You are on page 1of 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Penyakit dispepsia adalah penyakit yang umum di alami oleh
masyarakat, penyakit ini diakibatkan oleh kebiasaan yang tidak sehat seperti
pola makan yang tidak teratur, dan menyukai jenis makanan tertentu yang
sensitif terhadap tubuh misalnya makanan pedas dan makanan asam. Penyakit
ini dapat kambuh ketika tubuh seseorang sensitif terhadap berbagai macam
penyebab

kekambuhannya

seperti

pola

makan

yang

tidak

teratur,

mengkonsumsi jenis makanan tertentu yang sensitif terhadap tubuh, dan


respon psikologis seseorang seperti stres.
Menurut Departeman Kesehatan RI (2004), Dispepsia merupakan
salah satu masalah pencernaan yang paling umum ditemukan. Dispepsia
berada pada peringkat ke 10 dengan proporsi 1,5% untuk kategori 10 jenis
penyakit terbesar pada pasien rawat jalan di seluruh rumah sakit di Indonesia.
Kemudian Berdasarkan data dari Departeman Kesehatan Nasional RI (2006),
pada tahun 2006 dispepsia termasuk dalam pola 10 penyakit terbanyak pada
pasien rawat inap di rumah sakit tahun 2006 berada pada urutan penyakit ke10 dengan jumlah pasien 34.029 (1,52%). (www.depkes.go.id).
Djojoningrat (2006 : 285) mendefinisikan dispepsia merupakan
istilah yang umum dipakai untuk suatu sindroma atau kumpulan
gejala/keluhan berupa nyeri atau rasa tidak nyaman pada ulu hati, mual,
kembung, muntah, sendawa, rasa cepat kenyang, dan perut merasa

penuh/begah. Keluhan tersebut dapat secara bergantian dirasakan pasien atau


bervariasi baik dari segi jenis keluhan atau pun kualitasnya.
Harahap (2009) menyebutkan secara umum gejala-gejala dari
penyakit dispepsia meliputi nyeri uluh hati, merasa penuh setelah makan,
perut terlihat kembung, sendawa, cepat kenyang, anoreksia, mual, dan
muntah. Kemudian Ikhsanuddin (2012) memaparkan gejala utama dispepsia
biasanya adalah rasa sakit di perut bagian atas. Gejala lain yang mungkin
tampak adalah rasa panas atau terbakar di bagian dada bawah, kembung,
sendawa, merasa cepat kenyang, pusing atau muntah-muntah.
Djojoningrat (2006 : 352) memaparkan beberapa penyebab yang
menimbulkan terjadinya dispepsia fungsional, yaitu faktor diet dan
lingkungan, ambang rangsang persepsi, sekresi asam lambung, dan infeksi
Helicobacter pylori. Penyebab yang paling sering dipaparkan pada klien
dispepsia adalah kebiasaan pola makan yang tidak teratur yang kemudian
berkembang menjadi rasa tidak enak di perut dan ketika memakan jenis
makanan tertentu yang dapat mengiritasi lambung dan meningkatkan sekresi
asam lambung akan mengakibatkan penyakit dispepsia tersebut kambuh.
Martini (2011, dalam Khotimah : 2012), memaparkan dalam ilmu
gizi, tidak dianjurkan diet ketat dengan mengurangi frekuensi makan.
Frekuensi makan tetap 3 kali sehari dengan diselingi makanan ringan
diantaranya. Sedangkan menurut Dewi (2011, dalam Khotimah : 2012),
jadwal makan yang ideal dijalankan agar mempunyai pola makan yang baik
adalah 5 sampai 6 kali sehari, yaitu sarapan pagi, snack, makan siang, snack
sore, makan malam, dan bilamana perlu boleh ditambah dengan snack
malam. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Yuriko, et al

