Professional Documents
Culture Documents
Pengambilan sampel adalah mengumpulkan volume tertentu suatu badan air yang akan
diteliti, dengan jumlah sekecil mungkin tetapi masih dapat mewakili (representatif) dan
masih mempunyai semua sifat-sifat yang sama dengan badan air tersebut. Sampling
dibagi menjadi 3 langkah berikut:
1. pengambilan sampel yang representatif
2. transport serta pengawetan sampel
3. analisa kimia sampel.
(i = 1........n)
• Sampel campuran (composite sampel),
dimaksudkan untuk mewakili secara merata perubahan
parameter badan air yang sedang diteliti, selama masa
yang cukup panjang, secara detail dengan pekerjaan yang
terbatas.
• Sampel campuran meliputi x menit dan terdiri dari y
sampel bagian yang diambil setiap x/y menit dan dengan
volume tiap sampel bagian sesuai dengan volume air yang
mengalir melalui tempat pengambilan sampel dalam waktu
x/y menit yaitu sekitar saat pengambilan sampeltersebut,
hingga,
Volume sampel bagian i volume air sekitar saat tersebut selama x/y menit
Volume sampel campuran seluruh volume air selama x menit
(i= 1, 2,........n).
Penyusunan sampel dapat dilakukan setelah seluruh debit diketahui, artinya setelah
seluruh sampel bagian telah diambil dengan volume yang cukup besar.
Untuk sampel campuran biasanya dipakai alat pengambilan sampel yang otomatis.
Namun jika alat tersebut tidak dilengkapi dengan alat pengukur debit, alat tersebut akan
mengambil sampel dengan volume tetap sama sebagai pendekatan sampel campuran yang
asli, misalnya untuk sampel campuran+- 2l, 1 sampel bagian sebanyak +- 180 ml tiap 10
menit selama 2 jam.
Frekwensi pengambilan sampel tergantung dari faktor-faktor berikut:
1. perubahan-perubahan beban pencemaran dan puncak yang tidak bisa diabaikan,
khisusnya pada parameter air yang akan diteliti, perlu taksiran teoritis dahulu,
misalnya karena adanya industri, kota, perubahan debit sungai dsb
2. Maksud dan tujuan analisa, misalnya air sungai yang digunakan sebagai air baku
untuk produksi air minum, serta produksi air minum sendiri harus diawasi
kualitasnya dengan teliti karena pentingnya kesehatan masyarakat, walaupun
perubahan mutu air baku biasanya dapat diabaikan.
Contoh lain adalah sampel yang diambil untuk merencanakan sebuah instalasi
pengolahan (air minum atau air buangan), karena waktu detensi di setiap langkah
sistem pengolahan tersebut (prasedimentasi, flokulasi + pengendapan, sistem lumpur
aktif dsb) adalah paling sedikit 2 jam, karena pengambilan sampel kurang dari 2 jam
tidak akan memberikan perbedaan yang signifikan. Jika parameter mutu air yang
diperiksa bekenaan bahan yang bersifat racun terhadap makhluk hidup, maka harus
dibedakan efek racun kronis dan akut sehingga memerlukan frekuensi pengawasan
yang tinggi.
3. Peralatan dan dana yang tersedia. Pengambilan sampel sebenarnya cukup murah,
tetapi biaya pengangkutan dan analisa dapat membatasi jumlah sampel dan jumlah
parameter yang dianalisa.
Dari uraian dia atas jelas bahwa sulit untuk menetapkan ketentuan tentang frekuensi
pengambilan sampel. Berikut beberapa saran yang dianjurkan:
a). Penelitian sungai atau saluran yang sangat tercemar (terutama bila alat pengambilan
sampel yang otomatis tersedia) : diperlukan 12 sampel campuran (waktu 2 jam) yang
terdiri dari 4 sampai 12 sampel bagian (satu sampel bagian tiap 10 sampai 15 menit)
untuk analisa parameter yang utama atau murah (seperti COD, BOD, pH, daya hantar
listrik dan sebagainya); dari 12 sampel campuran tersebut dibuat 2 sampel tercampur lagi
yang masing-masing mewakili waktu siang (jam 6.00 sampai jam 20.00) dan waktu
malam (jam 20.00 sampai jam 6.00), untuk analisa parameter yang mahal dan yang
khusus (logam, fluorida, minyak dan lemak dan sebagainya).
b). Pengawasan badan air secara rutin (setelah penelitian selesai dilakukan) f rekuensi
pengambilan sampel tidak perlu sesering pada waktu penelitian; misalnya sampel sesaat
diambil (dan debit badan air diukur) satu kali sehari pada saat pencemaran paling tinggi
diduga terjadi. Dengan bertambahnya pengalaman, frekuensi tersebut lebih dapat
disesuaikan lagi.
