkungan adalah
apapun selain sistem, yaitu air, gelas kimia, pengaduk, dan termometer.
2. Bagaimana perubahan suhu yang terjadi pada reaksi eksoterm dan endoterm?
Eksoterm: terjadi pelepasan kalor, maka suhunya naik ( 27 28 )

24

Endoterm: terjadi penyerapan kalor, maka suhunya turun (


29 27 )

3. Bagaimana alur perpindahan energi pada reaksi eksoterm dan endoterm?


- Pada reaksi eksoterm, terjadi perpindahan energi dari sistem ke lingkungan
-

seperti percobaan yang telah dilakukan, energi dari CaO dilepas ke air.
Pada reaksi endoterm terjadi perpindahan energi dari lingkungan ke
sistem, seperti percobaan yang telah dilakukan, energi
NH 4 Cl dan Ba ( OH )2 diserap oleh air.

4. Pada percobaan dengan kalorimeter, larutan manakah yang melepas dan


menyerap kalor?
Pada percobaan calorimeter, yang melepas kalor adalah HCl dan NaOH dan
yang menyerap adalah lingkungan (air, gelas calorimeter, pengaduk, dan
termometer).
5. Bagaimana H reaksi di atas?
Volume(V) = 50

Kalor jenis air(c) = 4,2

=1

25ml = 0,025 L
Mol(n) = M.V = 1 x 0,025 = 0,025
H=

m. c . t
n

50.4,2 .1
0.025

= 8.400 J/mol = 8,4 Kj/mol

6. Apakah reaksi tersebut bersifat eksoterm atau endoterm?


Eksoterm, karena HCl dan NaOH melepas kalor.
7. Tulis persamaan termokimia untuk reaksi tersebut!
HCl+ NaOH NaCl+ H 2 O

25

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Termokimia
(Pengertian Termokimia)
http://id.wikipedia.org/wiki/Kekekalan_energi (Kekekalan Energi)

http://diannovitasari.wordpress.com/2009/12/04/energi-dalam-duniatermokimia/
(Hukum Kekekalan Energi, Energi dan Entalpi, Sistem dan Lingkungan, Kerja, Kalor)

http://kimiatik.blogspot.com/2010/11/termokimia.html
(Reaksi Eksoterm dan Endoterm, Persamaan Termokimia, Persamaan Entalpi berdasarkan
Energi Ikatan, Perubahan Entalpi berdasarkan Entalpi Pembentukan, Perubahan Entalpi,

Hukum Hess)
http://diannovitasari.wordpress.com/reaksi-endoterm-dan-reaksi-eksoterm/
(Reaksi Endoterm dan Reaksi Eksoterm)
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_fisika1/termokimia/pengertian-reaksi-

eksoterm-dan-endoterm/ (Reaksi Endoderm dan Eksoterm)


Modul Praktikum Kimia Kelas XI
http://informasifisika.blogspot.com/2011/02/kalori-meter.html (Kalorimeter)
http://id.termwiki.com/ID:calcium_oxide
(Kalsium Oksida)
http://zyzaethanolchemical.wordpress.com/product/6-aquadest/ (Aquades)
http://en.wikipedia.org/wiki/Ammonium_chloride (Ammonium Klorida)
http://en.wikipedia.org/wiki/Barium_hydroxide (Barium Hidroksida)
http://en.wikipedia.org/wiki/Hydrogen_chloride (Larutan HCl)

26

JOB DESCRIPTION PEMBUATAN LAPORAN:


A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
K.
L.

JUDUL
: Ichsan Basra
DAFTAR ISI
: Ichsan Basra
PENJIWAAN AGAMA: Kinanthi Setya p
TUJUAN
: Kinanthi Setya p
DASAR TEORI
: Hanna Farah Vania
ALAT & BAHAN : Hanna Farah Vania
CARA KERJA
: Kinanthi Setya p
DATA PENGAMATAN: Hanna Farah Vania
ANALISIS DATA &PEMBAHASAN
: Kinanthi Setya p
KESIMPULAN
: Kinanthi Setya p
PERTANYAAN
: Ichsan Basra
KEPUSTAKAAN
: Hanna Farah Vania

27

You might also like