You are on page 1of 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MANAJEMEN STRES

DISUSUN OLEH

Anisa, S.Kep
Endang Setiawati, S.Kep
Esy Lestari, S.Kep
Susana, S.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


MANAJEMEN KELUARGA DALAM MENGHADAPI STRESS
Topik

: Manajemen Keluarga dalam Menghadapi Stress

Subtopik

: Manajemen Menghadapi Stress

Sasaran

: Ibu-ibu dan bapak-bapak yang datang ke Poliklinik RSJ Ernaldi Bahar

Tempat: Poliklinik RSJ Ernaldi Bahar, Talang Kelapa


Hari, Tanggal : Senin/ 18 Mei 2015
Waktu

: 30 menit

1. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, diharapkan masyarakat yang datang
berobat ke Poliklinik RSJ Ernaldi Bahar dapat mengerti dan mamahami tentang
menejemen keluarga menghadapi stress.
b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, diharapkan masyarakat yang datang
berobat ke Poliklinik RSJ Ernaldi Bahar mengetahui dan mampu menyebutkan
tentang:
1. Pengertian stress
2. Penyebab stress
3. Tanda dan gejala stress
4. Macam-macam stress
5. Penanganan menangani stress
2. Media
Poster dan leaflet
3. Metode
Ceramah
4. Materi
Terlampir
5. Kegiatan Pembelajaran
No.
1

Waktu
5 Menit

Kegiatan Penyuluhan
Pembukaan:

Kegiatan Peserta
Menjawab salam,

1. Memberi salam
mendengarkan dan
2. Menjelaskan tujuan penyuluhan
memperhatikan
3. Menyebutkan materi/ pokok
2

15 Menit

5 Menit

5 Menit

bahasan yang akan disampaikan


Pelaksanaan:
Menyimak
dan
Menjelaskan materi penyuluhan
memperhatikan
secara berurutan dan teratur.
Materi:
1. Pengertian stress
2. Penyebab stress
3. Tanda dan gejala stress
4. Macam-macam stress
5. Penanganan
menangani
stress
Memberi kesempatan kepada ibu- Menyimak

dan

ibu dan bapak-bapak untuk bertanya mendengarkan


Penutup:
1. Melakukan evaluasi
Mengerjakan soal.
2. Menyampaikan terimakasih atas Menjawab salam.
perhatian dan waktu yang telah
diberikan
3. Mengucapkan salam

1. Rencana Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan selama proses dan pada akhir kegiatan pendidikan kesehatan
dengan memberikan pertanyaan secara lisan sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.

Jelaskan kembali pengertian stress


Jelaskan penyebab timbulnya stress
Menyebutkan tanda dan gejala stress
Menyebutkan macam-macam stress
Menyebutkan penanganan stress

Lampiran

MANAJEMEN KELUARGA DALAM MENGHADAPI STRESS


A. Pengertian Stress
Stress adalah bahwa stres psikologis dan fisik merupakan ketegangan yang
disebabkan oleh fisik, emosi, sosial, ekonomi, pekerjaan atau keadaan, peristiwa, atau
pengalaman yang sulit untuk mengelola atau bertahan (Nasir, 2011).
Ada dua jenis stres yaitu baik dan buruk. Stres melibatkan perubahan fisiologis
yang kemungkinan dapat dialami sebagai perasaan yang baik anxiouness (distres) atau
pleasure (eustres).
1. Stres yang baik atau eustres adalah sesuatu yang positif. Stres dikatakan
berdampak baik apabila seseorang mencoba untuk memenuhi tuntutan untuk
menjadikan orang lain maupun dirinya sendiri mendapatkan sesuatu yang baik dan
berharga. Dengan stres yang baik, semua pihak merasa diuntungkan.
2. Stres yang buruk atau distres adalah stres yang bersifat negatif. Distres dihasilkan
dari sebuah proses yang memaknai sesuatu yang buruk, dimana respon yang
digunakan selalu negatif dan ada indikasi mengganggu integritas diri sehingga bisa
diartikan sebuah ancaman.
B. Penyebab Stress
Secara garis besar, stressor bisa dikelompokan menjadi dua yakni
a. Stresor mayor, yang berupa major live events yang meliputi peristiwa kematian
orang yang disayang, masuk sekolah untuk pertama kali, dan perpisahan.
b. Stresor minor, yang biasanya berawal dari stimulus tentang masalah kehidupan
sehari-hari, misalnya ketidaksenangan emosional terhadap hal hal tertentu
sehingga menyebabkan munculnya stres (Brantley,dkk, 1988, dalam isnawarti,
1996 dikutip oleh Nasir, 2011).
Sumber stres yang lain meliputi hal-hal berikut
1. Dalam diri individu.
Hal ini berkaitan dengan adanya konflik. Pendorong dan penarik konflik
menghasilkan dua kecendrungan yang berkebalikan, yaitu approach dan avoidance.