c). Penelitian kualitas air pada sistem pengolahan air minum dan distribusi air minum:
karena pentingnya bagi kesehatan masyarakat dan pengalaman sudah ada, anjuran dari
World Health Organization mengenai frekuensi pengambilan sampel telah tersedia pada
tabel berikut :
* Pada setiap langkah sistem pengolahan : sampel paling sedikit diteliti 2 kali perhari
* Pada sistem distribusi adalah sebagai berikut :
Jumlah langganan Waktu maksimum Jumlah sampel minimum dari
antara 2 sampel seluruh sistem distribusi
Sampai 20.000 1 bulan 1 sampel per 5000 langganan per
20.001 sampai 50.000 2 minggu bulan
50.001 sampai 100.000 4 hari
lebih dari 10.000 1 hari 1 sampel per 10.000 langganan
per bulan
Aturan khusus
Untuk mencek hasil dari sejumlah analisa ada beberapa petunjuk antara lain
kesetimbangan, hubungan dan perbandingan antara parameter-parameter yang tertentu
yang dapat dimanfaatkan untuk mencari kekeliruan analisa atau penyimpangan yang
kurang memungkinkan yaitu : neraca anion – kation, hubungan zat padat terlarut-daya
hantar listrik, perbandingan BOD – COD, perbandingan antara kesadahan dengan
alkalinitas dan antar unsur-unsur kesadahan, data literatur dan kesetimbangan massa zat
yang konservatif
Neraca anion – kation
Didalam larutan terdapat, (selain molekul H2O), kation dan anion hasil pemecahan/
ionisasi molekul, yang bermuatan elektris. Kation mempunyai satu atau lebih muatan +
dan anion mempunyai muatan - . Jumlah muatan + dan muatan – harus sama; kalau tidak,
larutan sendiri mempunyai muatan elektris, dan hal itu tidak mungkin karena adanya
hukum kesetimbangan energi.
Karena sebenarnya konsentrasi muatan elektris dapat diukur melalui konsentrasi
ekuivalen-ekuivalen ion, dapat dikatakan mek/ℓ kation harus sama dengan mek/ℓ anion.
Namun tidak semua jenis anion dan kation dapat dianalisa maka harus dianggap bahwa
jumlah tersebut dapat didekati dengan beberapa ion utama saja. Kation utama pada air
alam adalah misalnya H+, Ca2+, Mg2+, Fe2+, Na+, K+ (yang terakhir ini khususnya
pada air payau dan asin), dan kadang-kadang beberapa ion logam (tergantung keadaan)
Anion utama pada air alam adalah misalnya OH-, HCO3 SO2m, SO4 Cl- (khususnya
pada air payau dan asin), dan kadang-kadang NO3 dan sebagainya. Karena pendekatan
tersebut serta kekurang telitian analisa, maka hasil-hasil masih dapat dianggap baik bila
∑ mek/ℓ anion - ∑ mek/ℓ kation ≤ 0,1065 + 0,0155 mek/ℓ anion. Bila penyimpangan
yang lebih besar terjadi, maka perlu diadakan pemeriksaan ulang analisa.
Data literatur.
Pada umumnya hasil analisa untuk air alam dapat diperkirakan dari pengalaman studi-
studi pada berbagai jenis badan air alam dan air buangan. Pengalaman khusus mengenai
badan air yang sedang diteliti lebih penting karena memberi petunjuk yang lebih tepat.
Sebagai contoh diberikan pada tabel beberapa data utama mengenai air alam serta air
buangan penduduk.
Air baku bagi PAM (Perusahaan Air Minum) Air buangan
Parameter 100 PAM di AS 8 PAM di 7 PAM di penduduk
(mg/l) (air permukaan Belgia (air Belgia (air (tidak terencer)
dan air tanah) permukaan) tanah) di Eropa
pH 6,2 – 8,7 7,5 – 8,5 6,4 – 7,7 6,5 – 8,5
Ca2+ 2,0 – 110 67 18 – 137 -
Na+ 1,9 – 131 37 8 – 21 -
Fe2+ 0 – 1,9 0,63 1,9 – 40,3 -
NO3 0 – 17 14 1 0
SO42- 0 – 572 71 5 – 230 -
HCO3 15 – 364 17 70 – 262 -
m-Alkaliniti 0,25 – 6,0 2,8 1,2 – 4,3 2–5
Cl- 0,5 – 196 61 14,2 – 88,4 75
PO43- 0 – 0,6 0,38 0,41 – 3,0 15
SiO2 0 – 0,21 3,8 17 – 25 -
BOD5 - 20 - 300
COD - 20 - 750
Zat tersuspensi 1 – 3800 21 – 98 3 – 24 500
N-Kjeldahl - - - 60
Data-data tersebut merupakan data rata-rata saja, sehingga pengecualian tetap mungkin
dan setiap kasus mempunyai sifat tersendiri. Data mengenai air buangan industri dapat
diambil misalnya dari ref 4 dan 5