You are on page 1of 9

A.

Pengertian Atap

Atap merupakan penutup dari rangkaian penutup bangunan. Atap berfungsi untuk
melindugi dibawahya dari terpaan angin, hujan, atau dari jatuhnya dedaunan pohon di
sekitarnya. Sistem atap juga berfungsi sebagai element primer untuk melindungi ruang-ruang
interior suatu bangunan,dan menerima beban oleh bobot sendiri (beban kuda-kuda dan bahan
pelapis berarah vertikal kemudian meneruskannya pada kolom dan pondasi). Bentuk dan
kemiringan atap harus sesuai dengan bentuk penutup atap (sirap, genteng, atau membran
menerus) yang digunakan untuk mengucurkan air hujan dan salju yang meluncur menuju
sistem drainase, got, dan saluran bawah tanah. Konstruksi atap juga mengontrol aliran uap,
infiltrasi udara, aliran panas, dan radiasi sinar matahari. Tergantung pada jenis konstruksi
yang ditentukan oleh peraturan kode bangunan, struktur atap, dan pemasangannya mungkin
harus dapat menahan penyebaran api.
Seperti halnya sistem lantai, sebuah atap harus diberi struktur agar dapat membentang
sepanjang ruangan dan menopang bebannya sendiri serta mmenopang beban peralatan yang
disangga dan beban akumulasi hujan dan salju. Atap datar digunakan sebagai dek juga harus
memperhitungkan beban hidup. Atap datar dirangkakan dengan cara mirip seperti rangka
pada kasau lantai. Sebagai tambahan dari beban gravitasi, bidang atap ditentukan untuk
menahan angin lateral dan gaya seismik, juga gaya angkat angin dan menyalurkan gaya-gaya
ini ke struktur penopang.
Karena beban gravitasi suatu bangunan bermula dari sistem atap, strukturalnya harus
bersesuaian dengan sistem kolom dan dinding penopang dimana beban-beban disalurkan ke
bawah sampai pada sistem fondasi. Pola penopang atap dan bentangan atap, mempengaruhi
susunan ruang interior dan jenis langit-langit yang ditopang oleh struktur atap. Bentang atap
yang panjang dapat menghasilkan susunan ruang interior yang lebih fleksibel sementara
bentangan atap yang lebih pendek dapat mendefinisikan ruang dengan lebih akurat.
Bentuk dan struktur atap-datar ataupun miring gabled atau hipped, luas atau sempit
atau terartikulasi secara berirama-mempunyai pengaruh besar pada citra bangunan. Atap
dapat diekspos dengan tepinya sejajar dengan atau memanjang terproyeksi melewati dinding
eksterior, atau dapat disembunyikan dari pandangan, di belakang parapet. Jika sisi bawah atap
dibiarkan terekspos, bentuk atap terlihat dari ruang interior di bawahnya.
B.

Jenis-jenis atap

1.

Atap datar

2.

Atap miring

1.

Atap Datar

Struktur atap datar dapat di beri ranggka bawah mirip dengan struktur rangka lantai baja.
Atap datar memerlukan material membran penutup atau yang kontinu, kemiringan minimal
yang disarankan: per kaki (1:50); kemiringan atap dapat dibentuk dengan mencondongkan
bagian struktural dek atap atau memiringkan lapisan insulasi termal; kemiringan biasanya
mengarah pada saluran drainase interior, lubang drainase tepi atap dapat digunakan untuk
mengalirkan air hujan. Atap datar menutup bangunan secara efisien pada setiap dimensi
horisontal, dan dapat didesain untuk berfungsi sebagai ruang outdoor.
Struktur atap dapat terdiri dari: Slab beton bertulang; Rangka truss baja atau kayu
datar ; Balok dan dek baja atau kayu; Kasau baja atau kayu dan lapisan penutupnya.
2.

