Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Durian adalah suatu tanaman yang banyak tumbuh di daerah tropis contohnya seperti di
Indonesia. Durian memiliki ciri-ciri yang khas yaitu kulitnya yang berduri dan memiliki
aroma yang khas yang bayak disukai masyarakat. Selain sebagai makanan durian dapat di
olah menjadi dodol, lempo, selai, dan bahan pemberi aroma pada makanan, contohnya pada
biskuit, roti dan permen. Dengan perkembangan industri kecil di Indonesia khususnya
Kalimantan Barat yang bekerja di bidang industri dari olahan buah durian atau para pedagang
buah durian.
Pada awalnya alat yang digunakan untuk membelah durian hanya menggunakan cara manual
yaitu hanya dengan menggunakan parang atau pisau. Namun, dengan cara ini memiliki
banyak kekurangan yaitu dari faktor keamanan yang kurang terjamin, karena kita
berhubungan langsung dengan pisau sehingga membahayakan saat melakukan pembelahan.
Membutuhkan waktu yang lama untuk membelah durian dalam jumlah yang banyak, karena
tekstur kulit durian yang relatif keras sehingga sulit untuk dibelah dengan menggunakan
pisau, khususnya pada industri yang mengolah durian menjadi dodol.
Dengan melihat kekurangan-kekurangan diatas, penulis membuat sebuah teknologi baru
yaitu alat pembelah durian dimana pengoperasiannya secara mekanik yaitu dengan
menggunakan tangan untuk menggerakkan alat dan tanpa harus memegang durian tersebut,
sehingga dapat meningkatkan faktor keamanan, waktu produksi yang lebih efisien dan tidak
membutuhkan tenaga yang besar untuk membelah durian.Umumnya alat ini terdiri dari 5
komponen utama yaitu alat pneumatik ,kerangka mesin,mesin control,poros,mata pembelah
dan dudukan tempat diletakan nya durian tersebut.
(gambar 1.1):
1
Performance
Perceived
Quality
Features
Harapan
Syarat
pengoperasian
3. Kecepatan kerja pembelah durian
Syarat
Syarat
Conformance
PERUBAHAN
Syarat
Syarat
Harapan
Syarat
Syarat
1. Warna menarik
Syarat
Syarat
Aesthetics
Durability
Syarat
Reliabity
Syarat
Serviceability
Price
Syarat
H
S
Harapan
KarakteristikTeknis
Kekuatan bahan konstruksi
Dimensi poros penekan
Dimensipengait
Jenisbahanpelapisgagangpegangan
Diameterporospenekan
Mekanisme badan poros penekan
Mekanisme sistem
zpenggerakporospenekan
Jenis pelapis permukaan pembelah durian
Laju korosi bahan pelapis
Bobot keseluruhan treker
Komponen pendukung
Dimensi pegangan
Jenis sambungan
Kekuatan tekan poros penekan
Hasil
Pengukuran
500(BajaTuang)
UlirM18X1,5
76,2(TipeL)
18
0
0
Chromium
0,50
575
0
1
5,27
SolusiAlternatif
1
2
3
KarakteristikTeknis
Mekanisme sistem penggerak poros penekan
manual
Melintang
Desain pegangan
Plastik
Dinamis
Sedang
Karet
Rendah
Besi
Tinggi
Dari hasil matrik opsi alat pembelah durian didasarkan dari karaktristik teknis,
dimana mekanisme batang poros penekan mudah dioperasikan dan tidak membutuhkan
tenaga ekstra, pegangannya nyaman, dan kekuatan tekan batang poros penekan sesuai dengan
tenaga yang dibutuhkan untuk membelah buah durian. Sehingga didapat opsi konsep
pengembangan alat pembelah durian sebagai berikut:
Konsep A(Gambar pada lampiran 1 dan 2):
1. Prinsip kerja dari gerakan utama alat pembelah durian memanfaatkan prinsip mesin
otomatis dan prinsip pneumatik
2. Mekanisme kerangka alat pembelah durian menggunakan mekanisme body statis.
3. Sistem tekanan yang digunakan adalah sistem tekanan tinggi.
Cara Kerja dari konsep A adalah:
1. Hidupkan mesin otomatis, sehingga pneumatik juga akan mulai bekerja dan valve
membuka.
2. Dengan terbukanya valve, udara bertekanan sedang masuk kedalam silinder pneumatik
yang nantinya akan menekan batang poros beserta mata pembelah nya kedapan.
Bobot
(%)
Konsep A
Rate
Skor
SolusiKonsepAlternatif
Konsep B
Konsep Ref.
Rate
Skor
Nilai Absolut
Nilai Relatif
TindakLanjut?
12%
12%
15%
12%
7%
13%
10%
7%
12%
5
4
4
4
4
3
3
3
3
0,6
0,48
0,6
0,48
0,28
0,39
0,3
0,21
0,36
3
4
4
4
4
3
3
3
3
3,70
36,41%
3
Dikembangkan
0,36
0,48
0,6
0,48
0,28
0,39
0,3
0,21
0,36
3,46
34,06%
Ti2
da
3
3
3
3
3
3
3
3
3
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
3
29,53%
Tuas tekan
Engsel
kerangka
Poros mata
Pisau pembelah
Mata penancap
.
