You are on page 1of 30

DEGENERASI

MAKULA
SHINTHIA DARA JULITA
FAIZAH G1A107042

G1A107041

ASRO HAYANI HARAHAP G1A107077

DEGENERASI MAKULA

Definisi
Degenerasi makula adalah suatu

keadaan dimana makula


mengalami kemunduran sehingga
terjadi penurunan ketajaman
penglihatan dan kemungkinan akan
menyebabkan hilangnya fungsi
penglihatan sentral

Anatomi dan Fisiologi

Sel-sel batang dan kerucut di lapisan

fotoreseptor mengubah rangsangan


cahaya menjadi suatu impuls saraf yang
dihantarkan oleh jaras-jaras penglihatan
ke korteks penglihatan oksipital
Fotoreseptor tersusun sedenikian rupa
sehingga kerapatan sel kerucut meningkat
di pusat makula (fovea), semakin
berkurang ke perifer, dan kerapatan sel
batang lebih tinggi di perifer

Fovea berperan pada resolusi

spasial (ketajaman penglihatan)


dan penglihatan warna yang baik
Sementara retina sisanya terutama
digunakan untuk penglihatan
gerak, kontras, dan penglihatan
malam (skotopik).6

Epidemiologi
paling sering menyebabkan

kebutaan pada pasien > 65 tahun.


Resiko untuk yang berusia 85
tahun atau lebih adalah 11-18,5%
wanita = pria
lebih jarang pada orang kulit
hitam.7

Etiologi
penyakit progresif

multifaktorial kompleks yang


dipengaruhi oleh genetik dan
lingkungan.
Kemungkinan juga berperan
genetik dan faktor-faktor resiko
lingkungan, seperti usia, ras
kulit putih, dan merokok.6

Patofisiologi
Patofisiologi tepat tetap tidak

diketahui.
Namun, degenerasi epitel pigmen
retina, yang berhubungan dengan
stres oksidatif, tampaknya
merupakan faktor yang menentukan.

Perubahan-perubahan di matriks

ekstraseluler yang berbatasan dengan


membran Bruch dan pembentukan
deposit-deposit subretina adalah
dasar perkembangan penyakit ini.
Bentuk deposit yang dapat dilihat
dengan oftalmoskop sebagai lesi
kuning diskret subretina disebut
drusen.

Akumulasi deposit ini meningkat

dengan sesuai umur.


Penebalan difus membran bruch
secara progresif akan menurunkan
kemampuan oksigen untuk
menembus epitel pigmen retina dan
fotoreseptor.
Hipoksia yang terjadi menyebabkan
pelepasan faktor-faktor pertumbuhan
dan sitokin, yang merangsang
pertumbuhan pembuluh koroid baru.

Timbulnya daerah-daerah berdefek

di membran Bruch memungkinkan


pembuluh-pembuluh baru terus
tumbuh ke dalam ruangan
subretina, diantara epitel pigmen
retina dan retina, membentuk
suatu membran neovaskuler
koroid.

Pembuluh darah baru tersebut


mengalami kebocoran cairan serosa
dan / atau darah, menimbulkan
distorsi dan berkurangnya kejernihan
penglihatan sental. Selain itu,
penurunan penglihatan dapat terjadi
akibat perkembangan proses
degeneratif menuju kematian sel dan
atrofi epitel pigmen retina.1,3,6,7

Klasifikasi
Dengan menggunakan

oftalmoskop kita bisa membedakan


2 tahap degenerasi makula, yaitu :
Tahap Dini
Tahap Lanjut :
Degenerasi Makula Eksudatif
Degenerasi Makula Non
Eksudatif

Manifestasi Klinis
1. Gangguan penglihatan sentral
2. Distorsi penglihatan

(metamorfopsia)
3. Gangguan membedakan warna

Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
gejala dan hasil pemeriksaan mata
yang meliputi7 :
Oftalmoskopi

Degenerasi makula eksudatif

Degenerasi makula noneksudatif

cont...
Test Amsler Grid

cont...
Angiografi fluoresein
Angiografi fluoresein harus

dikerjakan pada semua pasien


degenerasi makula terkait usia
yang baru mengalami
penurunan penglihatan
Angiografi juga bisa memandu
tatalaksana.6

Angiogram fluoresein

cont...
Optical coherence tomography

(OCT)
Pencitraan OCT
menampakkan cairan
subretina dan intraretina,
serta membran neovaskuler
koroid.7

Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari

degenerasi makula yaitu7 :


Penyakit vascular lain pada
retina, misalnya oklusi vena
cabang retina
Melanoma malignant

Tatalaksana
Tidak ada terapi untuk degenerasi

makula noneksudatif. Penglihatan


dimaksimalkan dengan alat bantu
penglihatan termasuk alat
pembesaran dan teleskop.

Pada pasein degenerasi makula

eksudatif bisa dilakukan fotokoagulasi


laser retina konvensional yang dapat
menyebabkan kerusakan langsung
pada membran neovaskuler koroid.
Inhibitor faktor pertumbuhan endotel
vaskuler (terapi anti-VEGF) telah
diketahui bermanfaat untuk
mengobati neovaskular koroid.6

Komplikasi
Komplikasi primer degenerasi

makula adalah kebutaan


irreversible, baik parsial
maupun total.1

Prognosis
40 % pasien dengan

neovaskularisasi koroid
berkembang menjadi degenerasi
makula pada kedua mata.
Kaca mata dapat
mengembalikan sampai 80%
kemampuan pasien untuk
membaca.7

Kesimpulan
Degenerasi makula dapat

menyebabkan gangguan pada


penglihatan sental. Biasa terjadi
pada orang tua karena berbagai
faktor. Agar tidak terjadi kebutaan
yang ireversibel pada mata
sangatlah penting memeriksaan
mata dari awal keluhan.

Daftar Pustaka

Gorton Nick. Degenerasi makula. Dalam: Teks atlas

kedokteran kegawatdaruratan. Jakarta: Erlangga; 2007. vol


1 hal. 103
Riordan Paul, Eva. Anatomi dan embriologi. Dalam: Susanto
Diana, editor. Vaughan & asbury oftalmologi umum. Edisi ke14. Jakarta: EGC; 2010. hal 13-14
James B, Chew C, Bron A. Retina dan Koroid. Dalam: Lecture
notes oftalmologi. Edisi ke-9. Jakarta: Erlangga; 2006. hal.
110-113
Ilyas Sidarta. Penuntun ilmu penyakit mata. Edisi ke-3.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Jakarta; 2005. hal.
103-105
Lang GE, Lang GK. Retina. Dalam: Ophthalmology: a pocket
textbook atlas. Edisi ke-2. New York: Thieme; 2006. hal. 306
Fletcher EC, Chong NV, Shetlar DJ. Retina. Dalam: Susanto
Diana, editor. Vaughan dan asbury oftalmologi umum. Edisi
ke-14. Jakarta: EGC; 2010. hal 185-189
Lang GE, Lang GK. Retina. Dalam: Ophthalmology: a pocket

TERIMA KASIH

You might also like