You are on page 1of 8

ARTIKEL HASIL PENELITIAN

CAPACITY BUILDING GURU-GURU SMK


DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROFESIONALISME DAN KINERJA
GURU
Oleh:
Cepi Triatna, M.Pd., dkk.

Abstrak

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan satu diantara


beberapa contoh organisasi yang keberlangsungan hidupnya
tergantung dari dukungan dan kepercayaan masyarakat. SMK pun
memiliki kategori yang berbeda, ada SMK Negeri dan ada juga SMK
Swasta. Kepercayaan dan dukungan dari masyarakat akan timbul
apabila harapan-harapan masyarakat (orang tua) dapat diwujudkan
oleh sekolah melalui pelayanan pendidikan yang berkualitas.
Memenuhi tunutan pendidikan yang bermutu, maka guru menjadi
kuncinya. Untik itu guru perlud ikembangkan kapasitas dan
kemampuan profesinya untuk menjadi guru professional.

Kata Kunci: Capacity building, guru, profesionalisme, kinerja.

A. Pendahuluan

Guru adalah individu yang memiliki kapasitas untuk mengajar,


sekaligus memiliki kapasitas untuk belajar dan mengembangkan
dirinya. Peranan guru sangat strategis dalam mewujudkan
keberhasilan pendidikan. Mengingat begitu berat tugas dan tanggung
jawab seorang guru baik sebagai pendidik bagi peserta didik atau pun
sebagai personil, anggota atau individu di dalam organisasi (SMK),
maka profesionalisme guru menjadi keharusan dalam mewujudkan
pendidikan yang berkualitas. Kepercayaan dan dukungan masyarakat
kepada sekolah timbul karena adanya kepuasan yang dirasakan
masyarakat dari pelayanan pendidikan yang diberikan oleh sekolah,
sementara itu kepuasan masyarakat terhadap layanan sekolah dapat
tersampaikan oleh tenaga-tenaga yang profesional terutama sikap-
sikap melayani yang diberikan oleh guru kepada peserta didik yang
dilandasi nilai-nilai profesionalisme. Orang yang menganut faham

1
profesionalisme selalu menunjukkan sikap profesional dalam bekerja
dan dalam keseharian hidupnya.

Masalah Penelitian sebagai berikut: (1) Bagaimana gambaran


capacity building yang dilakukan oleh guru di SMK Negeri 13 dan SMK
Bina Warga Kota Bandung serta SMK Negeri 1 dan SMK Pusdikhubad
Kota Cimahi. (2) Bagaimana gambaran profesionalisme guru di SMK
Negeri 13 dan SMK Bina Warga Kota Bandung serta SMK Negeri 1 dan
SMK Pusdikhubad Kota Cimahi. (3) Bagaimana gambaran kinerja guru
di SMK Negeri 13 dan SMK Bina Warga Kota Bandung serta SMK
Negeri 1 dan SMK Pusdikhubad Kota Cimahi. Dan (4) Apakah ada
pengaruh yang signifikan antara capacity building dengan
profesionalisme dan kinerja guru di SMK Negeri 13 dan SMK Bina
Warga Kota Bandung serta SMK Negeri 1 dan SMK Pusdikhubad Kota
Cimahi.

Kerangka piker penelitian adalah sebagai berikut:

Tuntutan mewujudkan SBI


Tuntutan mewujudkan Lulusan SMK siap kerja
Tuntutan Dunia Kerja

SMK NEGERI 13, SMK BINA WARGA KOTA BANDUNG, SMK NEGERI 1,
SMK PUSDIKHUBAD KOTA CIMAHI

Proses pengembangan kapasitas (Capacity Building)


guru

Klarifikasi
dan
Pemeriksaan
Profesionalisme dan Kinerja guru
Ulang

Temuan Data Pengaruh Capacity Building Penggunaan


Terhadap Profesionalisme Guru dalam Instrumen
mewujudkan visi misi SMK Negeri 13 dan Penelitian
SMK Bina Warga Kota Bandung berupa Angket

Analisis Data Pembuatan Laporan

2
Gambar 1 Skema Kerangka Pikir Penelitian

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.


Alat pengumpulan data berupa angket tertutup. Lokasi penelitian adalah SMK Negeri
13 dan SMK Bina Warga Kota Bandung dan SMK Bina Warga serta SMK Negeri 1 dan
SMK Pusdikhubad Kota Cimahi. Responden penelitian adalah guru-guru yang ada di
SMK tersebut sebanyak 148 guru. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara
purposive sampling.

