You are on page 1of 19

EVALUASI KELAYAKAN USAHA PADA USAHA PEMBUATAN

KERUPUK KULIT ( DOROKDOK ) DI HOME INDUSTRI IBU JENAB

KHOEMAINI RULLAH

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN


POLITEKNIK AGROINDUSTRI
2010

1
EVALUASI KELAYAKAN USAHA PADA USAHA PEMBUATAN
KERUPUK KULIT ( DOROKDOK ) DI HOME INDUSTRI IBU JENAB

KHOEMAINI RULLAH

Proposal Magang

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Lulus

Program D-3 Pada

Program Studi Teknologi Pengolahan

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN


POLITEKNIK AGROINDUSTRI
2010

2
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Evaluasi Kelayakan Usaha Pada Usaha Pembuatan Kerupuk Kulit

( Dorokdok ) Di Home Industri Ibu Jenab

Nama : Khoemaini Rullah

Npm : A. 072013

Program Studi : Teknolagi Pengolahan

Mengetahui,

Ir. Jumali

Pembimbing

Tanggal Pengesahan ……………

3
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
tugas akhir yang berjudul “Evaluasi Kelayakan Usaha pada Usaha Pembuatan Kerupuk
Kulit (Dorokdok) Di Home Industri Ibu Jenab”. Proposal tugas akhir ini disusun guna
memenuhi salah satu syarat wajib kelulusan D3 Jurusan Tekhnologi Pengolahan di Politeknik
Agroindustri.

Selama penulisan proposal tugas akhir ini tak lepas dari hambatan dan kesulitan,
penulis banyak mendapat pengarahan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga proposal
tugas akhir ini dapat penulis selesaikan.

Pada kesempatan ini izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :

1. Ir.Jumali, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan


pengarahannya.
2. Dr,H, Udjianto. Selaku Direktur Politeknik Agroindustri
3. Orang Tua tercinta
4. Semua pihak yang telah ikut membantu penyusunan proposal ini

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini belum sempurna, sehingga kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata , penulis berharap semoga proposal
tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Sukamandi, Februari 2010

Penulis

4
RINGKASAN

KHOEMAINI RULLAH, evaluasi kelayakan usaha pada usaha pembuatan kerupuk kulit

(dorokdok), dibimbing oleh Ir.Jumali

Pada umumnya setiap kegiatan usaha memiliki tujuan. Tujuan tersebut bisa jangka pendek dan

jangka panjang. Adapun tujuan jangka pendek usaha home industri “Ibu Jenab” adalah

mendapat laba sebesar-besarnya, sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah untuk

mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Untuk itu maka salah satu usaha yang

ditempuh oleh home industri adalah dengan melakukan suatu investasi baru atau pendirian

usaha baru. Dalam melaksanakan hal tersebut, diperlukan dana yang besar yang memerlukan

pertimbangan-pertimbangan yang benar. Selama ini home industri tersebut belum dapat

memenuhi permintaan kerupuk kulitnya. Dalam hubungannya dengan usaha pembuatan

kerupuk kulit (dorokdok) tersebut, perlu dianalisa dengan benar dan tepat sehingga tidak

menimbulkan kerugian.

Dalam hal ini penulis mencoba untuk meneliti dan menganalisa kelayakan dari kegiatan usaha

tersebut dengan menggunakan metode analisa aspek-aspek dalam studi kelayakan yaitu : aspek

pasar dan pemasaran, aspek teknis dan produksi, aspek manajemen operasional, aspek

lingkungan dan sosial budaya, dan aspek ekonomi dan keuangan. dalam aspek ekonomi dan

keuangan dilakukan evaluasi penilaian kelayakan dengan menggunakan B/C rasio, BEP, POT,

dan ROI.

5
DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL……………………………………………………………………………….. i

LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………... ii

RINGKASAN………………………………………………………………………… iii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………. iv

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang…………………………………………………………… 1

1.2. Kerangka Pemikiran……………………………………………………... 2

1.3. Maksud dan Tujuan……………………………………………………… 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………….. 4

BAB III. METODE PENGUMPULAN DATA

DAFTAR PUSTAKA

6
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kerupuk adalah jenis pangan yang digemari di Indonesia.Berbagai kalangan menyukai

jenis pangan ini baik golongan rendah maupun golongan yang tinggi. Kerupuk sangat beragam

dalam bentuk, ukuran, bau, warna, rasa, kerenyahan, ketebalan dan nilai gizinya. Perbedaan ini

bisa disebabkan pengaruh budaya daerah penghasil kerupuk, bahan baku dan bahan tambahan

yang digunakan serta alat dan cara pengolahannya.

