Professional Documents
Culture Documents
KHOEMAINI RULLAH
1
EVALUASI KELAYAKAN USAHA PADA USAHA PEMBUATAN
KERUPUK KULIT ( DOROKDOK ) DI HOME INDUSTRI IBU JENAB
KHOEMAINI RULLAH
Proposal Magang
2
LEMBAR PENGESAHAN
Npm : A. 072013
Mengetahui,
Ir. Jumali
Pembimbing
3
KATA PENGANTAR
Selama penulisan proposal tugas akhir ini tak lepas dari hambatan dan kesulitan,
penulis banyak mendapat pengarahan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga proposal
tugas akhir ini dapat penulis selesaikan.
Pada kesempatan ini izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini belum sempurna, sehingga kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata , penulis berharap semoga proposal
tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
4
RINGKASAN
KHOEMAINI RULLAH, evaluasi kelayakan usaha pada usaha pembuatan kerupuk kulit
Pada umumnya setiap kegiatan usaha memiliki tujuan. Tujuan tersebut bisa jangka pendek dan
jangka panjang. Adapun tujuan jangka pendek usaha home industri “Ibu Jenab” adalah
mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Untuk itu maka salah satu usaha yang
ditempuh oleh home industri adalah dengan melakukan suatu investasi baru atau pendirian
usaha baru. Dalam melaksanakan hal tersebut, diperlukan dana yang besar yang memerlukan
pertimbangan-pertimbangan yang benar. Selama ini home industri tersebut belum dapat
kerupuk kulit (dorokdok) tersebut, perlu dianalisa dengan benar dan tepat sehingga tidak
menimbulkan kerugian.
Dalam hal ini penulis mencoba untuk meneliti dan menganalisa kelayakan dari kegiatan usaha
tersebut dengan menggunakan metode analisa aspek-aspek dalam studi kelayakan yaitu : aspek
pasar dan pemasaran, aspek teknis dan produksi, aspek manajemen operasional, aspek
lingkungan dan sosial budaya, dan aspek ekonomi dan keuangan. dalam aspek ekonomi dan
keuangan dilakukan evaluasi penilaian kelayakan dengan menggunakan B/C rasio, BEP, POT,
dan ROI.
5
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL……………………………………………………………………………….. i
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………... ii
RINGKASAN………………………………………………………………………… iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………. iv
BAB I. PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
6
BAB I
PENDAHULUAN
jenis pangan ini baik golongan rendah maupun golongan yang tinggi. Kerupuk sangat beragam
dalam bentuk, ukuran, bau, warna, rasa, kerenyahan, ketebalan dan nilai gizinya. Perbedaan ini
bisa disebabkan pengaruh budaya daerah penghasil kerupuk, bahan baku dan bahan tambahan
kerupuk, dimana komposisi bahan ini juga mempengaruhi pengembangan pada kerupuk
tersebut. Secara umum bahan baku yang digunakan adalah tepung tapioka, sedangkan bahan
tambahannya dapat berupa ikan atau udang, telur atau susu, garam, gula, air dan bumbu yang
terdiri dari bawang merah, bawang putih, ketumbar dan sebagainya. Jumlah dan jenis bumbu
panas, dimana pengembangan ini akibat adanya pengaruh dari amilopektin dan amilosa yang
terkandung dalam pati sebagai bahan baku dasar dari pembuatan kerupuk ini.
Pengembangan pada kerupuk ada dua, yaitu pengembangan linier dan pengembangan volume,
pengembanagn linier ini diperoleh dengan cara mengukur luas permukaan kerupuk sebelum
memasukkan kerupuk pada bahan berpasir, dimana dalam wadah 100ml bahan berpasir dan
7
kerupuk dimasukkan bersama-sama sehingga didapat sisa bahan berpasir dari jumlahnya yang
Usaha adalah sesuatu bentuk yang dapat menghasilkan uang dan dapat meningkatkan
taraf hidup seseorang untuk lebih baik. Suatu badan usaha yang kita jalankan dapat
menghasilkan laba, atau pendapatan yang semaksimal mungkin, kita menyelenggarakan usaha
menjalankan usaha harus mengikuti hukum-hukum ekonomi yang rasional serta norma-norma
kebiasaan dalam dunia usaha sehingga dapat membantu pembangunan yang sedang dilaksakan
oleh pemerintah.
Agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, pemerintah tidak hanya bekerja sendiri Tetapi
juga membuka luas bagi pihak swasta untuk berpartisifasi memenuhi permintaan akan
Aktifitas perdagangan, merupakan suatu komponen ekonomi dan merupakan sarana untuk
memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, maka saya berinisiatif untuk mencoba menganalisa
kelayakan usaha di home industri ibu Jenab yang bergerak dibbdang pembuatan kerupuk kulit
(dorokdok) yang berbahan baku tepung terigu, disini saya ingin mengetahui apakah usaha
home industri tersebut layak untuk dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pokok
Dalam menjalankan suatu usaha sebaiknya direncanakan dengan matang dari berbagai
aspek yang mempengaruhi yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis produksi dan
teknologis, aspek manajemen dan sumber daya manusia, aspek hukum dan legalitas, serta
aspek keuangan dan ekonomi.. Seorang investor yang baik tentunya tidak akan tergesa-gesa
dalam melaksanakan gagasannya, sebelum yakin tentang untung ruginya usaha yang
8
direncanakan. Tindakan yang dilakukannya adalah dengan mengadakan analisis kelayakan
usaha atau proyek dengan menggunakan Studi Kelayakan Bisnis (SKB) untuk meneliti apakah
usaha yang direncanakan secara teknis, ekonomis dan komersial cukup menguntungkan? dan
layak atau tidak untuk dilaksanakan. Secara singkat dapat diilustrasikan dalam gambar 1
berikut:
Rencana
Pengembangan
Analisis
kelayakan
investasi
LAYAK TIDAK
LAYAK
Gambar 1.
Kerangka Pemikiran
Adapun maksud dari penulisan laporan praktek ini untuk mengetahui produk yang di produksi
oleh hom industri Ibu Jenap dan mengetahui kelayakan usaha yang dikembangkan oleh home
industri tersebut.
Tujauannya adalah untuk mengetahui cara memproduksi produk makanan seperti kerupuk
kulit (dorokdok) yang dilakukan oleh home industri Ibu Jenab dan untuk mengetahui cara
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerupuk
a. .Pengertian Kerupuk
Kerupuk atau krupuk adalah makanan ringan yang di buat dari adonan tepung tapioka
dicampur bahan perasa seperti udang atau ikan.kerupuk dibuat dengan mengukus adonan
sebelum dipotong tipis-tipis, dikeringkan di bawah sinar matahari dan di goreng dengan
minyak goreng yang banyak.(Anonim, 2007). Kerupuk bertekstur garing dan sering di jadikan
pelengkap untuk berbagai makanan Indonesia seperti nasi goreng dan gado-gado. (Anonim,
2007).
b. Macam-macam Kerupuk
Kerupuk biasanya di jual di dalam kemasan yang belum digoreng, dengan beragam
jenis. Kerupuk udang dan kerupuk ikan adalah jenis kerupuk yang paling umum dijumpai di
Indonesia. Kerupuk berharga murah atau kerupuk aci atau kerupuk mlarat hanya di buat dari
adonan sagu di campur garam, bahan pewarna makanan, dan vetsin. Kerupuk kulit atau
kerupuk ikan biasanya yang sulit mengembang ketika di goreng, perlu di goreng sebanyak dua
kali. Kerupuk perlu di goreng terlebih dahulu dengan minyak goreng bersuhu rendah sebelum
di pindahkan kedalam wajan berisi minyak goreng panas. (Anonim, 2007). Jenis kerupuk yang
lain seperti kerupuk kemplang, kerupuk gendar, kerupuk jengkol, kerupuk sanjai, kerupuk
bawang putih, kerupuk rengginang, dan kerupuk susu yang bisa menjadi alternatif cemilan
sehat.(Ifah, 2006)
10
2.2. Produk
Produk merupakan titik pusat dari kegiatan pemasaran karena produk merupakan hasil
dari suatu perusahaan yang dapat ditawarkan ke pasar untuk di konsumsi dan merupakan alat
dari suatu perusahaan untuk mencapai tujuan dari perusahaannya. Suatu produk harus
memiliki keunggulan dari produk-produk yang lain baik dari segi kualitas, desain, bentuk,
ukuran, kemasan, pelayanan, garansi, dan rasa agar dapat menarik minat konsumen untuk
Pengertian produk ( product ) menurut Kotler & Armstrong, (2001: 346) adalah
segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli,
digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Secara
konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa
kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi
serta daya beli pasar. Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen
yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Produk dipandang penting oleh
Menurut Kotler & Armstrong (2001:354) beberapa atribut yang menyertai dan
a. Merek (branding)
Merek (brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau
11
kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi
produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan membedakannya dari produk
Pemberian merek itu mahal dan memakan waktu, serta dapat membuat produk itu
berhasil atau gagal. Nama merek yang baik dapat menambah keberhasilan yang besar
b. Pengemasan (packing)
kerusakan produk, tujuan pokok kualitas total adalah untuk meningkatkan nilai
pelanggan.
