You are on page 1of 42

PEDOMAN

PENYUSUNAN SOAL DAN


INSTRUMEN PENILAIAN
MATA PELAJARAN KIMIA

BIDANG SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)


DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA
2010

KATA PENGANTAR
Penilaian merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan. untuk
mengetahui perkembangan dan tingkat pencapaian hasil pembelajaran.
Penilaian memerlukan data yang baik. Salah satu sumber data itu adalah hasil
pengukuran. Pengukuran merupakan seperangkat langkah dalam rangka
pemberian angka terhadap hasil kegiatan pembelajaran. Kegiatan pengukuran
ini biasanya dilakukan melalui tes: baik tes prestasi belajar maupun tes
psikologi.
Tes sebagai alat ukur, perlu dirancang secara khusus sesuai dengan tujuan
peruntukannya, dan perlu dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan
kaidah-kaidah penyusunannya. Dalam suatu proses pengukuran sangat
diperlukan tes yang bermutu baik, karena baik-buruknya mutu tes akan
menentukan mutu data yang dihasilkan. Mutu data ini akan menentukan mutu
rumusan hasil penilaian, dan selanjutnya akan menentukan mutu berbagai
keputusan dan kebijakan kependidikan yang ditetapkan berdasarkan hasil
penilaian itu.
Seksi Kurikulum dan Sistim Pengujian Bidang SMK Dinas Pendidikan DKI
Jakarta merasa terpanggil untuk meningkatkan kualitas guru dalam menyusun
alat evaluasi.

Sebagai wujud kepedulian tersebut disusunlah Pedoman

Penulisan Soal yang diharapkan dapat dijadikan acuan bagi setiap guru untuk
menyusun soal dengan baik.
Semoga panduan ini bermanfaat bagi kita, khusus para penulis soal.

Jakarta, Juli 2010


Kepala Bidang SMK

Dra. Hj. Rita Ariyani, M.M.


NIP.

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

ii

Bab I
Pendahuluan

Bab II
Teknik Penyusunan Kisi-kisi

Bab III
Teknik Penyusunan Soal Pilihan Ganda

11

A. Pengertian

11

B. Bentuk Soal Pilihan Ganda

11

C. Bentuk Soal Uraian

12

D. Kaidah Soal Unjuk Kerja (Praktik)

13

E. Kartu Soal

22

Bab IV

24

Contoh-Contoh Soal
A. Contoh Soal Pilihan Ganda

26

B. Contoh Soal Uraian

28

C. Contoh Soal Unjuk Kerja

30

iii

BAB I
PENDAHULUAN
Tes prestasi belajar adalah tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan
seseorang setelah menjalani proses pembelajaran. Tes ini penting sekali
dilakukan oleh guru, sekolah maupun lembaga kependidikan untuk mengetahui
seberapa jauh siswa sudah mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Hasil tes dapat digunakan oleh guru, sekolah, atau institusi kependidikan
lainnya untuk mengambil keputusan atau umpan balik bagi perbaikan proses
belajar mengajar. Jadi secara tidak langsung tes dapat digunakan untuk
mengetahui kemajuan dan perkembangan pendidikan dari waktu ke waktu.
Banyak cara yang dilakukan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Jika
ditinjau dari penyiapan alat tes yang digunakan, maka pengukuran tes prestasi
belajar dapat dibagi dua tipe yaitu (1) pengukuran yang menggunakan tes yang
dibuat guru dan (2) pengukuran yang menggunakan tes standar. Bentuk tes
yang dibuat guru di kelas tentunya berbeda dengan bentuk tes standar. Bentuk
tes yang dibuat guru bisa sangat bervariasi, misalnya tes tertulis, tes lisan, tes
kinerja, sikap dan pengukurannya lebih menekankan untuk mendapatkan
informasi proses pembelajaran siswa dari hari ke hari. Sedangkan bentuk tes
standar, soal dan penskorannya harus lebih objektif dan mudah dilakukan
sehingga pada umumnya hanya menggunakan satu jenis penilaian saja yaitu
tes tertulis, khususnya bentuk soal pilihan ganda. Hal ini disebabkan tes
standar digunakan untuk keperluan yang lebih luas dan umum, misalnya tes
untuk bisa masuk ke jenjang pendidikan berikutnya, tes untuk melihat daya
serap siswa, tes pemantauan mutu siswa, dsb. Selain itu hasil dari tes
standar harus bisa dilihat keterbandingannya
Tes standar adalah tes dimana soal-soalnya sudah mengalami proses analisis
baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Langkah-langkah yang harus
dilakukan untuk membuat tes standar adalah (1) menentukan tujuan tes; (2)
menentukan acuan yang akan dipakai oleh tes (criteria atau norma); (3)
membuat kisikisi; (4) memilih soal-soal dari kumpulan soal yang sudah ada
sesuai dengan kisi-kisinya. Apabila soal yang diambil merupakan soal baru,

maka soal-soal tersebut harus melalui tahap telaah secara kualitatif, revisi,
ujicoba, analisis hasil ujicoba sehingga diperoleh soal yang baik dari segi
kualitatif maupun kuantitatif. Selain itu pengadministrasian tes (pelaksanaan
tes) juga dibuat standar.
Untuk tes prestasi belajar terstandar soal-soal harus mengacu pada tujuan
pembelajaran yang harus dicapai siswa, dalam hal ini kurikulum atau SKL
(Standar Kompetensi Lulusan) yang sudah ditetapkan apabila tes tersebut akan
digunakan untuk kelulusan, dan proses penskorannya juga harus dilakukan
secara standar terutama apabila ada soal berbentuk uraian, sehingga hasil dari
tes tersebut dapat dilihat keterbandingannya.
Untuk membuat tes prestasi belajar terstandar yang dapat digunakan setiap
saat, dibutuhkan butir-butir soal cukup banyak. Kebutuhan butir-butir soal yang
bagus dan banyak ini bisa diatasi apabila ada bank soal yang menyimpan soalsoal tersebut.
Bank soal adalah kumpulan soal-soal dalam jumlah yang besar, dan mengukur
pengetahuan yang sama, disimpan di dalam komputer bersama dengan
karakteristik setiap butir soalnya. Bank soal ini perlu dibuat dan harus selalu
dikembangkan karena:

dapat menyiapkan tes yang dibutuhkan secara rutin dan lebih dari satu set;

memungkinkan diterapkannya tes melalui komputer (computer adaptive


testcat), sehingga setiap saat peserta tes dapat mengikuti tes kapan saja,

kualitas tes dapat dipertanggungjawabkan.