Komposisi bahan sendiri beserta pengolahannya akan sangat mempengaruhi kualitas

kerupuk, dimana komposisi bahan ini juga mempengaruhi pengembangan pada kerupuk

tersebut. Secara umum bahan baku yang digunakan adalah tepung tapioka, sedangkan bahan

tambahannya dapat berupa ikan atau udang, telur atau susu, garam, gula, air dan bumbu yang

terdiri dari bawang merah, bawang putih, ketumbar dan sebagainya. Jumlah dan jenis bumbu

yang digunakan tergantung pada selera masing-masing.

Produk kerupuk sendiri akan mengalami pengembangan akibat adanya perlakuan

panas, dimana pengembangan ini akibat adanya pengaruh dari amilopektin dan amilosa yang

terkandung dalam pati sebagai bahan baku dasar dari pembuatan kerupuk ini.

Pengembangan pada kerupuk ada dua, yaitu pengembangan linier dan pengembangan volume,

pengembangan linier dianalogikan sebagai pengembangan kesatu arah, sedangkan

pengembangan volume sebagai pengemabnagan kesegala arah. Seperti pada kerupuk,

pengembanagn linier ini diperoleh dengan cara mengukur luas permukaan kerupuk sebelum

dan sesudah penggorengan. Sedangkan pengembangan volume, nilainya diperoleh dengan

memasukkan kerupuk pada bahan berpasir, dimana dalam wadah 100ml bahan berpasir dan

7
kerupuk dimasukkan bersama-sama sehingga didapat sisa bahan berpasir dari jumlahnya yang

juga sebesar 100 ml wadah

Usaha adalah sesuatu bentuk yang dapat menghasilkan uang dan dapat meningkatkan

taraf hidup seseorang untuk lebih baik. Suatu badan usaha yang kita jalankan dapat

menghasilkan laba, atau pendapatan yang semaksimal mungkin, kita menyelenggarakan usaha

yang bermanfaat dan menguntungkandalam kesejahteraan hidup. Selain itu, dalam

menjalankan usaha harus mengikuti hukum-hukum ekonomi yang rasional serta norma-norma

kebiasaan dalam dunia usaha sehingga dapat membantu pembangunan yang sedang dilaksakan

oleh pemerintah.

Agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, pemerintah tidak hanya bekerja sendiri Tetapi

juga membuka luas bagi pihak swasta untuk berpartisifasi memenuhi permintaan akan

kebutuhan pokok masyarakat yang makin meningkat.

Aktifitas perdagangan, merupakan suatu komponen ekonomi dan merupakan sarana untuk

memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, maka saya berinisiatif untuk mencoba menganalisa

kelayakan usaha di home industri ibu Jenab yang bergerak dibbdang pembuatan kerupuk kulit

(dorokdok) yang berbahan baku tepung terigu, disini saya ingin mengetahui apakah usaha

home industri tersebut layak untuk dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pokok

masyarakat dan untuk kelangsungan hidup usaha tersebut.

1.2 Keerangka Pemikiran

Dalam menjalankan suatu usaha sebaiknya direncanakan dengan matang dari berbagai

aspek yang mempengaruhi yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis produksi dan

teknologis, aspek manajemen dan sumber daya manusia, aspek hukum dan legalitas, serta

aspek keuangan dan ekonomi.. Seorang investor yang baik tentunya tidak akan tergesa-gesa

dalam melaksanakan gagasannya, sebelum yakin tentang untung ruginya usaha yang

8
direncanakan. Tindakan yang dilakukannya adalah dengan mengadakan analisis kelayakan

usaha atau proyek dengan menggunakan Studi Kelayakan Bisnis (SKB) untuk meneliti apakah

usaha yang direncanakan secara teknis, ekonomis dan komersial cukup menguntungkan? dan

layak atau tidak untuk dilaksanakan. Secara singkat dapat diilustrasikan dalam gambar 1

berikut:

Rencana
Pengembangan

Aspek pasar Aspek teknis Aspek Aspek hukum Aspek


& & manajemen & keuangan
pemasaran teknologis & SDM legalitas & ekonomi

Analisis
kelayakan
investasi

LAYAK TIDAK
LAYAK
Gambar 1.
Kerangka Pemikiran

1.3 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dari penulisan laporan praktek ini untuk mengetahui produk yang di produksi

oleh hom industri Ibu Jenap dan mengetahui kelayakan usaha yang dikembangkan oleh home

industri tersebut.