Kecendrungan ini menghasilkan tipe dasar konflik ( Weiten, 1992), yaitu sebagai
berikut.
a. Approach-approach conflict. Muncul ketika kita tertarik terhadap dua tujuan
yang sama-sama baik.
b. Avoidance-avoidance conflict. Muncul ketika kita dihadapkan pada satu pilihan
c.

antara dua situasi yang tidak menyenangkan.


Approach-avoidance conflict. Muncul ketika kita melihat kondisi yang menarik

dan tidak menarik dalam satu tujuan atau situasi.


2. Dalam keluarga
Dari keluarga ini yang cenderung memungkinkan munculnya stres adalah hadirnya
anggota baru, sakit, dan kematian dalam keluarga.
3. Dalam komunitas dan masyarakat
Kontak dengan orang di luar keluarga merupakan banyak sumber stres, misalnya
pengalaman anak di sekolah dan persaingan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka
stresor atau hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya stres dapat berupa faktorfaktor fiologis, psikologis, dan lingkungan di sekitar individu baik fisik tidak,
bergantung pada bagaimana individu menyikapi stresor itu.
Manifestasi Stress
Stres sifatnya universiality, yaitu umum semua orang sama dapat merasakannya, tetapi cara
pengungkapannya yang berbeda atau diversity. Sesuai dengan karakteristik individu, maka
responnya berbeda- beda untuk setiap orang. Seseorang yang mengalami tress dapat mengalami
perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya, antara lain :
1. Perubahan warna rambut kusam, ubanan, kerontokan
2. Wajah tegang, dahi berkerut, tres tress serius, tidak santai, bicara berat, sulit
tersenyum/tertawa dan kulit muka kedutan (ticfacialis)
3. Nafas terasa berat dan sesak, timbul asma
4. Jantung berdebar-debar, pembuluh darah melebar atau menyempit (constriksi) sehingga
mukanya tress merah atau pucat. Pembuluh darah tepi (perifer) terutama ujung-ujung jari
juga menyempit sehingga terasa dingin dan kesemutan.
5. Lambung mual, kembung, pedih, mules, sembelit atau diare
6. Sering berkemih.
7. Otot sakit seperti ditusuk-tusuk, pegal dan tegang pada tulang terasa linu atau kaku bila
digerakkan.
8. Kadar gula meningkat, pada wanita mens tidak teratur dan sakit (tressehea)
9. Libido menurun atau tre juga meningkat.
10. Gangguan makan tre nafsu makan meningkat atau tidak ada nafsu makan