Pengembangan bank soal tes prestasi belajar merupakan salah satu kegiatan
rutin yang dilakukan oleh Seksi Kurikulum dan Sistim Pengujian Bidang SMK .
Kegiatan pengembangan bank soal ini dimulai dengan penulisan kisi-kisi,
penulisan soal, telaah, ujicoba, analisis kuantitatif soal dan kalibrasi
soal. Soal-soal yang terbukti bermutu baik secara kualitatif dan kuantitatif
dikumpulkan dan disimpan dalam bank soal. Alur kegiatan bank soal di Seksi
Kurikulum dan Sistim Pengujian Bidang SMK terlihat dalam diagram berikut.

Bagan Penulisan Bank Soal Seksi Kurikulum dan Sistim Pengujian Bidang
SMK
Berdasarkan bagan tersebut terlihat bahwa pengembangan bank soal dilakukan
melalui beberapa tahap.
Tahap 1: Analisis secara kualitatif
Soal-soal mentah yang dibuat oleh para penulis soal berdasarkan kisi-kisi yang
disusun Seksi Kurikulum dan Sistim Pengujian Bidang SMK akan masuk dalam
kategori soal mentah. Soal mentah akan ditelaah secara kualitatif sehingga
diperoleh soal baik tanpa revisi dan soal yang perlu direvisi serta soal yang
ditolak. Soal yang perlu direvisi akan langsung direvisi sehingga diperoleh soal
yang baik dan soal yang ditolak akan dikembalikan ke penulis soal.

Tahap 2: Analisis secara kuantitatif


Soal-soal yang baik secara kualitatif akan dirakit untuk proses ujicoba sehingga
diperoleh data-data respon jawaban siswa. Respon jawaban siswa ini dianalisis
menggunakan komputer sehingga diperoleh soal-soal yang baik dengan datadata parameter tingkat kesukaran dan daya beda untuk setiap butir soal.
Pengembangan bank soal ini harus dilakukan secara terus menerus sehingga
diperoleh soal-soal yang cukup banyak sesuai dengan perubahan yang terjadi
baik pada kurikulum maupun pada SKLnya.

BAB II
TEKNIK PENYUSUNAN KISI-KISI
Kisi-kisi dapat didefinisikan sebagai matrik informasi yang dapat dijadikan
pedoman untuk menulis dan merakit soal menjadi tes. Dengan menggunakan
kisi-kisi, penulis soal akan dapat menghasilkan soal-soal yang sesuai dengan
tujuan tes dan perakit tes akan mudah menyusun perangkat tes. Berbagai
paket tes yang memiliki tingkat kesulitan, kedalaman materi, dan cakupan
materi sama (paralel) akan mudah dihasilkan hanya dengan satu kisi-kisi yang
baik. Kisi-kisi soal yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

mewakili isi kurikulum yang akan diujikan;

komponen-komponennya rinci, jelas, dan mudah dipahami; dan

soal-soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang
ditetapkan.

Pemilihan materi dalam penyusunan kisi-kisi hendaknya memperhatikan empat


aspek sebagai berikut:

urgensi, secara teoretis materi yang akan diujikan mutlak harus dikuasai
siswa;

relevansi, materi yang dipilih sangat diperlukan untuk mempelajari atau


memahami

bidang lain;

kontinuitas, materi yang dipilih merupakan materi lanjutan atau


pendalaman materi dari yang sebelumnya pernah dipelajari dalam
jenjang yang sama maupun antar jenjang ; dan

kontekstual, materi memiliki daya terap dan nilai guna yang tinggi dalam
kehidupan sehari-hari.

Dalam penulisan soal tes prestasi belajar (TPB), seperti ujian harian, ujian
semester, dan ujian kenaikan kelas, para pembuat soal perlu mengetahui
penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) dalam kurikulum
menjadi indikator soal (tidak selalu sama dengan indikator pembelajaran).
Berdasarkan indikator ini, penulis soal dapat mengetahui kemampuan siswa

yang akan diukur sehingga paket soal yang disusun merupakan deskripsi
kompetensi siswa terhadap materi tertentu dalam kurikulum. Berikut ini adalah
diagram yang menggambarkan proses penjabaran kompetensi dasar menjadi
indikator.
Bagan Penjabaran Kompetensi Dasar

______ : garis langkah-langkah penulisan butir soal


.......... : garis pengecekan ketepatan rumusan butir soal
Keterangan diagram
Kompetensi Dasar : Kemampuan minimal yang harus dikuasai siswa setelah
mempelajari materi pelajaran tertentu. Kompetensi dasar ini diambil dari
Standar Isi.
Materi : Bahan ajar yang harus dikuasai siswa berdasarkan kompetensi dasar
yang akan diukur. Penentuan materi (bahan ajar) yang akan diambil
disesuaikan dengan indicator yang akan disusun.
Indikator : Berisi ciri-ciri perilaku yang dapat diukur sebagai petunjuk untuk
membuat soal.
Soal : Disusun berdasarkan indikator yang dibuat.
Diagram di atas menunjukkan bahwa seorang penulis soal dalam menjabarkan
kompetensi dasar menjadi indikator perlu melalui langkah-langkah berikut:

memilih kompetensi dasar yang akan diukur;

menentukan materi (bahan ajar);

membuat indikator yang mengacu pada kompetensi dasar dengan


memperhatikan konteks/materi yang dipilih; dan

menulis soal berdasarkan indikator yang dibuat.

Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang kesesuaian antara indikator


yang disusun dan kompetensi dasar, disarankan untuk melihat kompetensi
dasar dan materi yang ada dalam kisikisi. Indikator yang baik harus memiliki
kriteria:

memuat ciri-ciri kompetensi dasar yang akan diukur.

memuat kata kerja operasional yang dapat diukur.

berkaitan dengan materi (bahan ajar) yang dipilih dapat dibuatkan


soalnya.

