Professional Documents
Culture Documents
Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau
mesin pengkondisian udara (AC). Zat ini berfungsi untuk menyerap panas dari
benda atau udara yang didinginkan dan membawanya kemudian membuangnya ke
udara sekeliling di luar benda/ruangan yang didinginkan.
PENGELOMPOKAN REFRIGERAN
Refrigeran yang pertama kali digunakan adalah eter oleh Perkins pada mesin
kompresi uap [1]. Selanjutnya pada tahun 1874 digunakan sulfur dioksida (SO2),
dan pada tahun 1875 mulai digunakan ethyl chloride (C2H5Cl) dan ammonia.
Selanjutnya metil khlorida (CH3Cl) mulai digunakan tahun 1878 dan karbon dioksida
(CO2) tahun 1881. Nitrogen oksida (N2O3) dan hidrokarbon (CH4, C2H6, C2H4, dan
C3H8) banyak digunakan sekitar tahun 1910 sampai 1930. Dichloromethane
(CH2Cl), dichloroethylene (C2H2Cl2) dan monobromomethane (CH3Br) juga
digunakan sebagai refrigeran pada mesin sentrifugal.
Penggunaan refrigeran-refrigeran yang disebutkan diatas tersingkir setelah
ditemukannya Freon (merek dagang) oleh E.I. du Point de Nemours and Co pada
sekitar tahun 1930an, dan menjadi sangat populer sampai dengan tahun 1985.
Refrigeran ini disebut sebagai refrigeran halokarbon (halogenated hydrocarbon)
karena adanya unsur-unsur halogen yang digunakan (Cl, Br) atau kadangkala
disebut sebagai refrigeran fluorokarbon (fluorinated hydrocarbon) karena danya
unsure fluor (F) dalam senyawanya. Berdasarkan jenis senyawanya, refrigeran
dapat dikelompokan menjadi:
1.Kelompok refrigeran senyawa halokarbon.
2.Kelompok refrigeran senyawa organik cyclic.
3.Kelompok refrigeran campuran Zeotropik.
4.Kelompok refrigeran campuran Azeotropik.
5.Kelompok refrigeran senyawa organik biasa.
6.Kelompok refrigeran senyawa anorganik.
7.Kelompok refrigeran senyawa organik tak jenuh.
1. Kelompok Refrigeran Senyawa Halokarbon
Kelompok refrigeran senyawa halokarbon diturunkan dari hidrokarbon (HC) yaitu
metana (CH4), etana (C2H6), atau dari propana (C3H8) dengan mengganti atom-
atom hidrogen dengan unsur-unsur halogen seperti khlor (Cl), fluor (F), atau brom
(Br). Jika seluruh atom hidrogen tergantikan oleh atom Cl dan F maka refrigeran
yang dihasilkan akan terdiri dari atom khlor, fluor dan karbon. Refrigeran ini disebut
refrigeran chlorofluorocarbon (CFC). Jika hanya sebagian saja atom hidrogen yang
digantikan oleh Cl dan atau F maka refrigeran yang terbentuk disebut
hydrochlorofluorocarbon (HCFC). Refrigeran halokarbon yang tidak mengandung
atom khlor disebut hydrofluorocarbon (HFC).
CCl3F (trichlorofluoromethane) dituliskan sebagai R-11 atau CFC-11.
CCl2F2 (Dichlorodifluoromethane) dituliskan sebagai R-12 atau CFC-12. CHClF2
(Chlorodifluoromethane) dituliskan sebagai R-22 atau HCFC-22. C2Cl3F3 dituliskan
sebagai R-113 atau CFC-113. Metana (CH4) dituliskan sebagai R-50, etana (C2H6)
adalah R-170, propane (C3H8) R-290 dan seterusnya.
Refrigeran yang mempunyai banyak atom Cl cenderung beracun. Atom F
ditambahkan agar senyawa menjadi stabil. Refrigeran yang mempunyai banyak
atom Cl cenderung beracun. Atom F ditambahkan agar senyawa menjadi stabil.
Sifat termodinamika
Pemilihan refrigeran yang mempunyai sifat termodinamika yang tepat biasanya
dilakukan berdasakan kapasitas refrigerasi yang diperlukan (sangat kecil, kecil,
sedang atau besar) dan temperatur refrigerasi/pendinginan yang diperlukan.
Misalnya untuk pengkondisian udara 5oC, lemari es -10 s/d 2oC, cold storage -25oC,
lemari pembeku daging atau ikan -40oC.
Tekanan dan temperatur jenuh
Tekanan dan temperatur jenuh akan menentukan kondisi operasi di evaporator dan
kondensor. Kondisi yang diinginkan adalah pada temperatur pendinginan yang
diinginkan refrigeran masih mempunyai tekanan di atas tekanan atmosfer sehingga
tidak ada tekanan vakum dalam sistem yang dapat menyebabkan masuknya udara
dan uap air ke dalam sistem. Pada temperatur kondensor yang sedikit di atas
temperatur kamar, diharapkan refrigeran mempunyai tekanan yang tidak terlalu
tinggi sehingga tidak diperlukan kompresor dengan perbandingan kompresi yang
tinggi dan berdaya rendah. Disamping itu diinginkan refrigeran yang mempunyai
tekanan kondensor dan evaporator yang tidak terlalu tinggi juga. Hal ini
dimaksudkan agar tidak diperlukan struktur komponen yang kuat dan berat.
