Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN KASUS
Identitas pasien :
Nama
: Ny. W
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 67 tahun
Alamat
: Padang Panjang
Pekerjaan
: Tidak bekerja
Agama
: Islam
No. MR
:-
Autoanamnesis
Seorang pasien perempuan umur 67 tahun datang ke poliklinik saraf RS Dr. M. Djamil Padang
tanggal 30 Juli 2013 dengan :
KeluhanUtama :
Tidak ingat apa yang sudah dilakukannya
RiwayatPenyakitSekarang :
Pasien suka tidak ingat apa yang sudah dilakukannya sejak 6 bulan yang lalu. Seperti
pasien sudah mandi tapi mandi lagi karena merasa belum mandi. Pasien juga tidak ingat
dengan nama suami dan anak- anaknya, bahkan pasien lupa kalau sudah menikah dan
mempunyai anak- anak dan cucu.
Pasien suka berubah mood, kadang sedang merasa senang tiba- tiba menangis tanpa
RiwayatPenyakitDahulu
Riwayatpenyakitkeluarga
Riwayatpribadidansosial
PEMERIKSAAN FISIK
I. Umum
Keadaanumum : sedang
Kesadaran
: compos mentis cooperatif
Nadi/ irama
: 86x/menit, nadi teraba kuat, teratur
Pernafasan
: 18x/menit, torakoabdominal, teratur
Tekanandarah
: 120/70 mmHg
Suhu
: 36,7oC
II. Status internus
Kepala
: Normochepal
Leher
Thorak
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
:
: gerakan dada simetriskirisamadengankanan
: fremitus samakiridengankanan
: sonor di kedualapanganparu
: suaranafasvesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
:
: ictus cordistakterlihat
: ictus cordisteraba 1 jari medial LMCS RIC V
: batasjantungdalambatas normal
: iramamurni, reguler, heart rate 86x/menit, bising (-)
III.
Status neurologikus
GCS 15 E4V5M6
1. Tandarangsanganselaputotak
Kakukuduk
: (-)
Brudzinsky I
: (-)
Brudzinsky II
: (-)
TandaKernig
: (-)
2. Tandapeningkatantekananintrakranial
Muntahproyektiltidakada
Nyerikepalahebattidakada
3. Pemeriksaannervuskranialis
N1
: Penciuman dan pembauan baik
N II
: Tajam penglihatan, lapangan pandang, melihat warna baik
N III
: Pupil buat, isokhor, diameter 3 mm, letak sentral reflek cahaya langsung dan
N IV
NV
N VI
N. VII
N IX
NX
N XII
4. Motorik
Kekuatan555
555
000000Eutrofi, eutonus
5. Sensorik
Proprioseptif dan eksteroseptif baik
6. Fungsi otonom : dalam batas normal
7. Refleks
RF:
Biseps
Triseps
KPR
APR
: ++/++
: ++/++
: ++/++
: ++/++
RP :
Babinsky Goup
Fungsiluhur :
Reaksibicara
Fungsiintelek
Reaksiemosi
: -/: baik
: baik
: baik
:2
Registrasi
:3
:13
Pemeriksaanlaboratorium
Darah :
Rutin
Kimia darah
Diagnosis :
: Hb
Leukosit
Trombosit
Hematokrit
: 12,8gr/dl
: 6050/mm3
: 329.000/mm3
: 33%
:
Guladarahpuasa
: 108 mg/dl
Diagnosis Klinis
: Demensia Alzeimer
Terapi :
-Donepezil 1x 10 mg (po)
Prognosis :
Quo ad vitam
Quo ad sanam
Quo ad fungsionam
: dubiaedbonam
: dubiaedmalam
: dubiaedmalam
BAB II
DISKUSI
Telah diperiksa seorang perempanberumur 67 tahunke poliklinik saraf RS Dr. M.