Atap Miring

Atap miring dapat dikategorikan ke dalam:


Atap kemiringan rendah: sampai 3:12; Atap kemiringan sedang dan tinggi 4:12
sampai 12:12; Kemiringan atap mempengaruhi pemilihan material penutup atap, ketentuan
underlayment, flashing, serta desain beban angin ; Atap kemiringan rendah membutuhkan
membran penutup atau kontinu atau roll: beberapa material sirap dan lembaran dapat
digunakan pada kemiringan 3:12; Atap kemiringan sedang dan tinggi dapat ditutupi oleh
sirap, genteng, atau material lembaran.
Atap miring mengucurkan air hujan dengan mudah ke saluran air, ketinggian dan area
atap miring bertambah seiring dengan dimensi horisontalnya; ruang di bawah atap miring
dapat digunakan ; Bidang atap miring dapat dikombinasikan untuk membentuk atap yang
bervariasi.
Atap miring dapat mempinyai struktur: rusuk baja atau kayu dan lapisan; dek,
gording, dan balok baja atau kayu; truss baja atau kayu.
Slab atap beton bertulang dibentuk dan dicor dengan prosedur yang sama dengan
sistem lantai beton yang diilustrasikan pada 4.05-4.07. slab atap biasanya dilapisi dengan
jenis membran penutup atap yang ditunjukkan dalam gambar penampang di bawah. Untuk
pemassangan atap datar gambar mirigkan bagian atas slab atau lapisan insulasi panas unutk
drainase atap, disarankan minimal seperempat derajad per kaki (1.50).
Slab atap dapat ditopang oleh kolom beton bertulang, rangka beton bertulng atau
dinding penopang dari beton bertulang atau batu bata.
Tepi yang dibelokkan ke atas dapat membentuk dinding parapet. Strip logam atau
(reglet) dapat dicor ke dalam parapet untuk menerima pelat flashing. Ujung slab dapat

dibentuk cantilever untuk membentuk teritisan atau overhang. Tepi atau balok spandrel dapat
menopang dinding non struktural. Angkur logam dapat dicor kedalam balok spandrel untuk
mengikat panel dinding non struktural.
RANGKA RUANG
Sebuah rangka ruang adalah struktur plat 3 dimensi dengan bentang panjang yang
didasarkan pada kekuatan segitiga dan tersusun dari element-element linear yang menahan
tarikan atau tekanan aksial saja. Unit spasial yang paling sederhana dari rangka ruang adalah
tetrahedron yang mempunyai 4 sambungan dan 6 element struktural.
Rangka ruang dapat dibangun dari rangka struktural bentuk pipa, tabung, channel,
bentuk-T, atau bentuk-W.
Konektor hasil pabrikasi menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya.
Sebagaimana halnya struktur pelat kedalaman konstan lainnya, penampang rangka ruang
harus berbentuk persegi guna memastikan bahwa sistem rangka ruang itu berlaku sebagai
struktur 2 arah.
1.

Balok Latei
Balok latei terbuat dari beton bertulang praktis ukuran 0.15 x 0.20 m yang

dipasang diatas lobang pintu jendela atau lobang kosong pada dinding apabila panjang lobang
itu sama atau lebih dari 1.20 m. Gunanya balok latei untuk menahan memperkuat pasangan
batu merah (dinding tembok) yang terletak diatasnya agar tidak retak.
2.

Balok Ring
Balok ring dari beton beton bertulang praktis ukuran 0.15 x 0. 20 (setebal

batu) dipasang pada pucak dinding tembok atau dapat pula dipasang dibagian tengah
ketinggian tembok apabila dinding dibuat tinggi. Balok ring dibuat sepanjang dinding tembok
dan menangkup satu sama lain seperti halnya beton sloof. Balok ring dihubungkan dengan
kolom praktis dimana kolom praktis dihubungkan pula dengan sloof dibawahnya. Dengan
demikian ketiga elemen tersebut (sloof dibagian bawah yang mendatar kolom praktis yang
vertical dan balok ring dibagian tengah atau atas yang mendatar akan membentuk rangka
yang dapat memperkaku/memperkuat dinding tembok). Ini berarti dinding tembok akan dapat
menahan semua semua beban yang ada (beban vertical dan horizontal).
3.

Langit-langit
Langit-langit dipasang pada bagian atas ruangan bangunan yang berguna

sebagai pembatas ketinggian ruang sebagai penutup bagian bawah atap agar rapi dan juga
berfungsi sebagai penyekat panas dari sinar matahari. Dengan langit-langit ini maka akan

terdapat ruangan tertutup yang berada diatas ruangan dan berada di bawah atap. Ruangan
bawah atap tersebut dapat menjadi isolator yang sangat baik karena dapat menahan panas dari
atas yang tidak dapat turun keruangan bawahnya. Langit-langit dapat terbuat dari bahan
eternity, kayu, teakwood, hardboard dan lain-lain yang ditempelkan (dipaku) pada kayu
plapon yang ukurannya 6 x 12 cm untuk plapon induk dan 5/7 cm untuk plapon anak sesuai
dengan pembagian ukuran langit-langitnya.
4.