Dengan mengetahui tekanan dan temperatur jenuh refrigeran, maka dapat
diketahui apakah suatu refrigeran beroperasi pada kisaran tekanan dan temperatur
yang sama dan dapat saling menggantikan. Berbagai kombinasi campuran
refrigeran bertekanan tinggi dan rendah dapat dilakukan untuk menggantikan
refrigeran yang tekanannya berada di antara kedua tekanan refrigeran-refrigeran
yang dicampur .
Temperatur dan tekanan kritik
Tekanan dan temperatur kritik merupakan batas atas dari pemakaian refrigeran
pada mesin refrigerasi kompresi uap. Tidak ada refrigeran yang dioperasikan di atas
tekanan atau temperatur kritik dalam siklus kompresi uap. Untuk mendapatkan COP
yang besar refrigeran harus dioperasikan jauh di bawah titik kritiknya agar
diperoleh efek refrigerasi yang besar.
Titik beku
Titik beku refrigeran merupakan batas bawah temperatur operasi dari refrigeran
tersebut. Siklus refrigeran harus beroperasi di atas titik bekunya.
Sifat kimia
Sifat kimia refrigeran yang harus diperhatikan antara lain adalah sifat mampu
nyala, tingkat racun, reaksinya terhadap air, minyak pelumas dan material
konstruksi/komponen serta terhadap produk yang dibekukan jika terjadi kebocoran
refrigeran dari sistem.
Pelumas refrigeran secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu oli
mineral yang berasal dari minyak bumi dan oli sintetik. Terdapat dua jenis oli
mineral yaitu oli mineral Napthenic dan Paraffinic, keduanya merupakan senyawa
hidrokarbon jenuh, tetapi oli mineral napthenic mempunyai ikatan cyclic yang
menyebabkan oli jenis ini viskositas dan temperatur curahnya lebih rendah
dibandingkan oli mineral Paraffinic yang banyak mengandung lilin parafin. Dalam
praktek keduanya terdapat dalam mineral oli dengan komposisi yang berbeda-
beda[3]. Refrigeran sintetik yang banyak digunakan adalah Alkyl-benzene, Polyo
ester (POE), dan polyalkyl glycol (PAG).
Hampir semua refrigeran halokarbon larut dengan baik dalam oli mineral, kecuali R-
22, R-114, R-502 yang hanya larut sebagian. Oleh sebab itu penggunaan refrigeran
yang hanya terlarut sebagian ini pada sistem refrigerasi yang kecil dan refrigeran
tercampur dengan minyak pelumas memerlukan perhatian pada sistem pemipaan
yang memungkin minyak pelumas kembali ke kompresor secara gravitasi. Sebagai
contoh R-22 dengan 10% mineral oil merupakan larutan yang baik pada kondensor
temperatur, tetapi akan terpisah pada temperatur evaporator – 5oC. Jika kandungan
oli mencapai 18% pemisahan akan terjadi pada temperatur 0,5oC[1]. Amonia dan
CO2 tidak larut dalam oli mineral oleh sebab itu pemakaian refrigeran ini pada
mesin refrigerasi besar tidak menjadi masalah karena pencampuran dapat diatasi
dengan memasang pemisah oli. R-134a tidak bercampur dengan oli mineral,
sehingga pasangan refrigeran-minyak pelumas ini tidak digunakan pada mesin
refrigerasi kapasitas kecil yang tidak memungkinkan dipasangnya pemisah oli.
Pada umumnya viskositas dan massa jenis oli pelumas akan menurun jika
bercampur dengan refrigeran. Besarnya penurunan viskositas dan massa jenis ini
meningkat dengan meningkatnya jumlah refrigeran yang terlarut, temperatur dan
tekanan[3]. Oleh sebab itu perlu diperhatikan agar penurunan viskositas dan massa
jenis ini tidak sampai menyebabkan kegagalan pelumasan.
Reaksi terhadap material komponen mesin
Material komponen mesin terdiri dari logam, elastomer dan material pengering
seperti silika gel dan molecular sieves. Refrigeran halokarbon, dan hidrokarbon
mempunyai kestabilan kimia dan kompatibel terhadap hampir semua logam.
Namun demikian material yang paling baik digunakan adalah tembaga. Alumunium
akan sedikit bereaksi dengan refrigeran yang mempunyai kandungan fluor yang
tinggi[1]. R-12 dan R-11 menunjukkan reaksi terhadap alumunium. Namun karena
harganya murah maka alumunium dengan lapisan oksida banyak digunakan
sebagai komponen mesin refrigerasi.
Sifat fisika
Kekuatan Dielektrik
Kekuatan dielektrik menentukan apakah refrigeran tersebut menghantarkan listrik
atau tidak. Refrigeran yang baik adalah refrigeran yang mempunyai kekuatan
dielektrik yang tinggi atau tidak menghantarkan listrik. Refrigeran yang mempunyai
kekuatan dielektrik yang tinggi aman digunakan pada kompresor hermetik.