You are on page 1of 8

SKL 1.

Membaca pengukuran salah satu besaran


dengan menggunakan alat ukur tertentu.

Besar resultan : FR =

FR
sin
Dot Product : F1 . F2 = |F1|.|F2| cos
Cross Product : F1 x F2 = |F1|.|F2| sin

Jangka sorong :

Arah resultan :

SKL 3.

Hasil Pengukuran (HP)

HP = skalautama +
HP = 2 +

7
100

F12 + F22 2 F1 F2 cos

skalanoniu s
100

F1
sin 2

F2
sin 1

Menentukan besaran-besaran fisis gerak


lurus, gerak melingkar beraturan, atau gerak
parabola.

GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN


Syarat : v # 0 dan a kons
vo = kecepatan awal
v = vo + at
v = kecepatan pada saat tertentu

= 2,07

Mikrometer skup

s = vo . t +

1 2
at
2

SKL 2.

15
= 5,65
100

Menentukan besaran skalar dan vektor serta


menjumlah /mengurangkan besaran-besaran
vektor dengan berbagai cara.

a.
b.
c.
d.

v
vo

v2 = v o2 + 2as
s = Vertikal
(vo + vt)t
Gerak

HP = 5,5 +

vo

Gerak Jatuh Bebas = GLBB, a = g, vo = 0.


Gerak Dilempar vertical ke bawah = GLBB, a = g, vo 0
Gerak Dilempar vertical ke atas = GLBB, a = - g, vo 0
Di titik tertinggi vt = 0

Gerak Parabola
Gerak pada sumbu x
ax = 0 vx + konstan GLB
vo cos = vp cos = vH
x = vo cos . t

Gerak pada sumbu y


ay = -g vy berubah
vy = vo sin - gt
h = vo sin . t- 1 gt2
2
2

v y = v 0 sin2 - 2gh
titik tertinggi H syarat : vy = 0
titik terjauh B syarat : h = 0
tH =

hH =

v o sin
g

2h
g

v02 sin 2
2g

tB = 2tH =

xB =

2v o sin
g

vo 2 sin 2
g

Gerak Melingkar Beraturan (GMB)  laju tetap, vector arah


tidak tetap. V = .r, asp =

xtot + ytot
ytot
xtot
2

SKL 4.
F2

Resultan 2 vektor

FR

F1

v2
R

v2
, Fsp = m
R

Menentukan berbagai besaran dalam hukum


Newton dan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.

Hukum Newton I
F = 0 Benda diam tetap atau bergerak beraturan GLB
Hukum Newton II

F = m . a

atau

a=

F
m

Arah percepatan a = arah resultan gaya F


Hukum Newton III
Hukum ini dikenal dengan Hukum aksi-reaksi
Faksi = - Freaksi

2
2
EKtot = 1 mv + 1 I
2
2
Momentum sudut L = I
Momen Gaya (Torsi) : = F.L sin

Usaha (W)

GAYA GESEKAN
Gaya Gesekan Kinetik (fs)

fk = k . N
Gaya Gesekan Statik (fs)
Bekerja pada benda yang diam, syarat: Fx = 0, fs tidak tetap,
bervariasi dari nol sampai dengan fs maks.

fs maks = s . N
Umumnya : fs maks. > fk s > k 0 1

SKL 5.

Menentukan hubungan besaran-besaran fisis


yang terkait dengan gaya gravitasi.

Gaya Gravitasi
F=G

mM
r2

g=

GM
r2

T1 R1
=
T2 R2

Usaha dan perubahan energi


W=F.s
a

V1

SKL 7.

W = Ep
W = EM

SKL 9.

Menentukan letak titik berat dari berbagai


benda homogen.

x1l 1 + x2 l 2 + ...
l = panjang
l 1 + l 2 + ....
x1 A1 + x2 A2 + ...
A1 + A2 + ....
x1 m1 + x 2 m2 + ...
m1 + m2 + ....

Menjelaskan sifat elastisitas benda atau


penerapan konsep elastisitas dalam
kehidupan sehari-hari.

HUKUM HOOKE (ELASTISITAS)


Besarnya penmbahan panjang suatu zat padat (L),
sebandinng dengan gaya yang bekerja padannya (F)

A = luas

m = massa

Menganalisis hubungan besaran-besaran yang


terkait dengan gerak rotasi.