Kerangka Atap
Bagian dari bangunan rumah ini selalu kita dapati di bangunan rumah di mana

saja. Baik itu atap genteng yang memakai rangka kayu, baja, ataupun atap datar yang
menggunakan dak beton. Pada intinya, atap adalah bagian paling atas bangunan yang
memberikan perlindungan bagian bawahnya terhadap cuaca, panas, hujan, dan terik matahari.
Berikut
1.

ini

adalah

beberapa

fungsi

atap

yang

lebih

khusus

(spesifik):

Menerima beban oleh bobot sendiri, yaitu beban kuda-kuda dan bahan pelapis berarah

vertikal kemudian meneruskannya pada kolom dan pondasi.


2.

Menahan tekanan angin muatan yang berarah horizontal pada gevel

3.

Menerima panas oleh sinar matahari dan menahan suhu agar tetap dingin di ruang

bawah atap dan menyerap panas tersebut dalam konsep arsitektur tropis.
4.

Menghindari masuknya air hujan.


Atap yang sudah biasa ditemui pada rumah-rumah di Indonesia adalah atap dengan

konstruksi kayu. Belakangan ini marak penyedia konstruksi atap berbahan baja ringan. Baik
konstruksi atap kayu maupun baja ringan memiliki kekurangan dan kelebihannya sendirisendiri. Perbandingan menggunakan atap baja dan kayu:
-

Fleksibel dan kedap air atap bersifat kedap air,baik dalam cuaca dingin

ataupun panas memiliki sifat flesible, hal ini membuat atap tersebut tidak retak bahkan
terhadap perubahan cuaca sekalipun.
-

Berventilasi pada gelombang atap memiliki jarak 85cm2/m per lembar, untuk

membantu pertukaran udara menjadi lebih baik diantara insulasi panas dan atap. Ventilasi ini
menjamin untuk mencegah dari kerusakan yang diakibatkan kondensasi.
-

Berbobot ringan dengan memiliki bobot hanya 4kg/m 2.hal ini dapat berarti

menghemat biaya untuk pembangunan rangka dan memudahkan dalam transportasi.


-

Instalasi yang mudah atap dapat dengan mudah. terpasang di bagian atas gelombang,

untuk mencegah masuknya air hujan melalui lubang paku.jika diperlukan,atap bias dipotong
menggunakan gergaji atau pisau sesuai dengan ukuran yang diinginkan.

Overlapping yang aman Atap mempunyai gelombang kecil yang saling mengunci

gelombang dari masuknya air hujan dan angin.dilengkapi juga dengan paku berlapis
galvanise yang dipasang pada tiap gelombang di bagian atasnya,hal ini juga untuk menahan
tiupan angin.
-

perpaduan warna system pewarnaan atap tidak hanya memberikan kesan warna tapi

perpaduan warna yang memungkinkan untuk mengkombinasikan secara acak. Karena hamper
semua atap memiliki harmonisasi warna yang berbeda,atap pun dapat tampil seperti mosaic
yang indah ,alami dan natural.
-

Tahan terhadap tekanan pada saat pemasangan, pekerja dapat berjalan diatas bagian

lekukan terutama disangga oleh reng.jika kemiringan atap cukup tinggi, sangat disarankan
menggunakan alat Bantu berupa tangga yang diletakkan diantara lekukan. Ini tidak akan
menimbulkan tekanan yang berarti atau perubahan bentuk pada lekukan.
-

Hemat biaya bangunan Atap dapat dipasang di atas reng kecil yang berfungsi untuk

memperkuat letak reng. Dibandingkan dengan penutup atap lain yang mengharuskan
penggunaan full deck. struktur atap dapat di hemat hingga hingga 50%.
-