Produk inti terdiri dari manfaat inti untuk pemecahan masalah yang dicari konsumen
12
Seorang perencana produk harus menciptakan produk aktual (actual product)
c. Produk Tambahan
claim dari konsumen dan melayani konsumen lewat telepon jika konsumen
diklasifikasikan kedalam dua kelompok utama yaitu barang dan jasa. Ditinjau dari aspek
Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis
adalah sabun, minuman dan makanan ringan, kapur tulis, gula dan
garam.
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama
dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu
tahun atau lebih). Contohnya antara lain TV, lemari es, mobil dan komputer.
13
berdasarkan siapa konsumennya dan untuk apa produk tersebut dikonsumsi. Berdasarkan
kriteria ini, produk dapat dibedakan menjadi barang konsumen (costumer's goods)
dan barang industri (industrial's goods) . Barang konsumen adalah barang yang
dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan
a. Convinience Goods
pembelian tinggi (sering beli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya
b. Shopping Goods
tersedia. Kriteria perbandingan tersebut meliputi harga, kualitas dan model masing-
masing barang. Contohnya alat-alat rumah tangga (TV, mesin cuci tape recorder),
c. Specially Goods
merek yang unik di mana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus
model spesifik.
14
d. Unsought Goods
kalaupun sudah diketahui tetapi pada umumnya belum terfikirkan untuk membelinya.
Contohnya asuransi jiwa, batu nisan, tanah kuburan (Tjiptono, 2000 : 99-100 ).
BAB III
Praktek lapangan di home industri Ibu Jenap yang beralamat di dusun margaluyu timur
No. 123 RT. 31 RW. 14 Desa Sukamaindi Jaya Kecanatan ciasem. Praktek berlangsung mulai
Pengumpulan data primer yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung di
lapangan pada saat praktek kerja lapangan. Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara :
1. Wawancara, dalam hal ini wawancara dilakukan dengan pemilik home industri yaitu
Ibu Jenab dan para karyawan yang bekerja di home industri tersebut, serta ihak lain
sebenarnya di lapangan.
15
3. Partsipasi langsung ke lapangan, yaitu melaksanakan pratek langsung ke lapangan dan
Pengumpulan data sekunder yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara tidak langsung
yang berhubungan dengan penyusunan laporan. Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara
studi kepustakaan. Dalam hal ini yang dilakukan oleh penulis adalah mempelajari dari liteatur
lain berupa buku-buku ilmu pengetahuan yang ada hubungannya dengan penyusunan laporan
ini. Serta mencatat dan mengumpulkan data yang berkaitan dangan penysunan laporan.
16
DAFTAR PSTAKA
Anonim, 2004b. Pekerjaan Rencana Pengembanagn Usaha (Bisnis Plan) Kapet dan Evaluasi
2007.
Bappeda Kabupaten Tanah Bumbu, 2003. Lapporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
BPS Kabupaten Tanah Bumbu, 2004.. Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka. Pemerintah
Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), 2002. Pedoman Umum Penataan Ruang Pesisir
17
Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), 2002. Kriteria Kesesuaian Lahan. Dirjen Pesisir
Dinas Perikanan dan Kelautan propinsi Kalimatan Selatan, 2004. Laporan Tahunan Dinas
Perikanan dan Kelautan Propinsi Kalimantan Tahun 2003/2004 Selatan. Kalimantan Selatan.
_________, 2005. Laporan Tahunan Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Kalimantan
Eddy Prahasta, 2007. Sistem Informasi Geografis Tutorial ArcView. Informatika. Bandung.
Hernanto., F, 1989. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta Bappeda Tanah Bumbu, 2003.
Ibnu Dwi Purnomo, 1993. Tambak Udang Windu Sistem Pengelolaan Berpola Intensif.
Kanisius. Yogyakarta.
Pemanfaatan Potensi Wilayah Pesisir dan lautan. Bahan Bacaan Matakuliah Tata Ruang dan
Anuraga, Pandji dan Djoko Sudantoko. 2002. Koperasi, Kewirausahaan dan Usaha Kecil.
Saladin, Djaslim. 2003. Intisari Pemasaran & Unsur-unsur Pemasaran. Linda Karya. Bandung.
18
Umar, husein. 2003. Studi Kelayakan Bisnis (Edisi 2). Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Anonim . 2006. Data Monografi Kelurahan Karadenan Tahun 2005. Cibinong. Bogor.
_____________, 2006. Laporan Tahunan Kelurahan Karadenan Tahun 2005. Cibinong. Bogor
19