Dalam penyusunan indikator, komponen -komponen yang perlu diperhatikan


adalah subjek, perilaku yang akan diukur, dan kondisi/konteksnya. Sekarang
mari kita lihat contoh format kisi-kisi penulisan soal berikut.
Kisi-Kisi Penulisan Soal Ujian Akhir Sekolah
Satuan Pendidikan

: SMK......

Mata Pelajaran

: Kimia

Kompetensi Keahlian

: .............................................

Kurikulum

: Tingkat Satuan Pendidikan

Alokasi Waktu

: 120 Menit

Jumlah Soal

: 40 Pilihan Ganda (PG), 5 Uraian

Format kisi-kisi penulisan soal memuat identitas kisi-kisi dan matrik spesifikasi
rumusan butir soal. Identitas kisi-kisi minimal memuat nama satuan pendidikan,

mata pelajaran, program studi (jika ada), kurikulum, alokasi waktu, dan jumlah
dan bentuk soal, sedangkan matriks spesifikasi setidaknya mencakup
kompetensi dasar (KD), materi, kelas dan semester, indikator, bentuk soal, dan
nomor soal.
Dalam KTSP, SK dan KD telah disediakan sehingga kita hanya memilihnya
bukan menyusunnya, sedangkan untuk materi dan indikator, penulis soal harus
menyusunnya,

misalnya

dengan

menjadikan

rencana

pelaksanaan

pembelajaran (RPP) dan syllabus sebagai salah satau referensi. Ingat, indikator
yang terdapat dalam sylabus atau RPP tidak selalu otomatis bisa menjadi
indikator butir soal. Indikator yang dikembangkan dalam RPP dan sylabus
adalah indikator ketercapaian tujuan pembelajaran sedangkan indicator dalam
kisi-kisi penulisan butir soal merupakan indikator untuk penyusunan butir soal.
Sebagaimana sudah Anda ketahui, satu SK dapat memuat atau bisa
dikembangkan menjadi beberapa KD (minimal satu KD), kemudian berdasarkan
key word dalam KD, kita bisa menentukan materi. Sedangkan indikator butir
soal disusun berdasarkan KD, satu KD bisa dikembangkan menjadi beberapa
indikator (minimal satu indikator). Selain itu bentuk soal (penilaian) juga sangat
ditentukan oleh KD dan indikator, sehingga KD tertentu hanya bisa diukur atau
lebih tepat diukur dengan menggunakan bentuk soal tertentu.

BAB III
TEKNIK PENYUSUNAN SOAL

A. Pengertian
Pengukuran secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis (paper and pencil test).
Tes tertulis merupakan kumpulan soal-soal yang diberikan kepada siswa dalam
bentuk tulisan. Dalam menjawab soal, siswa tidak selalu harus merespon dalam
bentuk jawaban, tetapi juga dapat dilakukan dalam bentuk lain seperti memberi
tanda, mewarnai, menggambar dan sejenisnya. Tes tertulis merupakan teknik
pengukuran yang banyak digunakan dalam menilai pencapaian kompetensi
mata pelajaran sebagai hasil belajar.
Soal tes tertulis dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu soal dengan memilih
jawaban yang sudah disediakan (bentuk soal pilihan ganda, benar-salah) dan
soal dengan memberikan jawaban secara tertulis (bentuk soal isian, jawaban
singkat dan uraian).
Dilihat dari bentuk soalnya, tes tertulis dapat dikelompokkan menjadi tes tertulis
objektif seperti pilihan ganda dan isian, dan tes tertulis non-objketif seperti
bentuk soal uraian non-objketif.
B. Bentuk Soal Pilihan Ganda
Soal pilihan ganda merupakan bentuk soal yang jawabannya dapat dipilih dari
beberapa kemungkinan jawaban yang telah disedikan. Kontruksinya terdiri dari
pokok soal dan pilihan jawaban. Pilihan jawaban terdiri atas kunci dan
pengecoh. Kunci jawaban harus merupakan jawaban benar atau paling benar
sedangkan pengecoh merupakan jawaban tidak benar, namun daya jebaknya
harus berfungsi, artinya siswa memungkinkan memilihnya jika tidak menguasai
materinya.
Soal pilihan ganda dapat diskor dengan mudah, cepat, dan memiliki objektivitas
yang tinggi, mengukur berbagai tingkatan kognitif, serta dapat mencakup ruang
lingkup materi yang luas dalam suatu tes. Bentuk ini sangat tepat digunakan

untuk ujian berskala besar yang hasilnya harus segera diumumkan, seperti
ujian nasional, ujian akhir sekolah, dan ujian seleksi pegawai negeri. Hanya
saja, untuk meyusun soal pilihan ganda yang bermutu perlu waktu lama dan
biaya cukup besar, disamping itu, penulis soal akan kesulitan membuat
pengecoh yang homogen dan berfungsi, terdapat peluang untuk menebak kunci
jawaban, dan peserta mudah mencotek kunci jawaban. Secara umum, setiap
soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option).
Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh (distractor). Dalam
penyusunan soal tes tertulis, penulis soal harus memperhatikan kaidah-kaidah
penulisan soal dilihat dari segi materi, konstruksi, maupun bahasa. Selain itu
soal yang dibuat hendaknya menuntut penalaran yang tinggi. Hal ini dapat
dilakukan antara lain dengan cara :

mengidentifikasi materi yang dapat mengukur perilaku pemahaman,


penerapan, analisis, sintesis, atau evaluasi. Perilaku ingatan juga
diperlukan namun kedudukannya adalah sebagai langkah awal sebelum
siswa dapat mengukur perilaku yang disebutkan di atas;

membiasakan menulis soal yang mengukur kemampuan berfikir kritis


dan mengukur keterampilan pemecahan masalah; dan

menyajikan dasar pertanyaan (stimulus) pada setiap pertanyaan,


misalnya dalam bentuk ilustrasi/bahan bacaan seperti kasus, contoh,
tabel dan sebagainya.

Kaidah Penulisan Soal Pilihan Ganda


Dalam menulis soal pilihan ganda harus memperhatikan kaidah-kaidah sebagai
berikut :
1. Materi
a. Soal harus sesuai dengan indikator.
b. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
c. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang
paling benar.

