You are on page 1of 12

Pengujian Impact

MODUL PRAKTIKUM
LABORATORIUM METALURGI FISIK

PERCOBAAN

IMPACT

DISUSUN OLEH :
NAM A
STAMBUK
KEL/HARI
TGL. PERC.
TGL.ACC/KUMPUL

:
:
:
:
:

JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014

Pengujian Impact

LEMBAR ASISTENSI

No.

Nama

Stambuk

Kelompok

Tanggal

Uraian

Paraf Asistensi

Makassar,
Asisten ,

2014

Pengujian Impact
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada aplikasi pembebanan yang bekerja pada bahan terdapat jenis pembebanan
yang sifatnya tiba-tiba atau beban kejut. Jenis beban ini memiliki laju regangan tinggi
yang berbeda dengan pembebanan statis biasa. Beberapa bahan mengalami jenis
pembebanan ini seperti pada penumbuk (hammer), pada pegas kendaraan, crusher,
penempaan forging, Jenis beban ini dikenal dengan beban impak. Pengujian impak bahan
pada dasarnya menguji ketangguhan retak bahan dibawah beban tiba-tiba. Pengujian ini
dilakukan dengan menjatuhkan pendulum hingga mengenai bahan. Perubahan energi
potensial dari pendulum sebelum impak dan setelah impak menjadi ukuran besarnya energi
yang diserap oleh bahan setalah mengalami retakan. Selain perubahan energi potensial
sebagai indikator besarnya energi yang diserap oleh bahan maka bentuk perpatahan dan
besarnya leverl deformasi juga dapat menjadi ukuran.
Metode pengujian impak yang dikenal yaitu metode charpy dan metode izod. Dua
metode ini disebut pengujian impak bertakik. Kehadiran takikan pada bahan sangat
mempengaruhi kekuatan bahan. Bentuk-bentuk geometri yang tajam pada bahan menjadi
sumber pemusatan tegangan (stress concentrator) yang sangat rentan dengan pembentukan
retakan
Perilaku mekanik pada laju regangan tinggi berbeda dengan kondisi kuasi-statik
atau pada laju regangan rendah. Pada pembenanan jenis kuasi-statik dimana laju
regangannya berkisar 0.001/s hingga pada 0.1 /s. Pada kondisi pengujian pembebanan
impak terdapat efek inersia, efek penjalaran gelombang dan efek gelombang kejut yang
mempengaruhi perilaku mekanik

Pengujian Impact
1.2. Tujuan dan Manfaat Pengujian
A. Tujuan pengujian
Setelah melakukan pengujian impact (tumbukan) praktikan dapat:
1. Menjelaskan definisi, tujuan, dan prosedur pengujian impact.
2. Mengetahui hubungan energi takikan terhadap kekuatan impact.
3. Membuat grafik hubungan antara energi impact dengan temperatur pada
beberapa jenis takikan.
4. Mengetahui pengaruh temperatur terhadap energi impact bahan.
5. Membandingkan grafik THP terhadap grafik transisi ulet-getas.
6. Mengetahui pengaruh temperatur terhadap laju patah getas.
7. Mengetahui laju pembebanan pada temperatur normal dan temperatur
rendah (ditentukan asisten).
8. Mengetahui hubungan ketangguhan retak dengan energi impact.
B. Manfaat Pengujian
1. Bagi praktikan

2. Bagi industri

Pengujian Impact
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Teori Dasar
Pembebanan pada bahan dapat digolongkan berdasarkan kecepatan pembebanan yang
mempengaruhi kecepatan regangan yang terjadi pada bahan. Berdasarkan regangan yang
terjadi dapat dibagi kedalam pembebanan laju regangan rendah, pembebanan laju regangan
sedang dan pembebanan laju regangan tinggi. Pembagian laju regangan tersebut dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.