Massa Partikel
2
2
I = m1r1 + m3r3
(1) Rotasi murni
(2) Menggelinding
2
EKrot = 1 I EKtot = EKtrans + EKrot
2

W = EK2 EK1 = 1 mv2 - 1 mv1 = EK

F L
:
A L

atau = E . e

E = Modulus Young
Pada pegas

F = k . x : Ep =

1
. K (x)2
2

SKL 10. Menentukan besaran-besaran yang terkait


dengan hukum kekekalan energi mekanik.
SKL 11.

Titik Pusat massa:


xo =

Dimensi dua:
xo =

V2

Letak titik berat


Dimensi satu:
xo =

F cos a

W = F cos s W = Fs cos

E=

SKL 6.

Daya (P) P = W/t = F . v

W = mg;
m = massa benda
M = massa bumi
r = Jarak pusat bumi ke benda; g = percepatan gravitasi.
Hk Kappler :

Menentukan besaran-besaran yang terkait


dengan usaha dan perubahan energi.

SKL 8.

I = F . t

Menentukan besaran-besaran fisis yang


terkait dengan impuls, momentum, atau
hukum kekekalan momentum.

P = m . v f . t = m . v

Pada tumbuhan (Fluar = 0) berlaku Hukum Kekekalan


Momentum :
,
,
m2 v2 + m1 v 1 = m2 v 2 + m1 v1
Koefisien elastisitas (e)

e=-

(v1 v2 )
(v1 v2 )

0e1

h1
h2

e=

PV = nRT atau PV = NkT nR = Nk

h2 = v 2
v1
h1

AZAS BALCK
Akibat pemberian kalor Q pada benda adalah :

Perubahan suhu : Q = m . c . t c = kalor jenis

Perubahan fasa : Q = m . L L = kalor laten


Diagram kalor-suhu untuk air

P=

t(oC)

N
No

dan R = k . No

2
1 Nmv
3 V

T= temperatur (K)

SKL 15. Menjelaskan faktor-faktor yang


mempengaruhi energi kinetik gas.

E S 0 oC

ES-50oC

SKL 16. Menentukan berbagai besaran fisis dalam


proses termodinamika pada mesin kalor.

Q1,? t1

1
2

Mesin Carnot (Mesin Ideal)


Siklus Carnot adalah sikus ideal yang terdiri dari dua proses
isotherm
dan dua proses adiabatis.
P

kal/g c

Les = 80 kal/g
Q2 = m . Les
o
Q3 = m . c . t2 cair = 1 kal/g c
o
Q4 = m . Luap 540 kal/g c

SKL 13. Mendeskripsikan azas Bernoulli dalam fluida


dan penerapannya.
Persamaan Kontinuitas
Q1 = Q2

vol
t

Q=

=A.v

maka A1v1 = A2v2


3
Q = Debit : (m /s).
Hukum Bernoulli
2
P + pgh + 1 pv = konstan
2
Penerapan Hukum Bernoulli pada tangki Bocor

2gh1
2h2 vt =
g

x=2

v + 2gh2

T1

T2
V

Q2

T1 > T2
Proses A B dan proses C D adalah proses isotherm.
Proses B C dan proses D A dalah proses adiabatis
Q1 = kalor yang diberikan pada gas oleh reservoir bersuhu
tinggi (T1)
Q2 = kalor yang dilepas oleh gas pada reservoir bersuhu rendah
(T2)

Efisiensi :

W
Q1

W = Q1 - Q2

h1

2
0

Q1

Kerja yang diperoleh :

V1= 0

h1. h2

Ek = 3/2 kT , Ek : Ek rata-rata

Q3,? t2

Q2,Les

Q1 = m . c . t1 ces =

Q5,? t3

Q4,Luap

100

t =

dengan :
n = jumlah mol gas R = tetapan gas umum
m = massa 1 partikel gas = 8,31 J/mol K
BM = berat molekul = 0,082 It.atm/mol K.
No = bilangan Avogadro
k = konstanta boltzman
23part
-23
/mol
= 1,38 x 10 J/K
= 6,02 x 10

SKL 12. Menjelaskan proses perpindahan kalor atau


penerapan azas Black dalam kehidupan
sehari-hari.