Berupa lembaran metal bergelombang (corrugated roof sheet). Dengan bahan dasar metal
berlapis Galvalume atau aluminum stucco embossed di produksi dengan berbagai macam
profil gelombang. Selain tersedia warna natural, penutup atap metal juga dapat diberi lapisan
cat sesuai dengan pesanan. Produk penutup atap juga dilengkapi dengan berbagai macam
asesoris sehingga fungsi atap menjadi sempurna, mudah & cepat dalam pemasangannya.
Pekerjaan penutup atap
1. Pembuatan Kuda-kuda.
Volume dihitung dg satuan m3 , yaitu panjang total bahan dikalikan dimensi kayu yg
dipakai. Contoh panjang total bahan yang digunakan untuk kuda-kuda adalah 25
meter. kayu yang digunakan 8/12, maka volume adalah 25 x 0.08 x 0.12 = 0.24 m 3 .
Untuk harga dapat dilihat analisa pekerjaan.
2. Pembuatan Gording.
Yang dimaksud dengan pembuatan gording adalah pembuatan sambungan antara
gording, satuan adalah m3 . Cara mencari volume sama dengan cara mencari volume
pada perhitungan kuda-kuda.
3. Pembuatan Jurai.
Sama dengan pembuatan gording,
4. Pembuatan Balok Nok.
Sama dengan pembuatan gording, dan jurai. Untuk ketiga item pekerjaan tersebut,
dimensi kayu biasanya sama, hanya letak saja yang membedakan nama item
pekerjaan.
5. Pasang Kuda-kuda.
Yang dimaksud pasang kuda-kuda biasanya disebut erextion kuda-kuda, adalah
pemasangan kuda-kuda di lokasi tempatnya kuda-kuda. Tidak membutuhkan
material tambahan karena kuda-kuda dipasang setelah dibuat. Biaya biasanya

diambil 50 % dari biaya pembuatan kuda-kuda. Begitu juga untuk pemasangan jurai,
gording, balok nok. Satuan volumenya adalah m3 .
6. Pasang Papan Suri.
Yang dimaksud dengan papan suri adalah, papan yang letaknya di atas balok nok,
yang berfungsi untuk menahan kerpus. Ukuran yg digunakan biasanya 2/20, dapat
juga lebih kecil atau lebih besar sesuai kebutuhan di lapangan. Satuan volumenya
adalah m3 .
7. Pasang Usuk.
Usuk biasanya menggunakan kayu ukuran 4/6 atau 5/7, yg sering digunakan adalah
kayu ukuran 5/7. Untuk atap yg menggunakan asbes atau seng tidak memakai usuk,
cukup dengan gording. Perhitungan usuk yaitu luas dengan satuan m 2 . kebutuhan
material dan upah lihat analisa pekerjaan.
8. Pasang Alumunium Poil.
Pemasangan alumunium poil dimaksudkan untuk mengurangi panas dan mencegah
tampias saat terjadi hujan yang disertai angin, bahan yang digunakan tidak mutlak
alumunium poil, dapat diganti dengan karpet atau seng plat. Letak alumunium poil
adalah di antara usuk dan reng. Satuannya adalah m2 .
9. Pasang Reng.
Reng ukuran yang digunakan ada dua macam yaitu 2/3 atau ,t ergantung jenis
genteng yang dipakai. Untuk genteng keramik bisa menggunakan ukuran 2/3
perhitungan reng adalah sama dengan menghitung usuk yaitu luas dengan satuan m 2
(luas reng sama dengan luas dari usuk).
10. Pasang Genteng
Genteng ada beberapa jenis, akan tetapi yang umum adalah genteng beton dan
genteng keramik. Perhitungan volume adalah luas dengan satuan m 2 . Biasanya sama
dengan luas reng maupun usuk.
11. Pasang talang
Talang ada beberapa jenis bahan yang digunakan, talang seng, talang PVC, talang
beton, untuk setiap jenis bahan cara perhitungan volume berbeda-beda. Untuk
talang yang terbuat dari seng volumenya adalah luas dengan satuan m 2 , talang yang
terbuat dari PVC volumenya adalah panjang dengan satuan m, sedangkan untuk
talang beton dapat dihitung dengan m3 ataupun m2 .
12. List plank
Ada beberapa jenis bahan yang digunakan, yaitu bahan dari kayu, beton, pvc, fiber
dll. Tetapi saat ini list plank yang sering digunakan adalah terbuat dari kayu dan
beton, perhitungan volume ada yang menggunakan m, m 2 ,m3 . Perhitungan volume
tidak mengikat.
Lebih Jauh Tentang Konstruksi Atap Kayu
Atap dengan konstruksi kuda kuda kayu termasuk paling banyak digunakan di negeri
kita. Selain karena material kayu yang sangat mudah didapatkan di toko toko material,
konstruksi kayu juga dikuasai oleh tukang tukang lokal. Tahukah Anda bahwa konstruksi
kayu yang dipakai di kebanyakan bangunan di Indonesia saat ini, tekniknya didapat dari
bangunan-bangunan kolonial belanda.
Konstruksi kayu model Belanda ini bisa digambarkan sebagai berikut:
Kuda-Kuda