Tujauannya adalah untuk mengetahui cara memproduksi produk makanan seperti kerupuk

kulit (dorokdok) yang dilakukan oleh home industri Ibu Jenab dan untuk mengetahui cara

mendirikan suatu usaha yang menguntungkan.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerupuk

a. .Pengertian Kerupuk

Kerupuk atau krupuk adalah makanan ringan yang di buat dari adonan tepung tapioka

dicampur bahan perasa seperti udang atau ikan.kerupuk dibuat dengan mengukus adonan

sebelum dipotong tipis-tipis, dikeringkan di bawah sinar matahari dan di goreng dengan

minyak goreng yang banyak.(Anonim, 2007). Kerupuk bertekstur garing dan sering di jadikan

pelengkap untuk berbagai makanan Indonesia seperti nasi goreng dan gado-gado. (Anonim,

2007).

b. Macam-macam Kerupuk

Kerupuk biasanya di jual di dalam kemasan yang belum digoreng, dengan beragam

jenis. Kerupuk udang dan kerupuk ikan adalah jenis kerupuk yang paling umum dijumpai di

Indonesia. Kerupuk berharga murah atau kerupuk aci atau kerupuk mlarat hanya di buat dari

adonan sagu di campur garam, bahan pewarna makanan, dan vetsin. Kerupuk kulit atau

kerupuk ikan biasanya yang sulit mengembang ketika di goreng, perlu di goreng sebanyak dua

kali. Kerupuk perlu di goreng terlebih dahulu dengan minyak goreng bersuhu rendah sebelum

di pindahkan kedalam wajan berisi minyak goreng panas. (Anonim, 2007). Jenis kerupuk yang

lain seperti kerupuk kemplang, kerupuk gendar, kerupuk jengkol, kerupuk sanjai, kerupuk

bawang putih, kerupuk rengginang, dan kerupuk susu yang bisa menjadi alternatif cemilan

sehat.(Ifah, 2006)

10
2.2. Produk

Produk merupakan titik pusat dari kegiatan pemasaran karena produk merupakan hasil

dari suatu perusahaan yang dapat ditawarkan ke pasar untuk di konsumsi dan merupakan alat

dari suatu perusahaan untuk mencapai tujuan dari perusahaannya. Suatu produk harus

memiliki keunggulan dari produk-produk yang lain baik dari segi kualitas, desain, bentuk,

ukuran, kemasan, pelayanan, garansi, dan rasa agar dapat menarik minat konsumen untuk

mencoba dan membeli produk tersebut.

2.2.1. Pengertian Produk

Pengertian produk ( product ) menurut Kotler & Armstrong, (2001: 346) adalah

segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli,

digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Secara

konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa

ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan

kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi

serta daya beli pasar. Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen

yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Produk dipandang penting oleh

konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.

2.2.2. Atribut Produk

Menurut Kotler & Armstrong (2001:354) beberapa atribut yang menyertai dan

melengkapi produk (karakteristik atribut produk) adalah:

a. Merek (branding)

Merek (brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau

11
kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi

produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan membedakannya dari produk

pesaing. Pemberian merek merupakan masalah pokok dalam strategi produk.

Pemberian merek itu mahal dan memakan waktu, serta dapat membuat produk itu

berhasil atau gagal. Nama merek yang baik dapat menambah keberhasilan yang besar

pada produk (Kotler & Armstrong, 2001:360

b. Pengemasan (packing)

Pengemasan (packing) adalah kegiatan merancang dan membuat wadah atau

pembungkus suatu produk.

c. Kualitas Produk (Product Quality)

Kualitas Produk (Product Quality) adalah kemampuan suatu produk

untuk melaksanakan fungsinya meliputi, daya tahan keandalan,

ketepatan kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai

lainnya. Untuk meningkatkan kualitas produk perusahaan dapat

menerapkan program ”Total Quality Manajemen (TQM)". Selain mengurangi

kerusakan produk, tujuan pokok kualitas total adalah untuk meningkatkan nilai

pelanggan.