Vo =

m
BM

n=

=1-

v0

T2
T1

=1-

Q2
Q1

T dalam Kelvin

MESIN PENDINGIN CARNOT

h2

vt = kcepatan air tiba di lantai

Q1 Q2
Q1

vt

Koefisien Daya Guna Mesin

Kp =

T2
T1 T2

SKL 14. Menentukan variabel-variabel pada


persamaan umum gas ideal.
Hukum Boyle-Gay lussac
Merupakan penggabungan hukum Boyle dengan Gay-Lussac
yaitu

pV
T

= konstan

p1V1
T1

Persamaan keadaan Gas ideal

p 2V2
T2

SKL 17. Menentukan besaran-besaran yang terkait


dengan pengamatan menggunakan mikroskop
atau teropong.
Mikroskop
Mikroskop mempergunakan dua buah lensa positif
(obyektif dan okuler)
Benda terletak di R II dari lensa (antara fob dan 2fob)

Sifat bayangan akhir : diperbesar, maya dan terbalik dari


asalnya.

d = fob - fok
SKL 18. Menjelaskan berbagai jenis gelombang
elektromagnet serta manfaatnya atau
bahayanya dalam kehidupan sehari-hari.
Gelombang Elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik adalah gelombanggelombang yang tidak bermuatan listrik, yaitu :





gelombang radio, televise, radar, inframerah, cahaya


tampak, ultra violet, sinar x, sinar
semakin kekanan f makin besar

Panjang mikroskop d = Sob + Sok


d = jarak lensa objektif dengan okuler
bayangan oleh lensa objektif merupakan benda bagi lensa
okuler
lensa okuler berfungsi sebagai lup
Perbesaran linier total :

S 'ob
S ob

Mtot = Mob . Mok =


-

SKL 19. Menentukan besaran-besaran tertentu dari


gelombang berjalan.
16. PERSAMAAN GELOMBANG BERJALAN
v=f.

S 'ok
S ok

y = A sin (t kx +

k=

Perbesaran sudut total untuk mata tidak berakomodasi


Syarat : Sok = , Sok = fok

Mtot =

S 'ob
S ob

Sn
f ok

Perbesaran sudut total untuk mata berakomodasi maksimum.


Syarat : Sok = -sn
Mtot =

S 'ob
S ob

sn

fok +1

o )

, = 2f

SKL 20. Menentukan besaran-besaran yang terkait


dengan peristiwa interferensi atau difraksi
cahaya.
kisi Difraksi
d sin = m .

m = 0, 1, 2, 3,

d = jarak kedua celah


l = jarak layer kecelah

Teropong Bintang
mempergunakan dua buah lensa positif (objektif dan okuler)
fob > fok karena letak benda jauh sekali
dipergunakan untuk mengamati benda-benda angkasa luar
memperbesar sudut penglihatan agar benda tampak lebih
jelas dn dekat, buka lebih besar.

Bayangan akhir S ok terbalik

p.d
l

= m.

p = jarak terang ke m dari terang pusat.


= panjang gelombang cahaya yang dipakai.
Syarat terjadi gelap (interferensi minimum)

'

ob

p.d
l

ok
Fob = Fok

Fok

= (bil.ganjil) x

Lenturan pada Celah Tunggal


d = lebar celah
l = jarak layer ke celah

Karena bintang-bintang sangat jauh, maka : Sob = Sob = fob


 Rumus umum perbesaran sudut Mtot =

S 'ob
S ob

f ob
S ok

Syarat terjadinya gelap


d sin

 Perbesaran sudut untuk mata tidak berakomodasi.

S'ok =
Syarat :
letak fob berhimpit fok
S ok = f ok
f ob f ob
Mtot =
=
S ok f ok
 Teropong bumi (dengan lensa pembalik)

d = fob + 4 fp + fok

(tanpa akomodasi)

 Teropong panggung : (lensa obj (+) ; lensa okuler (-)

=m.

atau

p.d
l

=m.

m = 1, 2, 3,
Kisi
Syarat terjadinya terang : d sin

= m . , d = 1/N

SKL 21. Membandingkan intensitas atau taraf


intensitas dari beberapa sumber bunyi yang
identik.
INTENSITAS (I) DAN TARAF INTENSITAS BUNYI (TI)
Intensitas adalah energi yang dipindahkan persatuan waktu atau
daya (P) per satuan luas
(A).