Kondisi pembebanan berdasarkan laju regangan yang terjadi


Pengujian impak adalah pengujian yang dilakukan pada bahan untuk mengetahui
ketangguhan bahan terhadap beban kejut. Bahan akan mengalami perubahan sifat mekanik
berkaitan dengan laju pembebanan tinggi. Bahan dengan tingkat keuletan yang tinggi akan
memperlihatkan perilaku getas apabila mengalami pembebanan kejut. Perilaku ini dikenal
dengan transisi ulet ke getas. Terdapat tiga faktor terjadinya transisi ini yaitu: laju regangan
tinggi, temperatur dan adanya takikan. Pembebanan laju regangan tinggi menyebabkan
bahan mengalami efek inersia, efek penjalaran gelombang dan efek gelombang kejut yang
yang menurunkan kekuatan mekanik bahan. Temperatur rendah juga cenderung
menurunkan kemampuan bahan dalam menyerap energi impak karena pada temperatur
rendah menyebabkan bahan berperilaku getas. Sementara kehadiran takikan menyebabkan
kondisi tegangan menjadi triaksial dan menjadi pusat tegangan. Pengujian impak standar
dapat dibagi dalam dua metode yaitu metode charpy dan metode izod. Kedua pengujian ini
adalah pengujia tipe pendulum atau juga biasa disebut single-blow impact test. Perbedaaan
kedua metode ini terletak pada bentuk spesimen dan geometri takikan serta arah
pembebanan. Pengujian charpy adalah jenis pengujian jenis pengujian three point loading
dimana spesimen ditumpu pada setiap ujungnya sementara izod hanya ditumpu pada salah
satu ujungnya (cantilever beam model). Pengujian jenis charp adalah pengujian yang
paling banyak diaplkasikan pada industri dibandingkan izod.
Pengujian impak charpy dilakukan dengan mengangkat pendulum hingga membentuk
sudut ketinggian sebesar 160o terhadap sumbu vertikal. Pada posisi ini pendulum memiliki
energi potensial Ho. Setelah pendulum dilepas dari ketinggian ini kemudian pendulum
bergerak mengayun dengan kecepatan tinggi membentur spesimen yang sebelumnya telah
dipasang pada bagian bawah. Bahan kemudian mengalami beban kejut dan menyerap
energi potonsial pendulum. Benturan yang dialami oleh pendulum mengakibatkan
kecepatan pendulum berkurang dan kemudian melanjutkan ayunannya membentuk sudut
dan ketinggian setelah bahan patah menjadi dua bagian. Perbedaan sudut sebelum dan
setelah tumbukan dan ketinggian sebelum dan setelah tumbukan menjadi ukuran energi
yang diserap oleh bahan dan menjadi nilai ketangguhan impak bahan.
5

Pengujian Impact

Gambar pengujian impak charpy.


Besarnya energi impak yang diserap oleh bahan adalah:
Ei = ( m . g . (Ho-H1)) / A
Dimana:
m = massa bandul
g = percepatan gravitasi
Ho = tinggi awal bandul sebelum impak
H1 = tinggi akhir abdul setelah impak
A = luas penampang bahan.

Impact Energy :
I = (m x g x H)/A [J]

Pengujian Impact
Gambar disamping adalah dua metode pengujian impak yaitu a. metode charpy dan b.
metode izod.

Gambar Tampak atas dari pengujian impak charpy


Temperatur Transisi
Temperatur transisi pada pengujian impak adalah temperatur yang memperlihatkan
perubahan perilaku ulet ke perilaku getas pada bahan. Gambar dibawah ini
memperlihatkan adanya penurunan kemampuan dalam menyerap energi tumbukan pada
bahan dengan turunnya temperatur bahan.

Pengujian Impact
2.2. Rumus-rumus yang digunakan
A. Tinggi beban sebelum dilepaskan (H1)
H 1 R R sin( 90) [m]

Dimana :
R

= jari-jari bandul = 950 mm

= simpangan bandul sebelum dilepaskan

catatan : untuk semua spesimen, H1 nilainya sama.


B. Beban dalam satuan (m)
U m.g .H 1
U
g .H 1

Dimana :
m

= massa bandul [kg]

C. Tinggi beban kalibrasi alat (Hk)


Hk

Uk
( m.g )

Dimana :
Uk

= usaha kalibrasi [J]

= gravitasi = 9,81 [m/s2]

D. Tinggi beban setelah dilepaskan (H2)


H 2 R R sin( 90) [m]

Dimana :

= sudut simpangan bandul setelah dilepaskan

E. Tinggi beban perhitungan (Hs)


H s H1 H 2 H k

F. Usaha yang dilakukan untuk mematahkan spesimen (Us)


U s ( m.g .H s )

G. Kekuatan impact (U1)


U1

Us
A

Dimana :
A

= luas penampang [mm2]


BAB III PENGUJIAN
8

Pengujian Impact
3.1. Alat dan Bahan Yang Digunakan
A. Bahan
Bahan yang digunakan adalah .................
Gambar spesimen

B. Alat
1.

Frank pendulum impact


Data teknis dan konstruksi

No. 53580 didesain dengan standar DIN 51222, dan digunakan untuk
mengukur notch-bar strength dengan DIN 50115, impact bending strength untuk
DIN 50116 dan notch-bar bending strength untuk DIN 50122 dari logam-logam dan
bahan serupa.

Terdiri dari suatu stable base dengan lubang-lubang untuk menempatkan


clamping assembly untuk impact test.