Gambar 3.2 Konsep produk hasil pengembangan (Assembly)
+1
+2
+2
+3
+4
Gambar 4.1 Diagram posisi gerakan lengan atas dengan nilai resikonya masing-masing
Tabel 4.1 Nilai resiko cedera lengan atas berdasarkan gerakan
Jenis gerakan
Memanjang 20dan lengkung 20
Memanjang lebih besar dari 20 atau 20-45
Lengkung 45-90
Lengkung 90 atau lebih
Nilai resiko
1
2
3
4
Jika bahu terangkat, maka nilai sikap ditambahkan 1. Jika lengan atas terpuntir, maka nilai
juga ditambaha dengan 1. Jika lengan seseorang bergerak lalu tertumpu, maka nilai sikap
diturunkan1.
Lengan Bawah
+1
+2
+2
Gambar 4.2 Analisa RULA pada lengan bawah dengan nilai resiko cederanya
Nilai resiko
11
1
2
3
Jika lengan bawah bekerja melewati bagian tengah atau keluar tubuh maka nilai ditambah 1.
Pergelangan Tangan Memutar
Gerakan dari pergelangan tangan adalah memutar[ Tihauser ], dimana pada pergelangan
tangan terdapat 2 jenis gerakan. Nilai risiko cedera yang muncul akibat dari gerakan
pergelangan tangan yang tidak umum (tidak normal) seperti tertera pada table berikut:
Tabel 4.4 Nilai resiko cedera pada gerakan pergelangan tangan (tidak normal)
Jenis gerakan
Pergelangan tangan berada dalam daerah tengah dari puntiran
Pergelangan tangan berada dekat dari akhir jangkauan
Nilai resiko
1
2
pergelangan tangan
+1
+2
+3
+4
Gambar 4.3 Analisa RULA pada posisi gerakan cedera leher
Nilai resiko
1
2
3
4
Lengkung 0-10
Lengkung 10-20
Lengkung 20 atau lebih
Memanjang
Jika leher terpuntir, nilai sikap ditambah 1, dan jika leher tertekan miring kekanan atau
kekiri, nilai risiko ditambah 1.
Punggung
+4
12
+1
+3
+2
Nilai resiko
1
2
3
4
Jika punggung terpuntir maka nilai risiko ditambah 1, dan jika punggung tertekan kearah
samping (bengkok atau miring kekiri atau kekanan) nilai risiko cedera ditambah 1.
Kaki
Akibat aktivitas pada bagian kaki, akan dapat mendatangkan risiko cedera berdasarkan
berbagai gerakan. Tabel berikut menampilkan posisi kaki yang mengakibatkan cedera.
Tabel 4.7 Nilai resiko cedera kaki
Jenis gerakan
Kaki dan telapak kaki didukung dengan baik pada saat
Nilai resiko
1
setimbang
2. Penilaian Kelompok Postur Kerja Tubuh
Penilaian kelompok postur kerja tubuh dapat dilakukan setelah penilaian terhadap
postur kerja tubuh pada grup A dan grup B di atas. Berikut adalah tahapan penilaian
kelompok postur kerja tubuh yaitu:
dengan bantuan table 4.9. Kedua nilai kelompok tersebut ditambahkan dengan risiko yang
muncul dari pergerakan tubuh lainnya, khususnya system otot (muscle), dan beban/gaya
(force).
Tabel 4.8 Matrik untuk mencari nilai pergelangan tangan
13
aktivitas yang membebani otot pada suatu bagian tubuh, khususnya bagian tubuh diatas
pinggang, ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan, yaitu seperti pada table.
Nilai Risiko
0
1
2
tergantung dari jenis beban da lamanya beban tersebut bekerja.Berikut adalah table jenis dan
besar beban yang memungkinkan terjadi risiko cedera.
Tabel 4.11 Nilai beban /gaya berat
Jenis /besar beban
Nilai resiko
14
0
1
2
3
Keterangan
Diterima
Dibutuhkan investigasi dan perubahan jenis gerakan atau
perlu perbaikan desain
Segera dilakukan investigasi
Investigasi dan perubahan harus dilakukan
Posisi tubuh (pergerakan) operator pada saat melepas treker bearing dari poros
1. Analisa Grup A
15
2. Analisa Grup B
3. Penilaian Grup A
16
Nilai grup A = 3
Jadi score total grup A (Nilai C) = nilai grup A + otot + beban
=3+0+0=3
4. Penilaian Grup B
Nilai grup B = 3
Jadi score total grup B (Nilai D) = nilai grup B + otot + beban
=2+0+0=2
5. Nilai Akhir
17
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Setelah melaksanakan proses pembuatan alat pembuka buah durian ini, dapat ditarik
kesimpulan antara lain :
1.
Alat pembuka buah durian ini bekerja dengan menekan tuas dan menurunkn mata pisau
sambil berputar menusuk buah durian dan lengan pembuka akan membuka buah durian.
2. Alat pembuka buah durian ini dibuat berdasarkan perencanaan, kemudian proses pembuatan
3.
kerangka, tiang penyangga, tuas penekan, dudukan buah durian dan lengan pembuka.
Kapasitas alat pembuka buah durian yang telah dibuat adalah 100 biji / jam dengan asumsi
pembukaan buah durian dilakukan secara continyu.
Saran
1. Mata pisau sebaiknya dibuat lebih dari 4 sisi lagi agar proses pembukaan buah durian akan
5.2.
18
DAFTAR PUSTAKA
Wiryosumarto., Okumura, 1994, Teknologi Pengelasan Logam, PT. Pradniyan
Paramita, Jakarta.
http//www. Durian manis. Com
Alfi, Manfaat Buah Durian, www. Blogspot. com
19