2. Konstruksi.
a. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
b. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan
yang diperlukan saja.
c. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar.
d. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif
ganda.
e. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
f. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, "Semua pilihan
jawaban di atas salah", atau "Semua pilihan jawaban di atas benar".
g. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun
berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut, atau
kronologisnya.
h. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal
harus jelas dan berfungsi.
i. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
3. Bahasa
a. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia.
b. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan
digunakan untuk daerah lain atau nasional.
c. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif.
d. Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan
merupakan satu kesatuan pengertian.
4. Teknik Penulisan
a. Penulisan pilihan jawaban menggunakan huruf kapital.
b. Jenis huruf yang digunakan arial tegak dengan ukuran 12
c. Ukuran kertas A4 dengan berat minimal 70 gram
d. Margin atas 3 cm, bawah 3 cm, kiri 2,5 cm dan kanan 2,5 cm

10

e. Kunci jawaban harus disusun secara acak sehingga tidak mudah


ditebak. Gunakan teknik merandom (Manual, menggunakan rumus :
(jumlah soal : option) 3, Mesin kalkulator, atau Micrsoft Excel).
C . Uraian
Soal uraian adalah soal yang jawabannya menuntut siswa untuk mengingat dan
mengorganisasikan gagasan-gagasan atau hal-hal yang telah dipelajarinya
dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut secara
tertulis dengan kata-katanya sendiri. Berdasarkan penskorannya soal uraian
diklasifikasikan atas uraian objektif dan uraian nonobjektif. Soal uraian objektif
adalah soal yang menuntut sehimpunan jawaban dengan rumusan jawaban
yang pasti sehingga penskorannya dapat dilakukan secara objektif. Sedangkan
soal uraian nonobjektif adalah soal yang menuntut sehimpunan jawaban
dengan rumusan jawaban menurut pendapat masing-masing siswa sehingga
penskorannya sukar untuk dilakukan secara objektif.
Kaida-kaidah yang harus diperhatikan dalam penulisan soal uraian adalah
sebagai berikut:
1. Materi
a. Soal harus sesuai dengan indikator.
b. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan (ruang lingkup) harus
jelas.
c. Isi materi yang ditanyakan sudah sesuai dengan jenjang, jenis sekolah,
atau tingkat kelas.
2. Konstruksi
a. Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus menggunakan kata-kata
tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai, seperti: mengapa,
uraikan,

jelaskan,

bandingkan,

hubungkan,

tafsirkan,

buktikan,

hitunglah. Jangan menggunakan kata tanya yang tidak menuntut


jawaban uraian, misalnya: siapa, di mana, kapan. Demikian juga
kata-kata tanya yang hanya menuntut jawaban ya atau tidak.

11

b. Buatlah petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.


c. Buatlah pedoman penskoran segera setelah soalnya ditulis.
d. Hal-hal lain yang menyertai soal seperti tabel, gambar, grafik, peta,
atau yang sejenisnya, harus disajikan dengan jelas dan berfungsi.
3. Bahasa
a. Rumusan soal menggunakan bahasa yang sederhana.
b. Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang dapat menyinggung
perasaan siswa.
c. Rumusan soal tidak menggunakan kata-kata/kalimat yang menimbulkan
penafsiran ganda atau salah pengertian.
d. Butir soal menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
e. Rumusan soal harus komunikatif.
f. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan
digunakan untuk daerah lain atau nasional.
D. Bentuk Soal Unjuk Kerja (Penilaian kinerja)
Penilaian kinerja atau Performance Assessment adalah suatu penilaian yang
meminta

siswa

untuk

mendemonstrasikan

dan

mengaplikasikan

pengetahuannya ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria


yang diinginkan. Penilaian kinerja sering dikaitkan dengan suatu kriteria yang
diinginkan dalam praktek kehidupan sehari-hari sehingga dikenal dengan nama
Authentic Assessment.
Penilaian kinerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati
kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini tepat dilakukan untuk
menilai

ketercapaian

kompetensi

yang

menuntut

siswa

menunjukkan

kinerjanya. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes tertulis karena
apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya.
Penilaian kinerja siswa dapat dilakukan melalui kegiatan percobaan di
laboratorium, di ruang tertutup, di kebun, dilapangan, atau di lingkungan sekitar.

12

Dalam penilianan kinerja perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:

Identifikasi langkah-langkah kinerja yang diharapkan sesuai dengan


tuntutan kompetensi

Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja


tersebut.

Upayakan kemampuan yang

dinilai tidak terlalu banyak agar dapat

diamati.

Kemampuan yang dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang diamati.

13

Teknik Penilaian
Penilaian kemampuan kinerja dapat dilakukan dengan cara yang paling
sederhana yaitu menggunakan

Daftar cek (Checklist). Pada penilaian ini siswa mendapat nilai apabila
kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai.
Kelemahan cara ini adalah penilai hanya bisa memilih dua pilihan
absolut yaitu teramati atau tidak teramati, jika tidak dapat diamati maka
siswa tidak memperoleh nilai (tidak ada nilai tengah).

Skala Rentang (Rating Scale). Pada penilaian ini memungkinkan penilai


memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena
pilihan kategori nilai lebih dari dua. Penilaian sebaiknya dilakukan lebih
dari satu penilai untuk menghindari subjektivitas.

14

E. Kartu Soal

15

16

BAB IV
CONTOH-CONTOH SOAL
A. Soal Pilihan ganda
1. Soal harus sesuai dengan indikator
Kompetensi Dasar: Menggolongkan Senyawa hidrokarbon dan turunannya
Indikator:

siswa dapat menentukan rumus struktur dari senyawa HK jika


diketahui nama senyawanya.