Intensitas (I)

P
A

I=

(W/m ) I1 : 12 =

1
R12

1
R22

Medan Listrik

E= F
q

E= F

v=k.

Perbandingan Intensitas

(r

Jumlah (n)

I 2 n2
=
I 1 n1

fp

v vp

. fs

Bila kecepatan angin diabaikan

v vs
[(v va ) vp] .
=
[(v va ) vs ]

R = jari-jari bola
r = jarak ke pusat
potensial di dalam bola = potensial di kulit bola

R) yaitu

v=k.

q
r

v= E . d atau v = . d d = jarak kedua keeping

Energi potensial Listrik


Besarnya energi potensial listrik (EP) pada suatu titik yang
potensialnya v adalah :
Ep = qV sehingga Ep = k .q1 q 2

SKL 24. Menentukan hasil pengukuran kuat arus dan


atau tegangan listrik.
Kuat Arus Listrik

fs Bila kecepatan anngin tidak

SKL 23. Menentukan besaran-besaran yang terkait


dengan hukum Coulomb atau medan listrik.
LISTRIK STATIS
Hukum Coulomb
Menurut Coulomb besar antara 2 muatan listrik adalah :

q1 .q 2
r2

F = gaya coulomb, q = muatan listrik


r = jarak kedua muatan

q
t

I = dalam Ampere
q = dalam coulomb
t = dalam detik

Hukum ohm
Arus listrik pada hambatan berasal dari potensial tinggi, kepotensial
rendah, maka VA > VB
VAB = I . R

VAB = VA - VB

I
A

Hambatan Listrik (R)


R=

VAB = -VBA
VBA = VB - VA

l
A

H .Pengukuran =

q
r

Potensial listrik pada dua keping sejajar

I=

diabaikan

F=k.

q karena E = k . q maka v = E . r
r
k2

o
o
o

EFEK DOPPLER
fp =

(N/C = V/m)

SKL 22. Menentukan besaran-besaran tertentu yang


menimbulkan efek Doppler atau menentukan
perubahan akibat efek Doppler tersebut.

q
r2

potensial di luar bola (r>R) v = k .

I 2 R1
=
Jarak (R) :
I1 R2
I2
TI2 TI1 = 10 log
I1

b.

E=k.

Potensial Listrik

di mana :
TI = taraf intensitas (dB)
2
I = Intensitas bunyi (W/m )
-12
2
Io = intensitas ambang = 1 0 W/m

a.

q'

I
Io

E = kuat medan listrik di tempat muatan

listrik q
Catatan :

E dan F adalah besaran vector

Jika q positif maka F searah dengan E

Jika q negative maka berlawanan arah dengan E

Taraf Intensitas (TI)


TI = I 0 log

F=q.E

skala _ tunjuk
xskala _ alat
skala _ max

Gaya pada dua kawat sejajar berarus listrik

F = o i1 .i2
2a
l

SKL 25. Menggunakan hukum Ohm dan hukum


Kirchoff untuk menentukan berbagai besaran
listrik dalam rangkaian tertutup.

Hukum Kirchoff I : I masuk = Ikeluar


Hukum Kirchoff II : Vab = I.R + E

SKL 28. Menjelaskan kaitan besaran-besaran fisis


pada peristiwa induksi Faraday.
Hukum Faraday

SKL 26. Menentukan besaran-besaran yang terkait


dengan medan magnet induksi di sekitar
kawat berarus.
KEMAGNETAN

Induksi Magnetik di sekitar kawat bawah lurus berarus

d
dt

ind. = -N

B.A

Fluks berubah karena A berubah


Jika kawat PQ yang panjangnya l di geser dengan kecepatan v.

ind. = B l v syarat : B A, kalau B // A ind = 0

I
B = o B = induksi magnetik
2a

o = permeabili tas hampa

ind = -L dl dl/dt = perubahan arus terhadap waktu

= 4 . 10 b/amp . m
a = jarak dari kawat berarus
I = kuat arus listrik

Induksi magnetik di sekitar kawat melingkar berarus

Hukum Henry

dt

-7

Bp = o I B = o NI
2a

2a

a = jari-jari lingkaran
r = jarak titik dari kawat lingkaran
N = jumlah lilitan kawat
Induksi magnetik dalam solenoida
Besarnya induksi magnetik di tengah-tengah Solenoida

