Professional Documents
Culture Documents
Gejala dan tanda juvenile angiofibroma nasofaring terkait dengan perluasan tumor ke
rongga hidung, orbita dan basis kranii. Gejala yang khas adalah obstruksi hidung unilateral yang
progresif (80-90 %) dengan rhinorrhea dan epistaksis unilateral berulang (45-60 %). Gejala yang
lain adalah sakit kepala (25 %), nyeri wajah, otitis media unilateral, rinosinusitis kronis,
proptosis dan gangguan penglihatan. Sakit kepala dan nyeri wajah dapat timbul sebagai akibat
sumbatan sinus paranasal. Otitis media unilateral disebabkan gangguan pada tuba eustachius.
Perluasan tumor ke dalam rongga sinonasal dapat menyebabkan rinosinusitis kronis. Proptosis
dan gangguan penglihatan mengindikasikan keterlibatan orbita. Pembengkakan pipi, defisit
neurologis, gangguan penciuman dan otalgia juga dapat terjadi. ( nikolai 2012, Tewfik 2013)
Diagnosis banding
Polip angiomatosa
Polip angiomatosa adalah polip inflamatorik hidung yang mempunyai komponen
vaskuler dan fibrosa. Secara histologi merupaka tumor jinak dan mirip dengan
angiofibroma nasofaring. Polip tidak mempunyai predileksi jenis kelamin. Kemungkinan
adanya polip angiomatosa harus selalu dipikirkan sebelum mempertimbangkan diagnosa
angofibroma, pada pasien dewasa dan perempuan. Gejala yang paling sering muncul
adalah hidung tersumbat dan sering mimisan. Pembesaran lesi secara perlahan dapat
menyebabkan erosi tulang, pendesakan struktur tulang di dekatnya, pipi bengkak dan
eksofthalmus. (Verma , 2011, kumar 2012)
Polip angiomatosa terletak terutama di fossa nasalis dan bukan di nasofaring, tidak
meluas ke fossa pterigopalatina, sinus sphenoidalis, maupun ke intra kranial. Pada
angiografi polip angiomatosa mempunyai tampilan hipovaskuler atau avaskuler. Pada CT
scan polip tidak menyangat atau hanya menyangat minimal. Polip dapat dieksisi dengan
mudah dan jarang terjadi kekambuhan. Angiografi dan embolisasi tidak diperlukan pada
Daftar pustaka
Nicolai P, Schreiber A, Villaret AB. Juvenile Angiofibroma: Evolution of Management.
International Journal of Pediatrics. 2012: 1-11
. Davis RK. Embolization of Epistaxis and Juvenile Nasopharyngeal Angiofibroma. AJR.
1987;148: 209-18
Tewfik TL. Juvenile
Nasopharyngeal
Angiofibroma.
2013.
Diunduh
dari
Kumar B, Pant B, Jeppu S. Infarcted Angiectatic Nasal Polyp with Bone Erosion and
Pterygopalatine Fossa Involvement-Simulating Malignancy. Case Report and Literature
Review. The Internet Journal of Pathology. 2012;13(2): 1-10
Som PM, Curtin HD. Head and Neck Imaging. Elsevier. 2011
Chan M, Bartlett E, Sahgal A, Chan S and Yu E. Imaging of Nasopharyngeal Carcinoma, In:
Carcinogenesis, Diagnosis, and Molecular Targeted Treatment for Nasopharyngeal
Carcinoma.
Shih-Shun
Chen
(Ed.),
2012.
InTech.
Diunduh
dari
http://www.intechopen.com
Hoe J. CT of Nasopharyngeal Carcinoma: Significance of Widening of the Preoccipital Soft
Tissue on Axial Scans. AJR. 1989; 153:867-72
Abdel Razek AAK, King A. MRI and CT of Nasopharyngeal Carcinoma. AJR. 2012; 198:11-8