Djamil Padang tanggal 30 Juli 2013 dengan diagnosademensia Alzheimer, diagnosis topic
korteksserebri, diagnosis etiologi proses degenerative
Denganditegakkanberdasarkan anamnesis danpemeriksaanfisiskDemensia Alzheimer
berdasarkan anamnesis bahwapasienberumur 67 tahun, Pasien suka tidak ingat apa yang
sudah dilakukannya sejak 6 bulan yang lalu, Pasien juga tidak ingat dengan nama suami
dan anak- anaknya, bahkan pasien lupa kalau sudah menikah dan mempunyai anak- anak
dan
cucu.Ada
perubahansuasanahatidimanapasienkadangmerasasenangtiba
tibadanmenangistanpasebab.
Dari
pemeriksaanfisik,
ditemukangangguankognitif
definitive
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFENISI
Penyakit Alzheimer adalah kondisi dimana sel saraf pada otak mengalami
kematian sehingga membuat signal dari otak tidak dapat ditransmisi sebagaiman
amestinya. Penyakit ini merusak dan menimbulkan kelumpuhan, yang terutama
menyerang orang berusia 65 tahun keatas (patofiologi : konsep klinis proses- proses
penyakit, Juga merupakan penyakit dengan gangguandegenarif yang mengenai sel-sel
otak dan menyebabkan gangguan fungsi intelektual, penyakit ini timbul pada pria dan
wanita dan menurut dokumen terjadi pada orang tertentu pada usia 40 tahun
B. ETIOLOGI
Penyebab yang pasti belum diketahui. Beberapa alternative penyebab yang telah
dihipotesa adalah intoksikasi logam, gangguan fungsi imunitas, infeksi flament,
predisposisi heriditer. Dasar kelainan patologi penyakit Alzheimer terdiri dari degerasi
neuronal, kematian daerah spesifik jaringan otak yang mengakibatkan gangguan fungsi
kongnitif dengan penurunan daya ingat secara progresif. Adanya defisiensi faktor
pertumbuhan atau asam amino dapat berperan dalam kematian selektif neuron.
Kemungkinan sel-sel tersebut mengalami degenerasi yang diakibatkan oleh adanya
peningkatan calcium intraseluler, kegagalan metabolism energy, adanya formasi radikal
bebas atau terdapat produksi protein abnormal yang non spesifik. Penyakit Alzheimer
adalah penyakit genetika, tetapi beberapa penelitian telah membuktikan bahwa peran
faktor genetika, tetapi beberapa penelitian telah membuktikan bahwa peran faktor nongenetika (lingkungan) juga ikut terlibat, dimana faktor lingkungan hanya sebagai
pencetus faktor genetika.
C. MANIFESTASI KLINIS
Gejala Alzheimer Berdasarkan National Alzheimer s Association (2003), dibagi
menjadi
3 tahap, yaitu :
a. Gejala Ringan (lama penyakit 1-3 tahun)
Lebih sering binggung dan melupakan informasi yang baru
dipelajari
Disorientasi : tersesat di daerah sekitar yang dikenalnya dengan baik.
Bermasalah dalam melaksanakan tugas rutinMengalami perubahan dalam
kepribadian dan penilaian misalnya mudah tersinggung,mudah menuduh
ada yang mengambil barangnya bahkan menuduhpasangannya tidak setia
lagi/selingkuh.
b. Gejala sedang (lama penyakit 3-10 tahun)
Kesulitan dalam mengerjakan aktifitas hidup sehari hari seperti
makan dan mandi. Perubahan tingkah laku misalnya : sedih dan emosi.
Mengalami
gangguan
tidur.
Kesulitan
mengenali
keluarga
dan
menurunya
berat
badan.
Sangat
tergantung
pada
stadium
amnestic
dengangejala
2-10
tahun,
dandisebut
stadium
demensia.Gejalanyaantaralain :
Disorientasi
Gangguanbahasa ( Afasia )
Mudahbingung
Penurunanfungsimemorilebihberatsehinggapenderitatidakdapatmel
akukankegiatansampaiselesai, tidakmengenalanggotakeluarganya,
tidakingatsudahmelakukantindakansehingganmengulangnyalagi.
Ada gangguanvisuospasial, menyebabkanpenderitamudahtersesat
di lingkungannya.
c. Stadium 3 ( akhir )
Setelah 6 12 tahun
Memoridanintelektuallebihterganggu,
hinggamemburuksepertitidakmengenalkeluarganyasendiri.