Contoh Soal yang Kurang Baik:


Nama senyawa 4 etil 1 heksena mempunyai rumus molekul .
A. C6H12
B. B. C7H12
C. C. C8H14
D. D. C8H16
E. E. C8H18
Kunci Jawaban: D
Penjelasan:
Dalam contoh di atas dapat dilihat bahwa kemampuan yang ingin diukur
dalam indikator adalah menunjukkan rumus struktur dari senyawa Hidro
Karbon, sedangkan soal menanyakan rumus molekul. Rumusan pokok
soal ini tidak sesuai dengan indikator.
Contoh Soal yang Lebih Baik:
Nama senyawa 4 etil 1 heksena mempunyai rumus struktur .
A. C C C C C C
l
C
B. C C C C C = C
l
C
C. C C C C = C C
l
CC

Kunci: D

D. C C C C C = C
l
CC

2. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi
E. C = C C C C C
l
CC
17

Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi koloid, suspensi dan larutan


Indikator: Siswa dapat membedakan sifat sifat koloid dengan benar
Contoh Soal yang Kurang Baik:
Kotoran dari lemak / minyak pada pakaian dapat dibersihkan dengan
bantuan sabun yang bertindak sebagai....
A. katalisator
B. inhibitor
C. emulgator
D. peptisator
E. promotor
Kunci: c
Penjelasan:
Pilihan jawaban E pada contoh soal di atas tidak logis dari segi materi
karena merupakan istilah di dalam olah raga
Contoh Soal yang Lebih Baik:
Kotoran dari lemak / minyak pada pakaian dapat dibersihkan dengan
bantuan sabun yang bertindak sebagai ....
A. katalisator
B. inhibitor
C. emulgator
D. peptisator
E. oksidator
Kunci: C

18

3. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang paling benar.


Kompetensi Dasar: Menentukan laju reaksi dan orde reaksi
Indikator: Siswa dapat menghitung orde reaksi, laju reaksi dan tetapan reaksi
dari suatu reaksi.
Contoh Soal yang Kurang Baik:
Pada reaksi A + B C diperoleh data
Laju
Reaksi
( M/detik )
1
0,1
0,1
0,2
2
0,1
0,2
1,6
3
0,2
0,3
0,6
4
0,3
0,2
1,6
Pernyataan yang benar adalah ....

Percobaan

(A) M

( B) M

A.

zat A mempunyai orde reaksi 1

B.

zat B mempunyai orde reaksi 3

C.

Reaksi keseluruhan orde reaksinya 3

D.

harga tetapan reaksinya = 2000 M-2dt-1

E.

laju reaksinya = 2000 Mdt-1

Kunci: B dan C
Penjelasan:
Contoh soal di atas lebih dari satu pilihan jawaban yang benar, yaitu b dan c
sehingga dapat membingungkan siswa. Sedangkan jawaban yang diminta
hanya satu jawaban yang benar atau paling tepat.

19

Contoh Soal yang Lebih Baik:


Pada reaksi A + B C diperoleh data
Laju
Reaksi
( M/detik )
1
0,1
0,1
0,2
2
0,1
0,2
1,6
3
0,2
0,3
0,6
4
0,3
0,2
1,6
Pernyataan yang benar adalah ....

Percobaan

(A) M

( B) M

A.

zat A mempunyai orde reaksi 1

B.

zat B mempunyai orde reaksi 3

C.

reaksi keseluruhan orde reaksinya 4

D.

harga tetapan reaksinya = 2000 M-2dt-1

E.

laju reaksinya = 2000 Mdt-1

Kunci: B
4. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
Kompetensi Dasar : Membedakan macam dan sifat koloid
Indikator : Siswa dapat membedakan jenis koloid dan contohnya dari sistim
koloid dengan benar.
Contoh Soal yang Kurang Baik:
Pasangan koloid yang benar adalah ...
No.
1.
2.
3.
4.
5.

Jenis koloid
Aerosol
Emulsi
Emulsi padat
Sol padat
Sol

Contoh
Asap
Mentega
Keju
Cat
Semen

A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
Kunci: c
Penjelasan:

20

Perumusan permasalahan dalam pokok soal tidak jelas, konsep apa yang
ditanyakan.
Contoh Soal yang Lebih Baik:
Dari tabel data berikut pasangan jenis koloid dan contohnya yang benar
adalah .
No.
1.
2.
3.
4.
5.

Jenis koloid
Aerosol
Emulsi
Emulsi padat
Sol padat
Sol

Contoh
Asap
Mentega
Keju
Cat
Semen

Kunci: c
5. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan
yang diperlukan saja.
Kompetensi Dasar:

Menggolongkan senyawa hidrokarbon dan turunannya

Indikator Soal: Siswa dapat menentukan rumus umum senyawa


hidrokarbon alkana, alkena, alkuna
Contoh Soal yang Kurang Baik:
Senyawa Hidrokarbon terdiri dari beberapa golongan dan turunannya,
rumus umum dari gugus Alkil adalah.
CnH2n+2
A.
CnH2n-2
B.
CnH2n+1
C.
CnH2n
D.
CnH2n-1
E.
Kunci: C

Penjelasan:
Rumusan dan pokok soal dan pilihan jawaban di atas berlebihan, karena
ada bagian yang tidak diperlukan. Hal ini akan menyita sebagian waktu yang
disediakan.

21

Contoh Soal yang Lebih Baik:


Rumus umum dari senyawa gugus Alkil adalah.
CnH2n+2
A.
CnH2n-2
B.
CnH2n+1
C.
CnH2n
D.
CnH2n-1
E.
Kunci: C
6. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar
Standar Kompetensi: Menanggulangi masalah lingkungan ditinjau secara kimia
Kompetensi Dasar: Mejelaskan air sadah dan cara penanggulangannya
Indikator Soal: Diberikan satu cara penanggulangan kesadahan. Siswa
dapat menentukan garam yang terkandung dalam
air
sadah tersebut
Contoh Soal yang Kurang Baik:
Air sadah dapat dihilangkan dengan cara dipanaskan. Garam yang terdapat
pada kesadahan sementara adalah .
A. CaSO4
B. MgSO4
C. CaCl2
D. Ca(HCO3)2
E. MgCl2
Kunci: D
Penjelasan:
Contoh soal di atas kurang baik karena pada pokok soal terdapat petunjuk ke
arah jawaban yang benar yaitu kata kesadahan sementara.
Contoh Soal yang Lebih Baik:

22

Air sadah dapat dihilangkan dengan cara dipanaskan. Garam yang terdapat air
sadah tersebut adalah .
A.

CaSO4

B.

