Professional Documents
Culture Documents
A. PENDAHULUAN
Istirahat dan tidur merupakan salah satu dari kebutuhan dasar manusia. Istirahat
dan tidur yang sesuai adalah sama pentingnya dengan nutrisi yang baik dan olahraga
yang cukup. Tiap individu membutuhkan jumlah yeng berbeda untuk istirahat dan
tidur. Kurangnya intensitas istirahat dan tidur dapat menyebabkan menurunnya
kemampuan untuk berkonsentrasi, membuat keputusan, dan berpartisipasi dalam
aktivitas harian dan meningkatkan iritabilitas.
Dilaporkan terjadi gangguan tidur sekitar 22%-61% pada pasienpasien di
Rumah Sakit sebelum dilakukan pemeriksaan diagnostik (Gabor et. al.,2003).
Perawat, klien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya harus berkolaborasi
untuk mencari pendekatan yang paling efektif dalam upaya mengontrol pola
istirahat dan tidur pasien. Perawat bertanggung jawab secara etis untuk mengontrol
pola tersebut dan menghilangkan gangguan istirahat dan tidur yang dialami oleh
pasien agar dapat mendukung tercapainya kesembuhan pasien secara optimal
Evans dan French pada tahun 1995 mengatakan bahwa tidur sangat berhubungan
dengan penyembuhan. Memperoleh kualitas tidur yang terbaik merupakan hal yang
penting untuk peningkatan kesehatan yang baik dan pemulihan individu yang
sedang sakit.
Lingkungan institusi rumah sakit, atau fasilitas perawatan jangka panjang dan
aktivitas petugas pelayanan kesehatan dapat menyebabkan pasien mengalami
gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur. Sehingga, seluruh komponen
yang ada di rumah sakit dan dari pihak keluarga serta kondisi dari pasien itu snediri
sangat mempengaruhi keteraturan pola istirahat dan tidur pasien.
B. KONSEP DASAR
1. Definisi
tidak sinkron.
Pengaruh Gangguan Lingkungan
Faktor Fisik
Pengobatan
Disorientasi Lingkungan
5. Fisiologi Tidur
Fase ini merupakan fase perpindahan dari fase jaga ke fase tidur disebut juga
twilight sensation. Fase ini ditandai dengan berkurangnya gelombang alfa
dan munculnya gelombang teta (4-7 Hz), atau disebut juga gelombang low
voltage mix frequencies (LVM). Pada EOG tidak tampak kedip mata atau
REM, tetapi lebih banyak gerakan rolling (R) yang lambat dan terjadi
penurunan potensial EMG. Pada orang normal fase 1 ini tidak berlangsung
lama yaitu antara lima sampai sepuluh menit kemudian memasuki fase
berikutnya.
3. Fase 2
Pada fase ini, tampak kompleks K pada gelombang EEG, sleep spindle (S)
atau gelombang delta (maksimum 20%). Elektrokulogram sama sekali tidak
terdapat REM atau R dan kedip mata. EMG potensialnya lebih rendah dari
fase 1. Fase 2 ini berjalan relatif lebih lama dari fase 1 yaitu antara 20
sampai 40 menit dan bervariasi pada tiap individu.
4. Fase 3
Pada fase ini gelombang delta menjadi lebih banyak (maksimum 50%) dan
gambaran lain masih seperti pada fase 2. Fase ini lebih lama pada dewasa
tua, tetapi lebih singkat pada dewasa muda. Pada dewasa muda setelah 5 10
menit fase 3 akan diikuti fase 4.
5. Fase 4
Pada fase ini gelombang EEG didominasi oleh gelombang delta (gelombang
delta 50%) sedangkan gambaran lain masih seperti fase 2. Pada fase 4 ini
berlangsung cukup lama yaitu hampir 30 menit.