11. Tidak tre tidur


Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Stress
Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stress disebut stressors. Meskipun stress dapat
diakibatkan oleh hanya satu stressors, biasanya karyawan mengalami stress karena kombinasi
stressors. Menurut Robbins (2001:565-567) ada tiga sumber utama yang dapat menyebabkan
timbulnya stress yaitu :
1. Faktor Lingkungan
Keadaan lingkungan yang tidak menentu akan dapat menyebabkan pengaruh pembentukan
struktur organisasi yang tidak sehat terhadap karyawan. Dalam tress lingkungan terdapat tiga
hal yang dapat menimbulkan stress bagi karyawan yaitu ekonomi, politik dan teknologi.
Perubahan yang sangat cepat karena adanya penyesuaian terhadap ketiga hal tersebut membuat
seseorang mengalami ancaman terkena stress. Hal ini dapat terjadi, misalnya perubahan
teknologi yang begitu cepat. Perubahan yang baru terhadap teknologi akan membuat keahlian
seseorang dan pengalamannya tidak terpakai karena tress semua pekerjaan dapat terselesaikan
dengan cepat dan dalam waktu yang singkat dengan adanya teknologi yang digunakannya.
2. Faktor Organisasi
Didalam organisasi terdapat beberapa tress yang dapat menimbulkan stress yaitu role demands,
interpersonal demands, organizational structure dan organizational leadership. Empat tress
organisasi di atas juga akan menjadi batasan dalam mengukur tingginya tingkat stress.
Pengertian dari tingkat stress itu sendiri adalah muncul dari adanya kondisi-kondisi suatu
pekerjaan atau masalah yang timbul yang tidak diinginkan oleh individu dalam mencapai suatu
kesempatan, batasan-batasan, atau permintaan-permintaan dimana semuanya itu berhubungan
dengan keinginannya dan dimana hasilnya diterima sebagai sesuatu yang tidak pasti tapi
penting (Robbins,2001:563)
3. Faktor Individu
Pada dasarnya, tress yang terkait dalam hal ini muncul dari dalam keluarga, masalah ekonomi
pribadi dan karakteristik pribadi dari keturunan. Hubungan pribadi antara keluarga yang kurang
baik akan menimbulkan akibat pada pekerjaan yang akan dilakukan karena akibat tersebut
dapat terbawa dalam pekerjaan seseorang. Sedangkan masalah ekonomi tergantung dari
bagaimana seseorang tersebut dapat menghasilkan penghasilan yang cukup bagi kebutuhan
keluarga serta dapat menjalankan keuangan tersebut dengan seperlunya. Karakteristik pribadi

dari keturunan bagi tiap individu yang dapat menimbulkan stress terletak pada watak dasar
alami yang dimiliki oleh seseorang tersebut. Sehingga untuk itu, gejala stress yang timbul pada
tiap-tiap pekerjaan harus diatur dengan benar dalam kepribadian seseorang.
Sumber Stres
Menurut Maramis (1990), ada empat sumber atau penyebab tress psikologis, yaitu:
-

Frustasi
Timbul akibat kegagalan dalam mencapai tujuan karena ada aral melintang, misalnya apabila
ada perawat Pukesmas lulusan SPK bercita-cita mengikuti D3 Akper program khusus
Pukesmas, tetapi tidak diizinkan istri/suami, tidak punya biaya, dan sebgainya. Frustasi yang
ada bersifat instrinsik (cacat badan dan kegagalan usaha) dan ekstrensik (kecelakaan, bencana
alam, kematian orang yang dicintai, kegoncangan ekonomi, pengangguran, perselingkuhan,

dan lain-lain).
Konflik
Timbul karena tidak tre memilih antara dua atau lebih macam keinginan, kebutuhan, atau
tujuan.Bentuk approach-approach conflict, approach-avoidance conflict, atau avoidance-

avoidance conflict.
Tekanan
Timbul sebagai akibat tekanan hidup sehari-hari. Tekanan dapat berasala dari dalam diri
individu, misalnya cita-cita atau norma yang terlalu tinggi. Tekanan yang berasal dari luar

individu, misalnya orang tua menuntut anaknya agar di sekolah selalu rangking satu.
Krisis
Krisis yaitu keadaan yang mendadak, yang menimbulkan tress pada individu, misalnya
kematian orang yang disayangi, kecelakaan, dan penyakit yang harus segara operasi. Keadaan
tress dapat terjadi bebrapa sebab sekaligus, misalnya frustasi, konflik, dan tekanan.