MgSO4

C.

CaCl2

D.

Ca(HCO3)2

E.

MgCl2

Kunci Jawaban: D
7. Pokok soal jangan menggunakan pernyataan yang bersifat negatif ganda.
Standar Kompetensi: Menjelaskan sistem klasifikasi dan kegunaan polimer
Kompetensi Dasar: Mengklasifikasi polimer
Indikator Soal: Siswa dapat menentukan contoh polimer berdasarkan
asalnya.
Contoh Soal yang Kurang Baik:
senyawa yang merupakaSenyawa dibawah ini adalah bukan polimer alam,
kecuali .
A. Nylon 66
B. Teflon
C. Karet stirena butadiene
D. Protein
E. Dakron
Kunci Jawaban: D
Penjelasan:
Pokok soal di atas menggunakan pernyataan yang bersifat negatif ganda,
yaitu bukan dan kecuali. Penggunaan kata negatif ganda tersebut dapat
membingungkan siswa

dalam memahami pokok permasalahan yang

ditanyakan.
Contoh soal yang Lebih baik:
Contoh dibawah ini adalah polimer sintetik, kecuali .

23

A. Nylon 66
B. Teflon
C. Karet stirena butadiene
D. Protein
E. Dakron
Kunci: D
8. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
Standar Kompetensi: Memahami konsep kesetimbangan reaksi.
Kompetensi dasar:

Menguasai reaksi kesetimbangan.

Indikator Soal: Diberikan contoh reaksi kesetimbangan


Siswa dapat menentukan faktor-faktor yang memengaruhi
pergeseran kesetimbangan
Contoh soal yang Kurang Baik :
Dari reaksi persamaan kesetimbangan: m A + n B c C + d D, harga K sangat
kecil berarti:
A. C dan D yang terbentuk banyak sekali
B. C dan D yang terbentuk sedikit sekali
C. A dan B yang bereaksi banyak sekali
D. A dan B tidak bereaksi
E. A dan D sama jumlahnya
Kunci : B
Penjelasan:
Pada contoh soal di atas pilihan jawaban d paling panjang. Hal ini perlu
dihindari karena ada kecenderungan peserta didik untuk memilih pilihan
jawaban terpanjang sebagai kunci.
Contoh Soal yang Lebih Baik:
Dari reaksi dengan persamaan : m A + n B c C + d D, K sangat kecil berarti:
A. C dan D banyak sekali
B. C dan D sedikit sekali

24

C. A dan B banyak sekali


D. A dan B tidak bereaksi
E. A dan D sama jumlahnya
Kunci: B
9. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, "Semua pilihan jawaban
di atas salah", atau "Semua pilihan jawaban di atas benar".
Standar Kompetensi : Mengidentifikasi struktur atom dan sifat-sifat periodik
pada tabel periodik unsur
Kompetensi dasar : Menginterpretasikan data dalam tabel sistem periodik
Indikator Soal : Disajikan data potongan tabel periodik unsur dari golongan
utama. Siswa dapat menentukan sifat periodik yang benar dari
tabel tersebut
Contoh soal yang kurang baik:
Perhatikan table dibawah ini:
Li
Na

Mg
Ca

Al
Br

Ar
Kr

Pernyataan yang benar kecendrungan sifat periodik unsur adalah ....


A. Jari-jari atom Li > Na
B. Jari-jari atom Al > Ar
C. Energi ionisasi Ca < Br
D. Keelektronegatifan Ca > Mg
E. Semua pilihan di atas salah
Kunci: B
Penjelasan:
Contoh soal di atas kurang baik karena hanya terdapat tiga pilihan jawaban
yang dipertimbangkan. Jika semua jawaban di atas benar merupakan kunci,
maka kita tidak mendapatkan informasi apakah peserta didik telah
mengetahui dan memahami dengan baik jawaban yang benar. Sebaliknya

25

bila semua jawaban di atas salah merupakan kunci maka kita tidak
mendapat informasi apa-apa dari jawaban siswa untuk pertanyaan tersebut.
Contoh soal yang lebih baik:
Perhatikan table dibawah ini:
Li
Na

Mg
Ca

Al
Br

Ar
Kr

Pernyataan yang benar kecendrungan sifat periodik unsur adalah ....


A. Jari-jari atom Li > Na
B. Jari-jari atom Al > Ar
C. Energi ionisasi Ca < Br
D. Keelektronegatifan Ca > Mg
E. Semua pilihan di atas salah
Kunci Jawaban: B
10.Pilihan

jawaban

yang

berbentuk angka atau waktu harus disusun

berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut, atau kronologis


waktunya.
Standar Kompetensi : Menentukan perubahan entalpi berdasarkan konsep
termokimia
Kompetensi dasar : Menentukan perubahan entalpi reaksi
Indikator Soal : Diberikan data energi ikatan. Siswa dapat menentukan
perubahan entalpi dari suatu reaksi

Contoh Soal yang Kurang Baik :


Perhatikan data energi berikut :
CH

= 413 kJ/mol,

C=C

= 614 kJ/mol

CC

= 348 kJ/mol

26

H -H

= 436 kJ/mol

Pada persamaan reaksi : C2H4(g) + H2(g) C2H6(g), H reaksinya adalah ...


A. 124 kJ
B. + 124 kJ
C. + 390 kJ
D. 390 kJ
E. 214 kJ
Kunci: C
Penjelasan:
Pilihan jawaban di atas tidak berurutan dari besar ke kecil atau sebaliknya.
Hal ini akan menyita waktu lebih banyak bagi siswa untuk memahami dan
memilih jawaban yang tepat, karena harus membaca angka pilihan jawaban
yang meloncat-loncat tidak berurutan.
Contoh soal yang lebih baik:
Perhatikan data energi berikut:
CH

= 413 kJ/mol,

C=C

= 614 kJ/mol

CC

= 348 kJ/mol

H -H

= 436 kJ/mol

Persamaan reaksi: C2H4(g) + H2(g) C2H6(g), H reaksinya adalah ...


A. 124 kJ
B. + 124 kJ
C. 214 kJ
D. 390 kJ
E. + 390 kJ
Kunci: E

11.

Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal
harus jelas dan berfungsi.
Standar Kompetensi: Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi

27

laju reaksi
Kompetensi dasar: Menentukan laju reaksi dan orde reaksi
Indikator: Siswa dapat Menentukan Orde reaksi yang ditunjukkan
berdasarkan grafik laju reaksi terhadap konsentrasi
Contoh soal yang kurang baik:
Perhatikan Grafik laju reaksi berikut.

[A]
Orde reaksinya adalah ....
A. 0
B. 1
C. 2
D. 3
E. 4
Kunci jawaban: A
Penjelasan
Grafik pada soal belum dilengkapi dengan keterangan informasi tentang
laju reaksi ( V )

28

Contoh soal yang lebih baik


Perhatikan Grafik laju reaksi berikut.
V

[A]
Orde reaksinya adalah ....
A. 0
B. 1
C. 2
D. 3
E. 4
Kunci jawaban: A
12. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
Standar Kompetensi: Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi
laju reaksi
Kompetensi dasar: Menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi laju
reaksi
Indikator: Siswa dapat menentukan persamaan laju reaksi bila diketahui
orde reaksinya.
Contoh Soal yang Kurang Baik:
Berdasarkan soal diatas, persamaan laju reaksinya adalah ,,,,
A. V = k
B. V = k[A]
C. V = k[A][B]
D. V = k[A]2[B]
E. V = k[A][B]2
Penjelasan
Butir soal bergantung pada jawaban soal sebelumnya

29

Soal yang lebih baik


Pada percobaan reaksi A + B
[A]M
0,1
0,1
0,2

[B]M
0,05
0,2
0,2

C diperoleh data

V Mdt-1
2
32
128

Persamaan laju reaksinya adalah ....


A. V = k[A]
B. V = k[A][B]
C. V = k[A][B]2
D. V = k[A]2[B]2
E. V = k[A][B]2
Kunci Jawaban D.
13. Rumusan butir soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia.
Kompetensi Dasar: Mendeskripsikan perkembangan teori atom
Indikator: Siswa dapat menentukan penemu proton
Soal yang kurang baik
Proton adalah partikel subatom bermuatan positif . Dalam hal ini, proton
ditemukan oleh .
A. goldstein
B. j.j thomson
C. j.chadwick
D. wiliam crookes
E. w.c. rontgen
Kunci Jawaban B.
Penjelasan: Nama orang harus menggunakan huruf kapital
Soal yang lebih baik
Proton adalah partikel subatom bermuatan positif . Dalam hal ini, proton
ditemukan oleh .
A.
B.
C.
D.

Goldstein
J.J Thomson
J.Chadwick
Wiliam crookes

30

E. W.C. rontgen
Kunci Jawaban B
14.

Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan


digunakan untuk daerah lain atau nasional.

Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi dan mengklasifikasi berbagai larutan


Indikator: Siswa dapat mengidentifikasi larutan yang memberi daya
hantar listrik terbesar
Contoh Soal yang Kurang Baik:
Daya hantar listrik terbesar akan diberikan oleh larutan....
A. air keras 0,5 M
B. air aki
0,5 M
C. air mineral 0,5 M
D. asam cuka 0,5 M
E. air suling
Kunci Jawaban : B

Penjelasan : Menggunakan bahasa setempat


Soal yang yang lebih baik
Daya hantar listrik terbesar akan diberikan oleh larutan....
A. HCl 0,5 M
B. H2SO4 0,5 M
C. air mineral
D. CH3COOH 0,5 M
E. aquadest
Kunci Jawaban : B

15.

Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan


merupakan satu kesatuan pengertian. Letakkan kata dan frase tersebut
pada pokok soal.
Standar Kompetensi: Mengidentifikasi struktur atom dan sifat-sifat
periodik
Kompetensi Dasar: Menginterprestasikan data dalam table sistem
periodik
Indikator: Siswa dapat menentukan dasar penyusunan unsur-unsur
dalam system periodik menurut penemunya

Sistem periodic Mandeleev disusun berdasarkan .

31

A.
B.
C.
D.
E.

Kenaikan nomor atom


Kenaikan massa atom
Kenaikan jumlah elektron
Kenaikan jumlah proton
Kenaikan jumlah neutron

Kunci Jawaban: B
Soal yang lebih baik
Sistem periodik Mandeleev disusun berdasarkan kenaikan.
A.
B.
C.
D.
E.

nomor atom
massa atom
Jumlah electron
Jumlah proton
Jumlah neutron

Kunci Jawaban: B

32

B. Contoh-Contoh Bentuk Soal Uraian


1. Uraian Objektif:
Kompetensi Dasar

: Menentukan laju reaksi dan orde reaksi

Indikator Soal

: Diketahui tabel data pengurangan konsentrasi


zat,siswa dapat menentukan laju reaksi salah satu
pereaksi atau produk dalam selang waktu tertentu.

Contoh Soal yang Kurang Baik:


Diketahui persamaan reaksi : 2 NO(g) + 2 H2( g )

N2( g ) + 2 H2O( g )

diperoleh data sbb :


Waktu
0
15
30
45

[ NO ] ( M )
0,05
0,04
0,03
0,02

Tentukan laju reaksi pengurangan gas NO


Penjelasan :
Soal tersebut sesuai

dengan indikator tetapi tidak rinci karena tidak

ditentukan rentang waktunya. Tuntutan indikator adalah mencari laju


reaksi pengurangan gas NO dalam selang waktu tertentu
Contoh Soal yang Lebih Baik:
Diketahui persamaan reaksi : 2 NO(g) + 2 H2( g )

N2( g ) + 2 H2O( g )

diperoleh data sbb :


Waktu
0
15
30
45

[ NO ] ( M )
0,05
0,04
0,03
0,02

Hitung laju reaksi pengurangan gas NO selang waktu 15 sampai 30 detik.