C. Hasil dan Pembahasan


1. Hasil
Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus WMS (Weighted Means Scored),
diperoleh hasil kecenderungan untuk variabel X (capacity building) adalah 3.20.
Dengan melihat tabel konsultasi hasil perhitungan WMS (table 4.2), hal ini berarti
bahwa capacity building pada SMK yang diteliti berkategori baik. Sedangkan hasil
kecenderungan untuk variabel Y1 adalah sebesar 3.50. Angka tersebut menunjukkan
bahwa profesionalisme guru pada SMK yang diteilit ada dalam kategori sangat baik.
Sementara itu kecenderungan variable Y2 adalah 3.23. hal ini berarti bahwa kinerja
guru-guru pada SMK yang diteliti ada dalam kondisi baik.
Melalui pengujian normalitas distribusi data didapatkan bahwa
data variable x berdistribusi tidak normal, sedangkan variable Y1
(profesionalisme guru) dan Y2 (kinerja guru), keduanya berdistribusi
normal. Berdasarkan hal tersebut, pengujian hipotesis dilakukan
dengan menggunakan statistik non parametrik. Hal ini berimplikasi
bahwa hasil penelitian tidak berlaku untuk populasi yang lebih luas.

Dengan menggunakan analisis korelasi Pearson Product Moment secara umum


tergolong ke dalam kategori kuat. Adapun hasil perolehan koefisien determinasi
variabel X terhadap variabel Y1 sebesar 39.5%, koefisien determinasi variabel X
terhadap variabel Y2 sebesar 36.6% dan koefisien determinasi variabel Y1 terhadap
variabel Y2 angka 43.5%.

2
2. Pembahasan
a) Capacity Building Guru-guru SMK

Hasil penelitian menunjukkan bahwa capacity building pada SMK yang


diteliti berkategori baik. Hal ini menandakan bahwa capacity buiding guru yang
dicirikan oleh kreativitas, adaptabilitas, motivasi dan perbaikan berkelanjutan
dikategorikan baik. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kreativitas, adaptabilitas,
motivasi dan perbaikan berkelanjutan merupakan aktivitas pengembangan kapasitas diri
berkelanjutan yang dilakukan oleh guru sebagai upaya memperkuat kualitas dirinya dan
meningkatkan kinerjanya. Kapasitas guru yang dimaksud adalah :

1) Guru adalah container yang didalamnya terdapat ilmu, teori praktis dan
pengetahuan-pengetahuan yang mapan untuk ditransfer kepada konstituennya
(khususnya peserta didik).
2) Guru pada dasarnya merupakan tenaga pendidik yang tugasnya sebagai pelayan
pendidikan untuk peserta didik dalam hal ini secara umum kewenangan dan
tanggung jawab guru terbatas sebagai pelayan pendidikan khususnya untuk
peserta didik.
3) Guru pada hakikatnya adalah orang yang mampu membelajarkan peserta didik.

Dalam penelitian ini, capacity building guru diasumsikan mengarah pada


capacity building organisasi (sekolah) yang pada akhirnya akan membentuk sekolah
menjadi organisasi pembelajar (Senge, 1990).

a) Profesionalisme Guru SMK


Hasil penelitian menunjukkan bahwa Profesionalisme Guru di SMK yang diteliti
berada dalam kategori sangat baik dengan nilai rata-rata sebesar 3.50. Temuan
penelitian menunjukkan kesamaan dengan teori yang dikemukakan oleh Hall. R.

b) Kinerja Guru SMK


Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja guru di SMK yang diteliti ada
dalam kategori baik dengan nilai rata-rata sebesar 3,23. Tingginya tingkat kinerja guru
SMK tersebut semakin diperjelas oleh hasil kecendrungan setiap sub variabel yang
membangun kinerja mengajar guru, adapun yang termasuk didalamnya adalah

1
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian (Evaluasi)
pembelajaran dan tindak lanjut.

