You are on page 1of 12

Stress

&
Keselamata
n Kerja

Pengantar
Stress adalah Respon non spesifik tubuh yang

muncul saat dibutuhkan.


Stress merupakan hal yang normal tapi harus

dikendalikan agar tidak berdampak negatif bagi


kesehatan tubuh dan jiwa
Stress adalah sesuatu yang abstrak. Dalam hal

ini orang tidak dapat melihat pembangkit stress


(stresor). Yang dapat dilihat ialah akibat dari
pembangkit stres.

Dr.

Hans Selye, seorang ahli faal mengamati


bagaimana cara stres mempengaruhi tubuh.
Menurutnya ada serangkaian perubahan biokimia
dalam sejumlah organisme yang beradaptasi
terhadap berbagai macam tuntutan lingkungan.

Rangkaian perubahan ini dinamakan General

Adaptation Syndrome yang terdiri dari 3 tahap:


Tahap Alarm (tanda bahaya)

Organisme berorientasi terhadap tuntutan yang diberikan


oleh lingkungannya dan mulai menghayatinya sebagai
ancaman tahap ini tidak dapat tahan lama.
Tahap Resistance (perlawanan)
Organisme memobilisasi sumber-sumbernya supaya
mampu menghadapi tuntutan
Tahap Exhaustion (kehabisan tenaga)
Tahap dimana tuntutan terlalu lama sehingga sumbersumber penyesuaian habis.

Menurut Selye, jika reaksi badan tidak cukup,

berlebihan atau salah, maka reaksi badan itu


sendiri dapat menimbulkan penyakit, yang
umumnya dinamakan Diseases of Adaptation
(penyakit dari adaptasi), seperti: tekanan darah
tinggi, jantung, alergi dan berbagai jenis
kekacauan atau gangguan mental.
Batasan Stress:

Penelitian sekarang memberikan batasan bahwa


stres disimpulkan dari gejala-gejala dan tandatanda faal dan psikologikal sebagai hasil dari
tidak/kurang adanya kecocokan antara orang
(dalam arti kepribadian, bakat dan kecakapannya)
dan
lingkungannya
yang
mengakibatkan
ketidakmampuannya untuk menghadapi berbagai

Stress terdiri dari 2 macam:


Distress : stress yang destruktif
Eustress : stress yang baik

Menurut Everly dan Giordano (1990), terdapat


beberapa tanda sebagai akibat dari adanya
distress pada suasana hati (mood), otot kerangka
(musculosketal), dan organ-organ dalam badan
(visceraL)

Tanda-tanda Distress-nya ialah sbb:


1.

2.

3.

Tanda-tanda suasana hati (mood)


cemas, merasa tidak pasti, sulit tidur pada
malam hari, menjadi mudah bingung dan
lupa, menjadi gugup, dll
Tanda-tanda kerangka (muscolesketal)
jari-jari dan tangan gemetar, tidak dapat
duduk
diam,
kepala
mulai
sakit,
mengembangkan
tic
(gerakan
tidak
disadari), gagap jika bicara, leher menjadi
kaku, dll
Tanda-tanda organ-organ dalam tubuh
(visceral)
perut menjadi terganggu, merasa jantung
berdebar, banyak berkeringat, mengalami

Pembangkit Stress (Stressor)


Setiap aspek dipekerjaan dapat menjadi pembangkit stress.
Dalam hal ini tenaga kerja yang menentukan sejauhmana situasi
yang dihadapi merupakan situasi stress atau tidak.
Beberapa sumber stress menurut Cary Cooper (1983) adalah
stress karena kondisi pekerjaan, masalah peran, hubungan
interpersonal, kesempatan pengembangan karir, struktur
organisasi.
SUMBER STRESS
A.Kondisi Pekerjaan
1. Lingkungan Kerja
Ruangan kerja tidak nyaman, panas, sirkulasi udara kurang
memadai,
lingkungan kerja yang terlalu padat dan tidak
bersih, berisik dan lain-lain akan
mempengaruhi kenyamanan kerja karyawan.
Kondisi kerja yang buruk berpotensi menjadi penyebab
karyawan mudah
stress, mudah sakit, sulit
berkonsentrasi dan menurunnya produktivitas.

2. Overload
Dibedakan menjadi 2 bagian: kuantitatif dan
kualitatif
- Overload Kuantitatif, jika banyaknya pekerjaan
yang ditargetkan
melebihi kapasitas karyawan karyawan mudah
lelah dan
berada dalam ketegangan tinggi
- Overload Kualitatif, jika pekerjaan tersebut terlalu
sulit dan
kompeks, sehingga menyita kemampuan teknis
dan kognitif
karyawan.
3. Deprivational Stress
Kondisi pekerjaan yang tidak lagi menantang, atau
tidak lagi menarik bagi karyawan.

4. Pekerjaan Beresiko Tinggi


misalnya : Pekerjaan dipertambangan minyak lepas
pantai, tentara, pemadam kebakaran.
Pekerjaan tersebut berpotensi menimbulkan stress
kerja karena mereka setiap saat dihadapkan pada
kemungkinan terjadinya kecelakaan.

B. Konflik Peran
Sebuah penelitian menemukan bahwa sebagian besar
karyawan yang bekerja di perusahaan yang sangat besar,
atau yang kurang memiliki struktur yang jelas, mengalami
stres karena konflik peran.
Hal ini terjadi karena karyawan dihadapkan pada
ketidakjelasan peran dalam bekerja dan tidak tahu apa
yang dihadapkan oleh manajemen.
Ketidakjelasan tersebut terjadi karena perusahaan atau
organisasi tidak punya garis-garis haluan yang jelas,
aturan main serta visi-misi yang tidak dikomunikasikan
pada karyawan.
Akibatnya sering muncul ketidakpuasan kerja, ketegangan,
menurunnya prestasi, keinginan untuk meninggalkan
pekerjaan.
Para wanita bekerja dikabarkan sebagai pihak yang
mengalami stres lebih tinggi dibandingkan pria.

C. Hubungan Interpersonal
- Harus hidup dengan orang lain, menurut Salye, merupakan salah
satu
aspek dari kehidupan yang penuh stress.
- Hubungan kerja yang tidak baik terungkap dalam gejala adanya
kepercayaan yang rendah, taraf pemberian support yang
rendah, dan
minat yang rendah dalam pemecahan masalah dalam
organisasi.
D. Pengembangan Karir
Everly dan Giordano menganggap bahwa menghasilkan kepuasan
pekerjaan dan mencegah timbulnya frustrasi pada para tenaga
kerja (yang merupakan bentuk stress) perlu diperhatikan 3 unsur
yang penting dalam pengembangan karir, yaitu:
1. Peluang untuk menggunakan keterampilan jabatan
sepenuhnya.
2. Peluang mengembangkan ketrampilan yang baru
3. Penyuluhan karier untuk memudahkan keputusan-keputusan
yang

E. Struktur Organisasi
Bagaimana para tenaga kerja mempersepsikan
kebudayaan, kebiasaan iklim dari organisasi adalah
penting dalam memahami sumber-sumber stress potensial
sebagai hasil dari keberadaan mereka dalam organisasi.
Aturan main yang terlalu kaku atau malah tidak jelas iklim
politik perusahaan yang tidak sehat serta minimnya
keterlibatan atasan, membuat karyawan menjadi stres
karena merasa bahwa segala sesuatunya menjadi tidak
jelas.

You might also like