Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kemiskinan pedesaan: konsep, ukuran dan indicator
Kemiskinan adalah suatu situasi dimana seseorang atau rumah tangga
mengalami
kesulitan
untuk
memenuhi
kebutuhan
dasar,
sementara
keputusan publik.
Adapun yang menjadi konsep kemiskinan ada tiga yaitu:
1. kemiskinan absolut dirumuskan dengan membuat ukuran tertentu yang
kongkret, ukuran ini lazimnya berorentasi pada kebutuhan hidup dasar
minimum anggota masyarakat yang dipergunakan sebagai acuan memang
tidak menganggap dirinya semacam itu dan demikian pula sebaliknya. Oleh
karena itu konsep kemiskinan ini dianggap lebih tepat apabila dipergunakan
Akibat luasanya
menyempit,
tingkat pendapatan keluarga atau rumah tangga petani. Oleh karena itu, ketiadaan
atau sempitnya pemilikan lahan merupakan awal terhadap terjadinya kemiskinan
di pedesaan.
Pemilikan yang dimaksudkan disini adalah
lahan. Sedangkan penguasa lahan merujuk pada aspek efektifitas. Misalnya, jika
sebidang tanah disewakan kepada orang lain, maka orang lain itulah yang secara
efektif menguasainya tetapi tidak melekat padanya hak kepemilkan. (Gunawan
dan Tjondronegoro, 2008: 352).
usaha tani
ditentukan oleh luas tanah yang dimiliki yang mencakup luas tanah pemilikan dan
luas tanah usaha tani. (Hadiyanto, 2006: 1).
Hidayat dalam Sajogyo (1996) penelitiannya Tentang Masalah Struktur
Agrararia dan Kedudukan Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Pujon Kidul.
mendapati bahwa
yang
aktifitas
sektor
sekunder
manufaktur
dan
tersier
.http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handleAlih%Fungsi%Lahan%dalam
walaupun
masih berusaha
disektor pertanian. Hal ini akan berakibat pada perubahan status petani, petani
yang dulunya mengusahakan tanah milik sendiri atau sebagai petani pemilik,
berubah menjadi petani yang menggarap tanah milik orang lain atau sebagai
petani penggarap karena tidak memiliki lahan pertanian.
2.6. Kemiskinan dan Kepemilikan lahan: tinjauan teoritis-sosiologis
teori struktural fungsioanal yang dikembangkan oleh Talcott Parsons
memandang bahwa masyarakat sebagai suatu system yang teratur yang terdiri
dari bagian- bagian yang saling berhubungan satu sama lain, dimana yang satu
tidak berfungsi tanpa ada hubungan dengan bagian yang lain, bila terjadi
perubahan pada suatu bagian akan menyebabkan ketidakseimbangan dan dapat
menyebabkan perubahan pada bagian lainnya. (Suyanto,2007: 125).
Sebagai contoh masyarakat miskin secara struktural yaitu kemiskinan
karena faktor non alamiah, seperti membuat dan menerapkan kebijakan dalam
pembangunan, korupsi, kondisi yang tidak stabil dan sebagainya. Kemiskinan
struktural di tandai dengan ketimpangan yang dapat dilihat dalam kepemilikan
fungsional, dalam teori konflik melihat system yang ada dalam masyarakat tidak
stabil. Sedangkan teori fungsional melihat syistem yang ada dalam masyarakat
bersifat stabil dari kelompok-kelompok yang bekerja sama.
Sebagaimana teori konflik aliran Kalr marx ia melihat bahwa masyarakat
dibentuk pertama kali dari dua kelompok dengan pertentangan kepentingan
ekonomi, kelompok borjuis dan ploretaliat. Sebuah
masyarakat adalah
kekuasaan dan wewenang, benda- benda material, dan apa yang dihasilkan
kenikmatan, agak langka. Sehingga tidak dapat dibagi sama rata diantara rakyat,
maka perubahan itu terjadi tidak secara bersama atau seimbang.
Asumsi dasar teori konflik yaitu, struktur dan jaringan dalam masyarakat
merupakan persaingan antar kepentingan dan saling bertentangan satu sama lain.
Sehingga menunjukkan system sosial dalam masyarakat yang meneyebabkan
timbulnya konflik karena konflik adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari, maka
konflik menjadi salah satu ciri- ciri dari system sosial. Konflik ini tampak dalam
kepentingan- kepentingan dalam kelompok masyarakat yang berbeda- beda.
Selain itu konflik juga terjadi dalam pembagian sumber- sumber daya dan
kekuasaan yang tidakmerata dan tidak adil. Sehingga konflik memungkinkan
terjadinya perubahan- perubahan dalam masyarakat.
perubahan- perubahan
Gambar .1
Kerangka Pemikiran
Kemiskinan dan Keterbatasan Lahan Usaha Tani
JUMLAH
ANGGOTA
KELUARGA
PENDAPA
TAN
KEMISKIN
AN
PEMILIK
LAHAN
LUAS
LAHAN
lahan pertanian atau yang mempunyai lahan sempit mereka cendrung bekerja
dengan orang yang memepunyai lahan yang luas, yaitu sebagai buruh tani.
2.8.
Definisi Operasional
Definisi operasional adalah penjabaran lebih lanjut dari konsep- konsep yang
telah dikelompokan menjadi variabel. (Fathoni, 2006: 28).
a) kemiskinan pedesaan
Menurut kamus umum bahasa Indonesia yang disusun oleh Poerwadarminta,
( 2006) Secara harafiah, kemiskinan berasal dari kata dasar miskin diberi arti
tidak berharta-benda , papa, serba kekurangan berarti kemiskinan merupakan
suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai
dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga
mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.
Menurut Roucek dan Warren dalam Pahmi Sy, (2010: 19) desa adalah
sebagai bentuk yang diteruskan antara penduduknya dengan lembaga mereka di
wilayah setempat dimana mereka tinggal, yaitu di ladang- ladang yang berserak
dan di kampung yang biasanya menjadi pusat aktivitas mereka bersama.
Jadi kemiskinan pedesaan
pemenuh kebutuhan dasar yang berupa pangan, sandang, papan, pendidikan dan
daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan
baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.
Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa
difahami
orang
atau
bercocok
tanam.