You are on page 1of 2

OBESITAS

Obesitas mulai menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia. WHO


menyatakan bahwa obesitas sudah merupakan suatu epidemi global. Obesitas sudah
merupakan problem kesehatan yang harus segera ditangani. Di Indonesia, terutama di kotakota besar, dengan adanya perubahan gaya hidup yang menjurus ke westernisasi dan
sedentary (gaya hidup malas), berakibat pada perubahan pola makan atau konsumsi
masyarakat yang merujuk pada pola makan tinggi kalori, tinggi lemak dan kolesterol,
terutama terhadap penawaran makanan siap saji (fast food), yang berdampak
meningkatkan risiko obesitas (Zametkin et al, 2004; Hidayati dkk, 2009).
Kegemukan atau obesitas adalah suatu kondisi medis berupa kelebihan lemak
tubuh yang terakumulasi sedemikian rupa sehingga menimbulkan dampak merugikan bagi
kesehatan, yang kemudian menurunkan harapan hidup dan/atau meningkatkan masalah
kesehatan. Seseorang dianggap menderita kegemukan (obese) bila indeks massa tubuh (IMT),
yaitu ukuran yang diperoleh dari hasil pembagian berat badan dalam kilogram dengan
kuadrat tinggi badan dalam meter, lebih dari 30 kg/m2. http://www.ejurnal.com/2013/11/pengertian-obesitas.html
Di Indomesia, persoalan obesitas merupakan salah satu masalah
kesehatan. Kecenderungan terjadinya obesitas berhubungan erat dengan pola makan.
Berbagai faktor berperan dalam timbulnya obesitas, tetapi yang paling penting adalah
ketidak seimbangan antara masukan makanan dan aktifitas fisik (Misnadiarly, 2007).
www.jurnal.unimus.ac.id/index.php/jgizi/article/view/568/618
Salah satu metode pengukuran tingkat obesitas dan overweight adalah
dengan menggunakan antropometri yaitu perbandingan Rasio Lingkar Pinggang dan Lingkar
Panggul (RLPP). Seseorang dikatakan overweight jika hasil RLPP lebih dari 0,9 sedangkan
seseorang dikatakan obesitas jika RLPP kurang dari 0,8 (Kinanti indika, 2010).
www.jurnal.unimus.ac.id/index.php/jgizi/article/view/568/618
Obesitas tidak hanya menjadi masalah estetika semata tetapi juga telah
menjadi masalah kesehatan utama saat ini, hal ini disebabkan karena obesitas merupakan
faktor resiko terjadinya dismetabolik sindrome seperti diabetes, hipertensi, hiperlipidemi dan
penyakit jantung koroner. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 di
Indonesia, menunjukan bahwa prevalensi obesitas pada wanita berusia lebih dari 15 tahun
yaitu 23,8% dan pada laki-laki berusia lebih dari 15 tahun yaitu 13,9%. Sedangkan menurut
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, 41%-50% obesitas pada wanita terjadi
pada
usia
lebih
dari
55
tahun
(usia
menopause)
(Depkes,
2007).
www.http://ejournal.umm.ac.id/index.php/sainmed/article/view/940
Jumlah penderita obesitas terutama di kota besar semakin meningkat. Pada
suatu studi observasional telah diketahui bahwa obesitas merupakan faktor risiko mayor
untuk beberapa penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung koroner, diabetes melitus tipe
II, hipertensi, stroke kanker payudara, endometrium, prostate serta kolon (Must dan
McKeown, 2006). Oleh karena itu, maka perlu dilakukan pencegahan dan penanganan sedini
mungkin terhadap penderita obesitas. www.http://jurnalgizikesmas.blogspot.com/

Kejadian obesitas saat ini mulai melanda kelompok umur balita dan
anak sekolah. Obesitas pada anak akan menyebabkan aktivitas dan kreativitas anak
akan menurun, dengan kelebihan berat badan, anak menjadi malas yang pada akhirnya
akan menurunkan tingkat kecerdasaan anak. Obesitas yang tidak dapat dicegah pada masa
anak anak merupakan pemicumunculnya
berbagai
penyakit
degeneratif.Obesitas
berdampak negatif terhadap tumbuh kembang anak terutama aspek perkembangan
psikososial seperti gangguan psikososial seperti rendah diri, depresi dan menarik diri dari
lingkungan.Selain itu, obesitas pada anak beresiko tinggi menjadi obesitas dimasa
dewasa dan berpotensi mengalami berbagai penyebab kesakitan dan kematian(Suhendro,
2003).
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5607/Jurnal%20MKMI
%20Icha.pdf?sequence=1
Faktor Penyebab Obesitas:
Kurang berolah raga. Olah raga akan membantu mengurangi berat tubuh dengan cara
membakar kalori.
Kebiasaan makan yang keliru. Misalnya terlalu banyak mengonsumsi makanan kaya
karbohidrat dan lemak.
Faktor pola makan abnormal. Ada dua pola makan abnormal penyebab obesitas yaitu :
makan dalam jumlah sangat banyak (binge), dan pola makan di malam hari.
Faktor genetik. Faktor genetik berpengaruh sebesar 33 % terhadap berat badan
seseorang.
Faktor Psikis. Makanan menjadi pelarian ketika seseorang mengalami masalah atau
risau.
Faktor kesehatan. Kaitan dengan melambatnya metabolisme. Penyebab perubahan ini
antara lain kelenjar tirois yang kurang aktif, hipogonadisme atau turunnya aktivitas
kelenjar kelamin, sindrm Cusing yakni kelainan metabolisme akibat hiperaktifitas
kelenjar adrenal kortikal.
Pengaruh obat obat tertentu. Steroid dan beberapa obat anti depresi cernberung
mampu menyebabkan penambahan berat badan.
http://www.e-jurnal.com/2013/11/pengertian-obesitas.html
berdasarkan perhitungan indeks masa tubuh membagi BB dalam kg dengan
TB dalam meter kuadrat, klasifikasi kelebihan BB :
1. Obesitas biasa
: bila kelebihan BB < 20% BB ideal
2. Obesitas ringan : bila kelebihan BB 20-30% BB ideal
3. Obesitas sedang : bila kelebihan BB 30-60% BB ideal
4. Obesitas berat
: bila kelebihan BB > 60% BB ideal
www.kopertis7.go.id/uploadjurnal/SAINMED%20Vol%203%20No%20

You might also like