You are on page 1of 33

Abortus

Raditia Kurniawan
102011219/D-9

PENDAHULUAN

Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi


sebelum
kandungan
digunakan

janin

dapat

dan
kehamilan

hidup

sebagai
kurang

diluar
batasan
dari

20

minggu atau berat anak kuraang dari 500


gram.

Diperkirakan di seluruh dunia abortus terjadi


pada sekitar 42 juta orang, 20 juta orang di
antaranya melakukan aborsi karena terapeutik
dan 22 juta orang lagi melakukan aborsi karena
kehamilan tidak diinginkan

Di antara orang yang melakukan aborsi karena


kehamilan yang tidak diinginkan mengalami
kematian

karena

sebanyak 13 %.

komplikasi

yang

serius

SKENARIO

Seorang wanita dan suaminya adalah pasangan


yang baru menikah 6 bulan lalu. Suatu hari
ketika suaminya sedang bekerja, perut Ny. B
mules dan keluar darah dari kemaluannya.
Sebenarnya ia sudah terlambat bulan tetapi
belum memberitahu suaminya karena akan
memberi surprise pada suami tercinta.

ANAMNESIS

Menanyakan identitas ibu (nama pasien, nama suami, alamat,


agama, pendidikan terakhir, pekerjaan, suku bangsa)

Menyakan keluhan utama, sudah berapa lama dirasakan, dan


adakah hubungannya dengan kehamilannya saat ini, apakah
pada kehamilan terdahulu (jika sudah pernah melahirkan
sebelumnya) keluhan ini dirasakan juga.

Sekarang sudah hamil berapa bulan? Sudah kehamilan yang


ke berapa? Adakah komplikasi selama kehamilan terdahulu?
Pernah keguguran atau tidak?

Apakah ada keluhan lain seperti demam, hemoroid,


kelelahan,

pusing,

cepat

lelah,

nafsu

makan

berkurang, dll?

Apakah pernah ada pendarahan sebelumnya? Bila


ada, apakah disertai jaringan?

Apakah memiliki penyakit kronis seperti gagal ginjal


kronis, SLE, dll?

Bagaimana kebiasaan makan sehari-hari? Apakah


mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang?

Apakah pernah mengonsumsi obat-obatan


selama kehamilan? Obat apa?

Apakah pernah ada trauma selama


kehamilan

Apakah ada keluarga yang menderita


penyakit hemolitik?

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum pasien, kesadaran dan tandatanda vital.

Mengukur tinggi badan dan berat badan pasien.

Konjungtiva anemis

Pemeriksaan obstetrik dan ginekologik:


maneuver Leopold, denyut jantung janin, dan
inspeksi ostium serviks.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium
Darah lengkap
Kadar haemoglobih rendah akibat anemia haemorrhagik.
LED dan jumlah leukosit meningkat tanpa adanya infeksi.

Tes kehamilan
Penurunan atau level plasma yang rendah dari -hCG

adalah prediktif. terjadinya kehamilan abnormal (blighted


ovum, abortus spontan atau kehamilan ektopik). 4

Ultrasonograf
USG transvaginal dapat digunakan untuk deteksi
kehamilan 4 5 minggu. pemeriksaan USG dapat
digunakan untuk menentukan apakah kehamilan
viabel atau non-viabel.
Prognosis buruk bila dijumpai adanya :
Kantung kehamilan yang besar dengan dinding
tidak beraturan dan tidak adanya kutub janin.
Perdarahan retrochorionic yang luas ( > 25%
ukuran kantung kehamilan).
Frekuensi DJJ yang perlahan ( < 85 dpm ).

Pada abortus inkompletus, kantung kehamilan umumnya


pipih dan iregular serta terlihat adanya jaringan plasenta
sebagai masa yang echogenik dalam cavum uteri.

Pada abortus kompletus, endometrium nampak saling


mendekat tanpa visualisasi adanya hasil konsepsi.

Pada missed abortion, terlihat adanya embrio atau janin


tanpa ada detik jantung janin.

Pada blighted ovum, terlihat adanya kantung kehamilan


abnormal tanpa yolk sac atau embrio.

WORKING DIAGNOSIS

Definisi

: Keluarnya hasil pembuahan sebelum

mampu bertahan hidup.