2.2.3. Tingkatan Produk.

Pada dasarnya tingkatan produk adalah sebagai berikut:

a. Produk Inti (Core Product)

Produk inti terdiri dari manfaat inti untuk pemecahan masalah yang dicari konsumen

ketika mereka membeli produk atau jasa

b. Produk Aktual (Actual Product)

12
Seorang perencana produk harus menciptakan produk aktual (actual product)

disekitar produk inti. Karakteristik dari produk aktual diantaranya, tingkat

kualitas, nama merek, kemasan yang dikombinasikan dengan cermat untuk

menyampaikan manfaat inti (Kotler & Armstrong, 2001:348).

c. Produk Tambahan

Produk tambahan harus diwujudkan dengan menawarkan jasa pelayanan

tambahan untuk memuaskan konsumen, misalnya dengan menanggapi dengan baik

claim dari konsumen dan melayani konsumen lewat telepon jika konsumen

mempunyai masalah atau pertanyaan. (Kotler & Armstrong, 2001: 349).

2.2.4. Klasifikasi Produk.

Menurut Fandy Tjiptono (2000:98) klasifikasi produk bisa dilakukan atas

berbagai macam sudut pandang. Berdasarkan berwujud tidaknya, produk dapat

diklasifikasikan kedalam dua kelompok utama yaitu barang dan jasa. Ditinjau dari aspek

daya tahannya, terdapat dua macam barang, yaitu:

a. Barang Tidak Tahan Lama (Nondurable Goods)

Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis

dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Contohnya

adalah sabun, minuman dan makanan ringan, kapur tulis, gula dan

garam.

b. Barang Tahan Lama (Durable Goods)

Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama

dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu

tahun atau lebih). Contohnya antara lain TV, lemari es, mobil dan komputer.

Selain berdasarkan daya tahannya, produk pada umumnya juga diklasifikasikan

13
berdasarkan siapa konsumennya dan untuk apa produk tersebut dikonsumsi. Berdasarkan

kriteria ini, produk dapat dibedakan menjadi barang konsumen (costumer's goods)

dan barang industri (industrial's goods) . Barang konsumen adalah barang yang

dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan

untuk tujuan bisnis. Umumnya barang konsumen dapat diklasifikasikan menjadi

empat jenis yaitu:

a. Convinience Goods

Convinience goods merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi

pembelian tinggi (sering beli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya

memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam pembandingan dan

pembeliannya. Contohnya sabun, pasta gigi, baterai, makanan, minuman, majalah,

surat kabar, payung dan jas hujan.

b. Shopping Goods

Shopping goods adalah barang-barang dalam proses pemilihan dan

pembeliannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang

tersedia. Kriteria perbandingan tersebut meliputi harga, kualitas dan model masing-

masing barang. Contohnya alat-alat rumah tangga (TV, mesin cuci tape recorder),

furniture (mebel), pakaian.

c. Specially Goods

Specially goods adalah barang-barang yang memiliki karakteristik dan identifikasi

merek yang unik di mana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus

untuk membelinya. Contohnya adalah barang-barang mewah dengan merek dan

model spesifik.

14
d. Unsought Goods

Unsought goods merupakan barang-barang yang diketahui konsumen atau

kalaupun sudah diketahui tetapi pada umumnya belum terfikirkan untuk membelinya.

Contohnya asuransi jiwa, batu nisan, tanah kuburan (Tjiptono, 2000 : 99-100 ).

BAB III

METODE PENGUMPULAN DATA

3.1 Tempat Dan Waktu

Praktek lapangan di home industri Ibu Jenap yang beralamat di dusun margaluyu timur

No. 123 RT. 31 RW. 14 Desa Sukamaindi Jaya Kecanatan ciasem. Praktek berlangsung mulai

dari tanggal 17 maret s/d 17 april 2010.

