You are on page 1of 17

TBR

PENURUNAN KESADARAN
Zafir Jehan Andika G4A014091

LATAR BELAKANG

Penurunan kesadaran merupakan permasalahan medis yang terus menjadi


perhatian bagi banyak kalangan, baik dari jaman para klinisi Yunani
kuno sampai masa sekarang. Gangguan kesadaran sebagai bagian
yang lebih luas dari koma telah menjadi pusat penelitian dari banyak
ilmuwan, namun hingga kini masih banyak aspek dari koma dan
gangguan kesadaran yang masih menjadi misteri.

Penurunan kesadaran merupakan gambaran dari adanya gangguan


atau kerusakan fungsi otak yang menyeluruh. Penanganan medis dan
intervensi di dalam koma dan gangguan penurunan kesadaran harus
dilakukan secara tepat dan sesegera mungkin untuk meminimalisir
kerusakan dan memperbesar kemungkinan pemulihan pasien.

TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan TBR ini adalah untuk


menambah pengetahuan kita mengenai
diagnosa dan penatalaksanaan pada kasus
penurunan kesadaran hingga koma.

DEFINISI

Kesadaran adalah suatu keadaan di mana


seorang individu sepenuhnya sadar akan diri dan
hubungannya dengan lingkungan sekitar. Penilaian
kesadaran dapat terganggu apabila terdapat
keadaan-keadaan di mana pasien sadar namun tidak
dapat merespons terhadap stimulus yang diberikan
oleh pemeriksa, seperti keadaan kerusakan input
sensorik, kelumpuhan atau gangguan psikiatrik.

PENURUNAN KESADARAN

Kesadaran berkabut merupakan istilah yang digunakan


untuk menggambarkan penurunan kesadaran minimal, yang
dapat berubah-ubah antara hipereksitabilitas, hiperiritabilitas
dan mengantuk (drowsiness).

Delirium merupakan gangguan kesadaran yang lebih


kompleks, dengan adanya gangguan persepsi terhadap
stimulus sensorik bahkan sering mengarah kepada
halusinasi nyata. Pasien dengan delirium sering mengalami
disorientasi, pertaham terhadap waktu, kemudian kepada tempat
dan orang di sekitarnya untuk keadaan yang semakin parah

Cont...

Obtundasi merupakan suatu keadaan penurunan kesadaran ringan atau


moderat yang disertai dengan kehilangan minat terhadap lingkungan
sekitar.

Stupor merupakan gangguan penurunan kesadaran moderat sampai


berat, di mana pasien berada dalam keadaan tidur dalam dan hanya dapat
dibangunkan dengan stimulus kuat serta terus menerus.

Koma merupakan suatu keadaan di mana pasien dalam keadaan tidur


dalam dan tidak dapat dibangunkan secara adekuat dengan stimulus kuat
yang sesuai. Pasien mungkin masih dapat meringis atau melakukan gerakan
stereotipik, namun tidak dapat melakukan lokalisasi nyeri dan gerakan
defensif yang sesuai. Seiring dengan semakin dalamnya koma, pada
akhirnya pasien tidak merespons terhadap rangsangan sekuat apapun.

ETIOLOGI
Penyebab penurunan kesadaran atau koma secara garis besar dapat disingkat
menjadi kalimat SEMENITE:
S : Sirkulasi gangguan pembuluh darah otak (perdarahan maupun infark)
E : Ensefalitis akibat infeksi baik oleh bakteri, virus, jamur.
M : Metabolik akibat gangguan metabolic yang menekan/mengganggu
Kinerja otak. (gangguan hepar, uremia, hipoglikemia, koma diabetikum, dsb).
E : Elektrolit gangguan keseimbangan elektrolit (seperti kalium, natrium).
N : Neoplasma tumor baik primer ataupun sekunder yang menyebabkan
penekanan intracranial. Biasanya dengan gejala TIK meningkat
(papiledema, bradikardi, muntah).
I : Intoksikasi keracunan.
T : Trauma kecelakaan.
E : Epilepsi

EPIDEMIOLOGI

Prevalensi dan insidensi dari koma dan gangguan


kesadaran sulit untuk ditentukan secara pasti,
mengingat luas dan beragamnya faktor penyebab
dari koma. Laporan rawat inap nasional dari
Inggris tahun 2002-2003 melaporkan bahwa
0,02% (2.499) dari seluruh konsultasi rumah sakit
disebabkan oleh gangguan terkait dengan koma
dan penurunan kesadaran, 82% dari kasus
tersebut memerlukan rawat inap di rumah sakit.

