Professional Documents
Culture Documents
Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh hampir semua wanita. Jika sel
telur bertemu dengan sperma maka akan terjadi pembuahan sehingga dapat menyebabkan
kehamilan. Pada kehamilan biasanya terjadi perubahan pada seluruh tubuh, terutama oleh
pengaruh hormon-hormon somatotropin, estrogen dan progesteron.
HCG (Human Chorionic Gonadotropin) merupakan suatu hormon yang dihasilkan
oleh jaringan plasenta yang masih muda dan dikeluarkan lewat urin. Hormon ini juga
dihasilkan bila terdapat proliferasi yang abnormal dari jaringan epitel korion seperti
molahidatidosa atau suatu chorio carsinoma. Kehamilan akan ditandai dengan meningkatnya
kadar HCG dalam urin pada trimester I, HCG disekresikan 7 hari setelah ovulasi.
Pemeriksaan HCG dengan metode immunokromatogra merupakan cara yang paling efektif
untuk mendeteksi kehamilan dini.
Human
chorionic
gonadotropin
berinteraksi
dengan
reseptor
LHCG
dan
(T) atau hanya terdapat pada control line (C) menunjukkan hasil test yang negative, karena
tidak terjadi reaksi antara monoklonal HCG lengkap dengan anti dan anti HCG. Garis
warna merah yang terjadi pada test line (T) dapat terjadi karena pada test telah disensitisasi
Ag dan konjugat ditambah urine sehingga kromogen berikatan dengan Ab maka akan
terbentuk reaksi garis warna merah. Konjugat berisi Ab yang ditempeli enzyme jika
kromogen bereaksi dengan enzyme (peroksidase), maka warna tereduksi sehingga tidak
terbentuk warna merah tetapi apabila warna teroksidasi akan terbentuk warna merah pada test
line (T).
Keterangan :
Kiri : negative
Kanan : positif
Pada pemeriksaan kehamilan menggunakan dapat menggunakan sampel urin karena
pengambilan sampel mudah, praktis, dan hanya memerlukan tempat penampung urin saja.
Keuntungan pemeriksaan HCG secara immunokromatogra :
a. Cepat, sehingga waktu yang dibutuhkan sangat singkat
b. Mudah didapat karena diperdagangkan secara komersil
c.
Pesien dapat melakukan sendiri tanpa pergi ke RS, puskesmas, atau pada bidan
setempat.
d.
beberapa kekurangan yaitu : tidak diketahui kadar HCG secara pasti, membutuhkan biaya
yang mahal. Test kehamilan metode ini terutama digunakan untuk mendeteksi kehamilan
pada awal setelah terjadinya ovulasi. HCG dapat di deteksi dalam urine wanita hamil kirakira 7 hari setelah pembuahan sel telur. Dengan adanya HCG maka akan sangat membantu
dalam penentuan diagnose kehamilan dini. Pemeriksaan ini menunjukkan hasil yang positif
lebih besar apabila digunakan urine pagi hari karena lebih konsentrat sehingga mengandung
lebih banyak HCG per satuan volume. Pemilihan metode untuk pemeriksaan adanya HCG
dalam urine wanita yang diduga hamil dapat ditetapkan berdasarkan kepekaan dari masingmasing reagen yang digunakan untuk pemeriksaan.
Antibodi yang berupa protein ini dikloning pada bakteri E coli. Kemudian antibodi
dalam jumlah tertentu ini, setelah direaksikan dengan zat tertentu yang akan berubah warna
bila bereaksi dengan antigen, ditempelkan pada alat pemeriksa. Kadar antibodi yang ada akan
menentukan kepekaannya. Karena itu, ada dua macam kepekaan, yaitu 25 mIU dan 50 mIU.
Kepekaan ini yang menentukan pada hari ke berapa alat ini sudah peka untuk mendeteksi
kehamilan. Sebagai contoh, untuk 25 mIU, dapat mendeteksi kehamilan saat hari pertama
mens berikut, sementara 50 mIU perlu sepuluh hari terlambat.
Aschheim dan Zondek telah menggunakan uji kehamilan dengan penanda hCG sejak
tahun 1920. Uji biologis ini menggunakan hewan (katak, tikus, kelinci) yang kemudian
disuntik dengan serum atau urin perempuan yang diduga hamil untuk melihat reaksi yang
terjadi pada ovarium atau testes hewan percobaan tersebut. Prinsip uji biologik penanda 3
hCG selanjutnya dikembangkan dengan cara mengambil antiserum hCG dari hewan yang
telah memproduksi antibodi hasil stimulasi dengan hCG (protein dengan sifat antigenik). Bila
urin diteteskan ke antiserum maka terjadi mediasi aktifitas antiserum untuk beraksi dengan
partikel lateks yang dilapisi dengan hCG (latex particle agglutination inhibition test) atau sel
darah merah yang telah disensitisasi dengan hCG (hemagglutination inhibition test). Pada
perempuan yang hamil, hCG di dalam urinnya akan menetralisir antibodi dalam antiserum
sehingga tidak terjadi reaksi aglutinasi. Pada perempuan yang tidak hamil, tidak terjadi
netralisasi antibodi sehingga terjadi reaksi aglutinasi.
Reaksi antigen antibody
Reaksi pembentukan kompleks antigen antibodi antara HCG sebagai antigen dan anti
HCG sebagai antibody bersifat spesifik. Antibodi akan mengenali antigen pada lokasi tertentu
yang disebut epitop. Antibodi poliklonal adalah antibodi yang mengenali suatu antigen
melalui ikatan dengan epitop yang bervariasi karena berasal dari sel B yang berbeda-beda.
Sedangkan antibodi monoklonal lebih spesifik mengenali antigen pada satu epitop tertentu
karena berasal dari satu sel B yang dibiakan.
Terdapat 3 antibodi anti HCG pada strip
Antibodi tersebut adalah antibodi anti HCG yang pertama (kita sebut saja anti HCG-1),
antibodi anti HCG yang kedua (anti HCG-2) dan anti-anti HCG-1 (antibodi dengan anti
HCG-1 sebagai antigen). Ketiga antibodi itu terletak di lokasi yang berbeda dengan sifat yang
berbeda pula. Anti HCG-1 bersifat mobile sehingga bisa ikut berpindah ke area Test (T) dan
Control (C) melalui gerakan kapilaritas. Anti HCG-1 merupakan antibodi monoklonal
sedangkan anti HCG-2 bersifat poliklonal. Anti HCG-2 di area T dan anti-anti HCG-1 di area
C bersifat fixed atau tertanam, artinya tidak dapat berpindah sehingga tidak ikut
mengalir/berpindah tempat.
Fajar.2011.SALAH
SATU
METODE
TES
KEHAMILAN
DENGAN
DETEKSI
HORMON.
[online]
diakses