3.2. Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan cara :

3.2.1. Data Primer

Pengumpulan data primer yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung di

lapangan pada saat praktek kerja lapangan. Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara :

1. Wawancara, dalam hal ini wawancara dilakukan dengan pemilik home industri yaitu

Ibu Jenab dan para karyawan yang bekerja di home industri tersebut, serta ihak lain

yang dirasakan perlu untuk diwawancarai.

2. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan secara langsung terhadap keadaan yang

sebenarnya di lapangan.

15
3. Partsipasi langsung ke lapangan, yaitu melaksanakan pratek langsung ke lapangan dan

mencaat semua kegiatan yang berhubungan dengan laporan.

3.2.2. Data sekunder

Pengumpulan data sekunder yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara tidak langsung

yang berhubungan dengan penyusunan laporan. Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara

studi kepustakaan. Dalam hal ini yang dilakukan oleh penulis adalah mempelajari dari liteatur

lain berupa buku-buku ilmu pengetahuan yang ada hubungannya dengan penyusunan laporan

ini. Serta mencatat dan mengumpulkan data yang berkaitan dangan penysunan laporan.

16
DAFTAR PSTAKA

Anonim.2007. Kerupuk. Jakarta : Wikimedia Indonesia

Anonim. 2006. Tepung Tapioka. Jakarta : Pusat Dokumentasi dan Informasi

Anonim, 2004b. Pekerjaan Rencana Pengembanagn Usaha (Bisnis Plan) Kapet dan Evaluasi

Kelayakan Peluang Investasi. Laporan Akhir. PT. Santika Consultindo-BP.Kapet Batulicin

______, 2007b. Metodologi Penelitian dan Pengkajian Perikanan. . Accessed 29 September

2007.

Bappeda Kabupaten Tanah Bumbu, 2003. Lapporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Tanah Bumbu. Bappeda Tanah Bumbu Kalimantan Selatan.

BPS Kabupaten Tanah Bumbu, 2004.. Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka. Pemerintah

Kabupaten Tanah Bumbu. Kalimantan Selatan

Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), 2002. Pedoman Umum Penataan Ruang Pesisir

dan Pulau-pulau Kecil. Depertemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

17
Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), 2002. Kriteria Kesesuaian Lahan. Dirjen Pesisir

dan Pulau-Pulau Kecil. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Dinas Perikanan dan Kelautan propinsi Kalimatan Selatan, 2004. Laporan Tahunan Dinas

Perikanan dan Kelautan Propinsi Kalimantan Tahun 2003/2004 Selatan. Kalimantan Selatan.

_________, 2005. Laporan Tahunan Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Kalimantan

Tahun 2004/2005 Selatan. Kalimantan Selatan.

Eddy Prahasta, 2007. Sistem Informasi Geografis Tutorial ArcView. Informatika. Bandung.

Hernanto., F, 1989. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta Bappeda Tanah Bumbu, 2003.

Handoko, 1995. Klimatologi Dasar. PT. Dunia Pustaka. Jakarta.

Ibnu Dwi Purnomo, 1993. Tambak Udang Windu Sistem Pengelolaan Berpola Intensif.

Kanisius. Yogyakarta.

Muchammad Nazir, 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Suryanto.,A, 2004. Pedoman Zonasi. Pendekatan Daya Dukung Lingkungan Dalam

Pemanfaatan Potensi Wilayah Pesisir dan lautan. Bahan Bacaan Matakuliah Tata Ruang dan

Pulau-Pulau Kecil. Universitas Diponegoro. Semarang.

Anuraga, Pandji dan Djoko Sudantoko. 2002. Koperasi, Kewirausahaan dan Usaha Kecil.

Rineka Cipta. Jakarta.

Saladin, Djaslim. 2003. Intisari Pemasaran & Unsur-unsur Pemasaran. Linda Karya. Bandung.

18
Umar, husein. 2003. Studi Kelayakan Bisnis (Edisi 2). Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

_____________, 2004. Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, Pelaksanaan &

Pengendalian). Linda Karya. Bandung.

Anonim . 2006. Data Monografi Kelurahan Karadenan Tahun 2005. Cibinong. Bogor.

_____________, 2006. Laporan Tahunan Kelurahan Karadenan Tahun 2005. Cibinong. Bogor

19

You might also like