L = koefisien induksi diri (Henry)


Energi yang tersimpan didalam kumparan (W) adalah :

W = 1 LI2

W = energi dalam inductor

2
Transformator

Jika efesien ( ) transformator = 100 % maka :

Vp

Vs

Is Is = N p
Ip
I p Ns

Jika efesiensi ( ) transformator < 100 % maka :


Psekunder = Pprimer Vs . Is = . Vp . Ip

BT = o NI
l

Besarnya induksi magnetik di titik ujung solenoida

Generator Arus Bolak-balik (Alternator)

Bu = o NI

l = panjang solenoida

2l

N = banyak lilitan
I = kuat arus listrik
Induksi magnetik dalam toroida
Induksi magnetik hanya ada di dalam belitan toroida

B = o NI

L = keliling toroida

L
di O induksi magnetik = nol

SKL 27. Menjelaskan timbulnya gaya magnet (gaya


Lorentz) atau menentukan besaran-besaran
yang mempengaruhinya.

SKL 29. Menentukan besaran-besaran fisis pada


rangkaian arus listrik bolak-balik yang
mengandung resistor, induktor, dan
kapasitor.
Tegangan dan Arus Bolak-Balik
V = Vm sin t I = Im sin t
Besar harga efektif/ms Veff = Vm dan Ieff = I m

Gaya Lorentz pada kawat berarus

Harga rata-rata

FL = BI l sin

Ir =

= sudut yang dibentuk oleh B dan I


Gaya Lorentz pada muatan bergerak

FL = q v B sin
= sudut v terhadap B
Lintasan partikel bermuatan dalam medan magnet
Bila v //B maka F = 0 bergerak lurus
Bila v B, ada gaya sentripetal F = qvB bergerak melingkar
2

mv R = mv atau = qB
qvB =
R
m
qB

21m

dan Vr =

2Vm

Ir = kuat arus rata-rata; Vr = tegangan rata-rata


Hambatan terhadap AC
Xc =
Xc =

Z=

= NAB sin t
= maks sin t
maks = N . A . B .

1 (

1 (
2fc

XL = L (
)

XL = 2 f . L (

R 2 + ( X L X c )2

R = Z cos

tg

XL Xc
, = sudut fasa
R

resonansi : XL = Xc Z = R sehinggafres =

Spektrum atom Hidrogen


Secara umum panjang gelombang ( ) spectrum dirumuskan
sebagai berikut :

1
LC

1
2

Penjumlahan tegangan VR = I . R

VL = I . X L

dan Vtot = I . Z atau I =

Vtot
z

Vc = I . X c

=R

1
1
2 2
n A nB

max  nB = nA + 1, min  nB = ~

Daya pada Arus Bolak-Balik

P = I2 R
SKL 30. Membedakan teori-teori atom.
Model Atom Rutherford
Atom terdiri dari inti atom yang bermuatan listrik positif
mengandung hampir seluruh massa atom dan dikelilingi oleh
electron-elektron bermuatan listrik negative seperti model
tata surya.
Selama mengelilingi inti, gaya sentripetal pada electron
dibentuk oleh gaya tarik elektrostatik.
Kelemahan :
Etot akan mengecil sehingga r mengecil hingga suatu saat
bersatu dengan inti tidak benar.
Spektrum atom hidrogen dinyatakan kontinu tidak benar,
ternyata adalah spectrum garis.












SKL 31. Menganalisis teori relativitas dan besaranbesaran yang terkait.


Relativitas Kecepatan
Penjumlahan kecepatan relativistic adalah sebagai berikut :
V = V1 + V2

1+
-

Model atom bohr


postulat Bohr, yaitu :
Elektron berputar mengelilingi inti pada lintasan tertentu
yang disebut lintasan stasioner tanpa melepas/menyerap
energi, dengan besar momentum sudut (mvr) sebagai
berikut :
mvr =

V1V2
C2

V1 = kecepatan benda 1 terhadap tanah


V2 = kecepatan benda 2 terhadap benda 1
V = kecepatan benda 2 terhadap tanah (kerangka acuan diam)
c = kecepatan cahaya
Relativitas Panjang (kontraksi lorentz)

n.h
2

L = L

n = bilangan kuantum utama 1, 2, 3, 4


h = konstanta planck
Elektron dapat berpindah dari lintasannya ke lintasan
yang lebih rendah jika melepaskan energi (berupa foton)
dan kelintasannya yang lebih tinggi jika mendapat energi.
Elektron dari r3 ke r2 melepas energi :
E3 E2 = h f1 = frekuensi foton yang dilepas.