Kuda-kuda terdiri dari kuda penopang (kayu-kayu diagonal bagian pinggir) yang
menyalurkan gaya tekan, balok dasar pada kuda-kuda (kayu horizontal di bagian bawah)
yang berfungsi sebagai penahan gaya tarik, serta tiang tengah (kayu vertikal) yang
mendukung balok bubungan dan menerima gaya tekan.
Prinsip dasar kuda-kuda kayu adalah menyalurkan gaya yang bekerja padanya kepada
kolom atau dinding bangunan rumah. Bentuk kuda-kuda yang segitiga bertangkup merupakan
bentuk yang sangat stabil atau tidak mudah berubah bentuk.
Dalam menentukan kemiringan atap berkaitan dengan konstruksi atap kasau, masingmasing pasangan kasau dan balok kuda-kuda (batang tarik) membentuk suatu segitiga. Makin
besar sudut kemiringan atap, makin mudah beban atap disalurkan. Oleh karena itu, sudut
kemiringan atap tersebut sebaiknya tidak kurang dari 30 derajat.
Gording, Usuk Dan Reng
Gording adalah balok kayu mendatar yang letaknya diatas kuda-kuda. Gording
menahan beban dari kayu usuk dan reng sebagaimana bisa kita lihat pada gambar ilustrasi
diatas. Usuk menahan kayu reng. Kayu reng menahan atau menjadi pijakan meletakkan
genteng di bagian atasnya

BAHAN PENUTUP ATAP


Achmad Basuki / 1 April 2012
Oleh : Achmad Basuki, ST., MT.
(Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Minggu)
Konstruksi atap merupakan bagian dari bangunan yang tidak kalah penting fungsinya.
Disamping sebagai pelindung dari teriknya sinar matahari dan guyuran hujan, atap juga
mempunyai fungsi pembentuk estetika bangunan.
Konstruksi atap terdiri atas penutup atap dan konstruksi penopangnya, seperti konstruksi
rangka kuda-kuda, balok gable, pasangan bata, pelat atap beton bertulang dan sebagainya.
Sedangkan penutup atap, yang langsung berhubungan dengan lingkungan luar dan cuaca,
banyak jenisnya yang dapat dipilih. Penentuan dan pemilihan konstruksi atap yang baik akan
memeberikan keamanan dan kenyamanan pengguna bangunan. Dalam perencanaan
konstruksi atap, jenis penutup atap umumnya akan menentukan jenis konstruksi
penopangnya, karena masing-masing mempunyai berat jenis dan spesifikasi teknis tertentu.
Penutup atap yang beredar di pasaran saat ini banyak macam dan jenisnya, tergantung pada
desain konstruksi dan arsitekturnya. Yang penting, syarat-syarat sebagai penutup atap harus
terpenuhi yakni pada saat tertimpa air hujan tidak terjadi rembesan dan dapat mengalirkan air
hujan dengan baik, melindungi dari terik dan menyerap sinar matahari, serta awet sepanjang
umur bangunan. Oleh karenanya, penting untuk diketahui karakteristik dari jenis-jenis bahan
penutup beton, seperti:
Sirap, merupakan lembaran tipis terbuat dari kayu ulin-yang dapat digunakan sampai 25
tahun, dengan kemiringan pemasangan yang tidak boleh terlampau datar, dan sangat cocok
untuk rumah-rumah tradisional dengan kesan menyatu dengan alam.
Genteng tanah liat, penutup atap ini umum digunakan di rumah-rumah baik yang
digunakan dengan cetakan biasa atau dengan memberikan tekanan (genteng press), ikatan
pemasangan berdasarkan saling mengikat (interlocking), dikaitkan dan menumpu pada kayu
reng. Pemasangan pada konstruksi atap dengan kemiringan 25-45 derajat. Apabila dipasang
terlampau datar maka dimungkinkan terjadinya tempias air hujan melalui sela-sela hubungan
antar genteng. Genteng pres mempunyai berat jenis yang lebih besar dan serapan air yang
lebih kecil dibandingkan dengan genteng tanah liat biasa. Namun demikian, serapan air
memungkinkan munculnya jamur atau lumut selama umur pemakaian.
Genteng glasur/keramik, penutup atap ini dari tanah liat press yang sudah melalui proses
finishing pada permukaannya dengan diglasur atau dikeramik, sehingga permukaannya
menjadi kedap air, terhindar dari tumbuhnya jamur atau lumut, dan menambah estetika. Umur
pemakaian genteng glasur/keramik ini tentunya lebih lama dibandingkan genteng tanah liat
biasa.
Genteng beton, merupakan penutup atap berbahan dasar mortar (campuran air, semen dan
pasir) atau beton dengan agregat kasar yang lebih kecil, diberikan tekanan, sehingga genteng
beton mempunyai berat jenis yang relatif besar. Pada permukaan biasanya dilapisi pasta