Membisudangangguanbelajar
Tidakbisamengendalikanbuang
air
besar
/
( inkontinensiaurin )
Kematianterjadiakibatinfeksiatau trauma.
kecil
D. Pemeriksaan penunjang
Neuropatologi
Diagnosa
definitive
tidak
dapat
ditegakkan
tanpa
adanya
konfirmasi
neuropatologi. Secara umum didapatkan atropi yang bilateral, simetris sering kali
berat otaknya berkisar 1000 gr (850-1250gr).Beverapa penelitian mengungkapkan
atropi lebih menonjol pada lobus temporoparietal, anterior frontal sedangkan korteks
oksipital, korteks motorik primer, system somatosensorik tetap utuh (jerins 1937)
kelainan-kelainan neuropatologi pada penyakit Alzheimer terdiri dari :
Merupakan suatu neuronal sitoplasma yang berbentuk oval dan dapat menggeser
nucleus. Jumlah vakuoler ini berhubungan secara bermakna dengan jumlah NFT
dan SP, perubahan ini sering didapatkan pada korteks temporomedial, amygdale
dan insula. Tidak pernah ditemukan pada korteks frontalis, parietal, oksipital,
hipokampus, serebelum dan batang otak.
5. Lewy body
Merupakan bagian sitoplasma intraneuronal yang banyak terdapat pada
anterhinal, gyrus cingulated, korteks insula, dan amydala. Sejumlah kecil pada
korteks frontalis, temporal, parietalis, oksipitalis. Lewy body kortikal ini sama
dengan immunoreaktivitas yang terjadi pada lewy body batang otak pada
gambaran histopatologi penyakit Parkinson. Hansen et al menyatakan lewy body
merupakan variasi dari penyakit Alzheimer.
Pemeriksaan neuropsikologis
Penyakit Alzheimer selalu menimbulkan gejala demensia. Fungsi pemeriksaan
neuropsikologik ini untuk menentukan ada atau tidak adanya gangguan fungis
konginitif umum dan mengetahui secara rinci pola deficit yang terjadi. Test psikologis
ini juga bertujuan untuk menilai fungsi yang ditampilkan oleh beberapa bagian otak
yang berbeda-beda seperti gangguan memori, kehilangan ekspresi, kalkulasi,
perhatian dan pengertian berbahasa. Evaluasi neuropsikologis yang sistematik
mempunyai fungsi diagnostic yang penting karena :
a. Adanya deficit konginitif yang berhubungan dengan demensia awal yang dapat
diketahui bila terjadi perubahan ringan yang terjadi akibat penuaan yang normal.
b. Pemeriksaan neuropsikologi secara kompherensif memungkinkan untuk
membedakan kelainan kongnitif pada global demensia dengan defisit selektif
yang diakibatkan oleh disfungsi fokal, faktor metabolic, dan gangguan psikiatrik
c. Mengidentifikasi gambaran kelainan neuropsikologik yang diakibatkan oleh
demensia karena berbagai penyebab. (CERALD) menyajikan suatu prosedur
penilaian
neuropsikologis
denagn
mempergunakan
alat
baterai
yang
5.Construction praxis
6.Word list memory
7.Word list recognition
Test ini memakan waktu 30-40 menit dan <20-30 menit pada control
Aktivitas I.123 terendah pada refio parieral penderita Alzheimer. Kelainan ini
berkorelasi dengan tingkat kerusakan fungsional dan defisit kogitif. Kedua
pemeriksaan ini (SPECT dan PET) tidak digunakan secara rutin
Laboratorium darah
Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik pada penderita Alzheimer.
Pemeriksaan laboratorium ini hanya untuk menyingkirkan penyebab penyakit
demensia lainnya seperti pemeriksaan darah rutin, B12, Calcium, Posfort, BSE,
fungsi renal dan hepar, tiroid, asam folat, serologi sifilis, screening antibody
yangdilakukan secara selektif.