Manajemen Stress
Manajemen stress adalah kemampuan untuk mengatasi atau mengendalikan gangguan atau
kekacauan mental dan emosional yang muncul. Tujuan dari manajemen stres adalah untuk
memperbaiki kualitas hidup agar menjadi lebih baik.

1. Napas Dalam

Tujuan:
- Memperlambat denyut jantung
- Mengatur tekanan darah
- Menghilangkan ketegangan otot
- Mengembalikan keseimbangan mental
- Emosi serta menurunkan nyeri.
Cara:
-

tutup mata dan letakkan satu tangan pada perut kanan atas
tariknapas dalam perlahan lewat hidung, rasakan gerakan pada perut
hembuskan secara perlahan lewat mulut
buka mata pelan-pelan (ulangi 3-5 kali)

2. Relaksasi Otot
Relaksasi otot adalah teknik menegangkan dan merilekskaan otot-otot. Peregangan
dilakukan selama 5-7 detik kemudian rileks selama 20-30 detik.
Tujuan:
- Mengurangi kecemasan
- Mengurangi rasa sakit
- Mengurangu insomnia (susah tidur)
Cara:
a. Tutup mata pelan-pelan, tarik napas dalam dan hembuskan secara perlahan (3-6
kali) dan rileks
b. Mulai proses penegangan dan relaksasi diiringi tarik napas dalam dan hembuskan
secara perlahan
1) Wajah, rahang, mulut (kedipkan mata dan kerutkan wajah lalu rileks)
2) Leher (tarik dagu ke leher lalu rileks)
3) Tungkai atas (tekan kebawah dengan kuat lalu rileks)
4) Tangan (genggam lalu rileks)
5) Lengan (tegangkan siku lalu rileks)
6) Punggung, bahu, dada (angkat bahu lalu rileks)
7) Perut (angkat perut lalu rileks)
8) Tungkai bawah (cengkramkan jari-jari lalu rileks)
c. Tambah 3-6 kali napas dalam secara rileks, lalu buka mata secara perlahan
3. Spiritualitas
Aktivitas spiritual yang dilakukan seperti
a. berdoa,
b. meditasi,
c. mengaji dan

d. membaca bahan bacaan keagamaan mempunyai efek yang positif dalam


menurunkan stress.
4. Istirahat
Pola istirahat dan tidur yang tetap juga penting untuk menangani stress. Seseorang
yang mengalamistress harus didorong meluangkan waktunya untuk istirahat dan
tidur. Tidur tidak hanya menyegarkan tubuh tetapi juga membantu seseorang
menjadi rileks (tenang) secara mental.

DAFTAR PUSTAKA

Chaplin, J. P. (1999). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


Friedman, M. (2001). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik. Jakarta: EGC.
Hawari, Dadang. (2001). Keperawatan Kesehatan Holistik pada Gangguan Jiwa
Skizofrenia. Jakarta: Gaya Baru.
Kaplan K. I. & Sadock B. J. (1997). Sinopsis Psikiatri Ed. 7, Jilid II, Alih Bahasa Widya
Kusuma. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Kartono, Kartini. (2007). Psikologi anak (psikologi perkembangan). Bandung: Mandar
Maju.
Maslim. (2002). Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III. Jakarta: PT Nuh
Jaya.
Nugroho, W. (1995). Perawatan Lanjut Usia. Ed. 3. Jakarta: EGC.
Rasmun. (2011). Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi dengan Keluarga.
Jakarta: Fajar Interpratama.
Santrock, John W. (2011). Psikologi pendidikan: Educational psychology; alih bahasa
Diana Angelica; editor, Ria Oktafiani. Ed.3. Jakarta: Salemba Humanika.
Towsend, M. C. (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri
(terjemahan). Ed. 3. Jakarta: EGC.
Yosep, Iyus. (2007). Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.

You might also like