You are on page 1of 12

HESA

SOP GROUND PENETRATING


RADAR (GPR)

Jl. Condet Raya No. 27 Rukan Mutiara Faza RB 1, Gedong Pasar Rebo, Jakarta Timur
Phone: 021 - 8404531, Fax: 021 - 87783547, E-mail: kontak@hesa.co.id

DAFTAR ISI

A PENDAHULUAN..................................................................
B ALAT UJI............................................................................
C METODE PELAKSANAAN GPR...............................................
D HASIL UJI...........................................................................
D.1 PROCESSING DATA.......................................................................
D.1.1 MOVE STARTTIME..............................................................
D.1.2 SUBTRACT-DC-SHIFT.........................................................
D.1.3 SUBTRACT-MEAN (DEWOW)..............................................
D.1.4 BANDPASS FREQUENCY....................................................
D.1.5 BACKGROUND REMOVAL..................................................
D.1.6 DECONVOLUTION..............................................................
D.2 PEMETAAN KONDISI DI BAWAH TANAH DENGAN
MENGGUNAKAN GPR...................................................................
DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR B-1 ANTENNA, UNIT KONTROL DARI GPR MODEL RAMAC...................


GAMBAR B-2 UNIT UNSHIELDED ANTENNA 100 MHZ DAN 200 MHZ.................
GAMBAR C-1 DIAGRAM KERJA METHOD GROUND PENETRATING RADAR...........
GAMBAR C-2 PEREKAMAN DALAM TRACE RADARGRAM DALAM
MENDETEKSI SUATU TARGET BAWAH TANAH.............................................
GAMBAR D-1 CONTOH SKETSA PENGUKURAN GROUND PENETRATING
RADAR PADA LOKASI UJI............................................................................
GAMBAR D-2 CONTOH HASIL GPR LINE-6 BERDASARKAN SKETSA LOKASI
UJI (TERDETEKSI ADA PIPA)........................................................................
GAMBAR D-3 CONTOH HASIL GPR LINE-4..........................................................

A PENDAHULUAN
Ground Penetrating Radar adalah suatu metode yang digunakan
untuk mendeteksi kondisi di bawah permukaan tanah. Dengan
menggunakan metode Ground Penetrating Radar dapat diketahui
benda atau struktur yang terdapat pada lapisan tanah, seperti
kabel, lubang atau pipa tanpa perlu menggali atau merusak
lapisan tanah atasnya
Ground penetrating radar memiliki 3 jenis frekuensi gelombang
yang mampu menembus lapisan tanah, berikut adalah 3 jenis
gelombang tersebut:

B ALAT UJI
Spesifikasi peralatan yang dipergunakan dalam survai adalah:
GPR dengan model RAMAC buatan Swedia. Antenna yang
dipergunakan adalah unshielded antenna berfrekuensi 100 MHz
dan 200 MHz. Gambar berikut menunjukkan gambar peralatan
yang dipergunakan dalam survai ini:

Gambar B-1 Antenna, unit kontrol dari GPR model RAMAC

Gambar B-2 Unit unshielded antenna 100 MHz dan 200 MHz

C METODE PELAKSANAAN GPR


Pengukuran Geofisika dengan menggunakan metoda Ground
Penetrating Radar (GPR) memanfaatkan fenomena gelombang
elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik merambat pada
kecepatan tertentu, terutama ditentukan oleh konduktivitas dan
permitivitas listrik material. Kecepatan rambatnya akan berbeda
untuk material dengan sifat listrik yang berbeda, dan sinyal yang
melewati dua material dengan permitivitas berbeda dengan jarak
yang sama akan tiba dengan waktu yang berbeda. Interval waktu
yang dibutuhkan gelombang untuk merambat dari antenna

transmitter ke antenna receiver biasanya disebut dengan travel


time. Informasi ini selanjutnya akan diproses lebih lanjut untuk
memperoleh data penampang 2 dimensi yang akan
menggambarkan kondisi bawah permukaan area yang diteliti.
GPR menggunakan pulsa gelombang elektromagnetik
berfrekuensi tinggi untuk mendapatkan informasi tentang lapisan
bawah permukaan. Gelombang elektromagnetik diradiasikan dari
antena pemancar (transmitter), merambat melalui material
dengan kecepatan yang terutama ditentukan oleh sifat listrik
materialnya. Seiring dengan menyebarnya gelombang menuju ke
bawah, jika gelombang tersebut menumbuk objek yang terkubur
dibawahnya atau bidang batas lapisan yang memiliki sifat listrik
yang beda maka sebagian energi gelombang akan dipantulkan
atau dihamburkan kembali ke permukaan, sedangkan
sebagiannya lagi bertransmisi terus ke bawah. Gelombang yang
dipantulkan kembali ke permukaan lalu ditangkap oleh antena
penerima (receiver) dan direkam pada alat penyimpanan data
digital untuk penginterpretasian. Display data GPR yang paling
umum adalah amplitudo sinyal terhadap jarak, dan display
tersebut disebut dengan trace (A-scan). Sebuah trace GPR terdiri
dari amplitudo pulsa yang diterima receiver dari objek pemantul
atau lapisan. Saat antena bergerak di sepanjang lintasan survei,
sejumlah trace direkam pada titik yang diskrit di sepanjang
lintasan. Trace ini diletakkan berdampingan untuk menampilkan
profile bawah permukaan.