semen yang tipis dan terkadang juga dicat khusus untuk genteng dengan warna sesuai
keinginan pemakai. Ketahanannya dapat mencapai 50 tahun.
Seng, merupakan lembaran tipis baja yang diberi lapisan seng, agar tidak mudah terjadi karat
atau korosi. Penutup atap seng dapat dipasang langsung pada gording, tanpa reng, dan dapat
dipasang pada kemiringan atap yang lebih datar. Karena beratnya relatif ringan, maka dapat
digunakan konstruksi penopang atau kuda-kuda yang sederhana. Namun demikian, atap seng
harus dipasang cukup kuat untuk menghindari terlepas dan terangkatnya seng akibat terpaan
angin yang besar.
Genteng metal/galvalum, merupakan genteng yang terbuat dari logam tipis, dan mempunyai
berat yang ringan ringan, serta dilapisi dengan baja ringan dan galvanis. Disamping itu,
gentang metal ini ada yang berlapis pasir dan tidak(color/polos). Lapisan pasir berfungsi
untuk menahan panas dan meredam suara atau bising apabila terkena air hujan. Pemasangan
genting metal/galvalum lebih mudah dan cepat.
Plastik komposit (polycarbonate dan poly propylene), merupakan jenis penutup atap dari
bahan plastic komposit, dengan bentuk lembaran hampir sama dengan penutup atap seng, ada
yang polos dan bergelombang. Biasanya digunakan untuk penutup atap pada struktur
pelengkap rumah, seperti carport, tempat parkir, doorloop, halte, dan sebagainya. Yang perlu
diperhatikan adalah ketahanannya terhadap pengaruh cuaca panas dan hujan, karena material
ini ada yang mudah lapuk dan tidak, tergantung komposit material yang digunakan.
Asbes, juga merupakan penutup atap sejenis seng, yang terdiri dari material semen dan serat
mineral silikat. Namun, saat ini sudah banyak ditinggalkan sebagai penutup atap karena
banyak menimbulkan debu-debu yang apabila terhirup manusia dapat menyebabkan penyakit
asbestosis yakni sejenis penyakit yang menyerang paru-paru dan mengganggu pernapasan.
Pelat beton, adalah jenis penutup atap berupa konstruksi pelat beton bertulang, sehingga
kontruksi penopang atapnya berupa balok-balok yang mendukung pelat tersebut. Yang sering
menjadi masalah biasanya terjadinya retakan/bocoran karena kesalahan pada pembuatan
beton dan perawatan beton setelah selesai dicor. Untuk menghindarinya, biasanya dilakukan
pelapisan dengan aspal atau lapisan anti bocor.
Sebelum mendirikan konstruksi bangunan secara keseluruhan, mestinya sudah ditentukan
jenis konstruksi atap yang akan digunakan. Hal ini karena menyangkut jenis penutup atap dan
konstruksi penopangnya, selain faktor estetika dan nilai ekonomis yang diinginkan
Sumber http://achmadbasuki.wordpress.com/2012/04/01/bahan-penutup-atap/

You might also like