Klasifikasi Aborsi :
Abortus spontan (terjadi dengan sendiri, keguguran)
merupakan 20% dari semua abortus. Abortus
spontan terdiri dari, diantaranya :

Abortus provocatus (disengaja, digugurkan) merupakan 80% dari


semua

abortus.

Abortus

provocatus

terdiri

dari

macam,

diantaranya :

Abortus provocatus artificialis atau abortus therapeutics adalah


Pengguguran kehamilan dengan alat alat dengan alasan bahwa
kehamilan membahayakan membawa maut bagi ibu, misal ibu
berpenyakit berat. Indikasi pada ibu dengan penyakit jantung
(rheuma), hypertensi essensialis, carcinoma cerviks.

Abortus provocatus criminalis Adalah pengguguran kehamilan


tanpa alasan medis yang syah dan dilarang oleh hukum.

DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik adalah implantasi ovum yang sudah


dibuahi di luar kavum uteri.

Kehamilan ektopik yang tidak ruptur ditandai oleh


amnore singkat, nyeri tekan adneksa unilateral dan
perasaan penuh.

Rasa nyeri tajam unilateral pada abdomen bagian


bawah atau pelvis atau keduanya setelah amnore
singkat dan perdarahan tidak teratur adalah keluhankeluhan umum pada kehamilan ektopik akut.

Kolaps dan syok akibat perdarahan seringkali dipicu


oleh pemeriksaan vagina, terjadi pada paling sedikit
10% kasus . Riwayat menstruasi abnormal atau
infertilitas dapat ditemui pada sekitar 60% pasien ini.

Kehamilan ektopik kronis (sekarang jarang). Rasa tidak


nyaman pada pelvis bervariasi. Warna kebiruan pada
atau

sekitar

Cullen)

dapat

umbilikus
muncul

(tanda
pada

hematoperitoneum
kasus-kasus

yan

terabaikan.

Pada saat ini, kehamilan biasanya sudah berakhir


tetapi rasa nyeri menetap dan terdapat infeksi.

Mola Hidatidosa

Mola hidatidosa adalah plasenta dengan vili korialis


yang berkembang tidak sempurna dengan gambaran
adanya
sehingga

pembesaran,
menunjukan

edema,

dan

berbagai

vili

vesikuler

ukuran

trofoblas

profileratif tidak normal.

Biasanya terjadi amenorea 1 sampai 2 bulan. Mungkin


terdapat mual dan muntah yang signifikan.

Akhirnya

terjadi

perdarahan

uterus pada

hampir

semua kasus, yang mungkin bervariasi dari sekedar


bercak hingga perdarahan hebat.

Perdarahan dapat berawal tepat sebelum


abortus mola spontan atau yang lebih
sering,

berlangsung

secara

intermiten

selama beberapa minggu sampai bulan.


Pada mola tahap lanjut, mungkin terjadi
perdarahan uterus yang tersamar disertai
anemia defisiensi besi derajat sedang.

EPIDEMIOLOGI

Rata-rata

terjadi

114

kasus

abortus

perjam.

Sebagian besar studi menyatakan kejadian abortus


spontan antara 15-20% dari semua kehamilan.

WHO memperkirakan diseluruh dunia, dari 46 juta


kelahiran

pertahun

terdapat 20 juta

kejadian

abortus. Sekitar 13% dari jumlah total kematian


ibu diseluruh dunia diakibatkan oleh komplikasi
abortus.

ETIOLOGI
Kelainan telur

Kelainan telur menyebabkan kelainan pertumbuhan


yang sedinikian rupa hingga janin tidak mungkin
hidup
seperti

terus,

misalnya

kelainan

karena

chromosom

faktor

endogen

(trisomi

dan

polyploidi).
Penyakit ibu

Berbagai penyakit ibu dapat menimbulkan abortus,


yaitu:

Infeksi akut yang berat: pneumonia, thypus dapat mneyebabkan

abortus dan partus prematurus.


Kelainan endokrin, misalnya kekurangan progesteron atau disfungsi

kelenjar gondok.

Trauma, misalnya laparatomi atau kecelakaan langsung pada ibu.

Gizi ibu yang kurang baik.

Kelainan alat kandungan:

Hypoplasia uteri.