33

PEDOMAN PENSKORAN
Uraian Objektif
NO
KUNCI/KRITERIA JAWABAN
SOAL

SKOR

konsentrasi pengurangan gas NO pada selang waktu 15


sampai 30 detik = 0,04 0,03 = 0,01 mol

Selisih waktu reaksi ( t ) = 30 15 = 15 detik

[ NO ]
Rumus Laju reaksi V = - -----t

0,01
VNO = ---- = 2/3 x 10 3 M/dt
15

2. Uraian Non Objektif:


Standar Kompetensi : Memahami konsep kesetimbangan reaksi
Kompetensi Dasar : Menguasai faktor-faktor yang mempengaruhi
pergeseran kesetimbangan
Indikator Soal :
Disajikan suatu persamaan reaksi kesetimbangan. Siswa dapat
menentukan lima perlakuan agar produk maksimal.
Contoh soal yang kurang baik:
Perhatikan reaksi :

2A(g) + B(g)

2C(g)

+ 3D(g) ,

H = -20 KJ

Perlakuan apa sajakah yang harus dilakukan agar reaksi bergeser ke


kanan?
Penjelasan:
Contoh soal di atas kurang baik karena Perlakuan tidak dibatasi.

34

Contoh soal yang lebih baik:


Indikator Soal
Disajikan suatu persamaan reaksi kesetimbangan. Siswa dapat
Menentukan beberapa tindakan agar hasil produksi maksimal
Perhatikan reaksi dibawah ini:
2A(g) + B(g)

2C(g)

+ 3D(g) ,

H = -20 KJ

Tentukan lima perlakuan terhadap reaksi diatas agar reaksi bergeser ke


kanan?
PEDOMAN PENSKORAN
NO

KUNCI JAWABAN

SKOR

D
2

Diketahui :
2A(g) + B(g)

2C(g) + 3D(g) , H = -20 KJ

Ditanya :
- Tentukan 5 perlakuan agar reaksi bergeser
ke kanan
Jawab :
Lima perlakuan agar kesetimbangan bergeser ke
kanan :
1. menurunkan suhu .................................................
2. menambah konsentrasi A dan B .........................
3, menhurangi konsentrasi C dan D ....................
4. menambah volume ..
5. memperkecil tekanan ..

1
1
1
1
1

Skor Maksimum

35

C. Contoh Soal Unjuk Kerja (Praktik)


Standar Kompetensi :
Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi
Kisi-kisi Penilaian Kinerja
No.
1

Kompetensi Dasar

Menjelaskan
faktor-faktor yang
memengaruhi laju
reaksi :

suhu

konsentrasi

luas

Kls

Materi

XII

Laju reaksi

Indikator
Siswa dapat
merancang suatu
penelitian untuk
menyelidikan faktorfaktor yang
memengaruhi laju
reaksi
Siswa dapat
menuliskan hipotesa

permulkaan
bidang sentuh

katalis

Siswa dapat
menyusun variable
bebas, variabel
terikat dan variable
tetap
Siswa dapat
mempresentasikan
hasil temuannya
dengan cara yang
benar.

Soal :
1. Selidikilah faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi

36

Contoh Pedoman Penskoran Praktik


No.

Aspek yang dinilai

1.

Persiapan
Menentukan hipotesis dari percobaan
Menentukan variabel bebas, variabel terikat dan
veriabel tetap
Menyiapkan alat dan bahan percobaan dengan
benar
Pelaksanaan
Merangkai/ mengatur letak alat-alat serta bahan
penelitian dengan benar
Menimbang zat padat yang akan direaksikan
Mengukur volume larutan yang akan direaksikan
Melaksanakan percobaan 1
Melaksanakan percobaan 2
Melaksanakan percobaan 3
Melaksanakan percobaan 4
Merapikan alat dan bahan percobaan
Hasil akhir
Membuat laporan percobaan dengan lengkap
Memperesentasikan data temuan dengan benar

Ya

Tidak

1
12
2

2
1
1
2
2
2
2
1

3
3

Skor perolehan
Skor maksimum

34

Keterangan:
Semakin banyak siswa dinilai ya (melakukan apa yang ditugaskan) oleh
pengamat (guru) berarti semakin tinggi skor yang diperoleh siswa, semakin
banyak siswa dinilai tidak oleh pengamat (guru), semakin rendah skor siswa.

37

BAB V
PEDOMAN PENSKORAN
Sebelum melakukan pengujian terhadap hasil belajar peserta didik, terlebih
dahulu telah disiapkan kunci jawaban soal dan pedoman penilaian
1.

Penskoran Soal Pilihan Ganda


Berdasarkan metoda penskoran, soal pilihan ganda untuk pilihan jawaban
yang benar diberikan skor 1, sedangkan pilihan yang salah diberikan skor
0. Hasil perolehan skor dibagi skor maksimal menjadi nilai.

2.

Penskoran Soal Uraian


Bentuk soal uraian, diklasifikasikan menjadi 2 (dua), yaitu uraian obyektif
dan uraian non obyektif. Bentuk uraian obyektif adalah satu soal atau
pertanyaan yang menuntut sejumlah jawaban dengan pengertian atau
konsep tertentu, sehingga penskorannya dapat dilakukan secara obyektif
Perhitungan Nilai Akhir
Setiap jenis ujian (tertulis/ praktik) dalam perhitungan nilai akhirnya
hendaknya berdiri sendiri, jangan digabung karena setiap jenis ujian
memiliki karakteristik sendiri-sendiri.
RUMUS :

NILAI PG =

SKOR YG DIPEROLEH
--------------------------------- x 100
SKOR MAKSIMUM

SKOR YG DIPEROLEH
NILAI ESSAY = --------------------------------- x 100
SKOR MAKSIMUM
NA = 70 % PG + 30 % ESSAY

38

Berikut ini diberikan contoh perhitungan Nilai Akhir


Bentuk
Soal

Jumlah
Soal

BOBOT

Nomor
Soal

Skor
Maksimum

Pilihan
Ganda

40

70 %

1-40

40

Bentuk
Soal

Jumlah
Soal

Uraian

Jumlah
40
BOBOT Nomor
Skor
Soal
Maksimum
30 %

1
2
3
4
5
Jumlah

3
4
9
6
8
30

Skor
Yang
diperoleh
30

Perhitungan
30/40x100=75

30
Skor
Perhitungan
Yang
diperoleh
3
20/30x100=66,6
2
6
4
5
20

Nilai yang diperoleh untuk PG dan Uraian = (70%x75)+(30%x 66,6)


= 52,5 + 19,98
= 72,48

39

You might also like