Jika kinerja guru baik, maka dapat diprediksikan bahwa mutu pembelajaran
sebagai suatu hasil dari proses interaksi guru dengan peserta didik akan baik pula.
(Donnelly, Gibson and Ivancevich). Hasil penelitian pun menunjukkan bahwa ada
faktor-faktor yang mendukung kinerja guru SMK yang menunjukkan baik. Karena
kinerja guru yang baik turut dipengaruhi oleh banyak faktor.

c) Hubungan Antara Capacity Building dengan Profesionalisme dan

Kinerja Guru di SMK

Hasil penelitian menunjukkan bahwa capacity building dapat memberikan


pengaruh yang kuat terhadap profesionalisme dan kinerja guru di SMK Negeri 13 dan
SMK Bina Warga Kota Bandung serta SMK Negeri 1 dan SMK Pusdikhubad Kota
Cimahi. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan para ahli yang diantaranya T. Nill dan C
Mindrum (2001) yang menyatakan bahwa capacity building merupakan istilah yang
digunakan untuk membangun suatu masyarakat melalui perubahan pada dirinya,
misalnya peningkatan ilmu pengetahuan, skill, pengorganisasian program dan lain-lain.
Capacity building merupakan sebuah model proses perubahan, gerak perkembangan dan
perubahan yang bertingkat secara individu, kelompok, organisasi maupun perubahan
pada pembentukan frame work sebuah sistem kearah yang lebih baik.
Terrence Morrison (2001 : 4) bahwa, “…capacity building as actionable
learning, capacity building encompasses a number of linked learning processes, the
cumulative impact of which enhance the prospects for individuals and organizations to
continuously adapt to change…” pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa
pengembangan kapasitas dapat disebut sebagai actionabel learning, dimana
pengembangan kapasitas meliputi sejumlah proses-proses pembelajaran yang saling
berkaitan, akumulasi benturan yang menambah prospek untuk individu dan organisasi
agar secara terus menerus beradaptasi atas perubahan. Selanjutnya Terrence Morrison
(2001 : 4), menyatakan bahwa ‘…..Capacity building which links ideas to action…..’
dari pernyataan tersebut, dapat diartikan bahwa pengembangan kapasitas
menghubungkan ide terhadap sikap. Sikap dalam hal ini adalah profesionalisme,

2
sehingga dapat kita simpulkan bahwa profesionalisme guru terbentuk oleh
pengembangan kapasitas diri berkelanjutan.

Aktivitas dalam proses pengembangan kapasitas diri berkelanjutan akan


mempengaruhi terbentuknya sikap pelayanan kerja guru (pembelajaran bagi peserta
didik). Sehingga dapat disimpulkan bahwa capacity building berpengaruh terhadap
profesionalisme guru. Namun berdasarkan hasil penelitian kasus yang terjadi di SMK
Negeri 13 dan SMK Bina Warga Kota Bandung serta SMK Negeri 1 dan SMK
Pusdikhubad Kota Cimahi, gambaran yang didapatkan menyatakan bahwa capacity
building memberikan pengaruh yang kuat terhadap profesionalisme dan kinerja guru,
hal ini bisa jadi hanya berlaku di SMK-SMK ini saja sehingga tidak berlaku di populasi
dan sampel yang lainnya

A. Kesimpulan dan Saran

Dapat disimpulkan bahwa capacity building memberikan pengaruh yang kuat terhadap
profesionalisme dan kinerja guru, demikian halnya profesionalisme terhadap kinerja guru pada 4
SMK yang diteliti. Secara rinci sebagai berikut: (1) Capacity building guru di SMK Negeri 13
dan SMK Bina Warga Kota Bandung SMK Negeri 13 dan SMK Bina Warga Kota Bandung
serta SMK Negeri 1 dan SMK Pusdikhubad Kota Cimahi termasuk dalam kategori baik. (2)
Profesionalisme guru di SMK Negeri 13 dan SMK Bina Warga Kota Bandung serta SMK
Negeri 1 dan SMK Pusdikhubad Kota Cimahi termasuk dalam kategori sangat baik. (3) Secara
umum adapun tingkat kinerja guru di SMK Negeri 13 dan SMK Bina Warga Kota Bandung
serta SMK Negeri 1 dan SMK Pusdikhubad Kota Cimahi termasuk dalam kategori baik. (4)
hubungan variabel X (capacity building) terhadap variabel Y1 (profesionalisme guru) dan
variable Y2 (kinerja guru) adalah kuat.
Berdasarkan temuan, bahasan dan kesimpulan, peneliti menyarankan: (1) bagi sekolah
untuk membangun kerjasama yang lebih solid demi membangun kolektifitas profesionalisme
pada seluruh lini organisasi. (2) bagi guru untuk kemudahan dalam melaksanakan tugas dan
perannya, hendaknya inisiatif dalam mengembangkan kapasitas dirinya secara berkelanjutan dan
sikap-sikap yang dilandasi nilai-nilai (profesionalisme) harus benar-benar dapat dirasakan oleh
peserta didik dan masyarakat sebagai pelanggan utama sekolah. (3) bagi peneliti lain yang
tertarik untuk meneliti mengenai profesionalisme dan kinerja, alangkah lebih baiknya untuk
mengkaji kembali secara komprehensif variabel tersebut. Untuk menjaga validitas data
penelitian, alat pengumpulan data melalui angket masih diragukan tingkat objektivitasnya,
artinya hasil angket tersebut ada kemungkinan terdapat unsur rekayasa dari para responden demi