rn = n2 . r1
rn = jari-jari electron pada orbit ke n, r1 = 5,28 x 10

E
En = 21
n

-11

En = energi elektron pada jari-jari rn E1 = -13,6 ev

energi untuk membebaskan sebuah elektron dari kulit ke n


adalah :
E=

13,6
eV
n2

Kelemahan Bohr, yaitu :


- Lintasan elektron yang sebenarnya masih mempunyai sub
orbital jadi tidak sesederhana dalam teori Bohr.
- Teori Bohr tidak dapat menerangkan kajadian-kejadian
dalam ikatan kimia dengan baik, pengaruh medan magnet
terhadap atom dan spectrum atom berelektron banyak.

v2
c2

L = panjang benda diukur oleh pengamat yang bergerak terhadap


benda.
L = panjang benda diukur oleh pengamat yang diam terhadap
benda.
v = kecepatan relative antara kerangka acuan.
Relativitas Waktu
t =

t
1 v2 / c2

t = selang waktu yang diukur oleh pengamat yang bergerak


terhadap kejadian.
t = selang waktu yang diukur oleh pengamat yang diam terhadap
kejadian.
Relativitas Massa
m=

mo
1 v2 / c2

Massa dan Energi


2
E = mc
EK = Etotal Ediam atau EK=

-1

R = konstanta Rydberg = 1,097 x 10 m


NB = (nA + 1), (nA + 2), (nA + 3) .
Deret lyman
: nA = 1
Deret balmer
: nA = 2
Deret paschen
: nA = 3
Deret Bracket
: nA = 4
Deret pfund
: nA = 5

mo
1 v / c
2

c mo . c

SKL 32. Menjelaskan teori kuantum Planck dan


kaitannya dengan radiasi benda hitam.
Pergeseran Wien

max . T = C
-3

T = suhu mutlak (K) C = 2,898 x 10 m . k


Teori Kuantum Max Planck
Cahaya terdiri dari paket energi (kuanta, foton) yang
terkuantisasi.
-34
h = tetapan planck = 6,6 x 10 J . s
n foton : E = n . h . f = n . h .

Efek Foto Listrik


W = hfo = energi ambang logam
2
E = W + EK hf = hfo + 12 mv
Efek Compton
berlaku hukum kekekalan momentum

- = h (1 cos ) > atau f < f


mo c

Partikel/materi sebagai gelombang


Hipotesa De Broglie

h
p

h
=
mv

2mEk

2mqV

SKL 33. Menentukan besaran-besaran fisis pada


reaksi inti atom.
Reaksi Inti
A+B  C+D
(reaktan) (produk)
Berlaku Hk. Kekekalan nomor atom dan nomor massa
Energi = (reaktan produk) x 931 MeV
E + = menghasilkan energy
E - = menyerap energi
Energi ikat inti (Eikat)
2
Eikat = m . c
m = penyusutan massa (massa defek)
m = mteori mnyata sehingga :

m = (zmp + (A Z)mn) minti


mp = massa proton
mn = massa netron
-27
- massa 1 sama = 1,66 x 10 kg 1 sma 931,4 MeV
-19
1eV = 1,6 x 10 joule
Radioaktivitas/ Peluruhan

1
N = No
2

dan

= konstanta peluruhan

Aktivitas : A = N

T=

1n2

0,693

SKL 34. Menentukan jenis-jenis zat radioaktif atau


mengidentifikasi manfaat radioisotop dalam
kehidupan.
Sinar gamma : mengukur ketebalan logam
Sinar gamma (Co-60) : Membunuh sel-sel kangker
Sinar beta(
) : mendeteksi kebocoran pipa
Iodium : memantau kelenjer tiroid
Karbon (C-14) : mendeteksi umur fosil
Pemindaian(scanning)
Iodium-131 : Tiroid paru-paru
Kromium-51 : Limpa
Selenium-75 : Pankreas
Teknetium-99 : tulang, paru-paru
Galium-67 : Getah bening

You might also like