Batang uji atau spesimen diletakkan pada tumpuan yang sesuai. Tumpuan
ditahan (dipasang tetap) dengan bantuan clamping screw. Jarak tumpuan dapat
diletakkan pada setiap jarak 30 dan 120 mm.

Pendulum hammer dipilih dengan memperhatikan aspek energi kinetik dan


penempatan terhadap swivel pin. Pendulum dan tambahan berat adalah merupakan
sasaran untuk mencegah kesalahan.

Dua skala adalah penunjuk untuk pengukuran impact energy. Hasil energi
untuk pendulum dapat dibaca langsung pada skala. Skala ketiga (control scale)
adalah skala derajat.

Pendulum dapat digerakkan keatas sesuai simpangan yang dikehendaki


dengan bantuan suatu hand wheel dan worm gear, dan dapat dilepaskan berayun
dengan menarik tuas yang terdapat pada pendulum tersebut.

Sistem pengereman adalah berupa shoe brake yang dapat dioperasikan


dengan menekan brake lever, memberikan gerakan slow down dari gerakan ayunan
pendulum setelah pengujian.
9

Pengujian Impact
2. Mistar geser digunakan untuk mengukur dimensi spesimen.
3. Gergaji dan kikir digunakan untuk memotong dan membuat takikan pada
spesimen.
4. Alat pendingin digunakan untuk mendinginkan atau menurunkan suhu
spesimen setelah diberi takik dibawah suhu kamar atau suhu ruang.

10

Pengujian Impact

LABORATORIUM
METALURGI FISIK
UNIV.
HASANUDDIN

INSTRUKSI
KERJA
UJI IMPAK

PRAKTIKUM USED ONLY

Terbitan/Revisi : I / 0
Tanggal Revisi : Halaman :
Disetujui : MM

1. TUJUAN
Agar pekerjaan pengujian impak dilaksanakan dengan menggunakan peralatan yang
tepat dan dioperasikan dengan benar
2. ACUAN / REFERENSI
Prosedur Peralatan
ASTM
3. BAHAN DAN ALAT
3.1 Mesin Uji Impak
3.2 Vernier (Jangka sorong)
3.3 Spesimen uji sesuai standar ASTM/JIS
3.4 Formulir rekaman data
4. TATA CARA / PELAKSANAAN
4.1 Persiapan Spesimen
4.1.1
Bentuk spesimen sesuai dengan dimensi yang ditentukan pada standar
ASTM/JIS
4.1.2
Berilah kode/nama pada spesimen agar mudah di identifikasi
4.2

Persiapan Alat Uji Impak


4.2.1
Pastikan besar beban pada pendulum sesuai dengan bahan/material yang
akan diuji
4.2.2
Pastikan handel pengangkat pendulum bekerja dengan baik
4.2.3
Pastikan rem pendulum bekerja dengan baik
4.2.4
Pastikan ke dua jarum analog pada skala bekerja dengan baik
4.2.5
Pastikan daerah ayunan pendulum aman

4.3

Pengujian
4.3.1
Letakkan spesimen pada tumpuan sejajar dengan sumbu vertikal alat dan
takikan tegak lurus dengan sumbu horisontal penumbuk
4.3.2
Putarlah handel pengangkat pendulum untuk menggerakkan pendulum
sampai pada sudut = 160o
4.3.3
Lepaskan pengait pendulum untuk memberikan tumbukan pada spesimen
4.3.4
Lakukan pengereman saat pendulum berayun sekali

4.4

Pengamatan selama Pengujian


4.4.1
Amatilah ayunan pendulum yang diikuti oleh gerakan jarum penunjuk
pada skala
11

Pengujian Impact
4.4.2

4.4.3

4.5

Catatlah pada form rekaman data hasil pengujian yang tersedia besar
simpangan, yang terjadi serta besar usaha, U yang dibutuhkan untuk
mematahkan spesimen
Amatilah bentuk patahan pada spesimen

Pengujian Selesai
4.5.1
Kembalikan posisi pendulum dan pengaitnya pada posisi normal
4.5.2
Kembalikan posisi jarum penunjuk ke skala nol
4.5.3
Pastikan meninggalkan alat uji dalam keadaan bersih

5. PELAPORAN
Laporan hasil pengujian memuat :
5.1 Rekaman data hasil pengujian yang ditandatangani personel yang melaksanakan
pengujian
5.2 Dokumen kalibrasi peralatan terakhir
5.3 Hasil pengolahan data pengujian
5.4 Laporan ditandatangani oleh MM
6. DOKUMEN TERKAIT
Nomen Klatur Alat Uji Impak

12

You might also like