Gambar C-3 Diagram kerja methode Ground Penetrating Radar

Gambar C-4 Perekaman dalam trace radargram dalam mendeteksi suatu


target bawah tanah

D HASIL UJI
Data mentah yang diperoleh dari lapangan di proses dengan
menggunakan software Reflexw. Setiap file rekaman radar
menjalani proses workflow (alir kerja) sebagai berikut:

Move starttime

Subtract-DC-shift

Subtract-mean (Dewow)

Bandpass frequency

Background removal

D.1 PROCESSING DATA


A.1.1Move Starttime
Move starttime adalah proses menggeser data terhadap waktu
sehingga waktu nol bergeser ke awal penyimpangan amplitude.
Tenggang waktu ini diakibatkan oleh interaksi antenna dan
permukaan bahan.
A.1.2Subtract-Dc-Shift
Sinyal RADAR yang diterima oleh antenna penerima seringkali
mengandung komponen DC.
A.1.3Subtract-Mean (Dewow)
Interaksi antara antenna dan permukaan bahan juga
menimbulkan sinyal berfrekuensi rendah yang harus dihilangkan.
Proses penghilangan sinyal frekuensi rendah ini disebut Subtractmean (Dewow).
A.1.4Bandpass Frequency
Sinyal yang diperoleh dari lapangan tercampur dengan sinyal
noise (derau) yang tidak dikehendaki. Misalnya sinyal radio 100
MHz masuk dan terekam juga oleh perekam sinyal digital. Sinyal
dari Handphone juga ikut terekam. Untuk membersihkan sinyal
yang tidak dikedendaki tersebut, sinyal yang terekam perlu
ditapis (difilter) dengan frekuensi central filter sesuai dengan
frekuensi antenna kita. Misalnya kita menggunakan antenna

dengan frekuensi central 500 MHz, maka frequency cutoff


(potong) filter adalah 200 MHz-350 MHz-650 MHz-800 MHz.
A.1.5Background Removal
Sinyal radar mempunyai background (latar belakang) berupa
sinyal-sinyal lurus yang berasal dari benda sekitar yang berjarak
sama dengan antenna. Sinyal background sangat kuat karena
berasal dari obyek yang dekat dengan antenna. Akibatnya sinyal
background ini dapat menutupi sinyal pantulan yang kita
inginkan. Untuk menghilangkan sinyal background yang berupa
sinyal-sinyal lurus yang terekam dalam waktu-waktu awal, maka
dilakukan filter background removal.
A.1.6Deconvolution
Sinyal radar akan terpantul berulang ulang jika menemui kontras
dielektrik yang besar (seperti beton dengan udara). Peristiwa ini
disebut sebagai multiple reflection. Untuk menghilangkan hal ini
atau untuk memperkecil pengaruh multiple reflection dilakukan
proses Wiener deconvolution.

D.2 PEMETAAN KONDISI DI BAWAH TANAH DENGAN


MENGGUNAKAN GPR
Berikut adalah contoh hasil pemetaan kondisi dibawah tanah
dengan menggunakan metode GPR:

Gambar D-5 Contoh sketsa pengukuran Ground penetrating radar pada lokasi
uji

Pipa

Gambar D-6 Contoh hasil GPR Line-6 berdasarkan sketsa lokasi uji (terdeteksi
ada pipa)

Gambar D-7 Contoh hasil GPR Line-4

10

METODE GROUND PENETRATING RADAR (GPR)


ASSESSMENT BANGUNAN COOLING TOWER PLTP UNIT IV
KAMOJANG,JAWA BARAT-2012
MATARAM SILO PACKING DAN STORAGE PLANT (CLIENT: WASKITA
KARYA), 2014

Gambar 1 Pengecekan dengan menggunakan UPV pada balok 1.6 x 1.85 m

11

You might also like