Tumor uterus

Cerviks yang pendek

Retroflexio uteri incarcerata

Kelainan endometrium

Faktor psikologis ibu.

Faktor suami

Terdapat kelainan bentuk anomali kromosom pada kedua


orang

tua

serta

faktor

imunologik

yang

dapat

memungkinkan hospes (ibu) mempertahankan produk


asing secara antigenetik (janin) tanpa terjadi penolakan.
Faktor lingkungan

Paparan dari lingkungan seperti kebiasaan merokok,


minum

minuman

beralkohol

serta

paparan

faktor

eksogen seperti virus, radiasi, zat kimia, memperbesar


peluang terjadinya abortus.

PATOFISIOLOGI

GEJALA KLINIS

Abortus immines (keguguran mengancam): abortus ini baru


mengancam dan masih ada harapan untuk mempertahankannya,
ostium uteri tertutup uterus sesuai dengan kehamilan

Abortus insipien (keguguran berlangsung ): abortus ini


sedang berlangsung dan tidak dapat dicegah lagi, ostium terbuka,
teraba ketuban, berlangsung hanya beberapa jam saja.

Abortus inkompletus (keguguran tidak lengkap): sebagian


dari buah kehamilan telah dilahirkan, tetapi sebagian (biasanya
jaringan plasenta) masih tertinggal didalam rahim, ostium terbuka
teraba jaringan

Abortus kompletus (keguguran lengkap): seluruh buah


kehamilan elah dilahirkan dengan lengkap, ostium tertutup
uterus lebih kecil dari umur kehamilan atau ostium terbuka
kavum uteri kosong.

Abortus tertunda (missed abortion): keadaan dimana


jani

telah mati sebelm minggu ke-20, tetapi tertahan

didalam rahim selama beberapa minggu setelah janin mati.


Batasan ini berbeda dengan batasan ultrasonografi.

Abortus habitualis (keguguran berulang): abortus


yang telah terulang dan berturut-turut terjadi sekurangkurangnya 3 kali berturut-turut.

PENATALAKSANAAN
Abortus imminens

Karena ada harapan bahwa kehamilan dapat


dipertahankan, maka pasien:
Istirahat rebah (tidak usah melebihi 48 jam).
Diberi sedativa misal luminal, codein, morphin.
Progesteron 10 mg sehari untuk terapi substitusi dan

mengurangi kerentanan otot-otot rahim (misal gestanon).


Dilarang coitus sampai 2 minggu.

Abortus incipiens

Kemungkinan terjadi abortus sangat


besar sehingga pasien:
Mempercepat pengosongan rahim dengan

oxytocin 2 satuan tiap jam sebanyak 6


kali.
Mengurangi nyeri dengan sedativa.
Jika tidak berhasil dilakukan curetage asal

pembukaan cukup besar.

Abortus incompletus

Harus segera curetage atau secara digital untuk


mengehntikan perdarahan.

Abortus septik

Evakuasi

uterus

dan

antibiotik

parenteral

(sebelum, selama, dan sesudah pembersihan


jaringan nekrosis dengan kuretase.

Terapi suportif : infus cairan, pemasangan kateter


urin, pemberian tetanus toksoid

Pemeriksaan Gram, kultur bakteri.

KOMPLIKASI
1.

Perdarahan

2.

Perforasi

3.

Infeksi

4.

Syok

PROGNOSIS

Pada abortus imminens, janin biasanya


masih

dapat

diselamatkan,

bergantung

pada jumlah pendarahan yang dialami


sang ibu.

KESIMPULAN

Masa kehamilan terpenting adalah pada trisemester I, karena


pada saat ini fetus masih sangan rentan oleh karena fetus dalam
fase pertumbuhan dan perkembangan organ.

Abortus sebagai pengakhiran kehamilan sebelum masa gestasi 20


minggu atau sebelum janin mencapai berat 500 gram.

Kelainan dalam kehamilan ada beberapa macam yaitu abortus


spontan, abortus buatan, dan terapeutik.

Biasanya

abortus

spontan dikarenakan

kelainan

kromosom,

infeksi pada ibu hamil, kelaianan endokrin pada ibu atau bisa saja
oleh faktor dari luar seperti terjadinya trauma.

You might also like