6. Fase REM .
Gambaran EEG tidak lagi didominasi oleh delta tetapi oleh LVM seperti fase
1, sedangkan pada EOG didapat gerakan mata (EM) dan gambaran EMG
tetap sama seperti pada fase 3. Fase ini sering dinamakan fase REM yang 6
biasanya berlangsung 10 15 menit. Fase REM umumnya dapat dicapai
dalam waktu 90-110 menit kemudian akan mulai kembali ke fase permulaan
fase 2 sampai fase 4 yang lamanya 75-90 menit. Setelah itu muncul kembali
fase REM kedua yang biasanya lebih lama dari eye movement (EM) dan
lebih banyak dari REM pertama. Keadaan ini akan berulang kembali setiap
75 90 menit tetapi pada siklus yang ketiga dan keempat , fase 2 menjadi
lebih panjang fase 3 dan fase 4 menjadi lebih pendek. Siklus ini terjadi 4 5
kali setiap malam dengan irama yang teratur sehingga orang normal dengan
lama tidur 7 8 jam setiap hari terdapat 4-5 siklus dengan lama tiap siklus
75 90 menit.
6. Pathway
a. Fase Tidur
Sadar Penuh
FASE NREM I
REM
FASE NREM II
FASE NREM II
FASE REM II
FASE NREM IV
b. Gangguan Istirahat dan Tidur
STRESS
JET LAG
DISORIENTASI LINGKUNGAN
GANGGUAN
GAYA HIDUP
TUNTUTAN PROFESI
FAKTOR LINGKUNGAN
7. Circadian Rhythms
Circadian Rhythms merupakan irama waktu/ jam biologis yang dipengaruhi
oleh faktor ekstern dan intern yang memilih secara teratur fungsi-fungsi biologi dan
tingkah laku manusia. Keselarasan/kesamaan Circadian muncul ketika pola tidurbangun seseorang mengikuti jam biologis dalam tubuh. Ketika irama fisiologi dan
psikologi tinggi atau aktif, seseorang dlm kondisi bangun (sadar), dan ketika irama tsb
lemah/rendah, seseorang akan tidur.
8. Gangguan Tidur
a.
Farmakologis
Kolaborasi dengan dokter, obat-obatan penenang.
b.
Non Farmakologis
1)
Stimulasi dan pijatan
Pasien jauh lebih nyaman karena otot relaksasi, menggosok kulit,
punggung, bahu.
2)
Relaksasi
3)
Imajinasi Terbimbing
1. Pengkajian Fokus
a) Riwayat Keperawatan
(1) Keluhan Utama : Pasien mengatakan tidak dapat tidur dengan nyenyak
(2) Riwayat Kesehatan sekarang : Penyakit yang diderita, keluhan tambahan
b) Pola Fungsional Gordon
(1) Pola Manajemen Kesehatan :
(2) Pola Oksigenasi
nafas.
(3) Pola Nutrisi : Asupan Nutrisi, pola makanan,kecukupan gizi,
pantangan makanan.
(4) Pola Eliminasi : Pola BAB dan BAK, konsistensi fases, warna urin,
volume out put, frekuensi BAB dan BAK sebagai identifikasi nyeri.
(5) Pola Rasa Aman dan Nyaman :
(11)
(12)
c) Pemeriksaan Umum
(1) Keadaan Umum
(2) Kesadaran
(3) TD (Tekanan Darah)
(4) Suhu Tubuh
(5) HR (Heart Rate)
(6) RR (Respiratory Rate)
d) Pengkajian Fisik
kelemahan fisik,
mata,
kelopak
mata
bengkak,
penurunan
animasi);
Ciri tidur yg lain yg perlu dikaji termasuk tidak dpt tidur, postur saat
tidur, dan aktivitas saat tidur seperti ngorok, atau kontraksi kaki
(nocturnal myoclonus)
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry. Fundamental Keperawatan. 2006. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC:. 1501-1546.
Huda, Amin. NANDA. 2013. Yogyakarta: Media Action Publishing.
Berman, Audrey. Buku Ajar Praktik keperawatan Klinis Kozier Erb. 2003. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Grace A. Piere & Neil R. Borley. At a Glance Ilmu Bedah Ed. 3. 2007. Jakarta: Erlangga
Medical Series.
Paula J. Christensen & Janet W. Kenney. Proses Keperawatan Aplikasi Model
Konseptual Ed. 4. 2009. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Rafiudin, Rahmat. Insomnia dan Gangguan Tidur lainnya. 2014. Jakarta: Elex Media
Komputindo.