(2013) memaparkan bahwa terdapat pengaruh pola makan terhadap dispepsia


fungsional. Ketidakteraturan makan seperti kebiasaan makan yang buruk,
tergesa-gesa, dan jadwal yang tidak teratur dapat menyebabkan dispepsia.
Selain pola makan, jenis makanan dapat mempengaruhi kekambuhan
dispepsia, menurut Salma (2011, dalam Khotimah : 2012) memaparkan
makan terburu-buru menyebabkan produksi gas usus lebih banyak dari
biasanya. Jenis makanan/minuman tertentu seperti minuman bersoda, durian,
sawi, nangka, kubis dan makanan sumber karbohidrat seperti beras ketan, mie,
singkong, dan talas dapat menyebabkan perut kembung. Makanan yang sangat
manis seperti kue tart dan makanan berlemak seperti keju, gorengan
merupakan makanan yang lama di cerna/sulit dicerna menyebabkan
hipersekresi cairan lambung yang dapat membuat nyeri pada lambung.
Penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2011) didapatkan hasil pada
kelompok kasus dibandingkan kontrol secara signifikan lebih banyak yang
memiliki kebiasaan minum teh, kopi, minuman berkarbonasi, mengkonsumsi
makanan pedas, makanan atau minuman asam, dan mengkonsumsi suplemen.
Namun kebiasaan minum teh, kopi, maupun kombinasinya (kombinasi teh,
kopi, dan minuman berkarbonasi), makan makanan pedas, dan mengkonsumsi
supleman tidak berhubungan nyata terhadap gejala gangguan lambung.
Penyebab lain yang dapat menyebabkan kekambuhan dispepsia yaitu
keadaan psikologis seseorang misalnya stres, hal ini telah di buktikan oleh
penelitian Susanti (2011) yang memaparkan terdapat hubungan antara tingkat
stres dengan gejala dispepsia pada mahasiswa IPB. Semakin tinggi tingkat
stres, maka semakin tinggi risiko untuk mengalami dispepsia. Semakin tinggi

tingkat stres seseorang akan mempengaruhi terhadap kekambuhan penyakit


dispepsia.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan pada
tahun 2013 sebanyak 7.204 kasus dari laporan puskesmas di seluruh
Kabupaten Kuningan. Dari hasil studi pendahuluan di RSUD 45 Kuningan
didapatkan data jumlah klien dengan dispepsia pada tahun 2013 sebanyak
5.069 dengan kasus ke kambuhan sebanyak 3.789 (74,7%) dan jumlah kasus
baru sebanyak 1.286 (25,3%).
Tugas utama dari perawat kepada klien dengan dispepsia adalah untuk
meningkatkan

derajat

kesehatannya

dan

mencegah

dari

timbulnya

kekambuhan dengan cara memberikan penyuluhan dan anjuran kepada klien


dengan dispepsia mengenai hal-hal yang dapat menyebabkan penyakit
dispepsia tersebut.
Menyikapi fenomena yang terjadi diatas, penulis merasa tertarik untuk
mengkaji faktor-faktor yang berhubungan dengan kekambuhan pada
klien dengan dispepsia di Poli Penyakit Dalam RSUD 45 kuningan tahun
2014.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis dapat
menentukan permasalahan sebagai berikut: Faktor-faktor apakah yang
berhubungan dengan kekambuhan pada klien dengan Dispepsia di Poli
Penyakit Dalam RSUD 45 Kuningan Tahun 2014?.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum

Untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan


kekambuhan pada klien dengan dispepsia di Poli Penyakit Dalam RSUD 45
1.3.2

Kuningan Tahun 2014.


Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran karakteristik umur, jenis kelamin, dan
status pendidikan para klien dengan dispepsia di Poli Penyakit Dalam
RSUD 45 Kuningan Tahun 2014.
2. Untuk mengetahui gambaran kekambuhan pada klien dengan dispepsia
di Poli Penyakit Dalam RSUD 45 Kuningan Tahun 2014.
3. Untuk menganalisis hubungan antara pola makan yang tidak teratur
dengan ke kambuhan pada klien dengan dispepsia di Poli Penyakit
Dalam RSUD 45 Kuningan Tahun 2014.
4. Untuk menganalisis hubungan antara makanan dan minuman iritatif
dengan terjadinya ke kambuhan pada klien dengan dispepsia di Poli
5.

Penyakit Dalam RSUD 45 Kuningan Tahun 2014.


Untuk menganalisis hubungan antara tingkat stres dengan ke
kambuhan pada klien dengan dispepsia di di Poli Penyakit Dalam
RSUD 45 Kuningan Tahun 2014.

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menerapkan
dan menambah ilmu pengetahuan dalam bidang keperawatan medikal bedah
khususnya mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kekambuhan
pada klien dengan dispepsia di Poli Penyakit Dalam RSUD 45 Kuningan.
1.4.2 Manfaat Praktisi
1. Bagi Klien dengan dispepsia

Menambah pengetahuan klien dengan dispepsia tentang faktorfaktor apa saja yang dapat menyebabkan kekambuhan penyakit,
mencegah semakin parahnya penyakit dan memberikan informasi
mengenai cara-cara mencegah rasa kambuh dari penyakit dispepsia ini.
2. Bagi Poli Penyakit Dalam RSUD 45 Kuningan
Penelitian inidiharapkan dapat di terapkan kepada masyarakat
melalui

pendidikan

kesehatan

dalam

upaya

untuk

mencegah

kekambuhan dispepsia.

3. Bagi Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan


Kuningan (STIKKU)
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai
gambaran awal mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan ke
kambuhan pada klien dengan dispepsia. Dan juga sebagai literatur
kepada perpustakaan dan dapat dijadikan acuan untuk penelitian
selanjutnya.

You might also like