E. Kriteria Diagnosis
Terdapat beberapa kriteria untuk diagnosis klinis penyakit alzhemer yaitu :
1.Kriteria diagnosis penyakit Alzheimer terdiri dari :
neuropatologi
Pada gambaran EEG memberiakan gambaran normal atau perubahan non
4.Gambaran diagnosis tersangka penyakit Alzheimer yang tidak jelas terdiri dari :
Awitan mendadak
F. PENATALAKSANAAN
Pengobatan penyakit Alzheimer masih sangat terbatas oleh karena penyebab dan
patofisiologis masih belum jelas. Pengobatan simptomatik dan suportif seakan hanya
memberikan rasa puas pada penderita dan keluarga. Pemberian obat stimulan, vitamin B,
C, dan E belum mempunyai efek yang menguntungkan
PengobatanSimptomatkterdiridari :
1.Inhibitor kolinesterase
Tujuan
:untukmencegahpenurunanasetilkolin,
dapatmemperbaikimemoridanapraksiaselamapemberianberlangsung.
Contoh
danrivastigmin.
:memperburukpenampilanintektualpada
orang
normal
Efeksampingobat
danpenderitaalzeimer,
mualdanmuntah, bradikardidannafsumakanmenurun.
2.Thiamin
Pada penderita Alzheimer didapatkan penurunan thiamin pyrophosphatase
dependent enzyme yaitu 2 ketoglutarate (75%) dan transketolase (45%), hal ini
disebabkan kerusakan neuronal pada nucleus basalis. Pemberian thiamin
hidrochloryda
dengan
dosis
3gr/hari
selama
tiga
bulan
peroral.
Terapiinidapatdigunakandalammasa
mild
sampai
morderate
system
beta-amyloid
danmenghentikantimbulnyapenyakitini.
3. Terapipekerjaandangayahidup
Modifikasidarilingkungandangayahiduppasienalzeimerdapatmemperbaikikemamp
uanfungsionaldanmeringankanpekerjaanpengasuh,
rumahtangga,
mengamankanperangkat
mengajakpasienuntukinteraksi
social,
sepertimemberi
yang
label
berbahaya,
danstimulasi
sepertimemberiwarnapadaperangkatrumahtangga,
visual
yang
jugadapatmenambahnafsumakan.
DAFTAR PUSTAKA
AsosoasiAlzheimer
Indonesia.KonsensusNasional:PengenalandanPenatalaksanaanDemensia
Alzheimer Dan DemensiaLainnya. Edisi 1.Jakarta; 2003
Azarpazhooh A, Quinonez C. Does Poor Oral Health Have Cognitive Impact?
Community Dentistry DEN 207Y March 25; 2010
Bergdhal M, Habib R, Bergdahl J, Nyberg L, Nilson LR, 2007. Natural teeth and
cognitive function in humans. Scandinavian Journal of Psychology; 48:557-65
Boehm TK ,Scannapieco FA,2007. The Epidemiology, Consequences and
Management of Periodontal Disease in Older Adults . J Am Dent Assoc; 138;26-33
Campisi G, Martina C, Massimo DM , Vito F, Lia G, Rosario G, Federico L ,
Domenico L,2009. Pathophysiology of age-related diseases.Immunity & Ageing; 6:12
Dalimunthe
HS.Periodonsia.FakultasKedokteran
Gigi
Universitas
Sumatera
utara;2005
Data Statistik Indonesia -Konsep/Definisi . Available from :http://www.datastatistikindonesia.com/content/view/928/950/
Gatz M, Mortimer JA, Fratiglioni L, Johansson B, Berg S, Reynolds CA, Pedersen
NL, 2006. Potentially modifiable risk factors for dementia in identical twins.
Alzheimers & Dementia; 2 :110-17
Grabe HJ, Schwahn C, Volzke H, Spitzer C, Freyberger HJ, John U, Mundt T, 2009.
Tooth loss and cognitive impairment. J ClinPeriodontol; 36:550-7
International Encylopedia of Rehabilitation.Memory in the elderly. Available
from:http:// cirrie bufalo.edu/encyclopedia/en/article/148