GAMBARAN KLINIS
Gejala klinik yang dapat menyertai gangguan
klinis antara lain; demam, gelisah, kejang, muntah,
retensi lendir atau sputum di tenggorokkan, retensi
atau inkontinensia urin, hipertensi, hipotensi,
takikardi, bradikardi, takipnea, dispnea, edema
fokal atau anasarka, ikterus, sianosis, pucat,
perdarahan subkutis, dan sebagainya.
Pada lesi intrakranial dapat terjadi hemiplegia, defisit
nervi kranialis, kaku kuduk, deviasi mata, perubahan
diameter pupil, edema papil.

PATOFISIOLOGI

Kesadaran ditentukan oleh kondisi pusat kesadaran yang


berada di kedua hemisfer serebri dan Ascending Reticular
Activating System (ARAS). Jika terjadi kelainan pada kedua
sistem ini, baik yang melibatkan sistem anatomi maupun
fungsional akan mengakibatkan terjadinya penurunan
kesadaran dengan berbagai tingkatan.

ARAS merupakan suatu rangkaian atau network system yang


dari kaudal berasal dari medulla spinalis menuju rostral yaitu
diensefalon melalui brain stem sehingga kelainan yang
mengenai lintasan ARAS tersebut berada diantara medulla,
pons, mesencephalon menuju ke subthalamus, hipothalamus,
thalamus dan akan menimbulkan penurunan kesadaran.

CONT...

Kesadaran ditentukan oleh interaksi kontinue antara


fungsi korteks serebri termasuk ingatan, berbahasa dan
kepintaran (kualitas), dengan ARAS yang terletak
mulai dari pertengahan bagian atas pons.

Penurunan kesadaran disebabkan oleh gangguan pada


korteks secara menyeluruh misalnya pada gangguan
metabolik, dan dapat pula disebabkan oleh gangguan
ARAS di batang otak, terhadap formasio retikularis di
thalamus, hipotalamus maupun mesensefalon

DIAGNOSIS BANDING

a. Afasia global akut pada keadaan ini penderita

tidak mengerti dan tidak dapat berbicara, tetapi


refleks-refleks sefalik lainnya masih baik.
b. Lock in syndrome pada sindroma ini
didapatkan paralysis keempat ekstrimitas,
penderita tidak dapat berbicara, tetapi penderita
masih dapat melakukan kedipan dan gerakan bola
mata. Gerakan ini dapat dipakai untuk
berkomunikasi. Sindroma ini dijumpai pada lesi di
mesensefalon (Harsono, 2005).

PENATALAKSANAAN
1. Sirkulasi
a. Perdarahan subaranoidal Asam traneksamat 4 dd 1 gr iv
perlahan-lahan selama 2 minggu, dilanjutkan peroral selama 1
minggu untuk mencegah kemungkinan rebleeding. Nimodipin
(ca blocker) untuk mencegah vasospasme.
b. Perdarahan intraserebral Pengobatan sama seperti diatas.
Pembedahan hanya dilakukan bila perdarahan terjadi di
lokasi tertentu, misalnya serebelum.
c. Infark otak keadaan ini dapat disebabkan oleh karena
trombosis maupun emboli. Pengobatan infark akut dapat dibagi
dalam 3 kelompok :
1). Pengobatan terhadap edema otak, mis. Dengan mannitol
2). Pengobatan untuk memperbaiki metabolisme otak, mis.
Dengan citicholine codergocrine mesylate / piracetam
3). Pemberian obat antiagregasi trombosit

CONT...
2. Ensefalomeningitis.
Meningitis purulenta antibiotik
Meningitis tuberkulosa dipakai kombinasi INH, rifampisin,
kanamisin, dan pirazinamide.
3. Metabolisme.
Koma karena gangguan metabolime harus diobati penyakit
primernya. Penatalaksanaannya terletak di bagian penyakit dalam.
4. Elektrolit dan endokrin.
Bagian penyakit dalam. Kalium selain menyebabkan gangguan
saraf juga dapat menyebabkan gangguan jantung.
5. Neoplasma.
Dilakukan oleh ahli bedah saraf.
6. Intoksikasi penderita koma karena intoksikasi diberikan activator
metabolic dan diuresis paksa untuk mengeluarkan penyabab
intoksikasi. Bila memungkinkan berikan antidotnya.

Epilepsi
Pada status epileptikus :
. Bayi dan anak ; dosis 15-20 mg / kgBB
i.v pemberian secara perlahan-lahan
kurang dari 1-3 mg / kgBB / menit. Dewasa :
dosis 10-15 mg / kgBB perlahan-lahan < 50
mg / menit disusul dengan dosis rumatan 34 x 100 mg / hari, oral / i.v

7.

PROGNOSIS
Prognosis jelek bila didapatkan gejala-gejala
seperti di bawah ini lebih dari 3 hari:
a. Adanya gangguan fungsi batang otak,
seperti dolls eye phenomenon negatif,
refleks kornea negative, refleks muntah
negatif.
b.
Pupil lebar tanpa adanya refleks
cahaya.
c.
GCS yang rendah (E1-V1-M1).

TERIMA

KASIH

You might also like