2
nama baik institusi. Sangat mungkin para responden menjawab hal-hal yang bersifat positif
sedangkan hal lainnya (yang sifatnya negatif) disembunyikan.

B. Daftar Pustaka
Dharma, Surya (2009). Manajemen Kinerja. Yogjakarta : Pustaka Pelajar

Headington Rita. (2000). Monitoring, Assesment, Recording, reporting and


Accountability, Meeting the Standards. London: David Fulton Publishers.

James, Valentine Udoh. (1998). Capacity Building in Developing Countries: Human


and Environmental Dimensions. Greenwood Pub Group

Keban, Yeremias. T. (2000). “Good Governance” dan “Capacity Building” sebagai


Indikator Utama dan Fokus Penilaian Kinerja Pemerintahan. [Online]. Tersedia :
http://www.google.co.id/search? Grindle Good Government Capacity Building in
the Public Sector of Developing Countries Boston MA Harvard Institue for
International Development.

Kusnandar. (2007). Guru Profesional. Jakarta: PT Raja Grafindo

Maister, H. David. (1998), True Professionalism, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Mentz, J.C.N. (1997). Personal and Institution Factor in Capacity Building and
Institutional Development, Working Paper No. 14, Maastrict : ECDPM

Milen, Anni. (2001). What Do We Know About Capacity Building ?, An Overview of


Existing Knowledge and Good Practice, World Health Organization (Department
of Health Service Provision), Geneva

Morrison, Terrence (2001), Actionable Learning – A Handbook for Capacity Building


Through Case Based Learning, ADB Institute

Muhammad, Rifqi. (2008). Analisis Hubungan antara Profesionalisme Auditor dengan


Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan
Keuangan. Dalam Jurbal Fenomena. [Online]. Vol 6 (1), 20 halaman. Tersedia:
http://www.uii.ac.id ; http://dppm.uii.ac.id [12 Juli 2009].

Munandar, A.S. (2003). Learning Organization dan Penerapannya Dalam Dunia Usaha
Makalah Seminar Industri Kolokium di Makassar (Tidak Diterbitkan)

Philbin, Ann. (1996) Capacity Building in Social Justice Organizations


Ford Foundation : online Wikipedia The Free Encyclopedia. [Online]. Tersedia:
http://en.wikipedia.org/wiki/Capacity_building

Prabu Mangkunegara. (2001). Evaluasi Kinerja Manajemen Sumber Daya Manusia.


Bandung: Rosdakarya

2
Rivai Veithzal. (2004). Performance Apprasial .Jakarta: Grafindo Persada

Soeprapto, Riyadi. R. (2006). The The Capacity Building For Local Government
Toward Good Governance. [Online]. Tersedia:

http://www.docstoc.com/docs/5936090/Riyadi-capacity-building

Sparringga, Daniel, A. (2001). “Wacana Pemerintahan yang Baik Good Governance dan
Transisi Demokrasi”, Jurnal Forum Inovasi, Capacity Building & Good
Governance, PPs PSIA-FISIP UI Vol.1, p. 53-58

T. Nill dan C Mindrum (2001). Human performance that increase business


performance. [Online]. Tersedia:

http://74.125.153.132/search?q=cache:HHMpGQqdpQYJ:adfaceh.org/index.php
%3Foption%3Dcom_content%26task%3Dview%26id%3D90%26Itemid
%3D49%26limit%3D1%26limitstart%3D1+T.+Nill+dan+C+Mindrum+
%282001%29.+
%E2%80%9DHuman+performance+that+increase+business+performance&cd=1
&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a [September 06, 2009].

Yap, Jan, t.L. (2000). Human Resources Capacity Building. [Online]. Tersedia:
http://www.Gtzsfdm.or.id

---oo0oo---

You might also like